• (GFD-2022-9186) [SALAH] Cerita Dalam Novel Telah Memprediksi Adanya Pandemi COVID-19

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 14/02/2022

    Berita

    WARNING OF VIRUS IN 1981
    DAN SEKARANG TERJADI !!!!!!!

    MLmjumat… Virus COVID-19 HOAX

    WARNINGS OF VIRUS IN 1981
    TWO authors appeared to predict coronovirus decades before the outbreak.
    Dean Koonte’s thriller The Eyes Of Darkness, published in 1981, tells the story of a lethal man-made virus in Wuhan – the same Chinese city where coronavirus broke out.
    In another spooky coincidence, the doomsday book End Of Days – wrilten by American psychic Sylvia Browne and pablished in 2008 predicted here would be a pneumonia-like global pandemicin 2020.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan di Twitter oleh akun bernama @KonspirasiHolic. Gambar dalam postingannya terdapat narasi bahwa ada novel yang sudah memprediksi terjadinya pandemi Coronavirus di masa depan.

    Novel pertama yang disinggung berjudul “The Eyes of Darkness”, ditulis oleh Dean Koontz, dipublikasikan pada tahun 1981 dan “End of Days”, ditulis oleh Sylvia Browne, dipublikasikan tahun 2008.

    Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, virus yang digambarkan dalam kedua novel tersebut tidak sama dengan ciri-cirinya dengan Covid-19. Novel The Eyes of Darkness mendeskripsikan, virus yang bernama “Wuhan-400” berasal dari lab. Namun, fakta sebenarnya asal usul virus Corona sampai saat ini belum diketahui. Selain itu, virus yang digambarkan dalam novel tersebut, dapat berinkubasi dalam 4 hari, hal ini berbeda dengan Covid-19 yang inkubasinya 1-14 hari.

    Dalam novel Koontz, virus “Wuhan-400” memiliki fatality rate 100%, sedangkan Covid-19 2%-4% di Wuhan dan di luar kawasan Wuhan 0,7%. Adapun ciri-ciri orang yang terpapar juga berbeda, di novel Koontz dideskripsikan virus akan menggerogoti sel otak, sehingga pasien kehilangan kendali dan meninggal. Sedangkan Coronavirus, gejala pasien yakni demam, batuk, sesak napas, pilek, yang parah akan mengalami gagal ginjal dan kematian.

    Lebih lanjut, novel Sylvia Browne berjudul “End of Days” dijelaskan bahwa virus dalam novelnya tidak dapat diobati dengan pengobatan apapun. Sedangkan virus Corona sebelum ditemukannya vaksin, pasien dengan gejala ringan dapat sembuh dengan sistem imun alami, dan sampai saat ini telah ditemukan vaksin dan pengobatan lain masih dalam tahap penelitian.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim @KonspirasiHolic adalah tidak benar dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR

    Informasi Palsu. Virus yang digambarkan dalam novel berjudul “The Eyes of Darkness” dan “End of Days” tidak sama dengan ciri-cirinya Covid-19, baik dari tingkat kematian pasien yang terpapar, asal usul virus, maupun tingkat kekebalan virus terhadap obat.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9185) [SALAH] Akun WhatsApp JPT Pratama BKN dan KPE, Satya Pratama

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 14/02/2022

    Berita

    Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan UNTUK PENGUSULAN ASN/PPPK 2021 Yang telah Diajukan Setiap instansi. Dan Hasil Tes PPPK TAHAP PERTAMA DAN KEDUA. Masih Banyak Peserta yang Gagal. Untuk Mengisi Kouta kekosonganya. Mnberikan Kebijakan Kepada Seluruh Seluruh Tenaga Honorer Guru. Administrasi dan Tenaga Penyulun Pertanian dan Kesehatan yang berumur 35 Tahun keatas Untuk diangkat Menjadi PPPK ATAU YANG DIKENAL PEGAWAI PEMER NTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA. Untuk Lebih Jelasnya Silahkan Konfirmasi Lansung Bagian Pengadaan dan Kepangkatan PNS BKN PUSAT JAKARTA. Drs. Satya Pratama, S.Sos., M.Sc.

    No W223-37109

    Hasil Cek Fakta

    Beredar pesan WhatsApp dari akun yang mengatasnamakan JPT Pratama BKN dan KPE, Satya Pratama. Akun tersebut memberikan informasi terkait pengusulan guru honorer, administrasi dan tenaga penyulun pertanian dan pesehatan yang berumur 35 Tahun untuk diangkat Menjadi PPPK/ASN.

    Selain itu juga beredar pula Kartu PNS Elektronik (KPE) dengan nama dan foto Satya Pratama.

    Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, pesan WhatsApp dan KPE tersebut BUKAN milik Satya Pratama. Dikonfirmasi langsung melalui akun Twitter resmi @BKNgoid, bahwa akun WhatsApp Satya Pratama terkait pengusulan menjadi ASN/PPPK dan KPE dengan foto Satya Pratama adalah PALSU.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa akun WhatsApp dan KPE atas nama Satya Pramata tersebut adalah Palsu dan termasuk kategori Konten Tiruan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR

    Akun Palsu. Dikonfirmasi langsung melalui akun Twitter resmi @BKNgoid, bahwa akun WhatsApp Satya Pratama terkait pengusulan menjadi ASN/PPPK dan KPE dengan foto Satya Pratama adalah PALSU.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9184) [SALAH] Mayoritas Penduduk Dunia Belum Divaksin Covid-19

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 14/02/2022

    Berita

    DO NOT LET THEM FOOL YOU
    Most of the world’s population is still UNVAXXED
    They want us to think that pro-vaxxers outnumber us, but they don’t!
    WE ARE THE MAJORITY REMEMBER THIS STAY EMPOWERED STAND YOUR GROUND
    (terjemahan)
    Jangan biarkan mereka membodohimu
    Sebagian besar populasi di dunia belum divaksin
    Mereka ingin kita berpikir bahwa pro vaksin lebih banyak, sebenarnya tidak
    Kita adalah mayoritas ingat itu

    Tetap di pendirianmu

    Hasil Cek Fakta

    Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Janine Andrews, yang memposting sebuah gambar dengan klaim bahwa sebagian besar penduduk di dunia belum divaksin. Postingannya berhasil disukai sebanyak 1,5 ribu akun dan dibagikan sebanyak 212 kali.

    Setelah dilakukan penelusuran fakta lebih lanjut, klaim Janine adalah palsu. Dilansir dari Our World in Data, diketahui data per 10 Februari 2022 sebanyak 61% penduduk di dunia telah divaksin setidaknya dosis 1, itu artinya mayoritas penduduk telah divaksin. Diperkirakan sebanyak 52,1% penduduk dunia telah divaksin dosis kedua.

    Menurut website tracker vaksinasi Covid-19, covidvax.live, total populasi di dunia yang sudah divaksin dosis mencapai 44%, diperkirakan pada bulan Oktober 2022, 70% penduduk dunia sudah divaksin.

    Beberapa sumber merilis data yang berbeda terkait jumlah/persentase populasi dunia yang sudah divaksin, dikarenakan faktor frekuensi pembaruan data antara satu sumber dengan yang lain.

    Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Janine Andrews adalah tidak benar dan termasuk kategori Konten Palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR

    Informasi Palsu. Dilansir dari Our World in Data, data per 10 Februari 2022 mengungkap sebanyak 61% populasi di dunia sudah vaksin dosis 1 dan sekitar 52,1% penduduk dunia sudah vaksin hingga dosis kedua.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9183) [SALAH] Pidato Henry Kissinger Sebut Vaksin adalah Alat Pengendali Populasi

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 13/02/2022

    Berita

    “Once the herd accepts mandatory forcible vaccination, it’s game over! They will accept anything – forcible blood or organ donation — for the ‘greater good.’ We can genetically modify children and sterilize them – for the ‘greater good.’ Control sheep minds and you control the herd. Vaccine makers stand to make billions, and many of you in this room today are investors. It’s a big win-win! We thin out the herd and the herd pays us for providing extermination services. Now, what’s for lunch, huh?”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah unggahan di media sosial Facebook yang menampilkan gambar Menteri Luar Negeri AS dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 1973 Dr Henry Kissinger dengan sebuah kutipan narasi di bawahnya. Dari narasi tersebut dapat disimpulkan bahwa seolah-olah Henry Kissinger menyatakan vaksin wajib adalah cara yang paling menguntungkan untuk pengendalian sosial dan populasi.

    Namun setelah ditelusuri, narasi yang ada di dalam gambar bukan merupakan ungkapan dari Henry Kissinger. Hoaks ini sebelumnya pernah beredar di tahun 2021. Dalam gambar aslinya, hoaks ini ditambahkan keterangan bahwa ungkapan tersebut disampaikan oleh Henry Kissinger dalam pidatonya di World Health Organization (WHO) tentang Eugenika pada 25 Februari 2009.

    Berdasarkan hasil pencarian mengenai ungkapan dari Mantan Menlu AS di tahun tersebut, tidak ditemukan pernyataan apapun dari Henry Kissinger yang terkait dengan vaksinasi ataupun pengendalian sosial dan populasi. Melansir dari artikel ASP FactCheck, satu-satunya dokumen yang ditulis oleh Henry Kissinger tentang pengendalian populasi adalah Memorandum Studi Keamanan Nasional setebal 123 halaman tertanggal 10 Desember 1974 dan dideklasifikasi oleh Gedung Putih pada tahun 1989. Memorandum ini berjudul “Implikasi Pertumbuhan Populasi di Seluruh Dunia untuk Keamanan AS dan Kepentingan Luar Negeri (THE KISSINGER REPORT)”. Tidak ada penyebutan kutipan di Facebook atau referensi apa pun tentang vaksinasi, kawanan ternak, dll.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa unggahan tentang pidato pengendalian sosial dan populasi oleh Henry Kissinger tersebut merupakan hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)

    Faktanya, tidak ada pidato dari Henry Kissinger yang membahas terkait pengendalian populasi makhluk hidup melalui vaksin.

    Rujukan