• (GFD-2021-8465) Sesat, Klaim Ini Video Astronot yang Lompat dari Pesawat Luar Angkasa di Ketinggian 128 Ribu Kaki

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 22/01/2021

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria berpakaian astronot yang terjun dari angkasa beredar di media sosial. Video tersebut diklaim sebagai video astronot Austria yang melompat dari pesawat luar angkasa yang berada di ketinggian 128 ribu kaki dan menempuh perjalanan sejauh 1.236 kilometer ke bumi dalam waktu 4 menit 5 detik. Menurut klaim tersebut, video ini merupakan video milik kantor berita BBC.
    Di Facebook, video tersebut diunggah salah satunya oleh akun Andiyundinaraihan Andiyundinaraihan, tepatnya pada 21 Januari 2021. Akun ini menuliskan narasi, “Angkasawan Austria melompat dr ketinggian 128000 kaki dr kapal angkasa dn menempuh perjalanan sejauh 1236 kilometer kebumi dalam waktu 4 menit 5 detik. Dia melihat bumi berputar dengan jelas. Vidio rekaman BBC yang menarik dn mengejutkan. Masya Allah.... Allahu Akbar...”
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Andiyundinaraihan Andiyundinaraihan pada 21 Januari 2021 yang memuat klaim sesat terkait video dari BBC yang diunggahnya.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengan toolInVID. lalu, gambar-gambar itu ditelusuri denganreverse image toolGoogle. Hasilnya, ditemukan bahwa pria dalam video itu bukan astronot, melainkan atlet terjun bebas berkebangsaan Austria bernama Felix Baumgartner. Ia melompat dari ketinggian 128.100 kaki, atau 39 kilometer dari permukaan bumi.
    Video tersebut pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Red Bull pada 16 Oktober 2012 dengan judul “Red Bull Stratos - World Record Freefall”. Dalam keterangannya, tertulis bahwa Felix Baumgartner mencapai kecepatan sekitar 1.357,6 kilometer per jam atau 843,6 mil per jam ketika melompat dari stratosfer, yang membuatnya menjadi orang pertama yang menyaingi kecepatan suara saat terjun bebas.
    Red Bull Stratos merupakan sebuah projek dengan misi melampaui batas manusia dan memajukan penemuan ilmiah untuk kepentingan umat manusia. Misi yang berhasil mereka selesaikan telah memecahkan rekor dunia serta memberikan data medis dan ilmiah yang berharga bagi para pionir masa depan.
    Menurut ketua tim projek tersebut, Art Thompson, Red Bull Stratos adalah program uji terbang ilmiah multilevel kelas dunia. Program ini diluncurkan pada 14 Oktober 2012. Felix Baumgartner diterjunkan dari Roswell, New Mexico, Amerika Serikat, dan naik ke stratosfer dengan balon helium. Ia menjadi orang pertama yang melampaui kecepatan suara saat terjun bebas.
    Aksi Felix Baumgartner ini juga diberitakan oleh BBC pada 14 Oktober 2012 dengan judul “Skydiver Felix Baumgartner breaks sound barrier”. BBC juga menulis bahwa Baumgartner merupakan penerjun bebas pertama yang melaju lebih cepat dari kecepatan suara, mencapai kecepatan maksimum 1.342 kilometer per jam atau 833,9 mil per jam.
    Saat melompat keluar dari balon yang berada di ketinggian 128.100 kaki atau 39 kilometer di atas New Mexico, pria berusia 43 tahun itu juga memecahkan rekor dunia terjun bebas tertinggi. Hanya butuh kurang dari 10 menit bagi Baumgartner untuk turun. Saat berada di ketinggian beberapa ribu kaki, ia membuka parasutnya. Setelah mendarat, dia berlutut dan mengangkat tinjunya dengan penuh kemenangan.
    "Izinkan saya memberi tahu Anda, ketika saya berdiri di sana, di puncak dunia, Anda akan menjadi sangat rendah hati. Anda tidak berpikir untuk memecahkan rekor dunia lagi, Anda tidak berpikir untuk mendapatkan data ilmiah, satu-satunya hal yang Anda inginkan adalah kembali hidup-hidup," kata Baumgartner usai melakukan aksi tersebut.
    Felix Baumgartner
    Dikutip dari situs pribadi Felix Baumgartner, felixbaumgartner.com, pria kelahiran Salzburg, Austria, pada 1969 ini mulai mendalami dunia terjun payung pada usia 16 tahun. Ia kemudian memperluas keahliannya sebagai bagian dari tim demonstrasi dan kompetisi militer Austria.
    Pada 1988, Baumgartner mulai melakukan aksi terjun payung untuk Red Bull. Pemikiranout-of-the-boxperusahaan dan semangat petualang Baumgartner begitu klik, sehingga sejak saat itu mereka berkolaborasi. Baumgartner pun menjadi atlet Red Bull paling terkenal di dunia saat ini.
    Baumgartner menyebut hari dimana ia melakukan aksinya pada 14 Oktober 2012 tersebut sebagai hari yang sangat istimewa. Setelah bertahun-tahun berlatih, melakukan penelitian dengan tim, ia akhirnya siap dan mampu melakukan uji lompat pertama setinggi 21 kilometer di atas permukaan bumi.
    “Pada hari itu, setelah saya mendarat dengan selamat di tanah di Roswell, New Mexico, kami semua tahu bahwa sangat mungkin untuk melampaui kecepatan suara. Hanya masalah waktu sampai impian saya menjadi kenyataan, dan itu terjadi,” kata Baumgartner.
    Berdasarkan arsip berita Tempo, sebelum beraksi di New Mexico, Baumgartner telah melompat dari dua bangunan tertinggi di dunia, termasuk patung Kristus Penebus di Rio de Janeiro. Dia juga telah melakukan terjun payung melintasi Selat Inggris. Selain itu, ia pernah terjun ke dalam gua gelap sedalam 190 meter, yang dianggapnya sebagai lompatan tersulit sepanjang kariernya.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video tersebut adalah video astronot Austria yang melompat dari pesawat luar angkasa yang berada di ketinggian 128 ribu kaki, menyesatkan. Pria berpakaian astronot dalam video tersebut memang terjun dari ketinggian sekitar 128 ribu kaki dan berasal dari Austria, namun ia bukan astronot, melainkan atlet terjun payung. Atlet yang bernama Felix Baumgartner ini pun tidak terjun dari pesawat luar angkasa, melainkan dari balon helium. Video tersebut diambil pada 14 Oktober 2012 saat Baumgartner terjun dari ketinggian 128.100 kaki atau 39 Kilometer di atas wilayah New Mexico, AS. Aksinya itu membuat Baumgartner menjadi penerjun payung pertama yang melaju lebih cepat dari kecepatan suara, dengan kecepatan maksimum 1.342 kilometer per jam.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8464) Keliru, BMKG Imbau Warga Keluar dari Mamuju Karena Akan Ada Gempa Lebih Besar dan Tsunami

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/01/2021

    Berita


    Gambar tangkapan layar percakapan WhatsApp berisi klaim bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga keluar dari Mamuju, Sulawesi Barat, beredar di media sosial. Dalam percakapan itu, BMKG juga disebut telah memprediksi bahwa akan terjadi gempa di Mamuju yang lebih besar yang berpotensi menimbulkan tsunami dan likuifaksi.
    Gambar tangkapan layar itu diunggah salah satunya di Facebook pada 17 Januari 2021. "Sudah tepat Bu Kabalai menginstruksikan kami untuk keluar Mamuju. Penjelasan jubir BMKG Pusat bahwa bencana ini akan lebih berpotensi melebihi Palu. BMKG menarget akan ada gempa 7,0 SR atau bisa lebih, dan ada potensi tsunami dan likuifaksi," demikian sebagian isi percakapan WhatsApp tersebut.
    Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook pada 17 Januari 2021 yang berisi klaim keliru terkait gempa Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri pemberitaan terkait dengan memasukkan kata kunci “BMKG instruksikan warga keluar dari Mamuju” di mesin pencari Google. Hasilnya, ditemukan penjelasan BMKG yang menyatakan bahwa informasi tersebut hoaks. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati membantah bahwa pihaknya telah mengeluarkan imbauan agar warga keluar dari Mamuju, termasuk klaim bakal adanya tsunami dan likuifaksi.
    "Saya mohon masyarakat, terutama di Mamuju dan sekitarnya, tidak perlu panik dan jangan terpancing oleh isu. Apalagi ada yang mengatakan kekuatannya (gempa) bisa 8,2. Ada lagi yang mengatakan harus keluar dari Mamuju. Tidak pernah BMKG menyatakan hal seperti itu. Salah sama sekali," kata Dwikorita dalam video yang diunggah salah satunya oleh kanal YouTube Reaksi TV | REAKSIPressCOM pada 17 Januari 2021.
    Video klarifikasi Dwikorita ini juga pernah diunggah oleh kanal YouTube milik stasiun televisi Kompas TV pada 18 Januari 2021 dengan judul “Ada Potensi Gempa Susulan, BMKG: Keluar dari Rumah, Bukan dari Mamuju”. Terkait isu akan adanya gempa susulan yang kekuatannya melebihi gempa yang pernah terjadi di Palu, Dwikorita membantahnya. "Iya, hoaks," katanya pada 17 Januari 2021.
    Menurut Dwikorita, gempa susulan memang masih bisa terjadi, namun dengan kekuatan yang lebih kecil atau kurang lebih sama dengan gempa yang sudah terjadi kemarin. Kendati demikian, Dwikorita mengimbau masyarakat untuk tidak panik. "Selama mereka berada di tempat yang tidak mudah roboh, itu aman. Kalau merasa tidak yakin bangunannya, segera keluar dari rumah, bukan keluar dari Mamuju," katanya. Ia juga mengimbau masyarakat untuk menjauhi pantai ketika terasa ada guncangan gempa.
    Penjelasan Dwikorita itu juga dimuat oleh situs media Terkini.id Makassar pada 17 Januari 2021. Dwikorita memastikan bahwa isu tersebut tidak benar. "Enggak benar, (yang benar itu) keluar dari rumah mencari tempat yang aman, di tempat yang lapang yang datar, bukan keluar dari Mamuju, saya saja di Mamuju,” kata Dwikorita.
    Dwikorita pun meluruskan informasi yang menyebut adanya potensi gempa di Mamuju dengan magnitudo lebih dari 7 yang bisa menimbulkan tsunami dan likuifaksi, sehingga masyarakat diimbau untuk meninggalkan wilayah Mamuju. “Mohon diluruskan, tidak begitu (keluar dari Mamuju). Tadi malam (saat rapat koordinasi), (saya) enggak ngomong begitu. Banyak saksinya,” ujar Dwikorita.
    Fenomena gempa Sulbar
    Berdasarkan arsip berita Tempo, BMKG mencatat fenomena yang tidak biasa dari gempa di Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, beberapa waktu yang lalu. Jumlah gempa susulannya tercatat lebih sedikit dibandingkan gempa lain sebelumnya dengan kekuatan yang hampir sama. Itu memunculkan pertanyaan, apakah gempa sudah berakhir dan normal kembali atau sebaliknya.
    Koodinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, hingga hari kedua, yakni pada 16 Januari 2021, lindu susulan gempa Mamuju dan Majene berjumlah 33 kali. Hitungan itu dimulai sejak muncul gempa bermagnitudo 5,9 pada 14 Januari 2021 pukul 13.35 WIB. Adapun jika dihitung dari gempa kedua yang lebih kuat, yaitu yang bermagnitudo 6,2 pada 15 Januari 2021 pukul 01.28 WIB, gempa susulannya sebanyak 23 kali.
    Gempa susulan sebanyak itu tercatat hingga kejadian lindu susulan pada 16 Januari 2021 pukul 17.45 WIB yang mengguncang wilayah Majene dan Mamuju. Sumber gempa bermagnitudo 3,4 itu berada di darat dengan jarak sekitar 17 kilometer sebelah timur laut Majene dengan kedalaman 10 kilometer. Merujuk hingga gempa susulan yang ke-32 beberapa jam sebelumnya, Daryono mengatakan, "Pusat gempa ini relatif sedikit bergeser ke utara dari kluster seismisitas yang sudah terpetakan."
    Menurut Daryono, serangkaian gempa susulan di Mamuju dan Majene itu jumlahnya terhitung rendah. BMKG membandingkannya dengan gempa kuat di kerak dangkal sebelumnya di tempat lain dengan kekuatan yang sama. Pada hari kedua, jumlah gempa susulannya bisa mencapai 100 kali.
    Selain mekanisme gempanya belum tentu sama, BMKG tidak memiliki riwayat gempa Majene  dan Mamuju sebelumnya sebagai pembanding kondisi sekarang. “Fenomena ini jadinya agak aneh dan kurang lazim,” kata Daryono sambil memastikan kemampuan BMKG mendeteksi hingga gempa-gempa yang lemah di kawasan itu.
    Menurut Daryono, hanya terdapat dua kemungkinan jawabannya. Pertama, telah terjadi proses disipasi. Ini adalah kondisi di mana medan tegangan di zona gempa sudah habis, sehingga kondisi tektonik kemudian menjadi stabil dan kembali normal. Atau, kemungkinan kedua, yaitu masih tersimpannya medan tegangan yang belum ke luar sehingga masih memungkinkan terjadinya gempa kuat. “Fenomena ini membuat kita menaruh curiga, sehingga kita patut waspada,” kata Daryono.
    Pengukuran besaran medan tegangan yang sesungguhnya dan perubahan pada kulit bumi setelah gempa, dia menerangkan, masih sulit dilakukan. Kajiannya baru bisa dilakukan secara spasial dan temporal. “Inilah perilaku gempa, sulit diprediksi dan menyimpan banyak ketidakpastian.”

    Kesimpulan


    Berdasarkan penelusuran fakta Tempo, klaim bahwa BMKG mengimbau warga keluar dari Mamuju karena akan terjadi gempa yang lebih besar yang berpotensi menimbulkan tsunami dan likuifaksi, keliru. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati telah memastikan bahwa informasi tersebut hoaks. Dwikorita menyatakan, bila terjadi gempa susulan, pihaknya mengimbau warga untuk kelur dari rumah, bukan dari Mamuju.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8463) Keliru, Vaksin Sinovac Dipasangi GPS atau Chip untuk Lacak Keberadaan Orang yang Telah Divaksin

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/01/2021

    Berita


    Klaim bahwa salah satu vaksin Covid-19, vaksin Sinovac, dipasangi GPS (Global Positioning System) atauchipyang bisa digunakan untuk mengetahui keberadaan orang yang telah divaksin, beredar di media sosial. Klaim itu dilengkapi dengan potongan video wawancara Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir di acara televisi Mata Najwa.
    Di Facebook, klaim beserta video tersebut diunggah salah satunya oleh akun Jamilha Amar, tepatnya pada 19 Januari 2021. Akun ini menulis sebagai berikut:
    "Sinovac ternyata juga sebagai jps /chip yg utk mngetahui keberadaan seseorang yg telah di vaksin. ** NO VAKSIN.... ?? **Erick Thohir sang Missionaris Chip Covid-19 Dgn Sangat Terbuka Menjelaskan Tentang Chip Yang Terdapat Didalam Vaksin . Itu Artinya , Setelah Kita Divaksinasi Hidup Kita Akan Dikontrol Seumur Hidup.Sungguh Allah SWT Maha Mengetahui , Maha Bijaksana Dan Maha Pembuat Makar..Pembantu Jokowi Ngebocorin Apa Itu Vaksin Sinovak....!!"
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Jamilha Amar yang memuat klaim keliru terkait vaksin Covid-19 Sinovac.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, dalam acara televisi Mata Najwa, Menteri BUMN Erick Thohir memang sempat menyinggung soal sistem barcode. Namun, sistembarcodeyang dimaksud Erick bukanchipyang dimasukkan ke dalam tubuh orang yang divaksin. Sistembarcodetersebut terpasang di botol dan kemasan vaksin Covid-19 untuk melacak distribusi vaksin, apakah tepat sasaran dan diberikan kepada orang yang sesuai.
    Pernyataan Erick Thohir tersebut dilontarkan dalam acara televisi Mata Najwa yang tayang pada 14 Januari 2021. Menurut Erick, sejak awal, Bio Farma telah memberikanbarcodedi botol dan kemasan vaksin Sinovac, sehingga setiap botol vaksin akan terlacak penerimanya. Demikian juga saat distribusi ke daerah, truk pengirim vaksin bisa dilacak. “Truk-truknya akan terlihat, nomor mobilnya apa, ada kejadian apa, kita lakukan apa,” katanya.
    Barcodetersebut menjadi salah satu bagian dari perbaikan sistemdatabasevaksin nasional. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan, denganbarcode tersebut, vaksin dapat dicegah untuk tidak disuntikkan kepada orang yang belum seharusnya disuntik.
    "Kita dibantu Pak Menteri BUMN, semua viral vaksin adabarcodeuntukdealingdengan siapa yang disuntik, jadione by oneketahuan. Tetesan-tetesan vaksin yang mungkin tadinya mau dipakai jadi tetesan nafkah para koruptor mudah-mudahan bisa dikurangi karena semua sudah terintegrasi lewat IT sejak awal pemaketan kita bisatrackbarangnya ke mana," kata Budi.
    Sistem layanan vaksinasi ini disiapkan oleh PT Bio Farma bersama PT Telkom. Mereka menggunakan teknologitrack and traceberupa2D barcodepada kemasan vaksin Covid-19 yang dilakukan saat proses pengemasan produk. Aplikasi teknologi itu untuk memastikan produk asli, sekaligus mengendalikan stok. Selain itu, menampilkan informasi detail tanggal kedaluwarsa, nomorbatch, dan nomor serial produk ketikabarcodedipindai bagi pengguna.“Pemasangan teknologitrack and trace, dalam bentukbarcodeyang dapat dipindai, dipasang pada kemasan primer (vial), sekunder (dus kemasan) maupun tersier hingga truk pengantar," kata Direktur Digital Health Care PT Bio Farma, Soleh Udin Al Ayubi, yang akrab disapa Ayub, pada 2 Desember 2020.
    Ayub mengatakan, infrastruktur digital tersebut juga dikembangkan untuk mengawasi vaksin saat proses distribusi. Salah satunya dengan menyematkan Freeze Tag, untuk memastikan suhu vaksin tetap berada antara 2-8 derajat Celsius saat proses pengiriman berlangsung.
    Selain itu, teknologiGlobal Positioning System(GPS) digunakan untuk memindai posisi pengantaran vaksin, dan memantau suhu vaksin selama perjalanan berlangsung secarareal-timedaricommand centeryang berada di PT Bio Farma.
    Hoaks microchip
    Narasi tentang penanamanmicrochipdengan vaksin Covid-19 telah beredar sejak September 2020 lalu. Penanamanmicrochipke tubuh manusia lewat vaksin adalah sesuatu yang tidak masuk akal. Dikutip dari Science20, kebanyakanmicrochipRFID (Radio Frequency Identification) terlalu besar untuk dimasukkan ke dalam jarum berukuran normal yang digunakan untuk vaksin. Mungkin saja membuatchipdengan ukuran yang lebih kecil, tapi tidak berguna apabila tidak memiliki antena sebagai penerima sinyal.
    Sebuah chip harus memiliki kapasitas yang cukup besar untuk mengambil daya dari gelombang mikro, yang kemudian mengirim kembali sinyal yang cukup kuat sehingga bisa diterima oleh penerima.ChipRFID terkecil yang tersedia secara komersial, lengkap dengan antenanya, hanya dapat terbaca dari jarak milimeter. SementarachipRFID terkecil yang tidak tersedia secara komersial hanya dapat terbaca dari jarak mikron.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa vaksin Sinovac dipasangi GPS atauchipuntuk mengetahui keberadaan orang yang telah divaksin, keliru. Sistembarcodememang diadopsi dalam program vaksinasi Covid-19. Namun,barcodetersebut dipasang di botol dan kemasan vaksin, bukan dimasukkan ke tubuh orang yang divaksin, sehingga tidak mungkin melacak keberadaan orang tersebut. Fungsibarcodeini untuk melacak agar vaksin diberikan kepada orang yang sesuai.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2021-8462) Sesat, Klaim Ini Video Seorang Pria yang Pingsan usai Disuntik Vaksin Covid-19

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/01/2021

    Berita


    Video yang memperlihatkan seorang pria yang pingsan usai disuntik beredar di media sosial. Menurut klaim yang menyertai video itu, pria tersebut pingsan usai disuntik vaksin Covid-19. Video ini diunggah salah satunya oleh kanal YouTube News Berita pada 17 Januari 2021 dengan judul “Seorang pria tak sadarkan diri, setelah beberapa detik di suntik vaksin”. Kanal ini juga menambahkan tagar #Covid19 di atas judul.
    Dalam video berdurasi 1 menit 30 detik itu, terlihat seorang pria berkemeja putih yang baru saja disuntik oleh seorang petugas kesehatan di bawah sebuah tenda yang berdiri di halaman sebuah gedung. Namun, setelah berpindah ke tenda lain, ia lemas dan terjatuh. Selanjutnya, ia dibaringkan di sebuah ranjang, lalu digotong oleh sejumlah petugas untuk dimasukkan ke sebuah mobil ambulans.
    Gambar tangkapan layar unggahan kanal YouTube News Berita yang memuat klaim menyesatkan terkait video yang diunggahnya.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi sejumlah gambar dengantoolInVID. Lalu, gambar-gambar itu ditelusuri denganreverse image toolGoogle. Hasilnya, ditemukan bahwa video itu adalah video simulasi vaksinasi Covid-19 yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 13 Januari 2021.
    Video yang sama dengan kualitas yang lebih baik dan durasi yang lebih panjang pernah diunggah ke YouTube oleh kanal Mzaq Chanell pada 12 Januari 2021. Video itu diberi judul “Simulasi Vaksinisasi Covid 19 Perdana di Kantor Gubernur NTT”.
    Dalam video berdurasi 8 menit 52 detik ini, ambulans yang membawa pria yang pingsan itu hanya berjalan beberapa meter. Pada menit 3:05, ambulans berjalan mundur, kemudian pemeran penerima vaksin dan petugas kesehatan turun dari ambulans sembari tertawa. Dalam video ini, terdengar pula penjelasan dari pengeras suara bahwa kegiatan itu hanya simulasi.
    Kanal YouTube Dodi Ifanda Maimbau juga pernah mengunggah video tersebut pada 17 Januari 2021 dengan judul “Iklan Layanan Masyarakat Simulasi: Penerima Vaksin Covid-19 Roboh Pingsan, Dan Dilarikan Ke RS”. Dalam keterangannya, tertulis bahwa kegiatan simulasi tersebut digelar di halaman Gedung Sasando di Kantor Gubernur NTT pada 13 Januari 2021.
    Tempo kemudian memastikan informasi tersebut dengan menelusuri pemberitaan terkait. Berdasarkan arsip berita Tempo, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, telah memastikan bahwa peristiwa dalam video itu hanya simulasi. "Ini kan simulasi pelaksanaan vaksin. Jadi, simulasi menghadapi bagaimana kalau tiba-tiba ada kasus yang pingsan," kata Nadia pada 18 Januari 2021.
    Nadia mengatakan bahwa simulasi itu dilakukan oleh Satgas Penanganan Covid-19 dan Dinas Kesehatan Provinsi NTT. Ia juga menegaskan bahwa, hingga kini, belum ada laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sejak dimulainya program vaksinasi Covid-19 pada 13 Januari 2021. "Sampai saat ini, tidak ada laporan adanya KIPI atau efek samping," ujarnya.
    Dilansir dari kantor berita Antara, Pemerintah Provinsi NTT melakukan simulasi vaksinasi Covid-19 satu hari menjelang pemberian vaksin bagi pejabat publik dan tenaga kesehatan di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Simulasi dilakukan di halaman Kantor Gubernur NTT pada 13 Januari 2021, dengan mendirikan lima tenda untuk pemeriksaan suhu dan tekanan darah, skrining, vaksinasi, dan tindakan pascavaksinasi.
    Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit WZ Johannes Kupang, Stefanus Soka, mengatakan simulasi vaksinasi COvid-19 tersebut dilaksanakan sebanyak tiga kali, mulai dari yang tidak timbul gejala pasca vaksinisasi, bergejala berat, dan bergejala ringan. Pihaknya juga sudah menyiapkan ambulans di dekat lokasi vaksin sebagai antisipasi jika ada warga yang bergejala berat. "Kalau ada yang bergejala berat, akan langsung dilarikan ke rumah sakit."

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas adalah video pria yang pingsan setelah disuntik vaksin Covid-19, menyesatkan. Video tersebut hanyalah video simulasi, tepatnya simulasi vaksinasi Covid-19 yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) di halaman kantor gubernur pada 13 Januari 2021, satu hari sebelum pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi pejabat publik dan tenaga kesehatan di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. Menurut Kementerian Kesehatan, hingga kini, belum ada laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) sejak dimulainya program vaksinasi Covid-19 pada 13 Januari 2021.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan