• (GFD-2020-8409) Keliru, Kutipan yang Diklaim Berasal dari Gus Mus tentang Warga Keturunan Arab

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 10/12/2020

    Berita


    Sebuah poster yang berisi foto pengasuh Pondok Pesantren Raidlatut Thalibin, Rembang, Jawa Tengah, Kiai Haji Mustofa Bisri atau Gus Mus yang disertai dengan kutipan yang menyerang warga keturunan Arab beredar di media sosial. Kutipan itu berisi peringatan agar warga keturunan Arab tidak mengklaim sebagai pihak yang pertama mengajarkan Islam di Indonesia, karena ada Wali Songo yang telah lebih dulu membimbing umat Islam di Indonesia.
    Berikut isi kutipan dalam poster tersebut:
    “Jadi warga keturunan Arab, jangan klaim bahwa kalianlah yg pertama mengajari kami berislam, karena ada Wali Songo yang telah lebih dulu membimbing kami, bahkan 3 diantaranya dari Cina. Biarkan kami beragama Islam melakukan hablumminallah dan hablumminnas dengan cerdas, bukan teriak takbir, tapi kelakuan kafir.
    Kami akan ikuti akhlak Rasulullah sebagai pedagang yang menghidupi jutaan manusia. Itulah yang dilakukan orang Cina. Jangan tularkan kepada kami kebiasaan perang, biarkan kami terbiasa menjadi pedagang, tetapi bukan dagangan agama, menjual surga.”
    Di Facebook, poster tersebut diunggah salah satunya oleh akun Gendeng War Slawer, tepatnya pada 3 Desember 2020. Hingga artikel ini dimuat, unggahan akun tersebut telah mendapatkan 33 reaksi dan 48 komentar serta dibagikan sebanyak 96 kali.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Gendeng War Slawer.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri sumber kutipan tersebut dengan memasukkan kata kunci “Gus Mus kritik warga keturunan Arab” di mesin perambah Google. Hasilnya, ditemukan bahwa kutipan itu bukan bersumber dari Gus Mus.
    Pada 1 Desember 2020, lewat akun Instagram-nya, @s.kakung, Gus Mus telah mengklarifikasi kutipan yang mencatut namanya tersebut. Dalam unggahannya, Gus Mus mencantumkan tautan yang mengarah pada sebuah tulisan panjang di Facebook yang menjadi sumber dari kutipan yang mencatut namanya itu.
    Tulisan ini berupa surat terbuka bagi warga keturunan Arab di Indonesia. Surat tersebut ditulis di Sidoarjo, Jawa Timur, dan diunggah oleh akun Facebook Iyyas Subiakto pada 19 November 2020. Namun, surat itu sama sekali tidak menyebut nama Gus Mus.
    Dalam unggahannya di Instagram, Gus Mus pun menulis sebagai berikut:
    "Banyak orang yang kalau menemu atau mendapatkan sesuatu (dari WA atau medsos) yang 'menarik hati'nya, langsung dishare, tanpa tabayyun kepada yang mengiriminya.
    Aku sendiri (dan anak-anakku) capek mengklarifikasi bila ada tulisan atau ujaran yang mengatasnamakan diriku. Kecuali mereka yang sudah hafal 'bahasa'ku, banyak yang justru tabayyun menanyakan kepadaku atau anak-anakku. Kok tidak sejak awal bertanya atau tabayun kepada yang mengirim atau pihak dari mana mereka mendapatkannya.
    Seperti baru-baru ini, aku kebanjiran pertanyaan tentang adanya 'surat' yang 'ditandatangani oleh KH. MUSTOFA BISRI' yang ternyata itu bermula dari postingan orang Sidoarjo di Facebook. Lalu entah dengan alasan apa, ada yang mencantumkan namaku disitu (dan kelupaan menghapus tulisan Sidoarjo-nya)."
    Putri Gus Mus, Ienas Tsuroiya, juga telah mengklarifikasi kutipan tentang warga keturunan Arab tersebut. Dilansir dari Suara.com, dalam sebuah utas yang diunggah pada 1 Desember 2020, Ienas bercerita bahwa sebuah tulisan berjudul "Saudaraku Keturunan Arab" ramai beredar di grup-grup pesan singkat. Tulisan itu ditutup dengan tulisan "Sidoarjo, 19 November 2020" dan nama Gus Mus.
    Ienas menegaskan bahwa tulisan itu bukan tulisan Gus Mus. Menurut dia, gaya penulisan dan bahasa yang digunakan dalam tulisan tersebut sangat berbeda dengan tulisan Gus Mus. "Dari segi penulisan, gaya bahasa, dan seterusnya, sudah jelas sekali itu BUKAN tulisan Abah. Ditambah di bagian penutup ada keterangan 'Sidoarjo, 19 Nov 2020'. Entah siapa yang kemudian menambahkan kata: Gus Mus," katanya.
    Ienas berpesan, jika menemukan pesan di grup-grup pesan singkat yang mengatasnamakan Gus Mus dan dibumbui dengan kata "Viralkan!" atau "Sebarkan!", masyarakat perlu menginformasikan kepada penyebar pesan tersebut bahwa pesan itu bukan tulisan Gus Mus. Ia juga meminta agar pesan-pesan semacam itu berhenti disebarkan dan tidak membawa-bawa nama Gus Mus.
    Terakhir, Ienas mengingatkan bahwa Gus Mus memiliki media sosial yang dikelola secara mandiri. Selain itu, ada platform lainnya yang dikelola oleh anak-anak Gus Mus, yakni akun YouTube Gusmus Channel dan Mata Air Radio. Jika tulisan yang beredar tidak memiliki logo lembaga-lembaga itu, kata Ienas, bisa dipastikan bahwa tulisan itu palsu.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa poster dengan kutipan yang berisi peringatan bagi warga keturunan Arab di Indonesia di atas bersumber dari Gus Mus, keliru. Kutipan tersebut bersumber dari sebuah tulisan panjang yang pernah diunggah oleh akun Facebook Iyyas Subiakto pada 19 November 2020. Gus Mus dan putrinya, Ienas Tsuroiya, pun telah menyatakan bahwa tulisan itu bukan tulisan Gus Mus.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8408) Keliru, Cover Majalah Tempo Berjudul Sang Dalang Perusak Bhinneka

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 09/12/2020

    Berita


    Sebuah gambar yang menyerupai cover Majalah Tempo dengan judul "Sang Dalang Perusak Bhinneka" beredar di media sosial dan grup-grup percakapan WhatsApp pada 9 Desember 2020. Di bagian kanan bawah gambar tersebut, tertulis bahwa edisi ini terbit pada 7-13 Desember 2020.
    Di bawah judul, terdapat paragraf yang berbunyi: "Rekaman suara Danny Pomanto membongkar keterlibatan Jusuf Kalla dalam strategi menjatuhkan wibawa pemerintah Indonesia dan mengamankan jaringan bisnis keluarga. Gerindra disusupi 'HMI Connection' yang pro Habib Rizieq."
    Di atas tulisan "Tempo", tercantum teks yang berbunyi "Maraknya Ideologi Pro Khilafah di Kalangan Birokrasi" dan "Beranikah Polri Tangkap Rizieq Shihab?". Terdapat pula ilustrasi empat pria yang mirip dengan mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, penyidik KPK Novel Baswedan, pemimpin FPI Rizieq Shihab, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
    Gambar hoaks yang diklaim sebagai cover Majalah Tempo edisi 7-13 Desember 2020.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, Majalah Tempo tidak pernah menerbitkan edisi dengan cover yang memuat ilustrasi empat pria yang mirip dengan Jusuf Kalla, Novel Baswedan, Rizieq Shihab, dan Anies Baswedan serta berjudul "Sang Dalang Perusak Bhinneka", termasuk edisi 7-13 Desember 2020.
    Di situs Majalah Tempo, majalah.tempo.co, diketahui bahwa Majalah Tempo edisi 7-13 Desember 2020 yang terbit pada 5 Desember berjudul "Outlook Ekonomi 2021: Saatnya Berubah". Di bawah judul, terdapat paragraf yang berbunyi "Pandemi Covid-19 seharusnya jadi momentum mendorong ekonomi hijau. Sektor bisnis mana yang paling siap?".
    Gambar hoaks yang diklaim sebagai cover Majalah Tempo edisi 7-13 Desember 2020 (kiri) dan cover Majalah Tempo edisi 7-13 Desember 2020 yang asli (kanan).
    Adapun dua judul berita dalam edisi tersebut, yang tercantum di atas tulisan "Tempo", adalah "Perang Dinasti Pilkada Serentak" dan "Macetnya Perkara Korupsi Kemenpora". Ilustrasi dalam cover pun memperlihatkan tiga kera dan tiga pria.
    Saat dihubungi, Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Wahyu Dhyatmika membantah bahwa cover dengan judul tersebut pernah diterbitkan oleh Majalah Tempo. "Ini saya pastikan hoaks. Tempo tidak pernah menerbitkan cover itu," kata Wahyu pada 9 Desember 2020.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa cover yang berjudul "Sang Dalang Perusak Bhinneka" adalah cover Majalah Tempo edisi 7-13 Desember 2020, keliru. Majalah Tempo tidak pernah menerbitkan edisi dengan cover yang juga memuat ilustrasi empat pria yang mirip dengan Jusuf Kalla, Novel Baswedan, Rizieq Shihab, dan Anies Baswedan tersebut, termasuk edisi 7-13 Desember 2020. Majalah Tempo edisi 7-13 Desember berjudul "Outlook Ekonomi 2021: Saatnya Berubah". Pemimpin Redaksi Majalah Tempo pun telah memastikan bahwa cover tersebut hoaks.
    ANGELINA ANJAR SAWITRI
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8407) Keliru, Video yang Disebut Tunjukkan Anggota FPI yang Ditembak Polisi di Tol Cikampek

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 09/12/2020

    Berita


    Video pendek yang memperlihatkan penembakan terhadap dua pria di jalanan sebuah kota viral di media sosial. Video berdurasi 4 detik ini diklaim sebagai video anggota Front Pembela Islam (FPI) yang ditembak oleh polisi. Video ini beredar setelah, pada 7 Desember 2020 lalu, terjadi penembakan terhadap enam anggota FPI oleh kepolisian di Tol Cikampek.
    Dalam video itu, terlihat seorang pria bertopi dan berompi hitam yang menembak dua pria hingga tersungkur. Walaupun begitu, pria bertopi dan berompi hitam tersebut terus melepaskan tembakan ke arah keduanya. Di Facebook, video itu dibagikan salah satunya oleh akun Ahmad Tsauri, tepatnya pada 8 Desember 2020. Akun ini menulis narasi sebagai berikut:
    "Saya sudah melihat videonya, dalam 5 detik 6 orang FP* yang menyerang polisi tumbang. Petugasnya keren. Dan senjata FP* berjatuhan. Hanya dalam 5 detik.
    Tembakannya sangat akurat, kalau meleset saja sedikit pasti anggota polisi ada yang mati ditembak mereka. Newbie verses expert. Ternyata ada penembak lebih jitu dari adegan filem-filem hhhe.
    Aparat pasti punya durasi dari berbagai sudut. 4 orang yang kabur bisa dijerat pasal terorisme dan jika dibuka semua, soal senjata dan jaringan teroris di FP*.
    Ormas tak berijin ini pasti dibubarkan karena terlibat dalam jaringan terorisme. Mohon jangan ada yang inbox minta video, kita tunggu rilis resmi dari aparat."
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Ahmad Tsauri.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, video tersebut telah beredar sejak Januari 2020 silam, jauh sebelum terjadinya penembakan terhadap enam anggota FPI di Tol Cikampek pada 7 Desember 2020 lalu. Video itu adalah video pembunuhan oleh sekelompok preman terhadap dua pria asal Venezuela di Kolombia. Video ini direkam dan diunggah ke media sosial oleh kelompok preman tersebut.
    Video itu pernah beredar di Indonesia pada Juli 2020 lalu dengan narasi yang berbeda. Video tersebut diklaim sebagai video pelaku perampokan dan pembacokan terhadap seorang sopir truk di Rancaekek, Bandung, yang ditembak mati oleh tim buser kepolisian. Tempo telah memverifikasi klaim tersebut saat itu dan menyatakannya sebagai hoaks.
    Salah satu gambar tangkapan layar dari video tersebut pernah dimuat oleh situs media Kolombia, Semana.com. Menurut berita Semana.com pada 31 Januari 2020 itu, peristiwa dalam video ini merupakan peristiwa pembunuhan terhadap dua pria oleh sekelompok preman di El Santuario, Antioquia, Kolombia.
    Penembakan yang terjadi pada 28 Januari 2020 itu direkam dan disebarkan ke media sosial dan WhatsApp oleh kelompok preman yang sama. Dua pria yang menjadi korban tersebut adalah warga negara Venezuela, berusia 19 tahun dan 21 tahun. Menurut laporan pemerintah setempat, para pelaku mendekati kedua pria itu dan, tanpa mengatakan apa-apa, menembak mereka.
    Peristiwa pembunuhan ini juga pernah diberitakan oleh situs media Teleantioquia Noticias. Menurut laporannya pada 29 Januari 2020, beberapa jam sebelum penembakan itu, para pelaku juga menyerang sejumlah pemilik kendaraan yang berada di jalanan yang mengarah ke Carmen de Viboral. Melalui sebuah pernyataan, Wali Kota El Santuario, Juan David Zuluaga, mengkonfirmasi pembunuhan dua warga negara Venezuela itu.
    Di YouTube, peristiwa itu pun pernah dilaporkan oleh kanal Sky Colombia pada 31 Januari 2020 dengan judul “Las amenazas que se publicitan por Instagram en Antioquia”. Dalam keterangan video ini disebutkan bahwa pembunuhan dua orang di El Santuario direkam dan disiarkan di jejaring sosial oleh kelompok preman yang sama. Di akun media sosialnya, mereka juga mengunggah berbagai ancaman serta menampilkan senjata mereka.
    Penembakan anggota FPI di Tol Cikampek
    Berdasarkan arsip berita Tempo, penembakan anggota FPI hingga tewas di Tol Cikampek terjadi pada 7 Desember 2020 dini hari. Peristiwa ini menjadi sorotan berbagai pihak. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bahkan langsung membentuk tim khusus untuk menyelidiki peristiwa yang diklaim polisi dilakukan dengan cara terukur itu.
    Pada 7 Desember siang, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Mohammad Fadil Imran mengumumkan bahwa pihaknya memang menembak mati enam anggota FPI. Menurut dia, insiden itu berawal saat polisi melakukan pengintaian terhadap para pengikut pemimpin FPI Rizieq Shihab tersebut sekitar pukul 00.30 WIB.
    Sesampainya di Tol Cikampek Kilometer 50, kata Fadil, mobil penyidik dipepet dan diserang dengan senjata api dan senjata tajam oleh anggota FPI. Dengan alasan membela diri, Fadil mengatakan bahwa anggotanya yang berjumlah enam orang melakukan penembakan, hingga mengakibatkan enam dari 10 orang anggota FPI tewas. Sementara empat orang lainnya melarikan diri.
    Sekretaris Umum FPI Munarman menjelaskan kronologi versi mereka terkait penghadangan anggota FPI di Tol Cikampek tersebut. Ia mengatakan bahwa peristiwa itu bermula ketika Rizieq Shihab berencana berangkat dari Sentul, Jawa Barat, ke tempat pengajian keluarga inti pada 6 Desember malam, sekitar pukul 22.30-23.00 WIB. "Pengajian subuh keluarga inti, jadi tidak melibatkan pihak mana pun juga," kata Munarman.
    Munarman mengatakan Rizieq berangkat bersama keluarganya. Ada empat mobil yang mengawal yang berisi Laskar FPI. Namun, di perjalanan, sekitar pukul 00.30 WIB, Munarman mengatakan bahwa ada mobil yang menguntit mereka. Mobil itu bahkan memotong jalur rombongan dua mobil pengawal tersebut.
    "Para pengawal tentu saja bereaksi untuk melindungi Imam Besar Habib Rizieq Shihab, itu reaksi normal karena mereka bertugas mengawal. Yang patut diberitahukan bahwa fitnah besar bahwa laskar kita bawa senjata api dan temaka menembak, fitnah itu," kata Munarman.
    Setelah itu, menurut dia, terjadi penembakan terhadap seorang anggota Laskar FPI. Salah satu mobil pengawal Rizieq yang berisi enam orang pun diketahui FPI hilang tak ada kabar. Munarman menyatakan sempat menugaskan anggota FPI lain mencari ke lokasi yang sama. Namun, tak ada hal yang didapat. Mereka bahkan mencari ke rumah sakit sekitar karena menduga ada yang terluka setelah adanya kabar soal tembakan saat penghadangan.
    Keterangan dari Polda Metro Jaya, kata Munarman, menegaskan kondisi terakhir para anggota FPI tersebut yang ternyata sudah tewas. "Kami sebelum ada pengumuman dari Polda, itu pun dapatnya dari televisi, sebelum dengarkan pernyataan dari pihak Polda, kami masih anggap keenamnya dalam status hilang," kata Munarman.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas adalah video anggota FPI yang ditembak oleh polisi di Tol Cikampek, keliru. Video itu telah beredar sejak Januari 2020, sebelum terjadinya penembakan terhadap enam anggota FPI oleh polisi di Tol Cikampek pada 7 Desember lalu. Video tersebut memperlihatkan pembunuhan oleh sekelompok preman terhadap dua pria asal Venezuela di Kolombia.
    ANGELINA ANJAR SAWITRI
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8406) Keliru, Foto yang Diklaim Jenazah Anggota FPI yang Ditembak di Tol Cikampek

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 08/12/2020

    Berita


    KLAIM
    Foto yang diklaim sebagai foto jenazah anggota Front Pembela Islam (FPI) yang ditembak di Tol Cikampek beredar di Facebook. Foto ini terdapat dalam artikel di situs Introdutions.xyz yang berjudul "Foto-foto Enam Jenazah Anggota FPI yang Ditembak Polisi, Berlumuran Darah, Wajah Penuh Luka Lebam".
    Foto ini beredar usai peristiwa penembakan enam anggota FPI oleh kepolisian di Tol Cikampek pada 7 Desember 2020 dini hari. Salah satu akun yang membagikan tautan artikel di situs Introdutions.xyz yang berisi foto tersebut adalah akun Bos Kancil, tepatnya pada 8 Desember 2020.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Bos Kancil.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri foto di atas dengan reverse image tool Google dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa foto tersebut bukan foto enam jenazah anggota FPI yang ditembak di Tol Cikampek, melainkan foto dua jenazah pelaku perampokan toko emas di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Maret 2020.
    Foto tersebut pernah dimuat di situs media lokal Sumsel, Mattanews.co, pada 28 Maret 2020 dalam beritanya yang berjudul "Dua Perampok Toko Emas Cahaya Murni Ditembak Mati, Sementara Satu Pelaku lainnya Dilumpuhkan". Foto itu menunjukkan dua dari delapan pelaku perampokan yang tewas ditembak oleh Subdirektorat Jatanras Polda Sumsel.
    Perampokan ini terjadi di Toko Emas Cahaya Murni di Sungai Lilin pada 26 Maret 2020 pukul 12.15 WIB. Kawanan perampok mengambil 6,5 kilogram emas dan uang Rp 60 juta. Setelah itu, mereka melarikan diri dengan empat sepeda motor. Dua hari kemudian, Polda Sumsel menangkap tiga dari delapan kawanan perampok itu. Dari tiga pelaku tersebut, dua di antaranya ditembak mati.
    Situs media Tribun Palembang juga pernah memuat foto yang identik pada tanggal yang sama dengan keterangan: "Dua dari tiga perampok toko emas di Muba (Musi Banyuasin) yang meregang nyawa dan dibawa ke RS Bhayangkara Palembang." Kesamaan terlihat dari posisi dua jenazah serta pakaian yang digunakan oleh petugas yang menangani jenazah tersebut.
    Tribun Palembang menulis bahwa dua jenazah tersebut adalah komplotan dari delapan perampok toko emas di Sungai Lilin, Musi Banyuasin. Mereka ditangkap oleh Polda Sumsel bersama sejumlah anggota dari Polres Musi Banyuasin pada 28 Maret 2020.
    Situs Introdutions.xyz juga tidak tergolong sebagai media yang kredibel karena tidak mencantumkan penanggung jawab dan alamat perusahaan. Padahal, ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang berbunyi: "Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat, dan penanggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat percetakan."
    Selain itu, situs tersebut tidak mencantumkan Pedoman Pemberitaan Media Siber. Padahal, kewajiban untuk memuat pedoman ini bagi situs media diatur dalam Pasal 8 UU Pers. Pedoman Pemberitaan Media Siber ditandatangani oleh Dewan Pers dan komunitas pers di Jakarta pada 3 Februari 2012 agar pengelolaan media siber dapat dilaksanakan secara profesional, memenuhi fungsi, hak, dan kewajibannya sesuai UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto di atas adalah foto jenazah anggota FPI yang ditembak di Tol Cikampek keliru. Foto tersebut merupakan foto dua jenazah perampok toko emas di Sungai Lilin, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Maret 2020.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan