Sebuah video berisi testimoni mantan pemain judi online (judol) bernama Bayu Erlangga yang mengatakan pernah menang hingga Rp300 juta dari situs judol Tiket100 beredar di Facebook [arsip]. Dalam video tersebut Bayu sedang diwawancarai oleh Aktor Denny Sumargo terkait modal yang ia keluarkan dan jumlah uang yang ia peroleh.
Bayu menjawab, salah satu yang benar-benar diingat adalah ia pernah menang Rp340 juta dalam satu kali tarik. Ia menambahkan, berdasarkan pengalamannya, situs Tiket100 adalah situs yang menguntungkan, sering membuatnya menang dan pasti keluar uangnya.
Benarkah Bayu pernah menang judi online hingga Rp300-an juta di situs Tiket100?
(GFD-2025-25758) Keliru: Video Klaim Kemenangan Rp300 Juta dari Situs Judi Online Tiket100
Sumber:Tanggal publish: 17/02/2025
Berita
Hasil Cek Fakta
Verifikasi Tempo menunjukkan potongan video Bayu Erlangga dan Denny Sumargo tentang tentang kemenangan Rp300 juta dari situs judol Tiket100 tersebut terdapat di siniar Curhat Bang milik Denny Sumargo. Bayu Erlangga hadir sebagai bintang tamu dalam siniar Curhat Bang Denny Sumargo bersama Pesulap Merah dan mantan pembuat situs judi online, Ronald.
Pada episode tersebut, Denny mengangkat tema segala sesuatu menyangkut judol yang penuh setingan dan merugikan. Denny ingin mengedukasi penontonnya bahwa judi online itu sangat berbahaya.
Faktanya, benar Bayu bercerita kepada Denny Sumargo bahwa ia pernah menang sekali tarik sebesar Rp300-an juta, namun tidak dari situs Tiket100. Bayu sama sekali tidak mengatakan nama situsnya secara gamblang di sinar itu.
Sejak detik pertama hingga detik ke-23, konten tersebut identik dengan isi video asli di siniar Curhat Bang, tepatnya pada menit ke-30:33 sampai 30:43. Pada menit ini, Bayu mengatakan, “Udah terlalu banyak tapi yang benar-benar gua ingat itu gua pernah menang satu kali tarik aja Bang. Iya, satu kali pecahlah gitu ya. Di 340 juta.”
Sejak detik ke-24 hingga akhir video, konten di Facebook mulai mengalami editing atau manipulasi suara. Terdapat perbedaan dari video asli, yakni saat Bayu akan melanjutkan penjelasan berapa deposit awalnya pada menit ke-20:43. Suara Denny Sumargo muncul dengan memotong penjelasan, lalu diubah seolah-olah Bayu telah memberitahukan situs judol yang dia mainkan. “Sorry gue potong, lo main di situs mana? Contoh kayak situs yang sudah lo percaya.”
Kemudian, potongan video diubah kembali sejak detik ke-34 usai Bayu mengatakan, “kan tadi udah gue kasih tahu,” yang sebenarnya ditujukan kepada Ronald di sebelahnya, bukan Denny Sumargo. Manipulasi dibuat seakan-akan situs yang selalu memberikan Bayu kemenangan adalah Tiket100.
Bayu pertama kali bermain judol pada saat pandemi di tahun 2020. Saat itu bisnis ritel yang ia jalankan anjlok akibat pandemi. Ia lalu mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang dengan cara bermain judi online.
Kisah bagaimana Bayu sampai terjebak dan menjadi korban judol itu, pernah ia ceritakan juga di siniar Grace Tahir pada tahun 2023, siniar Abraham Samad, dan di Apa Kabar Indonesia Siang TVOne. Akibat judol tersebut, rumah tangganya berantakan, kehilangan dua mobil mewah, hingga memiliki hutang.
Tim Cek Fakta Tempo juga memeriksa keaslian suara pada kedua video menggunakan Hive Moderation. Hasil AI-Generated Content Detection ini menunjukkan 99% video Bayu Erlangga dan Denny Sumargo adalah deepfake.
Pada episode tersebut, Denny mengangkat tema segala sesuatu menyangkut judol yang penuh setingan dan merugikan. Denny ingin mengedukasi penontonnya bahwa judi online itu sangat berbahaya.
Faktanya, benar Bayu bercerita kepada Denny Sumargo bahwa ia pernah menang sekali tarik sebesar Rp300-an juta, namun tidak dari situs Tiket100. Bayu sama sekali tidak mengatakan nama situsnya secara gamblang di sinar itu.
Sejak detik pertama hingga detik ke-23, konten tersebut identik dengan isi video asli di siniar Curhat Bang, tepatnya pada menit ke-30:33 sampai 30:43. Pada menit ini, Bayu mengatakan, “Udah terlalu banyak tapi yang benar-benar gua ingat itu gua pernah menang satu kali tarik aja Bang. Iya, satu kali pecahlah gitu ya. Di 340 juta.”
Sejak detik ke-24 hingga akhir video, konten di Facebook mulai mengalami editing atau manipulasi suara. Terdapat perbedaan dari video asli, yakni saat Bayu akan melanjutkan penjelasan berapa deposit awalnya pada menit ke-20:43. Suara Denny Sumargo muncul dengan memotong penjelasan, lalu diubah seolah-olah Bayu telah memberitahukan situs judol yang dia mainkan. “Sorry gue potong, lo main di situs mana? Contoh kayak situs yang sudah lo percaya.”
Kemudian, potongan video diubah kembali sejak detik ke-34 usai Bayu mengatakan, “kan tadi udah gue kasih tahu,” yang sebenarnya ditujukan kepada Ronald di sebelahnya, bukan Denny Sumargo. Manipulasi dibuat seakan-akan situs yang selalu memberikan Bayu kemenangan adalah Tiket100.
Bayu pertama kali bermain judol pada saat pandemi di tahun 2020. Saat itu bisnis ritel yang ia jalankan anjlok akibat pandemi. Ia lalu mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang dengan cara bermain judi online.
Kisah bagaimana Bayu sampai terjebak dan menjadi korban judol itu, pernah ia ceritakan juga di siniar Grace Tahir pada tahun 2023, siniar Abraham Samad, dan di Apa Kabar Indonesia Siang TVOne. Akibat judol tersebut, rumah tangganya berantakan, kehilangan dua mobil mewah, hingga memiliki hutang.
Tim Cek Fakta Tempo juga memeriksa keaslian suara pada kedua video menggunakan Hive Moderation. Hasil AI-Generated Content Detection ini menunjukkan 99% video Bayu Erlangga dan Denny Sumargo adalah deepfake.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video Bayu Erlangga pernah menang Rp300-an juta di situs judol Tiket100 adalah keliru.
Video merupakan hasil rekayasa menggunakan AI-generated audio.
Video merupakan hasil rekayasa menggunakan AI-generated audio.
Rujukan
- https://www.facebook.com/61567847170437/videos/609928081977312/
- https://mvau.lt/media/7312a40e-1679-4cf9-8838-a0d6c9fc52e9
- https://www.youtube.com/watch?v=7k61OUwezZY
- https://www.youtube.com/watch?app=desktop&v=vVwu0_7YLPY
- https://www.youtube.com/watch?v=hze0PLse6ZE
- https://www.tvonenews.com/channel/news/152573-cerita-mantan-penjudi-online-kehilangan-mobil-mewah
(GFD-2025-25757) Keliru: Video Taylor Swift Menyebut Kebakaran Los Angeles karena Ulah AS di Gaza
Sumber:Tanggal publish: 14/02/2025
Berita
Sebuah konten yang memuat klaim bahwa penyanyi Taylor Swift menyebut kebakaran di Amerika Serikat (AS) sebagai balasan Tuhan karena negaranya membantu Israel dalam genosida melawan Gaza, beredar di Facebook [arsip] dan Tiktok.
"Serangan brutal ini telah menyebabkan penderitaan luar biasa bagi penduduk Gaza, dan menghancurkan infrastrukturnya, sementara dunia sebagian besar tetap bungkam. Namun, hanya dalam dua hari, pembalasan ilahi menimpa Amerika Serikat saat bencana alam melanda wilayah yang lebih luas dari Gaza sendiri…," kata Taylor Swift dalam video tersebut.
Benarkah Taylor Swift menyebut kebakaran LA karena ulah AS di Gaza?
"Serangan brutal ini telah menyebabkan penderitaan luar biasa bagi penduduk Gaza, dan menghancurkan infrastrukturnya, sementara dunia sebagian besar tetap bungkam. Namun, hanya dalam dua hari, pembalasan ilahi menimpa Amerika Serikat saat bencana alam melanda wilayah yang lebih luas dari Gaza sendiri…," kata Taylor Swift dalam video tersebut.
Benarkah Taylor Swift menyebut kebakaran LA karena ulah AS di Gaza?
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan menggunakan Google Lens, referensi organisasi pemeriksa fakta di Amerika Serikat dan menggunakan alat pendeteksi AI. Meski genosida Israel terhadap Gaza terjadi dan Amerika Serikat dituduh mendukung Israel, namun video Taylor Swift itu adalah hasil suntingan dengan kecerdasan buatan generatif.
Potongan video Taylor Swift itu aslinya pernah ditayangkan di kanal YouTube The Tonight Show Starring Jimmy Fallon, berjudul "Taylor Swift’s 10-Minute Version of All Too Well Almost Wasn’t Recorded (Extended)" pada 12 November 2021. Sementara kebakaran di Los Angeles, Amerika, pada 7 Januari 2025.
Dalam acara itu, Swift berbicara tentang peluncuran album RED (Taylor’s Version) yang sangat dinanti-nantikannya. Ia juga menceritakan mengapa lagu "All Too Well" berdurasi 10 menit.
Tempo menonton utuh wawancara Taylor Swift bersama Jimmy Fallon dan tidak menemukan adanya pernyataan penyanyi kelahiran 13 Desember 1989 tentang Gaza.
Pencarian Google dengan kata kunci juga tidak menghasilkan laporan kredibel yang menyatakan bahwa penyanyi tersebut menyebut bencana kebakaran di LA sebagai “balasan ilahi” atas “serangan terhadap Gaza.”
Dikutip dari situs media USA Today, pakar forensik media digital di Universitas Buffalo, Siwei Lyu, mengatakan, video tersebut menggunakan adalah jenis “deep-sync”, audio-klip yang dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan yang disinkronkan dengan gerakan bibir.
Siwei menemukan kejanggalan di mana gigi Swift tampak tidak konsisten, bergantian antara buram dan jernih. Setelah durasi 30 detik, video dan audio menjadi tidak sinkron.
Profesor Ilmu Komputer dari University of California, James O'Brien, yang juga dikutip dari USA Today, mengatakan, selain bahasa tubuh Swift yang tidak sesuai dengan ucapannya, karakterisasi audio tersebut terdengar sebagai produk kecerdasan buatan generatif, dan berubah menjadi akses Inggris. “Akhirnya terdengar lebih mirip Siri,” kata dia. Siri adalah asisten suara di perangkat Apple.
Klaim ini pernah diperiksa oleh sejumlah media asing di sini, sini, sini. dan sini.
Terakhir, dari hasil analisa pendeteksi berbasis AI, HIVE Moderation, menunjukkan bahwa konten tersebut diduga 99 persen dimanipulasi menggunakan kecerdasan buatan.
Potongan video Taylor Swift itu aslinya pernah ditayangkan di kanal YouTube The Tonight Show Starring Jimmy Fallon, berjudul "Taylor Swift’s 10-Minute Version of All Too Well Almost Wasn’t Recorded (Extended)" pada 12 November 2021. Sementara kebakaran di Los Angeles, Amerika, pada 7 Januari 2025.
Dalam acara itu, Swift berbicara tentang peluncuran album RED (Taylor’s Version) yang sangat dinanti-nantikannya. Ia juga menceritakan mengapa lagu "All Too Well" berdurasi 10 menit.
Tempo menonton utuh wawancara Taylor Swift bersama Jimmy Fallon dan tidak menemukan adanya pernyataan penyanyi kelahiran 13 Desember 1989 tentang Gaza.
Pencarian Google dengan kata kunci juga tidak menghasilkan laporan kredibel yang menyatakan bahwa penyanyi tersebut menyebut bencana kebakaran di LA sebagai “balasan ilahi” atas “serangan terhadap Gaza.”
Dikutip dari situs media USA Today, pakar forensik media digital di Universitas Buffalo, Siwei Lyu, mengatakan, video tersebut menggunakan adalah jenis “deep-sync”, audio-klip yang dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan yang disinkronkan dengan gerakan bibir.
Siwei menemukan kejanggalan di mana gigi Swift tampak tidak konsisten, bergantian antara buram dan jernih. Setelah durasi 30 detik, video dan audio menjadi tidak sinkron.
Profesor Ilmu Komputer dari University of California, James O'Brien, yang juga dikutip dari USA Today, mengatakan, selain bahasa tubuh Swift yang tidak sesuai dengan ucapannya, karakterisasi audio tersebut terdengar sebagai produk kecerdasan buatan generatif, dan berubah menjadi akses Inggris. “Akhirnya terdengar lebih mirip Siri,” kata dia. Siri adalah asisten suara di perangkat Apple.
Klaim ini pernah diperiksa oleh sejumlah media asing di sini, sini, sini. dan sini.
Terakhir, dari hasil analisa pendeteksi berbasis AI, HIVE Moderation, menunjukkan bahwa konten tersebut diduga 99 persen dimanipulasi menggunakan kecerdasan buatan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim video Taylor Swift menyebut kebakaran di LA karena ulah Amerika di Gaza adalah keliru.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/616337191337544
- https://mvau.lt/media/c0df5913-5091-44a4-92fa-af5af6eca841
- https://www.tiktok.com/@matapalestine/video/7459469495271214341
- https://www.reuters.com/world/middle-east/us-has-undeniable-complicity-gaza-war-killings-say-former-us-officials-2024-07-03/
- https://www.youtube.com/watch?v=0Kr4JO9591c&t=257s
- https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2025/01/16/taylor-swift-california-wildfires-us-israel-aid-fact-check/77715749007/
- https://newschecker.in/fact-check/did-taylor-swift-call-la-wildfires-a-divine-retribution-for-us-aid-to-israel-heres-the-truth-behind-viral-video
- https://factly.in/a-deepfake-clip-is-viral-as-visulas-of-taylor-swift-calling-la-fires-as-a-consequence-of-the-uss-support-for-israel/
- https://www.lighthousejournalism.com/world/fact-check-ai-generated-video-falsely-claims-taylor-swift-said-wildfires-are-gods-revenge-for-gaza-3687/
- https://www.ndtv.com/world-news/did-taylor-swift-say-la-fires-are-payback-for-gaza-bombings-a-fact-check-7479334 /cdn-cgi/l/email-protection#ddbeb8b6bbbcb6a9bc9da9b8b0adb2f3beb2f3b4b9
(GFD-2025-25756) Sebagian Benar: Kisah Seorang Nenek Miskin yang Terlibat Pencurian Singkong
Sumber:Tanggal publish: 13/02/2025
Berita
Sebuah gambar beredar di Instagram [arsip] yang diklaim peristiwa putusan hakim terhadap seorang nenek miskin yang terlibat kasus pencurian singkong pada tahun 2014.
Gambar itu memperlihatkan seorang nenek bersimpuh dan menelungkupkan kedua tangan di hadapan majelis hakim. Narasi yang menyertai konten itu menyebutkan, majelis hakim menyatakan nenek pencuri singkong itu bersalah dan didenda Rp1 juta. Selain itu, orang-orang yang hadir dalam persidangan juga didenda Rp50 ribu per orang karena membiarkan nenek tersebut kelaparan hingga mencuri. Uang denda tersebut kemudian telah terkumpul dan diberikan oleh nenek itu sebesar Rp3,5 juta.
Tempo memeriksa dua hal dalam unggahan tersebut. Pertama, benarkah kasus nenek tersebut diadili karena mencuri singkong pada 2014? Kedua, benarkah vonis hakim mendenda nenek Rp1 juta dan warga yang hadir di persidangan sebesar Rp50 ribu?
Gambar itu memperlihatkan seorang nenek bersimpuh dan menelungkupkan kedua tangan di hadapan majelis hakim. Narasi yang menyertai konten itu menyebutkan, majelis hakim menyatakan nenek pencuri singkong itu bersalah dan didenda Rp1 juta. Selain itu, orang-orang yang hadir dalam persidangan juga didenda Rp50 ribu per orang karena membiarkan nenek tersebut kelaparan hingga mencuri. Uang denda tersebut kemudian telah terkumpul dan diberikan oleh nenek itu sebesar Rp3,5 juta.
Tempo memeriksa dua hal dalam unggahan tersebut. Pertama, benarkah kasus nenek tersebut diadili karena mencuri singkong pada 2014? Kedua, benarkah vonis hakim mendenda nenek Rp1 juta dan warga yang hadir di persidangan sebesar Rp50 ribu?
Hasil Cek Fakta
Tempo memverifikasi gambar itu menggunakan mesin pencari Google dan kata kunci, hingga mendapatkan beberapa berita yang berisi informasi terverifikasi tentang nenek yang menjalani sidang di pengadilan karena mencuri tersebut. Berikut hasil penelusurannya:
Verifikasi Gambar
Foto aslinya ditemukan di website Bangsaonline.com yang menginformasikan bahwa perempuan tersebut bernama Asyani alias Muaris, 70 tahun, terdakwa kasus pencurian kayu jati milik perhutani di Desa Jatibanteng, Kecamatan Jatibanteng, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Ia dituduh mencuri kayu gelondongan berdiameter 18 sentimeter dari lahan Perhutani Bondowoso petak 3F yang berjarak sekitar 100 meter dari tempat tinggalnya. Asyani menolak tuduhan dan putusan majelis hakim yang dipimpin I Kadek Dedi Arcana itu.
Dilansir Tempo, Kepala Kesatuan Resor Pemangkuan Hutan Jatibanteng saat itu, Sawin, adalah orang yang menuntut Asyani. Selain nenek itu, ada Ruslan sang menantu, Abdus Salam yang dituduh sebagai pemilik mobil pengangkut kayu, dan Sucipto perajin kayu, yang terseret dalam kasus tersebut.
Papan jati sebanyak 15 lembar yang ada di rumah Asyani sesungguhnya termasuk benda-benda yang ia bawa dari rumah lamanya yang ia jual tahun sekitar tahun 2010. Rumah yang ia tinggali kemudian adalah rumah kosong bekas korban banjir yang ia pinjam dari kantor desa.
Asyani menyambung hidup sebagai tukang pijat. Ia ingin membuat dipan untuk praktik pijat, dari papan kayu jati yang dimilikinya. Kemudian dia meminta Ruslan mengangkut kayu itu ke Sucipto untuk dibuatkan dipan. Namun kepolisian menganggap mereka terlibat pencurian kayu dan membawa tuduhan itu ke proses hukum.
Menurut Tempo, Majelis hakim tidak memvonis si nenek dengan denda Rp1 juta. Termasuk tidak pula memvonis pengunjung ruang sidang karena membiarkan si nenek kelaparan.
Faktanya adalah Majelis hakim Pengadilan Negeri Situbondo, Jawa Timur, menjatuhkan vonis berupa hukuman percobaan selama 15 bulan terhadap nenek Asyani, pada Kamis, 23 April 2015.
Majelis hakim menganggap Asyani bersalah karena memiliki kayu dari kawasan hutan tanpa dilengkapi dokumen. Majelis hakim yang diketuai I Kadek Dedy Arcana sejatinya memvonis Asyani dengan hukuman 1 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider 1 hari penjara. Namun karena mempertimbangkan usia dan kesehatan terdakwa, maka Asyani dijatuhi hukuman percobaan.
"Terdakwa tidak perlu menjalani hukuman tersebut, tapi diganti dengan hukuman percobaan selama satu tahun tiga bulan," kata I Kadek.
Asyani dianggap melanggar Pasal 12d juncto Pasal 83 ayat 1a Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan. Putusan terhadap Asyani tersebut lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut umum, yakni hukuman percobaan selama 18 bulan.
Verifikasi Gambar
Foto aslinya ditemukan di website Bangsaonline.com yang menginformasikan bahwa perempuan tersebut bernama Asyani alias Muaris, 70 tahun, terdakwa kasus pencurian kayu jati milik perhutani di Desa Jatibanteng, Kecamatan Jatibanteng, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur.
Ia dituduh mencuri kayu gelondongan berdiameter 18 sentimeter dari lahan Perhutani Bondowoso petak 3F yang berjarak sekitar 100 meter dari tempat tinggalnya. Asyani menolak tuduhan dan putusan majelis hakim yang dipimpin I Kadek Dedi Arcana itu.
Dilansir Tempo, Kepala Kesatuan Resor Pemangkuan Hutan Jatibanteng saat itu, Sawin, adalah orang yang menuntut Asyani. Selain nenek itu, ada Ruslan sang menantu, Abdus Salam yang dituduh sebagai pemilik mobil pengangkut kayu, dan Sucipto perajin kayu, yang terseret dalam kasus tersebut.
Papan jati sebanyak 15 lembar yang ada di rumah Asyani sesungguhnya termasuk benda-benda yang ia bawa dari rumah lamanya yang ia jual tahun sekitar tahun 2010. Rumah yang ia tinggali kemudian adalah rumah kosong bekas korban banjir yang ia pinjam dari kantor desa.
Asyani menyambung hidup sebagai tukang pijat. Ia ingin membuat dipan untuk praktik pijat, dari papan kayu jati yang dimilikinya. Kemudian dia meminta Ruslan mengangkut kayu itu ke Sucipto untuk dibuatkan dipan. Namun kepolisian menganggap mereka terlibat pencurian kayu dan membawa tuduhan itu ke proses hukum.
Menurut Tempo, Majelis hakim tidak memvonis si nenek dengan denda Rp1 juta. Termasuk tidak pula memvonis pengunjung ruang sidang karena membiarkan si nenek kelaparan.
Faktanya adalah Majelis hakim Pengadilan Negeri Situbondo, Jawa Timur, menjatuhkan vonis berupa hukuman percobaan selama 15 bulan terhadap nenek Asyani, pada Kamis, 23 April 2015.
Majelis hakim menganggap Asyani bersalah karena memiliki kayu dari kawasan hutan tanpa dilengkapi dokumen. Majelis hakim yang diketuai I Kadek Dedy Arcana sejatinya memvonis Asyani dengan hukuman 1 tahun penjara dan denda Rp500 juta subsider 1 hari penjara. Namun karena mempertimbangkan usia dan kesehatan terdakwa, maka Asyani dijatuhi hukuman percobaan.
"Terdakwa tidak perlu menjalani hukuman tersebut, tapi diganti dengan hukuman percobaan selama satu tahun tiga bulan," kata I Kadek.
Asyani dianggap melanggar Pasal 12d juncto Pasal 83 ayat 1a Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan. Putusan terhadap Asyani tersebut lebih rendah dari tuntutan jaksa penuntut umum, yakni hukuman percobaan selama 18 bulan.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang menyatakan gambar yang beredar memperlihatkan nenek pencuri singkong yang mendapat putusan bijaksana dari hakim namun tidak tersorot media adalah klaim sebagian benar.
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/DF2bQP5S6Rd/?utm_source=ig_embed&ig_rid=145588f4-250c-44d8-8c1a-23aae6d75ef1
- https://mvau.lt/media/d3b793b4-4518-4a22-84f1-7871fb524bf2
- http://bangsaonline.com
- https://www.tempo.co/hukum/kayu-jati-di-rumah-asyani--167944?article_id=6f64c9e0-3f40-42c8-90f3-653ca6d00590&in=1&n_token=eyJ0eXAiOiJKV1QiLCJhbGciOiJIUzI1NiJ9.eyJ0b2tlbiI6Ijg2ZTFlNTU1NzFjNWM1MTRmN2M2YzZlOGNkN2Y0NGViIn0.hCulb4IP7x_IwVeh2Db8AMPjQXVEP8c5ABA6A6JEe2c
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/351/fakta-atau-hoaks-benarkah-nenek-ini-mencuri-singkong-dan-hakim-mendenda-pengunjung-sidang /cdn-cgi/l/email-protection#e487818f82858f9085a4908189948bca878bca8d80
(GFD-2025-25755) Menyesatkan: Narasi bahwa Cina Mudah Mengganti Nama Jalan di Indonesia
Sumber:Tanggal publish: 13/02/2025
Berita
Sebuah video peresmian penggantian nama jalan beredar di media sosial Threads [arsip] pada 11 Februari 2025. Konten itu disebarkan dengan narasi: “Lihatlah Cina semakin ngelunjak aja. Berani ganti-ganti nama jalan di negeri ini,” tulis pengunggah konten.
Konten itu berisi seorang perempuan yang membandingkan pergantian nama jalan tersebut dengan yang terjadi di Jakarta saat era Anies Baswedan. “Kalian lihat hari ini begitu mudahnya mereka menggantikan nama jalan atas nama orang-orang yang mereka mau tanpa tantangan, tanpa komen negatif kepada mereka,” kata perempuan berbaju hijau itu.
Benarkah Cina bisa dengan mudahnya mengganti nama jalan di Indonesia?
Konten itu berisi seorang perempuan yang membandingkan pergantian nama jalan tersebut dengan yang terjadi di Jakarta saat era Anies Baswedan. “Kalian lihat hari ini begitu mudahnya mereka menggantikan nama jalan atas nama orang-orang yang mereka mau tanpa tantangan, tanpa komen negatif kepada mereka,” kata perempuan berbaju hijau itu.
Benarkah Cina bisa dengan mudahnya mengganti nama jalan di Indonesia?
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan sumber-sumber dari media kredibel, momen pergantian nama jalan dalam video tersebut terjadi di Kota Makassar. Pada 8 Februari 2025, Pemerintah kota setempat mengubah nama ruas jalan di Kecamatan Wajo yang sebelumnya Jalan Jampea menjadi Hoo Eng Djie, musisi bersejarah dari Sulawesi Selatan.
Beberapa media lokal dan nasional memberitakan peresmian perubahan nama jalan tersebut oleh Walikota Makassar M. Ramdhan 'Danny' Pomanto. Dikutip dari situs IDN Times Sulawesi Selatan, Walikota Danny Pomanto mengatakan Hoo Eng Djie adalah tokoh seniman Tionghoa yang harus diperkenalkan ke seluruh generasi muda penerus bangsa.
“Baba Tjoi, begitu beliau saya panggil, merupakan seniman besar yang pada saat zaman kemerdekaan beliau tampil menjadi bagian di dalam semangat kebudayaan Kota Makassar,” kata Danny Pomanto memberikan alasan pemilihan Hoo Eng Djie menjadi nama jalan.
Hoo Eng Djie merupakan penyanyi dan musisi yang lahir di Kassi Kebo, Kabupaten Maros. Ati Raja merupakan salah satu lagu ciptaannya yang masih terkenal hingga saat ini.
Hoo Eng Djie memiliki grup musik Singara Kulla-Kullawa (Sinar Kunang-Kunang), dan berhasil mendapatkan penghargaan dadi radio nasional pada tahun 1953. Ia juga mendapatkan kesempatan berdialog bersama dengan Presiden Ir Soekarno dan membahas soal musik-musik daerah.
Perjalanan hidup Hoo Eng Djie yang penuh dengan dinamika telah digambarkan dalam sebuah film berjudul ‘Ati Raja’ yang tayang pada November 2019 lalu. Film Ati Raja merupakan hasil produksi dari Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar (P2TM) yang juga menjadi penggagas sosok Hoo Eng Djie diabadikan jadi nama jalan.
Dalam buku 100 Tahun Musik Indonesia, Hoo Eng Djie dikenal sebagai turunan Tionghoa yang disebut-sebut sebagai penyanyi asal Makassar pertama yang masuk masuk industri rekaman. Perjalanan karir Hoo Eng Djie dimulai dari era 1930 hingga 1950an. Sekitar 1938-1940, Eng Djie diajak untuk rekaman suara di studio Hoo Seng Hoo di Surabaya.
Materi yang dirilis Hoo Djie adalah lagu-lagu Celebes volksliederen yang artinya lagu rakyat Sulawesi. Dia juga menulis lagu sendiri yang diiringi oleh Orkes Sinar Sedjati serta Orkes Wari-Waria.
Dikutip dari website Makassar Terkini, Ketua Umum Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar (P2TM) Arwan Tjahjadi bersyukur bisa mengukir sejarah dengan mengabadikan Hoo Eng Djie jadi nama jalan di Kota Makassar.
Beberapa media lokal dan nasional memberitakan peresmian perubahan nama jalan tersebut oleh Walikota Makassar M. Ramdhan 'Danny' Pomanto. Dikutip dari situs IDN Times Sulawesi Selatan, Walikota Danny Pomanto mengatakan Hoo Eng Djie adalah tokoh seniman Tionghoa yang harus diperkenalkan ke seluruh generasi muda penerus bangsa.
“Baba Tjoi, begitu beliau saya panggil, merupakan seniman besar yang pada saat zaman kemerdekaan beliau tampil menjadi bagian di dalam semangat kebudayaan Kota Makassar,” kata Danny Pomanto memberikan alasan pemilihan Hoo Eng Djie menjadi nama jalan.
Hoo Eng Djie merupakan penyanyi dan musisi yang lahir di Kassi Kebo, Kabupaten Maros. Ati Raja merupakan salah satu lagu ciptaannya yang masih terkenal hingga saat ini.
Hoo Eng Djie memiliki grup musik Singara Kulla-Kullawa (Sinar Kunang-Kunang), dan berhasil mendapatkan penghargaan dadi radio nasional pada tahun 1953. Ia juga mendapatkan kesempatan berdialog bersama dengan Presiden Ir Soekarno dan membahas soal musik-musik daerah.
Perjalanan hidup Hoo Eng Djie yang penuh dengan dinamika telah digambarkan dalam sebuah film berjudul ‘Ati Raja’ yang tayang pada November 2019 lalu. Film Ati Raja merupakan hasil produksi dari Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar (P2TM) yang juga menjadi penggagas sosok Hoo Eng Djie diabadikan jadi nama jalan.
Dalam buku 100 Tahun Musik Indonesia, Hoo Eng Djie dikenal sebagai turunan Tionghoa yang disebut-sebut sebagai penyanyi asal Makassar pertama yang masuk masuk industri rekaman. Perjalanan karir Hoo Eng Djie dimulai dari era 1930 hingga 1950an. Sekitar 1938-1940, Eng Djie diajak untuk rekaman suara di studio Hoo Seng Hoo di Surabaya.
Materi yang dirilis Hoo Djie adalah lagu-lagu Celebes volksliederen yang artinya lagu rakyat Sulawesi. Dia juga menulis lagu sendiri yang diiringi oleh Orkes Sinar Sedjati serta Orkes Wari-Waria.
Dikutip dari website Makassar Terkini, Ketua Umum Persaudaraan Peranakan Tionghoa Makassar (P2TM) Arwan Tjahjadi bersyukur bisa mengukir sejarah dengan mengabadikan Hoo Eng Djie jadi nama jalan di Kota Makassar.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim dengan mudahnya Cina mengganti nama jalan di Indonesia adalah menyesatkan.
Perubahan nama tersebut bukan dari warga Cina, melainkan keputusan dari pemerintah Kota Makassar. Hoo Eng Djie adalah musisi bersejarah dari Makassar.
Perubahan nama tersebut bukan dari warga Cina, melainkan keputusan dari pemerintah Kota Makassar. Hoo Eng Djie adalah musisi bersejarah dari Makassar.
Rujukan
- https://www.threads.net/@mudjonosolemanaffandi_0523/post/DF6gTMRzMEH?fbclid=IwY2xjawIaID5leHRuA2FlbQIxMAABHbR2iAoPU8TbmyLeqSZgkVzVtrfN_6fBYWc9CsVTaeg_m9GDvByIW65tnw_aem_WPIq3MtYOAodqKtLfefoxw
- https://perma.cc/R6VP-YD22
- https://sulsel.idntimes.com/news/sulsel/aanpranata/nama-jalan-jampea-di-makassar-jadi-hoo-eng-djie-siapa-dia
- https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=l3zwBgAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA9&dq=Hoo+Eng+Djie&ots=2wQ8v8Gyw-&sig=WlYVU9MqbBm7QGxIV1U7xP4U47M&redir_esc=y#v=onepage&q=Hoo%20Eng%20Djie&f=false
- https://makassar.terkini.id/danny-pomanto-resmikan-nama-jalan-jampea-jadi-hoo-eng-djie/ /cdn-cgi/l/email-protection#c3a0a6a8a5a2a8b7a283b7a6aeb3aceda0acedaaa7
Halaman: 339/6139