• (GFD-2021-8840) [SALAH] Gunung Welirang Jawa Timur Erupsi

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 19/12/2021

    Berita

    Beredar video di Youtube yang diposting oleh channel bernama “DI SEKITAR KITA”, dalam video yang berdurasi 3 menit 16 detik tersebut memperlihatkan fenomena awan menggumpal kemerahan disertai petir yang beberapa kali muncul.

    Channel DI SEKITAR KITA lantas memberikan judul dengan klaim bahwa kejadian tersebut adalah erupsi Gunung Welirang. Hingga saat ini video telah dilihat sebanyak 153 kali.

    Mengutip CNN Indonesia, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 18.00 WIB, Senin (13/12). Warga sekitar Gunung Welirang khawatir gunung tersebut mengalami erupsi.

    “Seperti awan warnanya merah, terus terlihat juga kilat menyala-nyala, dari atas Welirang,” ungkap Febri Arissandi, seorang mahasiswa pascasarjana di Batu, kepada CNNIndonesia.com.

    Gunung Welirang berstatus aktif dengan ketinggian 3.156 mdpl yang secara administratif terletak di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

    Hasil Cek Fakta

    Namun, setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, video tersebut bukan fenomena erupsi. Dilansir dari Tempo.co, saat tim cek fakta memeriksa kebenaran fenomena dalam video, didapati fenomena asli pernah dijelaskan di channel Youtube KOMPASTV, dengan judul video “Viral! Fenomena Langit Merah di Atas Gunung Welirang, Begini Penjelasan BMKG”, diunggah pada 13 Desember 2021.

    Dijelaskan oleh Koordinator Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur Taufiq Hermawan, bahwa fenomena awan merah menggumpal disertai petir tersebut dinamakan fenomena optik atmosfer.

    Lebih lanjut, Teguh menjelaskan warna kemerahan pada awan dan langit di sekitarnya disebabkan pembiasan cahaya matahari oleh partikel-partikel yang ada di atmosfer sehingga menghasilkan energi yang rendah, gelombang panjang, dan memunculkan warna kemerahan.

    Fenomena ini merupakan hal yang wajar dan biasanya terjadi di pada sore menjelang malam hari. Warna kemerahan pada langit dan adanya petir juga disebabkan oleh awan Cumulonimbus. Menurut pantauan radar BMKG Juanda, saat itu banyak pertumbuhan awan Cumulonimbus di sekitar lokasi.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa video Gunung Welirang erupsi adalah tidak benar dan termasuk kategori Konteks yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR

    Bukan Erupsi. Koordinator Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Timur Taufiq Hermawan menjelaskan bahwa kejadian langit merah disertai petir merupakan fenomena optik atmosfer.

    Rujukan

  • (GFD-2021-8839) [SALAH] Judul Berita “Ilmuwan Pfizer Memperingatkan Vaksinasi Mingguan untuk virus Omicron Mungkin Diperlukan untuk Mencegah Lockdown”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 19/12/2021

    Berita

    Beredar postingan di Twitter oleh akun bernama @Loenz_Nkabi, yang memposting sebuah screenshot judul artikel berita berbunyi “Pfizer Scientists Warn Weekly Vaccinations May Be Needed For Omicron Variant COVID- 19 To Prevent Lockdown”, (terjemahan Bahasa Indonesia: “Ilmuwan Pfizer Memperingatkan Vaksinasi Mingguan untuk virus Omicron Mungkin Diperlukan untuk Mencegah Lockdown”).

    Postingan @Loenz_Nkabi beredar di tengah pemberitaan mengenai virus Covid-19 varian Omicron yang telah menyebar di berbagai negara serta program vaksinasi yang masih terus digalakkan di setiap wilayah.

    Hasil Cek Fakta

    Namun, setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, postingan @Loenz_Nkabi mengandung hoaks. Perwakilan perusahaan Pfizer, Keanna Ghazvini, mengklarifikasi bahwa pihak Pfizer tidak pernah mengeluarkan pernyataan bahwa ilmuwan mereka memperingatkan bahwa dibutuhkan vaksinasi seminggu sekali untuk mencegah Omicron.

    Selain itu, setelah dilakukan penelusuran mengenai asal artikel aslinya, ditemukan bahwa artikel berita tersebut berasal dari website bernama thestonkmarket.com, yang menurut deskripsinya website tersebut berisikan konten-konten lelucon bergaya satire.

    Dengan begitu dapat diketahui, artikel berita yang menyebut bahwa ilmuwan Pfizer memperingatkan agar melakukan vaksinasi setiap minggu untuk mencegah penyebaran Omicron hanyalah lelucon.

    Saat ini, para ahli kesehatan dan ilmuwan sedang dalam proses mempelajari lebih dalam virus Omicron dan cara tepat pencegahannya.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim @Loenz_Nkabi adalah hoaks dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR

    Informasi Palsu. Perusahaan farmasi Pfizer mengklarifikasi bahwa pihaknya tidak pernah mengeluarkan pernyataan tersebut. Selain itu, tangkapan layar judul berita tersebut diambil dari website konten lelucon.

    Rujukan

  • (GFD-2021-8838) [SALAH] Link Kuesioner Hari Jadi JNE ke 31 Tahun

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 18/12/2021

    Berita

    Beredar link kuesioner dalam rangka hari jadi JNE ke 31 tahun. Terdapat narasi bahwa dengan mengisi kuisoner tersebut bisa berkesempatan mendapatkan uang sebesar Rp2.000.000.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri pada akun Instagram resmi jne_id pada sorotan hoaks terdapat gambar kuisioner yang beredar sudah terlabeli hoaks. Lewat postingan sorotan JNE menghimbau untuk waspada dan berhati-hati dengan segala jenis kegiatan, informasi, penggunaan logo, duplikasi akun JNE. Lebih lanjut JNE menghimbau jika ada hal mencurigakan baik informasi atau kegiatan giveaway bisa menghubungi ke call center 02129278888.

    Dengan demikian link kuesioner yang mentasnamakan JNE dalam rangka hari jadi JNE ke 31 tidak benar dan masuk dalam kategori konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta).

    Link tersebut tidak benar. Faktanya, pihak JNE telah menginformasikan melalui akun Instagram resmi bahwa hal tersebut merupakan hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2021-8837) Keliru, Tsunami Makassar Setinggi 20 Meter pada 14 Desember 2021

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 15/12/2021

    Berita


    Sebuah blog yang beralamat di https://tmpkmedia.blogspot.com/ memuat informasi berjudul Tsunami Makassar Setinggi 20 Meter, BMKG Himbau Jangan Panik: Ada Waktu Evakuasi 15 Menit? pada 13 Desember 2021. 
    Informasi itu berisi penjelasan dua alinea yang tidak lengkap. Dua alinea itu  memuat penjelasan:
    Netizen di wilayah Makassar hingga Gowa mengaku merasakan gempa, yang berpusat di sekitar Larantuka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (14/12).
    Usai gempa Magnitudo 7,5 tersebut, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengeluarkan perin….
    Kalimat pada paragraf kedua terpotong dan Tempo tidak menemukan penjelasan lanjutan dari isi informasi tersebut. Selain narasi, informasi juga memuat foto yang menampakkan gambar mirip gelombang akan menerjang rumah penduduk.
     Tangkapan layar unggahan artikel dengan judul "Tsunami Makassar Setinggi 20 meter, BMKG Himbau Jangan Panik: Ada Waktu Evakuasi 15 menit?"

    Hasil Cek Fakta


    Hasil pemeriksaan fakta oleh Tempo menunjukkan informasi tersebut tidak berdasarkan atas fakta alias palsu. Tidak ada tsunami setinggi 20 meter yang terjadi di Makassar, Sulawesi Selatan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika juga tidak pernah merilis adanya tsunami 20 meter dan perintah evakuasi. 
    BMKG memang mengeluarkan Peringatan Dini Tsunami melalui akun Twitter @infoBMKG   pada 14 Desember 2021 untuk wilayah Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat dan Maluku. Keluarnya peringatan Dini Tsunami itu menyusul gempa bumi berkekuatan Magnitudo 7,5 (yang dimutakhirkan menjadi M 7,4), yang berpusat di 7.59 LS 122.26 Bujur Timur di kedalaman 12 kilometer, pada pukul 10.20 WIB. 
    Tangkapan layar unggahan Twitter BMKG terkait Peringatan Dini Tsunami pada 14 Desember 2021 untuk wilayah Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat dan Maluku.
    Namun gempa tersebut tidak menimbulkan tsunami setinggi 20 meter. Menurut BMKG, dikutip dari CNN Indonesia, tsunami lemah terdeteksi di dua desa yakni di Marapokot pada pukul 10.36 WIB dengan ketinggian 0,07 meter.
    Kemudian di Desa Reo pukul 10.39 WIB setinggi 0,07 meter. 
    Maropokot, merupakan salah satu desa di Kecamatan Aesesa, Kab. Nagekeo, NTT. Sementara, Reo, ada di wilayah Kabupaten Manggarai, NTT.
    BMKG kemudian mengakhiri peringatan dini tsunami pasca gempa NTT dengan magnitudo 7,4 mengguncang wilayah Nusa Tenggara Timur pada Selasa, 14 Desember 2021, pukul 11.20 waktu setempat.
    Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daring, Selasa, 14 Desember 2021, mengatakan, hingga pukul 13.20 WITA saat ini atau dua jam setelah kejadian gempa bumi pukul 11.20 WITA, tidak ada kenaikan muka air laut. “Maka, peringatan tsunami dinyatakan telah berakhir. Jadi saya ulangi, peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir," kata dia.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, Tempo menyimpulkan klaim terjadi Tsunami Makassar Setinggi 20 Meter adalah keliru. BMKG memang mengeluarkan peringatan dini tsunami pada 14 Desember 2021, setelah kejadian gempa bumi M 7,4. Namun gempa tersebut tidak menyebabkan tsunami setinggi 20 meter.
    Berdasarkan pengamatan muka air laut dari Badan Informasi Geospasial (BIG), tsunami minor terdeteksi di Marapokot dan Reo dengan ketinggian 7 centimeter. Setelah dua jam gempa NTT, peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir.
    Tim Cek Fakta Tempo

    Rujukan