Beredar postingan video di Twitter oleh akun @ThePr0diga1Son memposting sebuah video yang memperlihatkan sebanyak 10.000 warga turun ke jalan untuk melakukan protes. Postingan @ThePr0diga1Son juga disertai narasi bahwa warga melakukannya dalam rangka memprotes tirani Covid-19 dan pemaksaan vaksinasi.
Postingan @ThePr0diga1Son beredar di tengah peristiwa unjuk rasa ribuan warga Belanda untuk menentang pembatasan kegiatan karena Covid-19 dan protes atas mandatisasi vaksin Covid-19. Protes tersebut berlangsung di tengah naiknya kasus Covid-19 di Belanda.
(GFD-2022-9041) [SALAH] Video Protes Melawan Tirani Covid-19 di Belanda
Sumber: twitter.comTanggal publish: 22/01/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, video tersebut merupakan ribuan warga di Provinsi Groningen, Belanda yang berunjuk rasa menentang program ekstraksi gas alam, pada 15 Januari 2022.
Para warga memprotes kebijakan pemerintah untuk melanjutkan eksplorasi gas alam di Provinsi tersebut untuk kedua kalinya. Pasalnya, ekstraksi gas alam di Groningen menyebabkan bencana alam, dan pemerintah tidak memberikan cukup ganti rugi untuk dampak kerusakan yang ditimbulkan bagi warga sekitar.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim @ThePr0diga1Son adalah tidak benar dan termasuk kategori Konteks yang Salah.
Para warga memprotes kebijakan pemerintah untuk melanjutkan eksplorasi gas alam di Provinsi tersebut untuk kedua kalinya. Pasalnya, ekstraksi gas alam di Groningen menyebabkan bencana alam, dan pemerintah tidak memberikan cukup ganti rugi untuk dampak kerusakan yang ditimbulkan bagi warga sekitar.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim @ThePr0diga1Son adalah tidak benar dan termasuk kategori Konteks yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR
Aksi protes tidak berkaitan dengan Covid-19. Video tersebut adalah protes ribuan warga untuk menentang program ekstraksi gas alam di Provinsi Groningen, Belanda.
Aksi protes tidak berkaitan dengan Covid-19. Video tersebut adalah protes ribuan warga untuk menentang program ekstraksi gas alam di Provinsi Groningen, Belanda.
Rujukan
(GFD-2022-9040) [SALAH] Viagra Dapat Menyembuhkan Covid-19
Sumber: artikel onlineTanggal publish: 22/01/2022
Berita
Beredar sebuah informasi di internet yang mengklaim bahwa obat Viagra dapat menyembuhkan Covid-19. Informasi tersebut menyebar ketika ada seorang perawat bernama Monica Almeida yang menderita asma dan positif Covid-19 mengalami koma selama 28 hari. Dilansir dari dailymail.co.uk, obat disfungsi ereksi tersebut memungkinkan aliran darah mengalir lebih besar ke seluruh area tubuh hingga merelaksasi dinding pembuluh darah dan menyebabkan kondisinya membaik.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, para ahli membantah klaim obat Viagra tersebut dapat menyembuhkan Covid-19. Dilansir dari Reuters.com, obat Viagra tidak terbukti secara medis dapat menyembuhkan Covid-19, ada banyak faktor penyebab dari obat yang diberikan kepada pasien dalam penyembuhan Covid-19. Selain itu, keterampilan staf medis dan perawat juga menjadi faktor penyembuhannya. Melalui apnews.com, para pakar memperingatkan agar obat Viagra tidak diberikan kepada pasien Covid-19 karena belum ada uji klinis dan penelitian lebih lanjut terkait obat Viagra dengan indikasi Covid-19.
Dengan demikian klaim Viagra Dapat Menyembuhkan Covid-19 merupakan informasi yang tidak benar dan termasuk ke dalam kategori Konten yang Menyesatkan.
Dengan demikian klaim Viagra Dapat Menyembuhkan Covid-19 merupakan informasi yang tidak benar dan termasuk ke dalam kategori Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia IS.
Informasi tersebut salah. Faktanya, para ahli membantah hal tersebut dan menjelaskan bahwa klaim tersebut sama sekali tidak terbukti, kesembuhan pasien disebabkan dari kombinasi dengan sejumlah faktor yang lain.
Informasi tersebut salah. Faktanya, para ahli membantah hal tersebut dan menjelaskan bahwa klaim tersebut sama sekali tidak terbukti, kesembuhan pasien disebabkan dari kombinasi dengan sejumlah faktor yang lain.
Rujukan
(GFD-2022-9039) [SALAH] Pasien Covid-19 Tanpa Gejala Berarti Sehat dan Mendapatkan Hasil Test Positif Palsu
Sumber: twitter.comTanggal publish: 22/01/2022
Berita
Sebuah unggahan di media sosial mengklaim bahwa infeksi Covid-19 tanpa gejala sama dengan benar-benar sehat dan tidak ada bahaya yang terkait. Jika ada kasus tanpa gejala, unggahan tersebut mengklaim bahwa hasil test positif berarti dimanipulasi.
Hasil Cek Fakta
Namun, klaim tersebut salah. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa orang yang awalnya tidak memiliki gejala Covid-19 kemudian dapat mengembangkan dampak yang berkepanjangan baik bagi dirinya sendiri atau pun orang lain yang tertular karena tidak sadar. Dalam hal ini, mereka tidak memiliki gejala pada tahap penyakit akut, namun nantinya dapat mengembangkan gejala Covid-19 yang lama (Long Covid).
Studi lain yang dirilis pada Januari 2021 menemukan bahwa penyakit dengan infeksi awal ringan atau tanpa gejala mengalami kasus komplikasi medis lama setelah infeksi mereda.
Kemudian, baru-baru ini sebuah studi pada Desember 2021 menjelaskan bahwa varian Omicron lebih banyak menginfeksi tanpa gelaja dibandingan dengan varian Covid-19 lainnya.
Dengan demikian, klaim bahwa pasien Covid-19 tanpa gejala berarti sehat dan mendapatkan hasil test positif palsu adalah informasi yang salah dan termasuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Studi lain yang dirilis pada Januari 2021 menemukan bahwa penyakit dengan infeksi awal ringan atau tanpa gejala mengalami kasus komplikasi medis lama setelah infeksi mereda.
Kemudian, baru-baru ini sebuah studi pada Desember 2021 menjelaskan bahwa varian Omicron lebih banyak menginfeksi tanpa gelaja dibandingan dengan varian Covid-19 lainnya.
Dengan demikian, klaim bahwa pasien Covid-19 tanpa gejala berarti sehat dan mendapatkan hasil test positif palsu adalah informasi yang salah dan termasuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia IS.
Informasi tersebut salah. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa orang yang awalnya tidak memiliki gejala Covid-19 kemudian dapat mengembangkan dampak yang berkepanjangan (Long Covid)
Informasi tersebut salah. Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa orang yang awalnya tidak memiliki gejala Covid-19 kemudian dapat mengembangkan dampak yang berkepanjangan (Long Covid)
Rujukan
(GFD-2022-9038) [SALAH] Tsunami Melanda Darwin, Australia Akhir Desember 2021
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 22/01/2022
Berita
Beredar sebuah video di media sosial pada akhir Desember 2021 yang mengklaim tentang tsunami yang terjadi di Darwin, ibu kota wilayah Australia Utara, setelah terjadi gempa bumi.
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, informasi tersebut salah. Faktanya, video tersebut sudah beredar sebelum Desember 2021 dalam laporan dan unggahan tentang peristiwa di luar Australia.
Dilansir dari AFP, tidak ada peringatan tsunami yang tercatat di Darwin pada akhir 2021. Pada 30 Desember 2021, media lokal melaporkan getaran yang dirasakan oleh penduduk kota Darwin di Australia, gempa berkekuatan 7,3 magnitudo yang berasal dari Laut Banda, dekat Indonesia.
Namun setelah kejadian tersebut, tidak ada peringatan tsunami yang dicatat pada tanggal 31 Desember di Darwin oleh Pusat Peringatan Tsunami di Australia.
Video tersebut berisi rekaman tsunami dari beberapa wilayah yang terdiri dari tsunami Alaska (Juli 2020), Selandia Baru (Maret, 2021), Indonesia (September 2018).
Dengan demikian, klaim bahwa tsunami melanda Australia di Darwin pada akhir Desember 2021 adalah informasi yang salah dan termasuk ke dalam kategori konteks yang salah.
Dilansir dari AFP, tidak ada peringatan tsunami yang tercatat di Darwin pada akhir 2021. Pada 30 Desember 2021, media lokal melaporkan getaran yang dirasakan oleh penduduk kota Darwin di Australia, gempa berkekuatan 7,3 magnitudo yang berasal dari Laut Banda, dekat Indonesia.
Namun setelah kejadian tersebut, tidak ada peringatan tsunami yang dicatat pada tanggal 31 Desember di Darwin oleh Pusat Peringatan Tsunami di Australia.
Video tersebut berisi rekaman tsunami dari beberapa wilayah yang terdiri dari tsunami Alaska (Juli 2020), Selandia Baru (Maret, 2021), Indonesia (September 2018).
Dengan demikian, klaim bahwa tsunami melanda Australia di Darwin pada akhir Desember 2021 adalah informasi yang salah dan termasuk ke dalam kategori konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia IS.
Informasi tersebut salah. Faktanya, video tersebut sudah beredar sebelum Desember 2021 dalam laporan dan unggahan tentang peristiwa di luar Australia.
Informasi tersebut salah. Faktanya, video tersebut sudah beredar sebelum Desember 2021 dalam laporan dan unggahan tentang peristiwa di luar Australia.
Rujukan
Halaman: 3393/5069