• (GFD-2020-4886) [SALAH] “Aplikasi Body Temperature Diary bisa mengukur suhu tubuh kita sendiri tanpa harus beli alat test”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 22/04/2020

    Berita

    Akun Twitter Tiger Shark (twitter.com/Penyuka_ombak) mengunggah sebuah video dengan narasi sebagai berikut:

    “Wahh…ternyata kita bisa mengukur suhu tubuh kita sendiri tanpa harus beli alat test. Yukk..di coba gaes.”

    Di video yang ia unggah, menampilkan seorang wanita yang sedang mencoba aplikasi “Body Temperature Diary”. Wanita itu mengklaim, aplikasi itu bisa mengukur suhu tubuh hanya dengan menyentuh layar handphone dengan jari.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa aplikasi Body Temperature Diary bisa mengukur suhu tubuh kita sendiri tanpa harus beli alat test adalah klaim yang salah.

    Tidak ada menu ukur suhu tubuh menggunakan sidik jari di aplikasi ini. Aplikasi Body Temperature Diary ini hanya berfungsi untuk merekam suhu tubuh yang sudah diukur dengan termometer pribadi milik pengguna.

    Faktanya, ketika Tekno Liputan6.com menelusuri aplikasi Body Temperature Diary di Google Play Store dan menginstalnya di smartphone, aplikasi tersebut tidak bisa menjadi sebuah termometer untuk mengukur tubuh, apalagi hanya dengan menempelkan sidik jari di layar.

    Sebenarnya, si pembuat aplikasi Body Temperature Diary pun sudah menuliskan di bagian disclaimer yang ada Google Play Store.

    “Aplikasi ini dibuat untuk menjadi buku harian yang baik untuk (mencatat) suhu badan dan nadi Anda. (Aplikasi ini) tidak mengukur suhu dan nadi tubuh Anda,” demikian tulisan disclaimer dari si pengembang aplikasi.

    Aplikasi Body Temperature Diary sejauh ini hanya mempunyai fungsi merekam suhu tubuh yang telah diukur menggunakan termometer. Jadi, pengguna bisa menulis suhu badan mereka dengan cara manual ke kolom yang sudah disediakan. Setelah itu, aplikasi akan menganalisis statistik suhu tubuh pengguna yang sudah dicatat.

    Platform ini memberikan informasi ukuran suhu tubuh yang normal. Contohnya, jika di bawah 35 derajat Celcius, pengguna mengalami hipotermia. Sementara jika suhu tubuh di atas 37,5 derajat, pengguna mengalami demam atau hyperthermia.

    Kesimpulan

    TIDAK ADA menu ukur suhu tubuh menggunakan sidik jari di aplikasi ini. Aplikasi Body Temperature Diary ini hanya berfungsi untuk merekam suhu tubuh yang sudah diukur dengan termometer pribadi milik pengguna.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4885) [SALAH] Semua Pasien Positif Covid-19 di Padang Dinyatakan Sembuh

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/04/2020

    Berita

    “KABAR BAIK DARI KOTA PADANG, SEMUA PASIEN POSITIF CORONA DINYATAKAN SEMBUH,” tulis akun Facebook Doni Pratama, Selasa (31/3).

    =====

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Doni Pratama mengunggah gambar seseorang yang berdiri dan menggunakan Hazmat dengan seorang pria yang tertidur di ranjang seperti yang ada di rumah sakit. Dalam gambar tersebut terdapat tulisan terkait virus Corona atau Covid-19.

    Berikut narasi lengkapnya:
    “KABAR BAIK DARI KOTA PADANG, SEMUA PASIEN POSITIF CORONA DINYATAKAN SEMBUH,” tulis akun Facebook Doni Pratama, Selasa (31/3).

    Selain narasi tersebut, terdapat juga narasi yang berbuny, “Semoga pasien yg di nyatakan positif corona di bukittinggi sembuh semua seperti kabar baik dari padang. semoga Allah swt memusnahkan virus ini selamanya,corona musnah sebelum jelang Ramadhan. Amiin Tolong di amiinkan gaes.”

    Setelah ditelusuri melalui mesin pencari, diketahui unggahan akun Doni Pratama adalah tidak benar atau keliru.

    Foto yang diunggah diketahui bukanlah foto terkait Covid-19 di Padang maupun Bukittinggi. Tetapi foto itu adalah karya dari Jurnalis Kompas yaitu Daspriani Y. Zamzami.

    Foto itu dijadikan sampul oleh kompas.com di antaranya pada artikel “Menyebar ke 18 Negara, Berikut 100 RS Rujukan Pasien Virus Corona di Indonesia” yang ditayangkan pada Senin (30/1). Keterangan pada foto tersebut dituliskan, “Seorang petugas di RSU Zainal Abidin Banda Aceh mengambil sampel darah untuk diperiksa dari seorang mahasiswa asal Aceh yang belajar di China dan baru tiba di Banda Aceh, Rabu (29/1/2020). Mahasiswa ini diperiksa atas permintaannya sendiri untuk memastikan kesehatan tubuhnya sebelum ia menjumpai anggota keluarganya.”

    Kemudian, terkait klaim semua pasien positif Covid-19 di Padang dinyatakan sembuh pada Selasa 31 Maret 2020, itu pun juga keliru. Dari pemberitaan detik.com dan kompas.com pada Sabtu 28 Maret 2020 diketahui sudah ada pasien positif Covid-19 yang meninggal di Padang. Ini dapat dilihat pada artikel yang berjudul “Pasien Corona Meninggal di Padang Awalnya Dirawat dengan Keluhan Mag” dan “Satu Pasien Positif Covid-19 di Kota Padang Meninggal Dunia.”

    Kesimpulan

    Sudah ada pasien positif Covid-19 yang meninggal di Padang pada Sabtu 28 Maret 2020, sebelum klaim akun Facebook Doni Saputra pada Selasa 31 Maret 2020 yang mengatakan belum ada pasien postif Covid-19 di Padang yang meninggal.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4884) [SALAH] “Italia Mengumumkan Penyerahannya”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/04/2020

    Berita

    “💔😭
    Italia Mengumumkan Penyerahannya💔
    Perdana Menteri mengatakan:
    Kontrol kami hilang. Penyakit Menular Membunuh Kami. Semua kemungkinan bantuan di bumi sudah berakhir .💔💔

    💔💔”.



    (“💔😭
    Italy Announces Its Surrender💔
    Prime Minister says:
    Our control is gone.Infectious Disease is Killing Us.All the possible relief on earth is over.💔💔

    💔💔”)

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan foto-foto korban gempa bumi di Zagreb (Kroasia) dan pertunjukan seni di Frankfurt (Jerman), TIDAK terkait Italia. SUMBER menambahkan narasi yang salah yang menimbulkan kesimpulan keliru.

    Rappler: “Fakta-fakta: Tidak ada pernyataan atau laporan resmi dari organisasi berita yang kredibel membawa kutipan yang diduga dari Conte ini. Grafik dan tangkapan layar juga tidak menunjuk ke sumber kutipan.”

    EcoWatch: “Gempa bumi berkekuatan 5,4 skala Richter melanda Zagreb, Kroasia pagi ini – yang terkuat dalam 140 tahun! Hatiku hancur melihat rumah sakit dievakuasi seperti ini selama #coronavirus dengan pasien dan ibu dengan bayi mereka yang baru lahir kedinginan”

    Kesimpulan

    Klaim tanpa dasar. Foto-foto yang dibagikan adalah korban gempa bumi di Zagreb (Kroasia) dan pertunjukan seni di Frankfurt (Jerman), TIDAK terkait Italia.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4883) [SALAH] Azan Dapat Melemahkan Virus Corona

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 21/04/2020

    Berita

    “Percaya Atau Tidak Suara Adzan Dapat Meminimalisir Virus Corona

    Penemuan ilmuwan d Eropa..

    Virus covid19 akan melemah bila didengarkan suara azan… pembuktian dengan teknologi..

    Allahu Akbar..

    Boleh percaya Boleh g…”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar unggahan video melalui Facebook mengenai suara azan yang dapat melemah jika didengarkan suara azan. Dalam salah satu potongan video memperlihatkan grafik suara tidak muncul jika diputarkan suara azan yang menggambarkan bahwa virus Corona melemah.

    Berdasarkan hasil penelusuran, video dalam unggahan tersebut pernah tayang di laman YouTube dengan judul “The Spiritual Healing Effects Of Adhaan (call to prayer)” diunggah oleh “Mehbooba – ” pada 11 Oktober 2016. Video tersebut kemudian dibantah faktanya oleh artikel ilmfeed.com berjudul “This Viral Video About The Effects of Music and the Adhan on the Body is Simply Not True” pada 12 Oktober 2016.

    Artikel tersebut mengatakan bahwa perbandingan grafik suara tersebut bukan efek dari suara azan, grafik tersebut tidak muncul karena tipe suara azan yang dimainkan adalah mono.

    Dalam penelusuran lain, melansir dari tirto.id, salah satu potongan gambar dalam video tersebut yang dapat ditelusuri adalah potongan gambar sejumlah Muslim di Spanyol yang mengumandangkan azan di balkon. Melalui penelusuran gambar via Source, terdapat dua media massa besar melaporkan potongan video yang sama, yakni Anadolu Agency dan Hurriyet.

    Artikel dalam hurriyet.com.tr membahas mengenai masyarakat Spanyol yang berinisiatif mengumandangkan azan sebagai bentuk dukungan mereka kepada semua yang berjuang melawan virus tersebut.

    Berdasarkan penjelasan tersebut, informasi dalam unggahan video Facebook tidak benar. Oleh sebab itu unggahan video Facebook tersebut masuk dalam Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Auliyaa Muhammad Hesa (Anggota Komisariat MAFINDO UI & FC UI)

    Unggahan video tentang suara azan dapat melemahkan virus Corona tidak benar. Video terkait sudah pernah dibantah oleh artikel ilmfeed.com berjudul “This Viral Video About The Effects of Music and the Adhan on the Body is Simply Not True” pada 12 Oktober 2016, mengatakan grafik suara tidak muncul karena tipe suara mono, bukan efek dari azan.

    Rujukan