• (GFD-2021-8734) Sebagian Benar, Video Tentara Taliban Merayakan Kemenangan di Afganistan dengan Bermain dan Olahraga

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/08/2021

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan sejumlah pria tengah bermain trampolin, bombom car, komidi putar dan Gym beredar di internet. Video tersebut dibagikan dengan narasi bahwa tentara Taliban merayakan kemenangan setelah berhasil menduduki Afganistan.
    Di Facebook, video tersebut diunggah akun ini pada 18 Agustus 2020. Berikut narasi lengkapnya:
    “Ketika Milisi Taliban Lelah Berperang. Milisi Taliban berhasil menguasi Afghanistan, kegigihan mereka dalam melawan pemerintahan yang sah menimbulkan kepanikan warga Afganistan. Tetapi milisi Taliban juga manusia, mereka tampak bergembira ketika mencoba mainan trampolin, komedi putar, bom-bom car dan alat-alat gym seperti yang dibagikan akun twitter @AsaadHannaa. Hhhmmm...Sepertinya bermain-main lebih asyik daripada perang.”
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 3.000 kali dan mendapat 12 komentar. Apa benar ini video tentara Taliban merayakan kemenangan dengan bermain trampolin, Bombom Car, Komidi Putar dan Gym?
    Tangkapan layar video pria-pria bermain trampolin yang diklaim sebagai ekspresi kemenangan tentara Taliban

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya gambar-gambar hasil fragmentasi ditelusuri jejak digitalnya dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex.
    Video Trampolin
    Video yang memperlihatkan sejumlah pria tengah bermain trampolin pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Sanaullah selaab pada 1 April 2020 atau beberapa bulansebelumtentara Taliban kembali menguasai Afganistan pada 15 Agustus 2021.
    “Ketika delegasi Taliban pertama kali tiba di Kabul,” tulis akun tersebut.
    Video Bombom Car
    Video yang memperlihatkan tentara Taliban berman Bombom Car pernah diunggah ke Youtube oleh kanal resmi situs berita The Telegraph pada 18 Agustus 2021 dengan judul, “Afghanistan | Taliban fighters play on dodgem cars at amusement park in Kabul.”
    Menurut The Telegraph, Pejuang Taliban di Kabul telah terlihat bermain mobil dodgem dan wahana lainnya di sebuah taman hiburan di kota itu.
    Beberapa di antaranya masih memegang senjata mereka, difilmkan terlihat riang saat mereka mengendarai mobil bemper hanya beberapa hari setelah merebut kekuasaan di Kabul.
    Rekaman video tentara Taliban yang berolahraga di gym di dalam istana kepresidenan Kabul telah muncul secara online, ketika kelompok teroris itu mengabaikan kendalinya atas kota itu.
    Istana itu diserahkan kepada gerilyawan setelah Presiden Afghanistan Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu pada hari Minggu dalam transfer kekuasaan yang mengejutkan masyarakat internasional.
    Gambar-gambar para pejuang Taliban duduk-duduk di kursi, berjalan-jalan di sekitar aula dengan senjata di tangan dan saling berfoto sejak itu muncul dari dalam gedung-gedung pemerintah.
    Rekaman luar biasa terbaru menunjukkan hingga selusin pria memfilmkan diri mereka sendiri menggunakan beban dan peralatan lain dari dalam apa yang dilaporkan sebagai istana kepresidenan.
    Video Komidi Putar
    Video lainnya yang memperlihatkan tentara Taliban tengah bermain Komidi Putar pernah diunggah ke Youtube oleh kanal resmi dari situs berita Hindustan Times pada 17 Agustus dengan judul, “Watch: Taliban men enjoy rides at amusement park after capturing Afghanistan.”
    Menurut Hindustan Times, video pria Taliban menikmati wahana di sebuah taman hiburan di Afghanistan telah menjadi viral. Video muncul di media sosial sehari setelah para pejuang Afghanistan merebut Kabul. Dalam sebuah video, tentara Taliban terlihat mengendarai mobil bemper sambil memegang senjata mereka.
    Dalam video viral lainnya, pria bersenjata itu terlihat menunggang kuda bermain di komidi putar. Video telah menangkap kontras dengan kengerian yang berlaku di negara yang dilanda perang.
    Sedikitnya 10 orang tewas & beberapa terluka di bandara Kabul dalam dua hari terakhir. Ribuan warga sipil terlihat berusaha mengejar penerbangan dalam upaya melarikan diri dari Afghanistan. Para pejabat percaya bahwa orang-orang salah informasi tentang ketersediaan penerbangan di bandara.
    Video Gym
    Tangkapan layar yang diklaim sebagai kegiatan anggota Taliban saat lelah berperang.
    Dan media melaporkan bahwa elemen gerakan melakukan latihan ini setelah memasuki istana presiden, kemarin, Minggu, dan pelarian Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, ke luar negeri.
    Patut dicatat bahwa dalam sepuluh hari, Taliban berhasil menguasai hampir semua wilayah Afghanistan dan menguasai istana presiden di Kabul, sementara negara-negara Barat bergegas mengevakuasi warganya pada Senin.
    Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari negara itu pada hari Minggu ketika gerilyawan memasuki kota, mengatakan dia lebih suka menghindari pertumpahan darah, sementara ratusan warga Afghanistan memadati bandara Kabul, berharap meninggalkan negara itu untuk melarikan diri dari cengkeraman gerakan gerilyawan.
    Gerakan tersebut melancarkan serangan besar-besaran pada bulan Mei, dengan dimulainya penarikan penuh pasukan asing, terutama pasukan Amerika, dari negara itu, dua dekade setelah disingkirkan dari kekuasaan oleh koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat menyusul serangan bulan 11 September 2001.
    Berdasarkan arsip berita Tempo, para gerilyawan Taliban mengambilalih Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Ahad, 15 Agustus 2021, setelah berhasil menguasai hampir seluruh wilayah negara itu hanya dalam tempo seminggu.
    Jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban bukan hal yang mengejutkan. Mereka memiliki pepatah yang ditujukan kepada pasukan asing dan pasukan pemerintah:
    "Kalian memiliki arloji. Kami memiliki waktu. Kami lahir di sini. Kami pun akan mati di sini. Kami tidak akan kemana-mana."
    Koalisi negara-negara Barat termasuk Australia, menurut analis ABC News Stan Grant, sebenarnya memerangi musuh (Taliban) yang "tak akan mati". Musuh yang tidak punya tempat lain untuk dituju.
    Pepatah ini terbukti. Pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat yang menduduki negara itu sejak 2001, saat ini beramai-ramai keluar dari Afghanistan.
    Begitu pula dengan Presiden Ashraf Ghani beserta jajaran pemerintahannya, termasuk para politisi telah meninggalkan Kabul sebelum pasukan Taliban tiba.
    Pejuang Taliban menguasai sebagian besar ibukota dalam semalam, hanya menghadapi sedikit perlawanan dari Tentara Nasional Afghanistan.
    Militan bersenjata ini mengambilalih istana beberapa jam setelah Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dengan dalih "tidak ingin melihat pertumpahan darah di Kabul".
    Amerika Serikat dan Inggris mengirim pasukan udara untuk mengamankan bandara ketika negara-negara asing berupaya menyelamatkan warganya dari sana.
    Di Australia, Perdana Menteri Scott Morrison mengadakan rapat mendadak Komite Keamanan Nasional, namun tak menjelaskan apakah kecepatan serangan Taliban telah menggagalkan upaya pemindahan warga Australia ke tempat yang aman.
    Juru bicara kantor politik Taliban, Mohammad Naeem mengatakan kepada Al Jazeera bahwa perang telah berakhir di Afghanistan dan jenis pemerintahan serta bentuk rezim akan segera menjadi jelas.
    Ia memastikan tidak satu pun kantor diplomatik yang menjadi sasaran, dan memastikan pihaknya menjamin keamanan setiap warga serta misi diplomatik asing.
    "Kami siap berdialog dengan semua tokoh Afghanistan dan akan menjamin mereka," ujarnya seraya mengatakan bahwa Taliban juga menginginkan perdamaian.
    "Kami tidak akan mengizinkan siapa pun menggunakan tanah air kami untuk menyerang siapa pun. Kami tidak ingin merugikan orang lain," tambahnya.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim bahwa tentara Taliban merayakan kemenangan dengan bermain trampolin, Bombom Car, Komidi Putar dan Gym, sebagian benar. Di antara video-video tersebut, video yang memperlihatkan sejumlah pria sedang bermain trampolin telah beredar di internet sebelum tentara Taliban menguasai Afganistan pada 15 Agustus 2021.
    TIM CEK FAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8733) Keliru, Klaim Video Presiden Ashraf Ghani Meninggalkan Afghanistan pada 15 Agustus 2021

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/08/2021

    Berita


    Video pendek yang diklaim saat Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negaranya pada 15 Agustus 2021, beredar di Facebook. Peristiwa itu terjadi setelah milisi Taliban berhasil menguasai ibu kota Afghanistan, Kabul.
    Berdurasi 16 detik, video tersebut berisi rekaman Presiden Ashraf Ghani menaiki pesawat kepresidenan diiringi sejumlah staf. Dia kemudian melambaikan tangan sesaat sebelum masuk pesawat. Terdengar juga isakan tangis dalam video itu.
    “Presiden Afghanistan Ashraf Ghani meninggalkan negaranya yg berada di ambang pengambilalihan total oleh Taliban, dengan pemberontak mencapai pinggiran ibukota setelah menguasai sebagian besar negara,” tulis akun yang mengunggah video ini pada 15 Agustus lalu.
    Video itu sendiri telah ditonton 100 kali. 

    Hasil Cek Fakta


    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, menunjukkan bahwa video tersebut diambil saat Presiden Afghanistan Ashraf Ghani akan menghadiri Konferensi Central and South Asia: Regional Connectivity, Challenges, and Opportunities di Uzbekistan ada 15 Juli 2021, satu bulan sebelum milisi Taliban berhasil menduduki ibu kota Afghanistan sepenuhnya.
    Untuk memverifikasi video tersebut, Tempo memfragmentasi video menjadi sejumlah gambar dengan InVID. Dari gambar-gambar tersebut, kemudian ditelusuri kembali menggunakan reverse image milik Google.
    Video yang sama pernah dipublikasikan di akun Twitter, Tolonews pada 15 Juli 2021. Tolonews adalah jaringan televisi 24 jam yang berbasis di Afghanistan. 
    Tolonews memberikan keterangan, “Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Kabul pagi ini untuk kunjungan dua hari ke Uzbekistan, kata Istana Kepresidenan.” 
    Tangkapan layar akun Tolonews dengan keterangan, “Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Kabul pagi ini untuk kunjungan dua hari ke Uzbekistan, kata Istana Kepresidenan. 
    Dalam video aslinya, tidak ada musik dan suara isak tangisan dari seorang perempuan. Sehingga, diduga video yang menyebar di Facebook tersebut telah disunting.
    Kehadiran Presiden  Ashraf Ghani dalam konferensi tersebut ditayangkan di channel RTA Afghanistan pada 17 Juli 2021. RTA Afghanistan adalah saluran televisi milik negara di Afghanistan yang diluncurkan pada tahun 1977.  
    RTA Afghanistan menayangkan video saat Presiden  Ashraf Ghani berpidato dalam Konferensi di Uzbekistan tersebut selama 15 menit. 
    Tangkapan layar video di Youtube saat Presiden Afganistan Ashraf Ghani speech di Uzbekistan

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan, video 16 detik yang diklaim saat Presiden Afghanistan Ashraf Ghani terbang meninggalkan negaranya pada 15 Agustus 2021, adalah keliru. Video tersebut diambil saat Presiden Ashraf Ghani meninggalkan Kabul untuk menghadiri Konferensi Central and South Asia: Regional Connectivity, Challenges, and Opportunities di Uzbekistan pada 15 Juli 2021.
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan

  • (GFD-2021-8732) Keliru, Klaim Asap Cair Batok Kelapa Bisa Mengobati COVID-19

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 20/08/2021

    Berita


    Potongan video pemberitaan pada salah satu stasiun TV nasional tentang asap cair batok kelapa diklaim bisa mengobati Covid-19 beredar pada aplikasi percakapan. Video berdurasi 1 menit tersebut menyatakan bahwa telah terdapat obat COVID-19 yang dihasilkan melalui kondensasi asap batok kelapa.
    Sejumlah pasien bahkan dinyatakan telah sembuh dari COVID-19 setelah menggunakan asap cair batok kelapa dan dibuktikan dengan empat kali uji SWAB. 
    Pada video terdapat tulisan dengan narasi “Ikatan Dokter Indonesia kemana nih??? Duluan masyarakat yang bisa bikin obat. Kira2x ada yang udah mulai panik Gak Yaa???”. 
    Lantas apa benar asap cair batok kelapa bisa mengobati COVID-19? 
    Tangkapan layar video yang mengklaim asap batok kelapa menjadi obat Covid-19.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim video di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula mencari tahu terlebih dahulu tentang obat yang telah digunakan untuk menangani covid-19. Hasilnya, hingga saat ini belum ada satupun obat yang digunakan untuk mengobati orang yang terpapar COVID-19.
    Dikutip dari laman covid-19.go.id, meskipun beberapa pengobatan barat, tradisional, maupun buatan rumahan dapat meringankan dan mengurangi gejala ringan COVID-19, namun hingga saat ini tidak ada obat yang terbukti dapat mencegah atau menyembuhkan COVID-19 sepenuhnya.
    Badan kesehatan dunia (WHO) bahkan tidak merekomendasikan tindakan mengobati diri sendiri dengan obat apapun, termasuk antibiotik, untuk mencegah atau menyembuhkan COVID-19. Namun, saat ini beberapa uji klinis sedang berlangsung atas obat-obatan barat maupun tradisional. 
    Cara efektif untuk melindungi diri dari COVID-19 adalah dengan mencuci tangan secara teratur dan menyeluruh, menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut, menjalankan etika batuk dan bersin dengan cara menutup mulut dan hidung dengan siku terlipat atau tisu. serta menjaga jarak fisik dengan orang lain setidaknya 1 meter. 
    Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) dalam laman resminya mengatakan, hingga saat ini penggunaan obat untuk mencegah COVID-19 bervariasi. Namun dari semua itu ada tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai basis bukti, sehingga dibutuhkan banyak uji klinis untuk menginformasikan kepada publik. 
    Samuel P. K. Sembiring seperti dikutip dari Liputan6, hingga sampai saat ini obat dari Covid-19 belum ditemukan. Karena itu jika terdapat klaim yang menyatakan bahwa ada pasien yang sembuh karena meminum atau mengkonsumsi sesuatu, hal itu terjadi semata-mata karena daya tahan tubuh pasien.
    “Covid-19 ini kan self limiting disease, atau bisa sembuh sendiri. Jadi covid-19 bisa sembuh sendiri berkat daya tahan tubuh kita bukan karena obat-obatan herbal yang dikonsumsi,” kata dia menambahkan.
    Samuel juga meminta masyarakat untuk waspada dan dapat membedakan apa yang diberi izin sebagai obat dengan apa yang diberi izin sebagai bahan makanan/minuman. Untuk pengobatan bagi pasien Covid-19 saat ini hanyalah terapi suportif sesuai dengan gejala pasien saja, yang jelas, menjalankan protokol kesehatan merupakan cara terbaik untuk mencegah Covid-19.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa asap cair batok kelapa bisa mengobati covid-19, keliru. Badan kesehatan dunia (WHO) hingga saat ini bahkan belum mengeluarkan satupun jenis obat yang bisa mengobati orang yang terpapar COVID-19. dr. Samuel P. K. Sembiring bahkan menegaskan hingga sampai saat ini belum ada satupun obat yang dapat menyembuhkan Covid-19. Jika terdapat klaim yang menyatakan bahwa ada pasien yang sembuh karena meminum atau mengkonsumsi sesuatu, hal itu terjadi semata-mata karena daya tahan tubuh pasien.
    TIM CEKFAKTA TEMPO

    Rujukan

  • (GFD-2021-8731) Keliru, Klaim Foto 800 Penduduk Afghanistan Dievakuasi dengan Pesawat Kargo C-17 Globemaster III

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 19/08/2021

    Berita


    Sebuah foto yang diklaim evakuasi 800 penduduk Afghanistan, beredar di Twitter pada 17 Agustus 2021.
    Foto itu memperlihatkan ratusan orang yang memadati sebuah pesawat kargo. “IAF C 17 with 800 people airlifted....a record. That's a train load almost. The previous highest was 670. This is from Kabul Airport this morning,” tulis narasi salah satu akun. 
    Foto tersebut beredar di tengah kekacauan di bandara internasional Kabul karena ribuan warga berharap dapat mengungsi keluar Afghanistan usai Taliban menguasai ibu kota negara.

    Hasil Cek Fakta


    Dari hasil penelusuran Tempo, foto tersebut tersebut bukan evakuasi 800 penduduk Afghanistan pada 17 Agustus 2021. 
    Tempo menggunakan reverse image tool milik Google dan Tineye dan menemukan foto tersebut pernah dipublikasikan di laman Angkatan Udara Amerika Serikat. Foto itu adalah evakuasi terhadap 670 penduduk Tacloban menggunakan C-17 Globemaster III ke Manila menyusul terjadinya Topan Super Haiyan, yang melanda Filipina 17 November 2013. 
    C-17 dikerahkan dari Skuadron Angkatan Udara ke-535 di Pangkalan Gabungan Pearl Harbor -Hickam, Hawaii, ke Pangkalan Udara Clark di Filipina untuk mendukung Operasi Damayan, bantuan kemanusiaan dan upaya bantuan bencana. 
    Dikutip dari BBC, Topan Haiyan,  adalah siklon tropis yang mempengaruhi Filipina di Asia Tenggara pada November 2013. Ini adalah salah satu siklon tropis terkuat yang pernah tercatat dengan kecepatan angin 313 km/jam dan menyebabkan gelombang setinggi 7 m menerjang pantai. 
    Topan Haiyan dimulai di Filipina   lalu bergerak di atas Laut Cina Selatan, di atas Kamboja, Vietnam dan China. Topan Haiyan memiliki dampak ekonomi, sosial dan lingkungan yang signifikan. Dampak ekonomi keseluruhan dari Topan Haiyan diperkirakan mencapai $5,8 miliar (£3,83 miliar).
    Enam juta pekerja kehilangan sumber pendapatan mereka. Daerah penghasil beras, jagung, dan gula utama untuk Filipina hancur yang mempengaruhi perdagangan internasional negara dan pendapatan petani.
    Bandara kota Tacloban rusak parah, mempengaruhi bisnis dan pariwisata.
    Armada kargo C-17 Globemaster III tersebut memang sama dengan yang digunakan untuk mengevakuasi 640 penduduk Afghanistan pada 15 Agustus 2021. Namun dengan perbandingan kedua foto ini, akan tampak perbedaan keduanya.
    Kiri adalah 640 warga Afghanistan yang dievakuasi dari Kabul pada Minggu, 15 Agustus 2021. Sedangkan kanan adalah evakuasi penduduk Tacloban menyusul terjadinya Topan Super Haiyan, yang melanda Filipina 17 November 2013.
    Menurut situs Defence One, C-17 Globemaster III pesawat kargo militer besar yang telah dioperasikan oleh AS dan sekutunya selama hampir tiga dekade. Pesawat itu yang berbasis di Pangkalan Angkatan Udara Dover di Delaware. 

    Kesimpulan


    Dari hasil pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan foto yang diklaim evakuasi 800 penduduk Afghanistan dengan C-17 Globemaster III pada 17 Agustus 2021, adalah keliru. Foto itu adalah evakuasi terhadap 670 penduduk Tacloban saat dilanda Topan Super Haiyan yang melanda Filipina 17 November 2013. 
    Tim CekFakta Tempo

    Rujukan