• (GFD-2020-4902) [SALAH] Soimah Give Away

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/09/2020

    Berita

    Akun Facebook Deden Cahaya membagikan konten sejumlah gambar dengan salah satu gambarnya terdapat wajah Soimah. Dalam narasinya tertulis mekanisme pembagian hadiah dengan melakukan spam (P) serta pengarahan untuk mengakses tautan linktr[dot]ee/soimah.give.away.

    Berikut kutipan narasinya:

    “LANGSUNG CAIR BOSQUE
    Spam (P) 10x = 10jt
    Spam (P) 20x = 20jt
    Spam (P) 20x = 30jt
    Klik link untuk dapatkan hadiahnya
    https://linktr[dot]ee/soimah.give.away
    Saya bagi - bagi uang tunai senilai 300jt
    Saya pilih yg paling banyak spam P
    Buruan jangan sampe ketinggalan
    Give away selanjutnya!”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, pembagian hadiah tersebut tidak ada sangkut pautnya dengan Soimah. Melalui akun Instagram terverifikasinya (@showimah), Soimah menyatakan bahwa dirinya tidak membagi-bagikan hadiah.

    “Aku ratau bagi-bagi give-give-an, kalo mau pake akunku dewe,” tulisnya.

    Selain itu, Soimah mengimbau jangan percaya dengan orang yang mengatasnamakan dirinya. “jangan percaya sama orang yang mengatasnamakan saya, entah itu usaha apapun, dari Sabang sampe Merauke semua usaha punya Soimah, usaha inilah itulah,” tulis Soimah.

    Kesimpulan

    Melalui akun Instagram terverifikasinya (@showimah), Soimah menegaskan dirinya tidak membuat give away. Soimah juga mengimbau jangan percaya dengan orang yang mengatasnamakan dirinya.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4901) [SALAH] Akun Facebook Wakil Bupati Bogor Dengan Foto Profil Menggunakan Kemeja Putih dan Berpeci Hitam

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/09/2020

    Berita

    Beredar akun Facebook mengatasnamakan Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan dengan alamat tautan (facebook.com/iwan.setiawab.180). Pada akun tersebut terdapat foto Iwan mengenakan kemeja putih dan peci berwarna hitam.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa akun tersebut bukan milik Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan. Dilansir dari republika.co.id dan antaranews.com, diketahui bahwa akun tersebut sempat mengirimkan pesan privat menawarkan bantuan di Pilkades.

    Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan sudah memberikan klarifikasinya atas akun tersebut. Hari ini saya dapat laporan kalau ada akun Facebook yang menamakan Wabup Bogor. Saya pastikan itu akun palsu karena saya tidak pernah menghubungi orang lewat Facebook," kata dia, di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (1/9).

    Ia mengaku baru mengetahui hal tersebut dari laporan sejumlah orang. Ia menegaskan tak pernah menghubungi orang lewat pesan pribadi di Facebook Messenger.

    Ia mengaku akan terus memantau akun itu dan berencana melapor ke polisi karena khawatir akun itu digunakan menipu.

    "Mungkin kita akan lapor, sedang dipelajari dulu. Karena khawatir dia sedang mencari korban, jadi ada yang memanfaatkannya untuk menipu dengan mengatasnamakan saya," tuturnya.

    Kesimpulan

    Akun Facebook dengan alamat tautan (facebook.com/iwan.setiawab.180) bukan akun Facebook Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4900) [SALAH] E KTP Yang Diproduksi China Sudah Dipasang Chip Untuk Menyadap Pembicaraan

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/09/2020

    Berita

    “DI E- KTP yg di produksi China sudah di pasang CHIP, sehingga semua pergerakan pembawa E- KTP kemana saja sudah terdeteksi…bahkan semua pembicaraannya bisa di sadap…
    Pantas E- KTP berlaku seumur hidup.tdk di perpanjang/ di ganti kecuali jika rusak.
    PERTANYAANNYA….SYAPA PENGUASA DAN PENGENDALI CHIP tsb ⁉️kok hidup masyarakat semakin TDK aman dgn E- KTP ⁉️ jika mau aman saat TDK darurat…tinggalin saja KTP di dalam rumah,padat dan ketat. Lalu pergilah dgn photo Copi E-KTP saja….aman dan nyaman 👍”

    Hasil Cek Fakta

    AKun facebook bernama Ummu Salamah mengunggah sebuah video yang memperlihatkan seseorang membelah KTP elektronik dan membongkar Chip yang ada di dalam kartu tersebut. Dalam unggahannya, akun tersebut mengklaim dengan narasi bahwa E KTP yang dibuat oleh China sudah dipasangi chip dan bisa merekam segala kegiatan serta menyadap pembicaraan.

    Berdasarkan penelusuran, klaim tersebut adalah salah dan tidak berdasar. Dilansir dari medcom.id, Faktanya teknologi di dalam KTP-el tidak dapat merekam pembicaraan pemiliknya.

    Mantan Kepala Program Penelitian dan Perekayasa KTP-el BPPT, Gembong S Wibowanto, membantah isu tersebut. Ia menegaskan cip KTP-el tidak dapat merekam pembicaraan pemiliknya.

    Dilansir dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), cip KTP-el merupakan kartu pintar mikroprosessor dengan kapasitas memori sebesar 8 kilo bytes. Di dalam cip itu, tersimpan biodata pemilik, tanda tangan, pas foto, dan 2 data sidik jari dengan kualitas terbaik saat dilakukan perekaman.

    Dilansir dari tribunnews.com, Chip yang digunakan untuk eKTP di pasok dari perusahaan terkemuka dunia yaitu NXP (Belanda), STMicro (Perancis) dan Infinion (Jerman).

    NXP adalah perusahaan penemu chip contactless yang sahamnya sekarang dimiliki oleh Qualcom (USA) Untuk bisa membaca chip ini, harus menggunakan alat pembaca e-KTP yang dilengkapi dengan SAM (Secure Acces Module) atau dapat kita sebut anak kuncinya.

    Sementara itu, pada agustus 2019 lalu pria bernama Syarifudin bin Muhrozi, Warga Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ditangkap oleh pihak kepolisian karena konten video hoaks yang diunggahnya si youtube terkait soal 110 juta KTP-el palsu buatan China. Hal tersebut ia lakukan hanya demi mendongkrak jumlah subscribernya.

    Kesimpulan

    Klaim bahwa KTP Elektronik dapat menyadap gerak-gerik serta pembicaraan adalah salah dan tidak berdasar. teknologi di dalam KTP-el tidak dapat merekam pembicaraan pemiliknya.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4899) [SALAH] “Gara-gara HTI Pertamina Rugi 11 Triliun”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/09/2020

    Berita

    Akun facebook Rudy Effendi memposting status (01/09/2020) dengan narasi:

    “gara2 hti pertamina rugi 11T 😆”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim Pertamina rugi 11T gara-gara HTI adalah salah. Pertamina mengalami kerugian karena pendapatan usaha berkurang dari USD25,55 miliar menjadi USD20,48 miliar. Hal tersebut disebabkan penjualan minyak dalam negeri seperti minyak mentah, gas bumi, energi panas bumi dan produksi minyak tercatat turun 20,91 persen menjadi USD16.56 miliar. PT Pertamina (Persero) tercatat mengalami kerugian USD761,23 juta atau setara dengan Rp11,1 triliun (kurs USD14.666) pada semester I/2020. Dibandingkan sebelumnya, perseroan mencatat laba tahunan berjalan sebesar USD764,68 atau setara Rp10,94 triliun.

    VP Corporate Communication Pertamina, Fajriyah Usaman menjelaskan sepanjang paruh pertama tahun ini, pertamina menghadapi tiga tantangan utama. Pertama yaitu, penurunan konsumsi BBM dalam negeri, adanya penurunan harga minyak mentah dunia, dan pergerakan nilai tukar dolar AS yang berdampak pada rupiah sehingga terjadinya selisih kurs yang cukup signifikan.

    “Pandemi Covid-19, dampaknya sangat signifikan bagi Pertamina. Dengan penurunan demand, depresiasi rupiah, dan juga crude price yang berfluktuasi yang sangat tajam membuat kinerja keuangan kita sangat terdampak,” tuturnya, dalam keterangan tertulis, Senin (24/8/2020). Dilansir dari kompas.com.

    Selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jumlah konsumsi BBM di beberapa kota di Indonesia menurun hingga 50-60 persen. Hal ini berdampak pada penurunan permintaan pada konsumsi BBM secara nasional yang sampai Juni 2020 hanya sekitar 117.000 kilo liter (KL per hari atau turun 13 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 yang tercatat 135.000 KL per hari.

    Kemudian melemahnya harga minyak mentah dunia Dated Brent yang menjadi acuan harga minyak perseroan pada 2020 sempat berada di posisi terendah hingga US$19 per barel, turun signifikan dibandingkan awal tahun yang masih di posisi sekitar US$64 per barel. Begitu pula nilai tukar rupiah, telah terjadi pelemahan dengan titik terendahnya yang terjadi pada maret 2020. Keadaan ini memberikan tekananan finansial karena pendapatan Pertamina sebagian besar dalam Rupiah (IDR), sementara pembelian Crude dalam Dolar AS (USD).

    Dengan demikian, klaim Pertamina rugi 11T gara-gara HTI termasuk dalam konten satire/parodi dalam artian tidak ada niat merugikan namun berpotensi untuk mengelabui.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Konaah (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta).

    Bukan gara-gara HTI, melainkan kerugian Pertamina disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama yaitu, penurunan konsumsi BBM dalam negeri, adanya penurunan harga minyak mentah dunia, dan pergerakan nilai tukar dolar AS yang berdampak pada rupiah sehingga terjadinya selisih kurs yang cukup signifikan.

    Rujukan