• (GFD-2023-13431) [SALAH] Nama Asli Jokowi adalah Harbertus

    Sumber: FACEBOOK
    Tanggal publish: 28/08/2023

    Berita

    “nama asli dari kecil awal. Harbertus.

    Harbertus Mulyono

    Harbertus Joko Mulyono

    Berubah total

    IR DR JOKOWIDODO”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook, tentang beberapa klaim mengenai Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo. Di dalam unggahan Facebook dari akun Riki Jaya Jaya ini, terdapat klaim yang menyebutkan bahwa nama asli dari Presiden Joko Widodo adalah Harbertus. Unggahan ini juga menuliskan narasi tambahan yang menyatakan bahwa nama awal dari Joko Widodo adalah Harbertus, kemudian berubah menjadi Harbertus Mulyono, kemudian berubah menjadi Harbertus Joko Mulyono. Apakah benar nama asli Joko Widodo adalah harbertus?

    Setelah melakukan penelusuran terkait dengan dua hal ini, ditemukan fakta yang menjelaskan bahwa klaim tentang nama asli Jokowi yang terdapat di dalam unggahan ini, mengandung kekeliruan. Sebagai hoaks yang telah lama beredar, isu ini pernah muncul dan telah dijelaskan melalui dokumen resmi dan oleh pihak-pihak terkait. Seperti misalnya pada artikel dari detiknews pada tahun 2017 lalu, Semua catatan kelahiran dan riwayat medis kelahiran Jokowi sampai saat ini masih tersimpan rapi di ruang arsip rumah sakit tempat kelahiran Jokowi, yaitu RS Brayat Minulyo. Berdasarkan fotokopi akta kelahiran yang dikeluarkan Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Surakarta pada 3 November 1988, yang diperoleh detikX, Jokowi lahir dari pasangan Sujiatmi dan Notomiharjo.Mbok Yem, pengasuh Jokowi sejak masih bayi menyatakan bahwa dahulu nama asli dari Jokowi adalah Mulyono. Namun karena sering menderita sakit-sakitan, maka nama Mulyono kemudian digantikan dengan nama Joko Widodo, yang mana “Widodo” berarti sejahtera dan sehat selalu.

    Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyebutkan bahwa nama asli dari Joko Widodo adalah Harbertus atau Harbertus Mulyono, merupakan informasi yang salah dan termasuk kedalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga

    Faktanya isu nama Jokowi merupakan Harbertus merupakan hoaks lama yang telah ada pada saat Joko Widodo akan mencalonkan diri pertama kali menjadi Presiden RI. Hal ini telah dibantah dengan tegas oleh pihak-pihak terkait berdasarkan bukti-bukti yang jelas.

    Rujukan

  • (GFD-2023-13430) [SALAH] Nasdem Jatim Tolak Dukung Anies dan Terang-Terangan Pilih Ganjar

    Sumber: FACEBOOK
    Tanggal publish: 23/08/2023

    Berita

    “GEMP4R! NASD3M JAT1M TO1AK DUKVNG AN1ES TER4NG TER4NGAN PILIH DVKUNG G4NJAR C4PRES 2024″

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video melalui media sosial Facebook dari sebuah akun bernama Menuju Istana. Video yang diunggah pada 6 Agustus 2023 ini tampak menyertakan sebuah informasi yang tidak biasa. “GEMP4R! NASD3M JAT1M TO1AK DUKVNG AN1ES TER4NG TER4NGAN PILIH DVKUNG G4NJAR C4PRES 2024”, demikian judul video tersebut, yang sekaligus menjadi narasi di dalam unggahan. Apakah benar Nasdem Jatim telah menolak mendukung Anies Baswedan dan memilih mendukung Ganjar? Sementara diketahui bahwa Partai Nasdem merupakan partai pengusung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden pada Pemilu tahun 2024 mendatang.

    Setelah dilakukan penelusuran pada isi dari video yang diunggah tersebut, ditemukan sebuah fakta bahwa antara isi dan judul video tidak memiliki kesinambungan. Video ini berisikan beberapa cuplikan video yang kemudian digabungkan menjadi satu video dengan durasi sekitar 8 menit. Di dalamnya, tidak ditemukan sebuah informasi yang menyebutkan bahwa Partai Nasdem di Jawa Timur menolak mendukung Anies Baswedan sebagai Capres pada Pemilu 2024. Namun, video ini berisikan cuplikan-cuplikan dari beberapa wawancara terhadap pendukung dan pengamat politik, perihal elektabilitas kedua Capres ini di wilayah Jawa Timur. Salah satu video yang teridentifikasi adalah video wawancara terhadap Rio Prayogo, Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting pada tayangan Youtube CNN Indonesia, 8 Mei 2023.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa video Facebook dengan judul, “GEMP4R! NASD3M JAT1M TO1AK DUKVNG AN1ES TER4NG TER4NGAN PILIH DVKUNG G4NJAR C4PRES 2024”, merupakan konten informasi yang menyesatkan atau misleading content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Pemeriksa Fakta Junior)

    Faktanya, informasi tersebut merupakan hoaks. Sampai saat ini belum ada informasi yang dapat mendukung klaim ini. Selain itu, di dalam video yang diunggah, tidak ada disebutkan perihal Nasdem Jatim terang-terangan pilih Ganjar pada Pilpres 2024.

    Rujukan

  • (GFD-2023-13429) [SALAH] Prabowo Jual Kekayaan Hutan Indonesia ke China

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 29/08/2023

    Berita

    “ANTEK ASING!
    PRABOWO JUAL KEKAYAAN HUTAN INDONESIA KE CHINA
    Investor Tiongkok Ambil Alih PT Kertas Nusantara

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah unggahan Facebook dengan klaim Prabowo Subianto menjual kekayaan hutan Indonesia ke China. Unggahan itu menyebut investor asing dari China mengambil alih perusahaan kertas bernama PT Kertas Nusantara milik Prabowo Subianto. Faktanya, klaim tersebut tidak benar.

    Dikutip dari Jawapos.com, pada tahun 2017 ada empat investor dari Tiongkok yang sedang berkunjung Kabupaten Berau Kalimantan Timur. Mereka sempat melirik PT Kertas Nusantara untuk diambil alih. Namun rencana itu tidak pernah terealisasi hingga sekarang.

    “Sampai sekarang saya belum dilapori soal itu, karena yang saya tahu baru sebatas Pak Menko Kemaritiman sedang mengutus stafnya ke Berau bersama investor asal Tiongkok untuk menunjang peluang investasi,” ungkap Bupati Berau, Muharram tahun 2017.

    Berdasarkan penelusuran lebih lanjut, Prabowo membeli Kiani Kertas dari Bob Hasan menggunakan pinjaman senilai Rp 1,8 triliun dari Bank Mandiri. Kondisi perusahaan saat itu sedang terancam bangkrut karena kredit macet. Kemudian Prabowo mengubah nama perusahaan itu menjadi Kertas Nusantara.

    Namun setelah perusahaan dibeli, Prabowo juga tak kunjung menyelesaikan kredit Kiani. Sehingga membuat beberapa investor asing tertarik mengambil alih. Prabowo mengatakan membutuhkan suntikan modal US$ 50 juta untuk menjalankan pabrik kertas tersebut. Dikutip dari Tempo, Prabowo mengatakan tidak ingin perusahaan itu lepas ke tangan asing dan tetap berada di tangan pribumi.

    Kesimpulan

    Klaim terkait PT Kertas Nusantara milik Prabowo dibeli oleh investor China tidak benar. Faktanya, pada tahun 2017 memang ada empat investor Tiongkok yang baru berencana untuk mengambil alih perusahaan Prabowo itu. Namun tidak pernah ada kelanjutan terkait pengambilalihan perusahaan hingga saat ini.

    Rujukan

  • (GFD-2023-13428) [SALAH] PDIP Usir Sandiaga Uno Karena Ngotot Jadi Wakil Presiden

    Sumber: TWITTER
    Tanggal publish: 23/08/2023

    Berita

    “Sok Pede Karena Merasa Punya Modal Untuk Mencawapres, Sandiaga Uno Malah Diusir PDIP Karena Ngebet Ingin Jadi Cawapres Ganjar. Netizen: Kenapa Engga Dukung Anies Saja? Kan Bisa Jadi Menteri kayak LBP..”

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah cuitan muncul melalui media sosial Twitter perihal Pemilu 2024. Di dalam unggahannya, akun dengan nama @abu_waras menuliskan narasi yang menyebutkan bahwa Sandiaga Uno diusir oleh PDIP karena memaksa untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi Capres Ganjar Pranowo pada Pemilu 2024. Narasi lengkapnya adalah sebagai berikut: “Sok Pede Karena Merasa Punya Modal Untuk Mencawapres, Sandiaga Uno Malah Diusir PDIP Karena Ngebet Ingin Jadi Cawapres Ganjar. Netizen: Kenapa Engga Dukung Anies Saja? Kan Bisa Jadi Menteri kayak LBP..” Apakah benar Sandiaga Uno diusir oleh PDIP karena bersikeras menjadi wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo?

    Setelah melakukan penelusuran terkait dengan narasi unggahan tersebut, ditemukan sebuah fakta yang menunjukkan bahwa klaim di dalam cuitan tersebut mengandung kekeliruan. Pertama, di dalam cuitan tersebut terlampir sebuah gambar yang berasal dari salah satu TV Nasional, dengan narasi yang menyebutkan bahwa PDIP persilahkan PPP hengkang dari koalisi jika bersikeras mengusulkan Sandiaga sebagai wakil presiden bersama Capres Ganjar Pranowo. Dalam hal ini dapat dilihat, bahwa PDIP tidak secara personal mengusir Sandiaga Uno seperti yang dituliskan di dalam cuitan tersebut.

    Kedua, perihal PPP akan hengkang dari koalisi bersama PDIP apabila Sandiaga Uno tidak menjadi calon presiden mendampingi Ganjar, sampai hari ini masih menjadi isu. Belum ada penjelasan lebih lanjut dari PPP terkait isu yang beredar ini. Melansir dari artikel Tribunnews, Sandiaga Uno menuturkan bahwa sesuai arahan dari pimpinan PPP, sampai saat ini PPP masih istiqomah untuk berkonsolidasi secara internal dan berkoalisi dengan PDIP.

    Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah, menegaskan bahwa mengenai penentuan bakal cawapres pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 akan dibahas bersama dan melihat dinamika politik mutakhir. Ia menambahkan, kandidat bakal cawapres yang masuk radar PDIP sejauh ini, seperti Sandiaga Salahuddin Uno, Menko Polhukam Mahfud MD, putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Andika Perkasa dan Menteri BUMN Erick Thohir.

    “Saya kira probability mereka untuk menjadi cawapres Pak Ganjar cukup tinggi, kita tunggu nanti pada batas akhir pendaftaran capres cawapres yang telah diatur KPU, kita lihat bagaimana formasi grouping parpolnya, dan formasi capres cawapresnya,” demikian ungkap Basarah.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa klaim di dalam cuitan yang menyebutkan bahwa PDIP mengusir Sandiaga Uno karena bersikeras ingin menjadi wakil presiden, merupakan informasi yang termasuk ke dalam jenis konten menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Pemeriksa Fakta Junior)

    Faktanya, pengusungan Sandiaga Uno menjadi wakil presiden adalah keputusan dari partai yang menaunginya yaitu PPP.

    Selengkapnya ada di penjelasan.

    Rujukan