• (GFD-2023-12127) Cek Fakta: Hoaks Petinggi Ansor Minta Menag Yaqut Pindah Sholat Jumat ke Hari Sabtu

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 24/03/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel yang mengklaim petinggi Ansor meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memindahkan sholat Jumat ke hari Sabtu. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 22 Februari 2023.
    Dalam postingannya terdapat gambar artikel berjudul "Petingi Ansor minta Ke menteri yakut sholat Jumat pindah di hari Sabtu"
    Akun itu menambahkan narasi:
    "Konon katanya hari jumaat bukan di majukan sehari tapi justru mundur sehari, jadi kalau masehi hari jumat itu artinya sudah sabtu. Jadi jum'atan itu di hari Kamis masehi.dalilnya.Awal hari dari mekah .Serta berdasarkan sejarah perjanjian antara aku dan dia di kapal roemroyen.
    Saya bisa bicara begini karena dulu waktu SD sangat menyukai pelajaran mengarang , akhirnya saya bisa mengarang cerita ini."
    Lalu benarkah postingan artikel yang mengklaim petinggi Ansor meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memindahkan sholat Jumat ke hari Sabtu?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi laman Democrazy.id seperti yang ada dalam postingan. Di dalam kolom pencarian kami memasukkan kata kunci seperti di dalam postingan namun tidak ada artikel yang dimaksud.
    Cek Fakta Liputan6.com melanjutkan pencarian dan menemukan artikel yang identik dengan postingan. Namun dalam artikel asli berjudul "VIRAL Warga Bubarkan Pengajian Ustadz Hanan Attaki di Pamekasan, Petinggi Ansor Jatim Buka Suara".
    Kesamaan artikel itu terdapat pada tanggal diterbitkan yakni 18 Februari 2023 dan juga pemakaian foto. Berikut gambar asli dalam artikel tersebut:

    Kesimpulan


    Postingan artikel yang mengklaim petinggi Ansor meminta Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memindahkan sholat Jumat ke hari Sabtu adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12126) Keliru, Putin Perintahkan Hancurkan Semua Stok Vaksin Covid-19 karena Sebabkan HIV/AIDS

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 23/03/2023

    Berita


    Sebuah tangkapan berita dari realrawnews.com berisi klaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan penghancuran semua stok vaksin Covid-19 di tanah Rusia.Klaim itu juga menyebabkan bahwa perintah Putin itu lantaran vaksin Covid-19 menyebabkan infeksi HIV atau dijuluki "Moscow Vax".
    Informasi berjudul “Putin Orders Destruction of All Covid-19 Vaccine in Russia” beredar di Instagram, 18 Maret 2023.
    Akun yang menyebarkan informasi itu menulis: Pada Desember 2022, Kementerian Kesehatan Rusia melaporkan lonjakan infeksi HIV secara dramatis di seluruh negeri setelah  orang-orang menerima tiga atau lebih vaksinasi Covid-19 dan tidak sesuai dengan standar demografis - homoseksual dan pengguna jarum suntik. Antara 2015-2019, Rusia mencatat rata-rata 16.000 infeksi baru per tahun. Pada tahun 2022, angka itu meroket menjadi 63.000 termasuk selibat, bukan pengguna narkoba.

    Benarkah Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan penghancuran semua stok vaksin Covid-19 di Rusia lantaran menyebabkan HIV/AIDS?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk membuktikan klaim di atas, Cek Fakta Tempo menelusuri informasi tersebut dari sumber kredibel. Hasilnya tidak ditemukan laporan berita terpercaya atau sumber lain untuk menguatkan klaim postingan tersebut.
    Dikutip dari Cek Fakta Associated Press, unggahan tentang Putin yang memerintahkan semua vaksin COVID-19 untuk dimusnahkan di Rusia merupakan cerita yang berasal dari sebuah tulisan blog pada 4 Maret 2023 yang diterbitkan oleh Real Raw News. Situs ini merupakan situs web yang selalu menerbitkan konten-konten yang berisikan humor, parodi, dan sindiran. Catatan pada situs ini lalu ramai setelah dibagikan pengguna media sosial.  
    USAToday, media berbasis di Amerika Serikat menemukan informasi itu ramai menjadi perbincangan di sosial media usai Kementerian Kesehatan Rusia membagikan postingan di Telegram pada 5 Maret 2023 yang mengatakan Rusia akan mengirimkan vaksin asal perusahaan Rusia, Sputnik V ke beberapa wilayah di negara tersebut.
    Informasi ini kemudian diikuti dengan klaim bahwa Putin memerintahkan penghancuran semua vaksin COVID-19 di Rusia. USAtoday menyatakan tidak ada laporan berita yang kredibel tentang hal itu.
    Politifact, organisasi cek fakta berbasis di Amerika Serikat mengelompokkan informasi itu sebagai informasi palsu yang bertujuan untuk memprovokasi.  
    Sementara terkait klaim vaksin COVID-19 dapat meningkatkan risiko terpapar HIV/AIDS adalah merupakan klaim keliru yang sempat ramai beredar pada pertengahan Juli 2022.
    Hasil pemeriksaan tim Cek Fakta Tempo, bahkan tidak mendapati laporan atau bukti dari uji klinis vaksin COVID-19 atau data tindak lanjut terkontrol yang menghubungkan vaksin COVID-19 dapat meningkatkan risiko kanker atau HIV/AIDS. 
    David Wohl, pakar penyakit menular dari University of North Carolina, mengatakan vaksin COVID-19 tidak menyebabkan imunosupresi. Yakni suatu kondisi penurunan fungsi kekebalan yang membuat seseorang rentan terhadap infeksi oportunistik. Faktanya, vaksin COVID-19 memacu fungsi kekebalan tubuh untuk melindungi dari infeksi SARS-CoV-2. Karenanya vaksin COVID-19 tidak mungkin dapat menyebabkan infeksi HIV/AIDS.

    Kesimpulan


    Hasil pemeriksaaan Fakta TEMPO, klaim Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan penghancuran semua stok vaksin Covid-19 di tanah Rusia lantaran menyebabkan HIV/AIDS adalah keliru. 
    Informasi itu diketahui merupakan cerita yang berasal dari sebuah tulisan blog pada 4 Maret 2023 yang diterbitkan oleh Real Raw News. Situs ini merupakan situs web yang selalu menerbitkan konten-konten yang berisikan humor, parodi, dan sindiran. Catatan pada situs ini lalu ramai setelah dibagikan pengguna media sosial. 
    Sementara terkait klaim vaksin Covid-19 dapat meningkatkan risiko terpapar HIV AIDS diketahui merupakan klaim keliru yang sebelumnya sempat ramai beredar pada pertengahan Juli 2022.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12125) Cek Fakta: Tidak Benar Foto Ini Tsunami di Turki

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 23/03/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim foto tsunami di Turki, kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 7 Februari 2023.
    Unggahan klaim foto tsunami di Turki menampilkan gelombang ombat yang menunju daratan, terlihat juga beberapa orang dan bangunan dalam foto tersebut.
    Pada foto terdapat tulisan "TSUNAMI OF TURKEY".
    Foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Innalillahi Wainnailaihi Roji'un 🙏🙏🙏🙏Korban jiwa gempa Turki dan Suriah berkekuatan magnitudo 7,8 yang disusul oleh gempa M 7,5 terus bertambah dan telah menembus 3.800 orang.
    Dilansir AFP, Selasa (7/2/2023), setidaknya 1.444 orang tewas di seluruh Suriah, kata pemerintah dan penyelamat.Jumlah korban baru membuat total kematian di kedua negara menjadi setidaknya 3.823 setelah Turki merevisi jumlah korban sebelumnya menjadi 2.379. Turki mengumumkan tujuh hari berkabung bagi yang meninggal.
    Ankara pun mengumumkan pada Senin (6/2/2023) malam hampir 14.500 orang terluka dan 4.900 bangunan rata dengan tanah.
    Penyelamatan juga terhambat oleh badai salju musim dingin yang menutupi jalan-jalan utama dengan es dan salju. Para pejabat mengatakan gempa membuat tiga bandara utama di daerah itu tidak dapat beroperasi, sehingga mempersulit pengiriman bantuan vital.
    Penyelamatan juga terhambat oleh badai salju musim dingin yang menutupi jalan-jalan utama dengan es dan salju. Para pejabat mengatakan gempa membuat tiga bandara utama di daerah itu tidak dapat beroperasi, sehingga mempersulit pengiriman bantuan vital.
    Menurut laporan badan Survei Geologi AS (USGS), gempa pertama terjadi pada Senin terjadi pada pukul 04:17 waktu setempat di kedalaman sekitar 18 kilometer di dekat kota Gaziantep, Turki, yang merupakan rumah bagi sekitar dua juta orang.
    Lembaga geologi Denmark mengatakan getaran mencapai pantai timur Greenland sekitar delapan menit setelah gempa utama melanda Turki.
    Lebih dari 12.000 orang terluka di Turki, kata badan manajemen bencana, sementara Suriah mengatakan sedikitnya 3.411 orang terluka.
    😢😢😢😢😢😢😢😢"
    Benarkah klaim foto tsunami di Turki? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim foto tsunami di Turki, dengan menangkap layar foto untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
     
    Penelusuran mengarah pada sejumlah situs salah satunya sapeople.com, dalam artikel berjudul "More Photos and Videos of Heavy Waves Battering Durban Beach Front, South Africa". Dalam artikel tersebut memuat foto yang identik dengan klaim tsunami setelah gempa Turki.
    Artikel situs tersebut menyebutkan cuplikan video dan foto gelombang besar yang aneh seperti tsunami yang menghantam kawasan pejalan kaki, depan pantai Durban di Afrika Selatan hari ini, Minggu, 12 Maret 2017.
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Video of High Waves Was Not Taken After the Recent Earthquake in Turkey" yang dimuat situs Misbar.com, pada 6 Februari 2023. Situs tersebut pun membahas video yang identik dengan klaim. 
    Artikel situs Misbar.com menyebutkan, video tersebut telah lama beredar sebelum gempa Turki pada 6 Februari 2023. Yaotu pada 12 Maret 2017, melalui saluran YouTube bernama “Interesting Stuff” mengunggah video yang sama dengan judul “Tsunami DURBAN beach front”.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim foto tsunami di Turki tidak benar.
    Cuplikan foto gelombang besar yang aneh seperti tsunami yang menghantam kawasan pejalan kaki, depan pantai Durban di Afrika Selatan hari ini, Minggu, 12 Maret 2017.
     

    Rujukan

  • (GFD-2023-12124) [SALAH] Elon Musk Menghapus Akun Twitter Greta Thunberg pada 9 Maret 2023

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 21/03/2023

    Berita

    (Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):

    “Ini adalah salah satu hal terbaik dan luar biasa yang pernah Elon Musk lakukan. Baru masuk: Elon Musk melarang Greta Thunberg dari Twitter”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @HoaNguy01811981 (Hoa Nguyen) menulis cuitan yang melampirkan artikel berita dari http://americawebstories.com yang menyatakan bahwa Elon Musk menonaktifkan akun Twitter Greta Thunberg pada 9 Maret lalu. Pengguna Twitter tersebut juga menambahkan opini bahwa hal tersebut merupakan salah satu hal terbaik yang pernah Elon Musk lakukan.

    Cuitan yang ditulis pada 9 Maret lalu tersebut telah disukai oleh hampir 7,000 orang, dibagikan dan dikutip ulang sebanyak hampir 1,500 kali, serta telah dilihat lebih dari 148,000 kali.

    Berdasarkan hasil penelusuran, berita tersebut merupakan konten parodi atau satir. Apabila artikel http://americawebstories.com tersebut dibaca secara lengkap, terdapat keterangan yang menjelaskan bahwa berita Elon Musk yang melarang Greta Thunberg di Twitter merupakan parodi. Terdapat kalimat berikut pada bagian bawah artikel:

    “Disclaimer: This is satire, not real news”.

    Terlebih lagi, akun Twitter Greta Thunberg masih aktif pada rentang waktu 9 sampai 10 Maret 2023. Greta bahkan menulis cuitan pada 9 Maret untuk merayakan minggu ke 238 dari gerakan “Climate Strike”.

    Selain itu, berita serupa juga pernah dibahas Reuters dengan judul “Fact Check-Claim that Elon Musk banned Greta Thunberg from Twitter stems from satire” dan dikategorikan sebagai konten satir atau parodi.

    Dengan demikian, berita dan cuitan yang disebarluaskan oleh @HoaNguy01811981 merupakan konten menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Konten menyesatkan. Pada artikel berita yang terlampir di cuitan tersebut, tertulis bahwa berita tersebut merupakan satire, serta akun Twitter Greta Thunberg masih aktif hingga saat ini.

    Rujukan