• (GFD-2022-9064) [SALAH] Video “TMII sebelum dan sesudah di ambil alih dan dikelola oleh Pemerintah.”

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 24/01/2022

    Berita

    “TMII sebelum dan sesudah di ambil alih dan dikelola oleh Pemerintah.

    Ambyeaaarrrrrrrr…….merusak bukan menambah baik.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter Romitsu Top (@RomitsuT) mengunggah cuitan berupa video Snowbay dan Museum Telekomunikasi TMII dengan narasi kondisi sebelum dan sesudah diambil alih dan dikelola pemerintah. Cuitan yang diunggah pada 19 Januari 2022 itu mendapat atensi berupa 997 balasan, 2.310 retweet, dan 5.760 suka.

    Berdasarkan hasil penelusuran, baik Snowbay dan Museum Telekomunikasi TMII (Taman Mini Indonesia Indah) telah ditutup sejak tahun 2020. Mengutip dari Kompas, Museum Telekomunikasi di TMII ditutup pada 4 Februari 2020. Kepala Humas TMII, Adi Widodo mengatakan bahwa kondisi gedung yang sudah tidak terawat menjadi alasan ditutupnya museum tersebut.

    “Ditutup baru-baru ini, kemarin-kemarin itu masih bisa (dibuka), karena kondisi (museum) tidak layak ya, tidak terawat, termasuk lingkungannya yang ada di dalamnya juga. Yang jaga juga sedikit, jadi demi keamanan dan kenyamanan sementara ditutup,” ungkap Adi saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (4/2/2020).

    Selain Museum Telekomunikasi, Snowbay Waterpark TMII juga ditutup akibat imbas pandemi Covid-19. Seperti yang dilaporkan oleh IDN Times Jabar pada 24 Mei 2020, penutupan Snowbay Waterpark ini bersamaan dengan penutupan akses masuk ke area TMII. Tempat wisata tersebut terlihat terbengkalai tanpa adanya petugas kebersihan maupun keamanan.

    Kemudian, TMII secara resmi diambil alih pemerintah sejak April 2021 untuk dilakukan perbaikan. Mengutip dari Kompas, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko dalam konferensi pers di Gedung Bina Graha, Jakarta, Jumat (9/4/2021) menyampaikan bahwa kerugian yang dialami pengelola TMII setiap tahunnya yang mencapai Rp40 miliar hingga Rp50 miliar menjadi salah satu pertimbangan pengambilalihan TMII oleh pemerintah. TMII akan direvitalisasi dengan salah satunya menghilangkan Snowbay Waterpark yang dianggap tidak sejalan dengan semangat taman mini.

    “Snow bay itu mau dibereskan. Kita bisa pakai untuk sesuatu yang lebih sejalan dengan jiwa dan semangat taman mini,” jelas Direktur Proyek Urban+ Rahman Wijaya.

    Dari berbagai fakta di atas, cuitan akun Twitter Romitsu Top (@RomitsuT) dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, kolam renang Snowbay dan Museum Telekomunikasi di TMII telah ditutup sejak tahun 2020 sebelum diambil alih oleh pemerintah pada 9 April 2021 karena kerugian yang terus dialami pengelola TMII.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9063) [SALAH] Warga Korea Selatan yang Belum Vaksin Tidak Dapat Mengikuti Pemilu

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 24/01/2022

    Berita

    (Narasi diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Tidak ada surat vaksin, tidak bisa mengikuti pemilihan Presiden

    Saya tidak percaya strategi ini digunakan. Orang yang menolak untuk vaksin dianggap sebagai orang yang tidak percaya pemerintah. Sehingga mereka dianggap memiliki tendensi untuk mendukung oposisi. Sebenarnya, orang yang menolak vaksinasi adalah anti-vax. Jika kamu terlalu tua untuk menolak vaksin yang orang lain dapatkan, kamu kemungkinan besar akan memilih. Bagaimanapun, 10% orang yang tidak divaksinasi kecuali orang diusia mereka tidak bisa dipilih, jadi jika kamu tidak membiarkan golongan ini dari pemilu, ini adalah manipulasi yang telah dikalkulasi.

    Pelarangan pemilu bagi yang belum divaksinasi + pelarangan pemilu elektronik = kondisi kecurangan pemilu yang sangat sempurna

    Ini kondisi yang tidak normal. Pajak Demokrat. Ini sudah dikalkulaiskan. Pajak Partai Kiri yang mengerikan.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah narasi oleh akun Facebook Hyuk-je Oh yang mengatakan bahwa warga Korea Selatan yang belum vaksin tidak bisa mengikuti pemilu.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Dilansir dari AFP, juru bicara Komisi Pemilihan Nasional (NEC) Korea Selatan mengatakan bahwa warga Korea Selatan yang belum vaksin tetap bisa mengikuti pemilu. Hal ini dikarenakan tidak ada hubungannya antara vaksinasi dengan hak pilih seseorang.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook Hyuk-je Oh tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Dilansir dari AFP, juru bicara Komisi Pemilihan Nasional (NEC) mengatakan bahwa orang yang tidak memiliki surat vaksin tidak akan dilarang untuk mengikuti pemilu.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9062) [SALAH] Bubuk Jahe Dapat Menyembuhkan Infeksi Varian Omicron

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 24/01/2022

    Berita

    Sharing an expert advice by Dr.Zarir Udwadia. He is the most respected chest physician in our country.
    یہ ڈاکٹر سینے کے امراض کے ماھر ھیں۔ ان کی سُنئیے۔۔!!
    (terjemahan)
    Berbagi saran dari seorang ahli dr. Zakir Udwadia. Dia adalah dokter spesialis paru-paru yang paling dihormati di negara kita.

    *video berdurasi 1 menit 51 detik mengklaim bahwa bubuk jahe dapat menyembuhkan infeksi varian Omicron.
    Pepaya jahe obat omicron
    jahe obat covid

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan di Twitter oleh akun bernama @maskeench, yang memposting sebuah video dan disertai narasi bahwa orang dalam video tersebut adalah seorang dokter spesialis paru-paru bernama dr. Zarir Udwadia. Beberapa pengguna media sosial lain mengklaim, laki-laki dalam video tersebut bernama dr. Sushil Razdan.

    Dalam video berdurasi 1 menit 51 detik, memperlihatkan seorang laki-laki yang diklaim sebagai dokter, menyampaikan informasi cara menyembuhkan infeksi varian baru Covid-19 yakni Omicron. Ia menyarankan masyarakat untuk menghirup bubuk jahe kering. Alasannya, bubuk jahe kering memiliki sifat basa dan pH yang tinggi, dengan kandungannya tersebut akan membunuh Covid-19 yang menyebar melalui lubang hidung, selaput lendir, tenggorokan dan kemudian paru-paru.

    Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, klaim @maskeench adalah tidak benar. Melansir dari boomlive.in saat mencari fakta mengenai klaim dalam video, diketahui laki-laki dalam video tersebut bukanlah dr. Zarir Udwadia ataupun dr. Sushil Razdan, mereka telah dihubungi secara terpisah dan menyatakan tidak pernah membuat klaim bahwa menghirup bubuk jahe dapat menyembuhkan Covid-19. Dokter Sushil dan dokter Zakir juga melarang masyarakat untuk menggunakan cara tersebut.

    Ketua Dewan Eksekutif WHO, dr. Patrick Amoth, dalam sebuah postingan di Twitter menyatakan bahwa lemon dan jahe hanya dapat digunakan sebagai penambah kekebalan tubuh, bukan untuk obat infeksi Covid-19.

    Melansir dari The National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine, mengonsumsi jahe, memakan akar jahe, menghirup jahe, maupun menambahkan bubuk jahe ke dalam makanan tidak akan menghentikan infeksi virus Covid-19. Virus Covid-19 akan masuk ke dalam sel dan melakukan replikasi, kemudian memasuki sel baru dan membuat replika lagi, begitu seterusnya.

    Jahe tidak dapat menghentikan proses masuknya virus ke dalam sel, begitu pula proses replikasi virus tersebut. Sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah bahwa jahe dapat memicu kekebalan tubuh sehingga tidak dapat terinfeksi Covid-19.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim @maskeench adalah tidak benar dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR

    Informasi Palsu. Tidak ada bukti ilmiah bahwa mengonsumsi jahe, memakan akar jahe, menghirup jahe, maupun menambahkan bubuk jahe ke dalam makanan, dapat menghentikan infeksi dan membunuh virus Covid-19 dalam tubuh. Adapun laki-laki dalam video tersebut bukanlah seorang Dokter sebagaimana yang diklaim.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9061) [SALAH] Avicii, Chester Bennington, Anthony Bourdain dan Chris Cornell Bunuh Diri Ketika Terlibat dalam Pembuatan Film “The Silent Children”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 24/01/2022

    Berita

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
    “Tidakkah menarik bahwa Avicii, Chester Bennington, Anthony Bourdain, dan Chris Cornel semua bunuh diri ketika bekerja dalam film dokumenter berjudul “The Silent Children”? Sebuah film yang menceritakan tentang penyebaran pedofilia / penjualan manusia”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook John Corleone Scarlioli mengunggah foto yang menginformasikan kematian Avicii, Chester Bennington, Anthony Bourdain dan Chris Cornell memiliki keterkaitan, di mana keempatnya bunuh diri ketika mengerjakan film dokumenter tentang pedofilia dan penjualan manusia berjudul “The Silent Children”.
    Unggahan tersebut telah dibagikan sebanyak 358 kali, dan terdapat 21 orang telah memberikan komentar.
    Berdasarkan hasil penelusuran, keempat nama tersebut bahkan tidak terlibat sama sekali dalam pembuatan “The Silent Children”. Juru bicara film tersebut, Arthur Gorson, mengonfirmasi fakta tersebut melalui wawancara dengan USA Today.

    “We never had any contact with the people mentioned in the post. We never had any emails. We’ve never reached out for funding to those people. So, there never was any legitimate connection.”

    Informasi dengan topik yang sama juga pernah dibahas oleh Reuters dengan judul “Fact Check: Avicii, Bennington, Cornell and Bourdain were not working on a child sex trafficking documentary and did take their own lives”.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh akun John Corleone Scarlioli dikategorikan sebagai konten palsu karena informasi tersebut 100% salah dan sengaja dibuat untuk menipu masyarakat.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Informasi tersebut salah. Faktanya, keempat nama tersebut tidak terlibat dalam film “The Silent Children”. Terlebih lagi, kematian mereka terjadi pada waktu yang berbeda.

    Rujukan