(GFD-2022-10450) Menyesatkan, Seorang Ayah Tega Gorok Leher Anak Kandungnya Karena Sepeda Motor Dipakai Tanpa Izin
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 15/08/2022
Berita
Sebuah situs memuat artikel berjudul “Kejadian Siang Ini.... Seorang Ayah Tega Gorok Leher Anak Kandungnya,, Hanya Karna Motor Kesayangannya Dipakai Tanpa Izin. Semoga Korban Khusnul Khotimah Aminn.”
Artikel itu menyertakan foto seorang laki-laki paruh baya bertelanjang dada yang dipegang tangannya oleh dua orang, diapit dua orang polisi dan beberapa orang lainnya di sebuah kebun. Tidak ada keterangan apapun pada foto itu.
Tangkapan layar sebuah situs memuat artikel berjudul “Kejadian Siang Ini.... Seorang Ayah Tega Gorok Leher Anak Kandungnya,, Hanya Karna Motor Kesayangannya Dipakai Tanpa Izin. Semoga Korban Khusnul Khotimah Aminn.”
Narasi pada artikel tersebut menjelaskan tentang Seorang siswa SD, Rangga (9), tewas saat berusaha menolong ibunya, D (28), yang hendak diperkosa. Angga tewas dibacok pelaku berinisial SA (36). Rangga seorang pelajar yang masih berusia 9 tahun, warga Kecamatan Birem Bayuen, Aceh Timur, tewas setelah dibacok oleh SA (36).
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa judul berita tidak sama dengan isi maupun foto yang dipublikasikan di situs tersebut.
Dengan bantuan Google Image dan penelusuran Google untuk mencari kebenaran klaim pada narasi di atas, Tempo menemukan foto tersebut pernah dimuat oleh Sindonews.com pada 12 Oktober 2020 dalam berita berjudul Bela Ibu yang Hendak Diperkosa Bocah 9 Tahun Tewas Dibacok Pemerkosa.
Sindo memberikan keterangan, foto tersebut adalah pelaku SA yang berhasil diringkus pihak Polsek Birem Bayeun dibantu Polres Langsa pada Minggu 11 Oktober 2020..
Narasi pada artikel di atas mengutip hampir seluruh paragraf pemberitaan di Sindonews.com tersebut. Demikian juga foto yang ditempelkan pada artikelnya.
Dilansir dari Antara Aceh 10 Oktober 2020, Kapolsek Bireum Bayeun Ipda Eko Hadianto menyatakan bahwa anak tersebut berinisial RA dan ibunya DI (28), warga Kecamatan Bireum Bayeun, Aceh Timur. Pelaku diduga berinisial SA (36).
Pemberitaan yang ditulis Antara Aceh, 10 Oktober 2020
Menurutnya, kejadian dilakukan pelaku saat suami korban berinsial Ay (40) pergi melaut, Jumat (9/10) malam. Rumah korban berada di tengah perkebunan sawit, jauh dari tetangga.
"Saat pelaku masuk ke rumah korban, DI terbangun dan berteriak minta tolong. Namun, rumahnya jauh dari pemukiman, sehingga tidak ada warga mendengar teriakan tersebut," kata Kapolsek.
Saat korban berusaha melawan pelaku, anak korban RA terbangun. RA terteriak, sehingga pelaku langsung membacok anak korban berulang kali. "Dari keterangan korban, pelaku memasukkan jasad anaknya ke goni," kata Ipda Eko Hadianto.
Selanjutnya, pelaku membawa korban dan anaknya ke dalam kebun perkebunan sawit. Sesampai di pinggir sungai, korban dengan posisi kaki dan tangan diikat diperkosa pelaku. Setelah melampiaskan nafsunya, pelaku melarikan diri.
"Korban DI akhirnya ditemukan warga Sabtu (10/10) pagi. Korban DI sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Langsa untuk mendapat penanganan medis. DI mengalami luka sayat di telapak tangan kanan dengan luka enam jahitan. Sedangkan anaknya masih dalam pencarian," kata Ipda Eko Hadianto.
Bukan media kredibel
Situs yang memuat artikel tersebut bukanlah situs media yang kredibel karena hanya mengambil konten dari situs media lain tanpa menyebutkan sumbernya. Artikel yang dimuat merupakan peristiwa 2020 yang dimuat ulang pada Agustus 2022.
Selain itu, situs tersebut tidak mencantumkan penanggung jawab media, susunan redaksi dan nomor kontak dan alamat perusahaan.
Padahal, ketentuan terkait ini diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang berbunyi "Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat, dan penanggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat percetakan."
Selain itu, dalam situs tersebut, tidak ditemukan Pedoman Pemberitaan Media Siber. Padahal, kewajiban untuk memuat Pedoman Pemberitaan Media Siber oleh perusahaan media juga tercantum dalam Pasal 8 Undang-Undang Pers.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, artikel yang berjudul Kejadian Siang Ini.... Seorang Ayah Tega Gorok Leher Anak Kandungnya,, Hanya Karna Motor Kesayangannya Dipakai Tanpa Izin, adalah menyesatkan.
Judul yang dimuat situs tersebut berbeda dengan isi artikel.
Meskipun peristiwa dalam artikel itu benar terjadi pada 2020, namun pemuatan ulang pada Agustus 2022 tanpa pemberian konteks, dapat menyesatkan bagi pembaca.
Rujukan
- https://www.lintasanberita.my.id/2022/08/kejadian-siang-ini-seorang-ayah-tega.html
- https://daerah.sindonews.com/read/193200/174/bela-ibu-yang-hendak-diperkosa-bocah-9-tahun-tewas-dibacok-pemerkosa-1602457823
- https://aceh.antaranews.com/berita/169125/seorang-anak-di-aceh-timur-dibunuh-pelaku-perkosa-sang-ibu
- https://aceh.antaranews.com/berita/169125/seorang-anak-di-aceh-timur-dibunuh-pelaku-perkosa-sang-ibu
- https://wa.me/6281315777057
(GFD-2022-10449) Keliru, Klaim Rekaman Suara Teriakan Minta Tolong Brigadir J Saat Disiksa dan Dibantai Irjen Ferdy Sambo
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 13/08/2022
Berita
Rekaman suara yang memperdengarkan teriakan diikuti rintihan dan minta tolong beredar di aplikasi percakapan WhatsApp yang diklaim teriakan minta tolong Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) saat disiksa dan dibantai oleh Irjen Ferdy Sambo.
Berikut narasi lengkap rekaman suara berdurasi 13 detik tersebut:
“MERINDING…! BEREDAR REKAMAN SUARA TERIAKAN MINTA TOLONG BRIGADIR J SAAT DISIKSA DAN DIBANTAI OLEH IRJEN FERDY SAMBO!!!”
Tangkapan layar akun medsos yang menyebarkan rekaman suara dan diklaim sebagai suara Brigadir J
Apa benar ini rekaman suara teriakan minta tolong Brigadir J saat disiksa dan dibantai Irjen Ferdy Sambo?
Hasil Cek Fakta
Rekaman suara teriakan diikuti rintihan dan permintaan tolong seorang pria dalam video di atas bukanlah rekaman suara Brigadir J. Rekaman suara yang identik telah beredar di internet sejak Desember 2020 saat kasus penembakan anggota laskar Front Pembela Islam (FPI) di Km 50 Tol Jakarta-Cikampek pada Desember 2020.
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo penelusuran jejak digital melalui mesin pencari Google dengan menggunakan kata kunci “teriakan minta tolong laskar FPI”.
Hasilnya, beberapa media kredibel pernah memberitakan kasus tersebut. Di antaranya, situs berita Merdeka.com pada 18 Desember 2020 dengan judul, “Terungkap Rekaman Rintihan Laskar FPI Sebelum Tewas: Tolong Pak, Sakit”.
Dalam artikelnya dijelaskan bahwa Sekretaris Umum sekaligus juru bicara Front Pembela Islam (FPI) Munarman, mengungkap fakta baru kasus penembakan terhadap 6 anggota laskar FPI, yang terjadi pada Senin (7/12) dini hari di Tol Cikampek. Melalui program acara Mata Najwa, Munarman secara eksklusif menunjukkan rekaman suara percakapan di detik-detik terakhir, para anggota laskar yang ada di lokasi kejadian.
Rekaman itu didapatkan melalui sambungan telepon conference para laskar yang melakukan pengawalan Pimpinan FPI Rizieq Syihab pada malam itu. Teleconference tersebut, menyambungkan para anggota laskar yang ada di 3 lokasi berbeda.
Dalam rekaman, terdengar suara tangisan seorang pria yang mengiba meminta tolong dan merintih kesakitan. Munarman memastikan, rekaman eksklusif yang didengarkan dalam program Mata Najwa Trans7 itu, merupakan suara asli dari anggota laskar FPI yang berada di Tol Cikampek.
Tempo kemudian menelusuri situs Narasi.tv yang memuat tayangan program Mata Najwa yang memperdengarkan rekaman suara tangisan minta tolong seorang pria yang disebut sebagai anggota laskar FPI, korban penembakan di Km 50 Tol Jakarta - Cikampek.
Video tersebut diunggah ke situs Narasi.tv pada 17 Desember 2020 dengan judul, “EKSKLUSIF: Kesaksian Laskar FPI dalam Rombongan Rizieq Syihab”.
Video yang identik juga pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Narasi Newsroom pada 20 Desember 2020 dengan judul, ”Silang Versi FPI-Polisi (FULL VERSION) | Mata Najwa”.
Dalam video program Mata Najwa itu memperdengarkan rekaman suara beberapa pria diikuti rintihan dan minta tolong, tepatnya pada menit 18:02 hingga menit ke 18:16.
Atmosfer, teriakan, rintihan, dan suara minta tolong yang diperdengarkan di program mata Najwa tersebut identik dengan rekaman suara yang diklaim sebagai rekaman suara teriakan minta tolong Brigadir J saat disiksa dan dibantai Irjen Ferdy Sambo.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, rekaman suara dengan klaim teriakan minta tolong Brigadir J saat disiksa dan dibantai Irjen Ferdy Sambo, adalah keliru.
Rekaman suara tersebut telah beredar di internet sejak Desember 2020, jauh sebelum kasus penembakan Brigadir J.
Rekaman suara tersebut pernah diperdengarkan dalam program televisi Mata Najwa. Mantan Sekretaris Umum sekaligus juru bicara FPI, Munarman, memastikan bahwa rekaman suara tersebut merupakan suara asli dari anggota laskar FPI yang berada di lokasi penembakan, tepatnya di Km 50 Tol Jakarta - Cikampek pada Desember 2020.
Rujukan
- https://www.merdeka.com/trending/terungkap-rekaman-rintihan-laskar-fpi-sebelum-ditembak-mati-polisi-tolong-pak-sakit.html
- https://narasi.tv/mata-najwa/eksklusif-kesaksian-laskar-fpi-dalam-rombongan-rizieq-syihab?utm_source=twt&utm_medium=akun-matanajwa&utm_medium=akun-matanajwa&utm_campaign=matanajwa&utm_campaign=matanajwa&utm_content=eksklusif-kesaksian-laskar-fpi-dalam-rombongan-rizieq-syihab%3Futm_source%3Dtwt&utm_content=eksklusif-kesaksian-laskar-fpi-dalam-rombongan-rizieq-syihab
- https://www.youtube.com/watch?v=q8At_PsJcAc
- https://wa.me/6281315777057
(GFD-2022-10448) Benar, Video Warga Tangkap Ular Piton Raksasa
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 12/08/2022
Berita
Thumbnail sebuah video yang memperlihatkan sejumlah warga tengah mengikat seekor ular piton berukuran besar dan seorang videografer tengah merekam seekor anaconda, beredar di internet.
Thumbnail berupa kolase video tersebut dibagikan dengan narasi detik-detik warga menangkap ular raksasa yang meresahkan.
Di internet, video tersebut dimuat situs ini pada 27 Oktober 2021 dengan judul, “Akhirnya Berhasil Ditangkap Warga! Detik-detik Penangkapan Ular Raksasa yang Selalu Bikin Warga Resah.”
Dalam artikelnya, situs tersebut menjelaskan dua peristiwa yakni, kejadian pada tahun 2021 saat seekor ular raksasa terekam kamera tak jauh dari permukiman warga. Kejadian berikutnya yakni kisah seorang warga bernama Robert Nababan yang berduel dengan seekor ular piton di tahun 2017. Artikel ini juga mencantumkan tautan video dari sebuah kanal di Youtube.
Tangkapan layar tautan video yang beredar di Facebook soal oenemuan ular raksasa
Apa benar ini video detik-detik warga menangkap ular raksasa yang meresahkan?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan video ini memang gabungan dari beberapa video yang merekam penangkapan ular berukuran besar atau raksasa di berbagai negara.
Foto 1
Gambar pertama memperlihatkan seorang videografer tengah merekam seekor anaconda. Video ini pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Epic Wildlife pada 7 Juni 2013 dengan judul, “Diver Discovers Giant Anaconda.”
Pemeriksaan foto 1. Gambar kanan adalah tangkapan layar sumber dari liputan Natgeo Wild
Menurut kanal tersebut, penyelam Swiss Franco Banfi menemukan anaconda raksasa sepanjang 26 kaki saat menyelam di sungai Mato Grosso sebuah wilayah di Brasil.
Foto 2
Gambar kedua memperlihatkan sejumlah warga tengah mengikat seekor ular berukuran besar. Gambar yang identik pernah dimuat situs berita Detik.com pada 3 Oktober 2017 dengan judul, “Begini Perjuangan Robert Melawan Ular Piton Raksasa di Riau.”
Dalam laporannya, Detik.com menyebut Robert Nababan (37) harus berjuang ekstra untuk melepaskan gigitan ular piton raksasa sepanjang 7 meter.
"Agak lama juga ular piton itu menggigit tangan suami saya. Dia harus berjuang melepaskan gigitan ular besar itu," kata Ristanauli Boru Manalu (35) dalam perbincangan dengan wartawan, Senin (2/10/2017).
Pemeriksaan foto 2. Gambar kanan adalah sumber asal foto dari liputan Detik.com
Ketika kepala ular sudah terpegang, lanjut Rista, suaminya berencana untuk memasukan ke dalam karung. Namun tiba-tiba ular piton melakukan perlawanan. Kepalanya pun terlepas dari tangan Robert. Secepat kilat ular piton raksasa ini menggigit tangan sebelah kirinya.
Robert pun menjerit dan berusaha melepaskan gigitan ular tersebut. Usahanya sia-sia. Ular piton ini tetap menggigitnya. Melihat kepanikan tersebut, dua warga yang tadinya hanya melihat pun turut membantu.
Kedua warga tadi berusaha memegang tubuh ular itu. Karena saat itu ular sudah berusaha untuk membelit tubuh Robert. Karena rekannya tadi juga kewalahan memegang badan ular yang mulai berusaha akan membelit. Jika saja tidak dibantu dua warga tadi bisa jadi Robert akan dibelit ular piton tersebut.
"Agak lama juga ular itu baru melepas gigitannya. Adalah mungkin sekitar 10 menit," kata Rista.
Setelah terlepas, darah segar mengucur dari lengan kiri korban. Kondisi Robert pun tampak lemas. Warga kemudian membawanya ke RSUD di Pematang Rebah, Inhu.
Dikutip dari Suara.com, ular itu kemudian dibunuh oleh warga. Bangkainya kemudian dibentangkan warga setempat di sebatang pohon, dan menjadi tontonan.
Warga bahkan ada yang mengabadikannya peristiwa itu memakai gawai mereka, menyebarkannya ke media sosial sehingga menimbulkan kehebohan di dunia maya.
Tautan Video
Tautan video yang disematkan merujuk pada kanal YouTube Daftar Populer yang diunggah pada 15 September 2021 dengan judul, “Akhirnya Berhasil Ditangkap Warga! Detik² Penangkapan Ular Raksasa yang Selalu Bikin Warga Resah.”
Video ini merupakan gabungan video dengan foto yang berkaitan dengan ular berukuran besar dari sejumlah negara.
Pemeriksaan video
Cuplikan video pertama menunjukkan ular python yang melintas di sekitar perkebunan warga. Video yang identik pernah diunggah ke Youtube oleh kanal tvOneNews pada 25 Agustus 2021 dengan judul, “ Ngeri! Ular Python Lebih dari 10 Meter Terekam Kamera di Kalimantan | tvOne Minute.”
Diperkirakan panjang ular ini lebih dari 10 meter. Diketahui ular python atau ular sawah ini muncul di Sungai Danau, Satui, Tanah Bumbu, Dusun 02, Desa Mekar Sari, Kecamatan Kintap, Tanah Laut, Kalimantan Selatan.
Cuplikan video berikutnya memperlihatkan beberapa orang dari atas perahu berusaha memegang seekor anaconda yang berenang di sungai. Video yang identik pernah diunggah ke YouTube oleh kanal perolasdainternet pada 18 September 2014 dengan judul, “Farinha pegador de sucuri.”
Selanjutnya adalah video yang memperlihatkan seekor anaconda menggigit lengan seorang petugas saat hendak memindahkan ular tersebut. Video serupa pernah diunggah ke kanal YouTube NatGeo Wild pada 17 Agustus 2010 dengan judul, “Anaconda Attack! | Explorer.”
“Polisi di Brasil menangkap Anaconda raksasa - hanya untuk digigit oleh rahangnya yang besar dan giginya yang melengkung,” bunyi kerangan video tersebut.
Video terakhir yang memperlihatkan sejumlah petugas berbaju seragam berwarna biru tengah mengangkat seekor ular pernah dimuat situs berita CNN dengan judul, “Super-sized snake surprises construction crew.”
Dikutip dari National Geographic, ular raksasa jenis sanca kembang tersebut ditangkap oleh pekerja konstruksi di Paya Terubong, Penang, Malaysia. Anggota Angkatan Pertahanan Sipil Malaysia kemudian memindahkan hewan tersebut dan berpose untuk foto serta video. Mereka tampak memegang ular, menekan mulutnya agar menutup dan membuat jerat di sekeliling lehernya. Para pekerja juga tampak menendangi ular tersebut.
Ular tersebut berukuran panjang 7,5 meter, hanya 17 senti lebih pendek dibandingkan dengan ular sejenis yang didaulat sebagai ular terpanjang yang hidup di penangkaran. Beratnya mencapai 250 kilogram, ujar petugas margasatwa Malaysia. Beberapa hari kemudian ular tersebut dilaporkan tewas.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video tersebut memang benar berisi peristiwa penangkapan ular berukuran besar dari berbagai negara.
Rujukan
- https://indonesi.com/11964/
- https://www.youtube.com/watch?v=yfdCiwzhNN0
- http://detik.com
- https://news.detik.com/berita/d-3667779/begini-perjuangan-robert-melawan-ular-piton-raksasa-di-riau
- http://suara.com
- https://www.suara.com/news/2017/10/03/140018/ngeri-detik-detik-satpam-nababan-duel-dengan-ular-raksasa-ini?page=all
- https://www.youtube.com/watch?v=XE29u3wuewQ
- https://www.youtube.com/watch?v=YkyHm3SuAtE
- https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=iHVjGTD_10o
- https://www.youtube.com/watch?v=ljuLPsRfcbo
- https://edition.cnn.com/videos/world/2016/04/12/malaysia-python-longest-snake-orig-vstan.cnn
- https://nationalgeographic.grid.id/read/13304828/ular-sanca-raksasa-yang-baru-ditemukan-di-malaysia-dilaporkan-mati?page=all
- https://wa.me/6281315777057
(GFD-2022-10447) Keliru, Video Putri Duyung Ditemukan di Afrika
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 12/08/2022
Berita
Video berdurasi 27 detik yang mengklaim penemuan putri duyung di Afrika, beredar di Facebook. Dalam video terlihat sekelompok orang berkerumun di pinggir pantai sembari memegang ekor ikan yang menempel di bagian bawah sosok mirip manusia.
Terdapat keterangan dalam video “Real Duyung ditemukan di Afrika“. Video itu diunggah pada 4 Agustus 2022 dengan menambahkan narasi “DUyUng TerDampar.. Asli/Palsu ya????”
Tangkapan video yang beredar di Facebook soal penemuan putri duyung di Afrika
Lantas, benarkah video tersebut merupakan penemuan putri duyung di Afrika?
Hasil Cek Fakta
Untuk membuktikan klaim diatas, Tim Cek Fakta TEMPO mula-mula menelusuri informasi tersebut dari sumber kredibel. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "mermaid found in Africa" di kolom pencarian Google Search. Hasilnya ditemukan sudah terdapat laporan yang membantah klaim di atas.
Dikutip dari pemeriksa fakta Snopes, video yang diklaim merupakan penemuan putri duyung di Afrika kemungkinan besar adalah merupakan gabungan video berbeda yang diubah secara digital.
Para pejabat di Kenya dan Afrika Selatan bahkan mengatakan belum ada laporan tentang putri duyung yang ditemukan di pantai. Polisi Afrika Selatan di Muizenberg tidak memiliki laporan tentang putri duyung yang hanyut di pantai atau laporan tentang seorang anak yang digigit ikan.
Televisi Inggris ITV News menganalisis video tersebut dan mendapatkan tidak ada bukti ilmiah yang kuat tentang putri duyung dan keaslian video yang beredar. Laporan terkait analisa video tersebut ditayangkan pada kanal youtubenya pada 14 April 2022.
Analisis televisi asal Inggris, ITV News
Komisaris Daerah Pantai dan Komandan Kabupaten Kwale di Kenya saat diwawancarai stasiun berita lokal Kenya NTV News seperti dilansir Insider bahkan telah menolak keaslian video tersebut dan menganggap video itu sebagai kebohongan besar.
Pihak Kepolisian Kenya menyarankan masyarakat untuk tidak percaya terhadap video penemuan putri duyung dan mengabaikan desas-desus penemuan tersebut.
Menurut Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA), tidak ada bukti ilmiah dan konkret yang membuktikan adanya makhluk hidup setengah manusia setengah ikan. Rata-rata video yang beredar merupakan teori konspirasi terutama didorong oleh pembuat film yang membuatnya terlihat seperti itu. Tetapi yang jelas tidak ada "humanoid air" yang ditemukan para ilmuwan.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta TEMPO, video yang diklaim merupakan penemuan putri duyung di Afrika, Keliru.
Video tersebut kemungkinan besar merupakan gabungan video yang berbeda yang diubah secara digital. Pihak kepolisian Kenya bahkan telah membantah keaslian video tersebut dan menganggap sebagai kebohongan.
Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) bahkan menegaskan tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan adanya makhluk hidup setengah manusia setengah ikan yang ditemukan ilmuwan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?v=388862983380534
- https://www.snopes.com/fact-check/mermaid-found-in-kenya/
- https://www.youtube.com/watch?v=ylnOc5B5M-s
- https://www.insider.com/viral-tiktok-real-mermaid-dismissed-fake-kenyan-police-2022-4
- https://www.tuko.co.ke/kenya/counties/450302-fake-news-police-dismiss-reports-mermaid-spotted-ukunda-s-lies/
- https://wa.me/6281315777057
Halaman: 3613/5638