• (GFD-2022-10709) Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Klaim Tragedi Kanjuruhan akibat Komunis Ujicoba Gas Beracun untuk Bunuh Rakyat Indonesia

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 07/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan pesan berantai yang menyebut Tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh komunis yang menguji coba gas beracun untuk membunuh rakyat Indonesia. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 5 Oktober 2022.
    Berikut isi postingannya:
    "INFO VALID A1**FIX SUPER VALID NO HOAX DARI ORANG BIN PENSIUNAN KOMBES & MANTAN ORANG BAIS, KEDUA INFO INI DISATUKAN MENJADI DATA, DATA-DATA DARI INFORMASI SAYA KUMPULKAN MENJADI SEBUAH DOKUMENTASI, BAHWA PADA TANGGAL 1 OKTOBER HARI KESAKTIAN PANCASILA KEMARIN KOMUNIS MENGUJI COBA CAMP PEMBANTAIAN MIRIP SEPERTI NAZI MENGGUNAKAN GAS BERACUN, NAMUN KALI INI KELINCI PERCOBAAN NYA MELALUI MEDAN LAPANGAN BOLA, RAKYAT JATIM, DAN AGENDA PERTANDINGAN BOLA YANG SUDAH DI GRAND DESIGN SECARA MATANG MELALUI PSSI & BRIMOB.**SIAP SIAP SELURUH RAKYAT INDONESIA, NEGERI INI SEBENTAR LAGI AKAN BANYAK CAMP CAMP SEPERTI DI XINJIANG UIGHUR, BUKAN HANYA UMAT ISLAM, SELURUH AGAMA AKAN DIHABISI.**INFO INI WAJIB DI VIRALKAN."
    Postingan itu juga disertai video dari stasiun tv Al Jazeera berdurasi dua menit 43 detk.
    Lalu benarkah postingan pesan berantai yang menyebut Tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh komunis yang menguji coba gas beracun untuk membunuh rakyat Indonesia?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan tidak menemukan informasi valid seperti yang diklaim dalam postingan. Tragedi Kanjuruhan sendiri terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu usai laga Arema FC Vs Persebaya.
    Berikut kronologi Tragedi Kanjuruhan seperti ditulis Liputan6.com pada 7 Oktober 2022 dalam artikel berjudul "Kronologi Tragedi Kanjuruhan Versi Kapolri, Penjaga Pintu 13 Tidak di Tempat"
    "Liputan6.com, Malang - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) membeberkan kronologi tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, dengan korban tewas sebanyak 131 orang usai laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10).
    Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa, pada 12 September 2022, panitia pelaksana Arema FC mengirimkan surat kepada Polres Malang terkait laga yang dimulai pukul 20.00 WIB itu.
    "Polres Malang menanggapi surat secara resmi, untuk mengubah jadwal pelaksanaan menjadi pukul 15.30 WIB dengan pertimbangan keamanan," kata Listyo dalam jumpa pers di Kota Malang, Jawa Timur, Kamis malam (6/10/2022).
    Namun, lanjutnya, permintaan tersebut, ditolak oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan alasan jika waktu pertandingan digeser, maka akan ada sejumlah konsekuensi yang harus ditanggung seperti adanya pembayaran ganti rugi.
    Kemudian, lanjutnya, Polres Malang melakukan persiapan pengamanan melalui sejumlah rapat koordinasi dan menambah personel yang akan bertugas pada laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dari sebelumnya 1.073 personel menjadi 2.034 personel.
    "Kemudian, dalam rakor tersebut juga disepakati khusus untuk suporter yang hadir hanya dari Aremania," ujarnya.
    Pertandingan, yang berjalan pada 1 Oktober 2022 pukul 20.00 WIB hingga selesai tersebut berakhir dengan skor 2-3 untuk kemenangan tim tamu.
    Proses pertandingan di Stadion Kanjuruhan semua lancar, namun saat akhir pertandingan muncul reaksi dari suporter terkait hasil yang ada.
    Muncul beberapa penonton yang masuk lapangan dan kemudian tim melakukan pengamanan khususnya kepada ofisial dan pemain Persebaya Surabaya dengan menggunakan empat unit kendaraan taktis barakuda.
    "Proses evakuasi berjalan cukup lama, hampir satu jam, karena sempat terjadi kendala dan hambatan karena memang terjadi penghadangan. Namun demikian semua bisa berjalan lancar dan evakuasi saat itu dipimpin Kapolres Malang," katanya.
    Namun, lanjutnya, pada saat yang bersamaan juga semakin banyak penonton yang turun ke lapangan sehingga, akhirnya kemudian anggota yang bertugas mulai melakukan kegiatan penggunaan kekuatan.
    "Seperti yang kita lihat, ada yang menggunakan tameng, termasuk pada saat mengamankan kiper Arema FC Adilson Maringa," ujarnya.
    Dengan semakin bertambahnya penonton, beberapa personel menembakkan gas air mata. Tembakan itu, mengakibatkan para penonton, terutama yang ada di tribun kemudian panik dan berusaha meninggalkan arena.
    Penonton yang kemudian berusaha untuk keluar, khususnya di pintu 3, 10, 11, 12, 13 dan 14 mengalami kendala karena pintu yang terbuka hanya kurang lebih selebar 1,5 meter. Kemudian, para penjaga pintu, tidak berada di tempat.
    Akibat kondisi tersebut, terjadi desak-desakan yang menyebabkan sumbatan di pintu keluar itu hampir 20 menit. Akibat berdesakan ditambah adanya gas air mata, banyak korban yang mengalami patah tulang, trauma di kepala dan leher.
    "Sebagian besar yang meninggal dunia mengalami asfiksia atau kadar oksigen dalam tubuh berkurang," katanya.
    Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Malang korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang sebanyak 131 orang, sementara 440 orang mengalami luka ringan dan 29 orang luka berat."
    Artikel terkait Tragedi Kanjuruhan lainnya bisa dilihat di link ini...
    Sementara video yang disertakan dalam postingan juga tidak berhubungan dengan pesan berantai yang beredar. Video itu merupakan liputan langsung Al Jazeera ke Stadion Kanjuruhan usai kejadian.

    Kesimpulan


    Pesan berantai yang menyebut Tragedi Kanjuruhan disebabkan oleh komunis yang menguji coba gas beracun untuk membunuh rakyat Indonesia adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10708) Cek Fakta: Hoaks Kabar Dedi Mulyadi Meninggal Dunia Usai Diracun pada 6 Oktober 2022

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 07/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang anggota DPR RI, Dedi Mulyadi meninggal dunia usai diracun beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 6 Oktober 2022.
    Akun Facebook tersebut mengunggah sebuah video dari situs berbagi video YouTube dengan judul "INALILLAHI, Kabar Duka dari DEDI MULYADI / Almarhum Meninggal Dunia Usai Diracun".
    Gambar dalam video menampilkan sebuah mobil ambulance yang dikerumuni banyak orang. Terdapat juga narasi yang berisi kabar duka dari Dedi Mulyadi.
    "LIVE DARI RUMAH DUKA
    INALILLAHI KABAR DUKA DARI DEDI MULYADI," demikian narasi dalam gambar tersebut.
    "Innalilahi wa innailaihi raaziuun," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa kali direspons dan dibagikan warganet.
    Benarkah kabar Dedi Mulyadi meninggal dunia usai diracun? Berikut penelusurannya.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang Dedi Mulyadi meninggal dunia usai diracun. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "dedi mulyadi meninggal dunia diracun" di kolom pencarian Google Search.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang memuat bantahan dari kabar tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Dedi Mulyadi jadi korban berita hoaks disebut telah diracun" yang dimuat situs antaranews.com pada 6 Oktober 2022.
    Purwakarta (ANTARA) - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menjadi korban terkait dengan kabar bohong atau hoaks di media sosial yang menyebutkan adanya kabar duka telah diracun.
    "Kalau cari views jangan kebablasan, semoga Allah SWT memberikan kemuliaan bagi kita semua,” kata Dedi, di Purwakarta, Kamis.
    Akun YouTube Seputar Berita pada Kamis ini mengunggah sebuah video dengan judul ‘INALILLAHI, Kabar Duka dari DEDI MULYADI / Almarhum Meninggal Dunia Usai Diracun’.
    Judul video itu dianggap mengagetkan, karena Dedi Mulyadi saat ini dalam kondisi baik-baik saja dan tidak ada kabar duka.
    Dedi menyebutkan judul yang menyebutkan telah meninggal dunia karena racun, sangat melenceng dari fakta alias hoaks. Dalam video berdurasi 3.43 menit itu diawali dengan narasi yang menggambarkan sosok Dedi Mulyadi.
    Di tengah video barulah diceritakan bahwa Dedi baru saja ditinggal untuk selama-lamanya oleh bapaknya yang bernama Sahlin Ahmad Suryana. Faktanya, saat ini Dedi masih beraktivitas seperti biasa dan dalam keadaan sehat.
    Mengenai bapaknya memang sudah meninggal pada Selasa, 22 Februari 2022. Meninggalnya bukan karena diracun, melainkan sakit di usia 92 tahun.
    Terkait hal tersebut, Dedi Mulyadi berharap siapa pun yang memanfaatkan media sosial bisa dilakukan dengan bijak.
    "Lebih baik memberitakan atau mengunggah hal-hal yang baik dibanding hoaks," katanya pula.
     

    Kesimpulan


    Kabar tentang Dedi Mulyadi meninggal dunia usai diracun ternyata tidak benar alias hoaks. Dedi Mulyadi mengaku, saat ini dalam kondisi baik-baik saja dan tidak ada kabar duka.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10707) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video ini Liga Jerman Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 07/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim Liga Jerman memperingati maulid Nabi Muhammad SAW beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 4 Oktober 2022.
    Video berdurasi 1 menit 41 detik itu memperlihatkan suporter yang tengah berada di tribun stadion membentangkan koreografi huruf arab.
    Video itu kemudian dikaitkan dengan Liga Jerman ikut memberi dukungan dan memperingati maulid Nabi Muhammad SAW.
    "LIGA JERMAN PERINGATI MAULID
    Melihat suporter Liga Jerman sungguh merinding selain memberikan dukungan juga ikut memperingati Maulid Nabi
    Bentuk peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah menciptakan formasi Ya Habibi Ya Rasulullah
    Sungguh debuah aksi yang perlu diberi tepuk tangan dan apresiasi yang tinggi karena masih menghormati Nabi
    Sebuah pelajaran bernilai tinggi bagi para suporter sepak bola kita yang mayoritas beragama Islam
    Semoga sepak bola kita lebih maju dan para pendukungnya lebih kreatif dalam memberikan bentuk dukungan
    Salam Olah Raga dan Jayalah Indonesia
    Salam Shalawat Nabi Muhamnad SAW," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 19 kali ditonton dan mendapat 4 komentar dari warganet.
    Benarkah dalam video itu Liga Jerman memperingati maulid Nabi Muhammad SAW? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim Liga Jerman memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Google Images.
    Hasilnya terdapat beberapa artikel yang menjelaskan mengenai video tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Suporter Klub Ini Kumandangkan Selawat Nabi di Stadion" yang dimuat situs Liputan6.com pada 27 Februari 2015 lalu.
    Berikut gambar tangkapan layarnya:
    Liputan6.com, Jeddah- Suporter klub-klub Indonesia yang kerap berbuat onar di dalam stadion nampaknya harus mencontoh apa yang dilakukan fans klub Arab Saudi Al Ittihad. Atraksi mereka di dalam stadion belum lama ini menghebohkan dunia maya dan membuat kagum banyak orang.
    Dalam sebuah video yang diunggah di Youtube, terlihat puluhan ribu suporter Al Ittihad meneriakkan pujian kepada Nabi Muhammad. Mereka kompak menyanyikan lagu terkenal 'Tala Al Badru' Alayna' yang konon dinyanyikan Sahabat Nabi saat kedatangan Nabi Muhammad ke Madinah dari Makkah.
    Selain itu para fans juga melakukan koreografi membentuk tulisan حبيبي يا رسول الله yang berarti ‘Oh Rasulullah, kekasihku’ dengan warna kuning dan hitam sesuai dengan warna klub kesayangan mereka.
    Fans Al Ittihad melakukan aksi ini di Stadion King Abdullah Sports City, Jeddah, 20 Februari 2015 lalu. Saat itu Al Ittihad tengah menghadapi Al Shoalah pada laga lanjutan Liga Arab Saudi. Pada laga tersebut, Al Ittihad berhasil menang 3-2 meski sempat tertinggal lebih dulu.
    Aksi fans Al Ittihad ini seharusnya dapat menjadi contoh bagi kelompok suporter di Indonesia. Kebanyakan suporter di Indonesia malah lebih sering menyanyikan chant yang berisi hinaan dan umpatan kepada kelompok suporter lain yang merupakan seteru mereka.

    Kesimpulan


    Video yang diklaim Liga Jerman memperingati maulid Nabi Muhammad SAW ternyata tidak benar. Faktanya, video tersebut merupakan suporter Liga Arab Saudi, Al Ittihad FC, bukan suporter salah satu klub Liga Jerman.
  • (GFD-2022-10706) Cek Fakta: Tidak Benar Muhammadiyah Usung Anies Baswedan untuk Pilpres 2024

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 06/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Muhammadiyah mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) 2024. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 29 September 2022.
    Dalam postingannya terdapat potongan video berjudul "Sah!! Muhammadiyah resmi usung Anies di Pilpres 2024"
    Akun itu menambahkan narasi "SERBA SERBI PEMIMPIN TERBAIK SAAT INI , MESKI TERUS DIJEGAL NEO PKI BAHKAN BAWASLU IKUTAN JUGA !! BACALON AJA BELUM APALAGI CAPRES KOK SDH DITINDAK LANJUTI BAWASLU , KETOROMEN NEK BAWASLU ANTEK REZIM ANTEK CUKONG"
    Lalu benarkah postingan yang mengklaim Muhammadiyah mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi laman resmi Muhammadiyah, muhammadiyah.or.id. Di sana terdapat artikel berjudul "Abdul Mu’ti: Muhammadiyah Tidak Terlibat dalam Dukung Mendukung Calon Presiden" yang tayang 6 Oktober 2022.
    Dalam artikel ini terdapat penjelasan dari Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti.
    "Sebagai Ormas Islam, Muhammadiyah tidak punya otoritas dan tidak terlibat dalam kegiatan politik praktis dan dukung mendukung calon presiden dan wakil presiden," ujar Mu'ti.
    Mu’ti menjelaskan bahwa berdasarkan peraturan perundang-undangan, lembaga yang berwenang mencalonkan presiden dan wakil presiden bukan ormas keagamaan, melainkan partai politik. Sebagai ormas, Muhammadiyah tidak memiliki legitimasi hukum mengusung calon presiden dan wakil presiden.
    "Proses pemilihan presiden dan wakil presiden masih lama. Masyarakat, khususnya warga Persyarikatan, hendaknya tetap tenang dan menjaga situasi yang kondusif, kerukunan, dan persatuan," Mu'ti menegaskan.

    Kesimpulan


    Postingan yang mengklaim Muhammadiyah mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024 adalah tidak benar.

    Rujukan

  • A PHP Error was encountered

    Severity: Warning

    Message: fopen(/var/lib/php/sessions/ci_sessiongbffanp7h1rmub2k8rcqm687ev2egm26): failed to open stream: No space left on device

    Filename: drivers/Session_files_driver.php

    Line Number: 172

    Backtrace:

    File: /var/www/html/gfd/application/third_party/MX/Loader.php
    Line: 173
    Function: _ci_load_library

    File: /var/www/html/gfd/application/third_party/MX/Loader.php
    Line: 190
    Function: library

    File: /var/www/html/gfd/application/third_party/MX/Loader.php
    Line: 153
    Function: libraries

    File: /var/www/html/gfd/application/controllers/Home.php
    Line: 20
    Function: library

    File: /var/www/html/gfd/index.php
    Line: 315
    Function: require_once

    A PHP Error was encountered

    Severity: Warning

    Message: session_start(): Failed to read session data: user (path: /var/lib/php/sessions)

    Filename: Session/Session.php

    Line Number: 143

    Backtrace:

    File: /var/www/html/gfd/application/third_party/MX/Loader.php
    Line: 173
    Function: _ci_load_library

    File: /var/www/html/gfd/application/third_party/MX/Loader.php
    Line: 190
    Function: library

    File: /var/www/html/gfd/application/third_party/MX/Loader.php
    Line: 153
    Function: libraries

    File: /var/www/html/gfd/application/controllers/Home.php
    Line: 20
    Function: library

    File: /var/www/html/gfd/index.php
    Line: 315
    Function: require_once