• (GFD-2022-10347) Tidak Terbukti, Kulit Lemon 10.000 Kali Lebih Kuat Daripada Kemoterapi untuk Membunuh Sel Kanker

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/06/2022

    Berita


    Klaim bahwa kulit lemon beku memiliki kemampuan ajaib untuk membunuh sel kanker beredar melalui pesan berantai. Klaim tersebut dibagikan dengan narasi bahwa senyawa yang terkandung dalam kulit lemon menunjukkan efek 10.000 kali lebih baik daripada produk Adriamycin, obat kemoterapi yang biasa digunakan untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker.
    Informasi tersebut diklaim bersumber dari salah satu produsen obat terbesar di dunia telah melakukan lebih dari 20 tes laboratorium sejak tahun 1970. Ekstrak kulit lemon disebutkan dapat menghancurkan sel-sel ganas di 12 kanker, termasuk usus besar, payudara, prostat, paru-paru & pankreas.
    [CEK FAKTA] Tangkapan layar pesan berantai dengan klaim Kulit Lemon 10.000 Kali Lebih Kuat Daripada Kemoterapi untuk Membunuh Sel Kanker

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri informasi terkait melalui sejumlah situs kredibel dengan menggunakan kata kunci “kulit lemon terbukti melawan kanker” pada mesin pencari Google. Hasilnya, klaim tersebut telah beredar sejak 2011 dan belum ada penelitian yang pernah dilakukan institusi ilmiah maupun medis yang kredibel untuk membandingkan efektivitas lemon dengan kemoterapi.
    Dilansir dari  center4research.org, klaim bahwa kulit lemon 10.000 kali lebih baik dari pada kemoterapi untuk membunuh sel kanker, tidak benar. Lemon bukanlah "obat yang terbukti melawan semua jenis kanker," dan tidak ada penelitian yang pernah dilakukan yang membandingkan efektivitas lemon dengan kemoterapi.
    Beberapa penelitian menunjukkan bahwa lemon dan buah jeruk lainnya memiliki zat alami yang mungkin memiliki sifat melawan kanker, yaitu pektin jeruk yang dimodifikasi dan limonoid. Sifat-sifat ini belum diuji pada manusia.
    Limonoid adalah bahan kimia yang ditemukan dalam kulit jeruk yang bertanggung jawab atas rasa pahit lemon. Penelitian telah menemukan bahwa pada tingkat yang sangat tinggi, limonoid mampu memperlambat pertumbuhan sel kanker dan menginduksi apoptosis (kematian sel).
    Namun, penelitian telah difokuskan pada hewan dan kultur kanker payudara manusia in vitro (sel kanker payudara dikeluarkan dari tubuh manusia dan dipelajari di laboratorium). Akibatnya, ada sedikit informasi tentang efektivitas limonoid dalam mencegah atau memerangi kanker pada manusia.
    Meskipun lemon memiliki manfaat kesehatan, klaim bahwa "lemon adalah obat yang terbukti melawan semua jenis kanker" dan "lemon 10.000 kali lebih kuat daripada kemoterapi" tentu saja salah.
    Selain itu, sementara beberapa penelitian telah melihat sifat anti-karsinogenik dari pektin dan limonoid jeruk yang dimodifikasi dan menemukan beberapa hasil yang menjanjikan, namun tidak cukup penelitian yang dilakukan untuk membuktikan efeknya pada manusia.
    Dilansir dari  nationalacademies.org, harapan bahwa lemon dapat membantu mengobati kanker sebagian besar didasarkan pada molekul yang disebut limonene. Limonene ditemukan dalam minyak di kulit lemon dan buah jeruk lainnya.
    Namun, tidak ada bukti yang konsisten bahwa penderita kanker yang mengonsumsi limonene—baik dalam bentuk suplemen atau dengan mengonsumsi buah jeruk—menjadi lebih baik atau lebih mungkin untuk disembuhkan.
    Klaim bahwa limonene dapat melawan kanker didasarkan pada penelitian laboratorium tentang sel kanker yang tumbuh di piring. Dalam beberapa penelitian tersebut, limonene tampaknya memperlambat, memblokir, atau membantu membunuh beberapa jenis sel kanker yang tumbuh di laboratorium.
    Beberapa penelitian pada tikus juga menunjukkan bahwa limonene dapat memperlambat pertumbuhan beberapa tumor, termasuk kanker hati, usus besar, dan pankreas.
    Hasil dalam tes laboratorium dan tikus tidak selalu mencerminkan bagaimana sesuatu akan bekerja pada manusia. Beberapa uji klinis kecil telah menguji apakah limonene dapat membantu penderita kanker, tetapi tidak ada yang menunjukkan bahwa limonene membantu mencegah atau mengobati kanker manusia.
    Lemon dapat menjadi bagian dari diet sehat selama pengobatan kanker. Namun, mereka belum terbukti efektif dalam mengobati atau menyembuhkan kanker.
    Pada 2011, organisasi cek fakta  Snopes.org  telah memeriksa klaim tersebut. Menurut Snopes, hal terbaik yang dapat dikatakan pada saat ini adalah bahwa buah jeruk berpotensi mengandung sifat anti-kanker yang dapat membantu menangkal kanker.
    Tidak ada penelitian ilmiah atau medis yang bereputasi telah melaporkan bahwa lemon secara pasti telah ditemukan sebagai "obat yang terbukti melawan semua jenis kanker," juga tidak ada "produsen obat terbesar di dunia" (yang tidak disebutkan namanya) yang melaporkan menemukan bahwa lemon "10.000 kali lipat. lebih kuat dari kemoterapi” dan bahwa konsumsinya dapat “menghancurkan sel-sel [kanker] ganas”.
    Semua klaim tersebut adalah hiperbola dan berlebihan yang tidak didukung oleh fakta.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa kulit lemon 10.000 Kali lebih kuat daripada kemoterapi untuk membunuh sel kanker, tidak terbukti. Klaim tersebut telah beredar sejak 2011 dan belum ada penelitian yang pernah dilakukan institusi ilmiah maupun medis yang kredibel untuk membandingkan efektivitas lemon dengan kemoterapi.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10345) [SALAH] Gambar Tangkapan Layar Artikel Suara.com Berjudul “Daftar Politisi PDIP yang Korupsi: Juliari Batubara hingga Harun Masiku Dan Ganjar Pranowo”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 22/09/2022

    Berita

    Akun Facebook Dhe Arauzo FebRy pada 7 September 2022 pukul 17.11 memposting gambar tangkapan layar artikel Suara.com berjudul “Daftar Politisi PDIP yang Korupsi: Juliari Batubara hingga Harun Masiku Dan Ganjar Pranowo”. Tangkapan layar artikel tersebut dilengkapi foto Juliari Batubara, Ganjar Pranowo dan Harun Masiku.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri pada website Suara.com dengan mengacu pada kalimat yang ada di tangkapan layar, ditemukan artikel asli milik Suara.com berjudul “Daftar Politisi PDIP yang Korupsi: Juliari Batubara hingga Harun Masiku”.

    Bedasarkan perbandingan antara tangkapan layar di Facebook dengan website Suara.com terdapat perbedaan yang mana nama Ganjar Pranowo tidak dituliskan. Lebih lanjut foto yang digunakan dalam postingan Facebook telah diganti. Foto yang asli adalah foto Juliari yang mengenakan baju tahanan usai diperiksa di Gedung KPK pada Minggu 6 Desember 2020.

    Dengan demikian gambar tangkapan layar artikel yang telah disunting tersebut masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta).

    Gambar tersebut adalah hasil suntingan. Faktanya, artikel Suara.com yang asli berjudul “Daftar Politisi PDIP yang Korupsi: Juliari Batubara hingga Harun Masiku”, dengan gambar foto Juliari yang mengenakan baju tahanan usai diperiksa di Gedung KPK .

    Rujukan

  • (GFD-2022-10344) [SALAH] Sri Mulyani menjebloskan SBY ke Penjara

    Sumber: TikTok.com
    Tanggal publish: 22/09/2022

    Berita

    Akun Tiktok dengan nama pengguna “@abimemory45” mengunggah sebuah video dengan narasi bahwa Sri Mulyani dan Kejagung telah sepakat akan menjebloskan Susilo Bambang Yudhoyono ke penjara.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, narasi tersebut merupakan informasi yang tidak benar. Tidak ditemukannya berita mengenai Sri Mulyani dan Kejagung memasukkan SBY ke dalam penjara. Lebih lanjut video tersebut membahas mengenai kerjasama Sri Mulyani dan Kejaksaan Agung terkait pemberantasan korupsi dan pencucian uang.

    Narasi dalam video itu serupa dengan berita milik Kompas.com yang berjudul “Berantas Korupsi dan Pencucian Uang, Sri Mulyani Gandeng Jaksa Agung”. lalu cuplikan-cuplikan video pada unggahan di TikTok itu juga diambil dari berbagai sumber seperti video milik Kompas TV yang berjudul “Keterangan Jaksa Agung soal Penangkapan Surya Darmadi tersangka Korupsi Rp78 Triliun.”, dan dari video YouTube yang berjudul “Arti Cinta Pada Negara Bagi Sri Mulyani Indrawati.”.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Tiktok dengan nama pengguna “@abimemory45” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Ari Dwi Prasetyo.

    Faktanya informasi tersebut tidak benar. Isi pada video Tiktok tersebut membahas mengenai kerjasama Sri Mulyani dan Kejaksaan Agung terkait pemberantasan korupsi dan pencucian uang dan sama sekali tidak membahas mengenai Sri Mulyani yang menjebloskan Susilo Bambang Yudhoyono ke penjara.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10343) [SALAH] China Sengaja Menutupi Fakta Sejarah Indonesia

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 22/09/2022

    Berita

    Akun Youtube “Al Manhaj” mengunggah sebuah video yang berjudul “AKHIRNYA TERBONGKAR ❗KAMI SENGAJA MENUTUPI SEMUA FAKTA SEJARAH INI”. Dalam unggahan video ini menampilkan gambar presiden China, Xi Jinping dengan latar Indonesia yang seolah-olah mengatakan bahwa pemerintah China sengaja menutupi sejarah Indonesia.

    Hasil Cek Fakta

    Namun setelah melihat isi video tersebut, sama sekali tidak menyebutkan mengenai pernyataan presiden Xi Jinping atau pemerintah China yang sengaja menutupi fakta sejarah Indonesia. Dalam video tersebut berisi ceramah Ustadz Rahmat Baequni mengenai sejarah Islam di Indonesia.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa thumbnail pada video tersebut merupakan hoaks kategori konten dimanipulasi atau manipulated content.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Ari Dwi Prasetyo.

    Faktanya, klaim tersebut adalah hoaks. Antara thumbnail dengan isi pada video ini ini tidak memiliki kaitan. Di dalam video tersebut tidak ada pernyataan dari presiden China Xi Jinping yang mengatakan bahwa pemerintah China menutupi fakta sejarah Indonesia seperti yang dimuat dalam thumbnail.

    Rujukan