• (GFD-2023-14286) Keliru, Video Berisi Narasi Mahfud MD Dicopot Sebagai Menteri Pada 1 November 2023

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 11/11/2023

    Berita


    Sebuah akun Facebook [ Arsip ] membagikan video berjudul “Dicopot dari Menkopolhukam karir Mahfud MD berakhir tragis”. Dalam konten itu, Mahfud mengenakan baju putih dengan latar beberapa pejabat yang sedang melakukan seremoni penandatangan.
    Selain Mahfud, ditampilkan juga beberapa pengamat politik termasuk Ray Rangkuti, kemudian Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, dan juga Ganjar Pranowo.

    Sejak disebarkan pada Rabu 1 November 2023, video ini disukai 1,1 ribuan pengguna Facebook, 502 komentar dan 87 ribu kali ditonton. Namun, benarkah Mahfud MD dicopot sebagai menteri pada 1 November 2023?

    Hasil Cek Fakta


    Verifikasi Tempo menunjukkan, potongan gambar Mahfud MD yang ditampilkan pada awal video itu konteksnya berbeda dengan klaim pembuat konten, yang menyatakan Mahfud MD dicopot sebagai menteri. Gambar itu adalah hasil penggabungan dari aktivitas dan waktu berbeda.
    Hingga artikel ini diturunkan, Mahfud MD masih menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia pada 1 November 2023.
    Bahkan, Mahfud MD masih menghadiri kegiatan di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan pada Kamis, 9 November 2023 seperti yang diberitakan Tempo. Di acara itu dia mengatakan situasi perpecahan dan permusuhan selalu menjadi isu menjelang pemilu.
    Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video itu menjadi gambar dan menelusurinya menggunakan Google Reverse Image dan Yandex.
    Gambar 1

    Pada awal video, terlihat gambar Mahfud MD mengenakan baju putih dan seorang pejabat sedang menandatangani sebuah berkas.  Penelusuran Tempo, gambar Mahfud MD melambaikan tangan saat dia berjalan untuk memasuki Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2019. Gambar yang sama sebelumnya sudah dipublikasikan di media online, seperti ANTARA dengan judul “Mahfud MD bersedia jadi menteri pemerintahan Jokowi jilid II”.
    Kemudian, foto pejabat yang menandatangani dokumen, juga tidak terkait dengan klaim pencopotan Mahfud MD. Dikutip dari website resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, foto itu adalah proses penandatanganan berita acara pelantikan Triawan Munaf sebagai Kepala Badan Ekonomi Kreatif, di Istana Negara, Senin, 26 Januari 2015.
    Kolase video Mahfud MD berulang kali diputar dalam unggahan itu, namun konteksnya tidak berkaitan, termasuk ketika dia memberikan keterangan terkait penetapan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Zaytun di Indramayu sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama.
    Gambar 2

    Video menit ke-01:18, terlihat pengamat politik Ray Rangkuti sedang berbicara mengenai Mahfud MD, namun bukan soal pencopotan. Melainkan tentang Mahfud MD yang disebut bakal menjadi bakal calon wakil Presiden untuk mendampingi Ganjar Pranowo sebagai calon Presiden.
    Perbincangan ini ditayangkan dichannel YouTube Kompas TV pada 18 Oktober 2023 dengan judul “Inisial M Bakal Cawapres Ganjar, Pengamat: 99 Persen Mengerucut ke Mahfud MD”. Direktur Lingkar Madani Indonesia ini juga bicara soal Mahfud, yang dikenal di kalangan Nahdlatul Ulama.
    Gambar 3

    Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Hasto Kristiyanto, muncul ada menit ke-01:50 sedang berpidato. Konteks video ini juga tidak berkaitan dengan klaim pencopotan Mahfud MD.
    Faktanya, Hasto berbicara di Hall Basket Senayan, Jakarta, Minggu, 4 Juni 2023, mengenai penetapan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden 2024, yang dipublikasikan TVOne berjudul “Hasto Bongkar Alasan PDIP Tetapkan Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024”.
    Gambar 4

    Kolase video selanjutnya menampilkan Ganjar Pranowo. Dikutip dari Okezone.com, Ganjar menghadiri acara IDEAFEST 2023 di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu, 30 September 2023. Di acara itu, dia mengaku optimistis, bahwa talenta Indonesia akan membawa perubahan besar di Indonesia. Jadi, konteks ini berbeda dengan narasi yang disampaikan pembuat konten, soal pencopotan Mahfud MD sebagai menteri pada 1 November 2023.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi narasi Mahfud MD dicopot sebagai menteri pada 1 November 2023, adalahkeliru.
    Potongan gambar Mahfud MD yang ditampilkan pada awal video tersebut konteksnya berbeda dengan klaim pembuat konten, yang menyatakan Mahfud MD dicopot sebagai menteri. Gambar itu hasil penggabungan dari aktivitas dan waktu berbeda.
    Hingga artikel ini diturunkan, tidak ada pernyataan dari Presiden Joko Widodo, yang menyebutkan Mahfud MD dicopot dari Menteri Koordinator Politik Hukum dan Hak Asasi Manusia pada 1 November 2023.
    Bahkan, Mahfud MD, masih mengisi acara sebagai Menkopolhukam di Jakarta Convention Center, Jakarta Selatan, Kamis, 9 November 2023.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14285) Keliru, Video yang Diklaim Polisi Israel Mencekik Anak Palestina

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 09/11/2023

    Berita


    Sebuah video beredar di platform Amazonaws dan Facebook yang diklaim menampilkan polisi Israel menginjak dan membenturkan kepala seorang anak Palestina ke lantai sebuah bangunan. 
    Video memperlihatkan seorang polisi memegangi anak yang duduk di kursi, sementara seorang lainnya mengunci bocah lainnya di lantai. Anak yang terbaring di lantai dan lehernya dicekik itu mengucap syahadat.
    Narasi yang disertakan menyatakan bahwa polisi tersebut ialah polisi Israel yang mencekik anak Palestina hingga meninggal dunia. Peristiwa itu dikatakan terjadi pada hari Sabtu, saat terjadi protes di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kota Yerusalem.

    Namun, benarkah video itu memperlihatkan polisi Israel yang mencekik anak Palestina sampai meninggal dunia?

    Hasil Cek Fakta


    Tempo memverifikasi klaim itu menggunakan layananreverse image searchdari mesin pencari Google dan Yandex. Ditemukan sejumlah keterangan terkonfirmasi terkait video yang memperlihatkan seorang pria berseragam mencekik seorang anak tersebut.
    Video yang sama ditemukan di beberapa unggahan di internet, salah satunya di saluran YouTube media Swedia, SYDSVENSKAN, tertanggal 9 Februari 2015.

    Dilansir Morocco World News pada 10 Februari 2015, SYDSVENSKAN melaporkan bahwa anak-anak dalam video itu berusaha naik kereta di Swedia, padahal tak memiliki tiket. Penjaga keamanan stasiun kemudian menangkap mereka.
    Namun dalam proses penangkapan terjadi kekerasan yang rekaman videonya menyulut protes yang lebih luas. Anak tersebut terengah-engah, menangis, dan mengucapkan syahadat. Kemudian dia dilepaskan.
    Sejumlah website pemeriksa fakta juga menyatakan bahwa video tersebut sesungguhnya memperlihatkan petugas keamanan stasiun kereta di NegeriBlågultyang melakukan kekerasan kepada anak-anak, di antaranya AFP dan Factly.in.
    Narasi yang mengklaim video itu terkait konflik di Palestina, telah beredar tahun 2019, padahal keliru. Meskipun faktanya banyak anak menjadi korban di Gaza, namun video yang beredar tersebut tidak terkait konflik di sana.
    Anak-anak Korban Konflik Gaza
    Meski video itu tidak menunjukkan peristiwa di Gaza saat ini, namun genosida yang dilakukan Israel telah menelan banyak korban dari warga sipil dan anak-anak. Dilansir Reuters, 7 November 2023, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan Gaza telah menjadi kuburan bagi anak-anak karena banyak yang terbunuh. Dia mengatakan terjadi pelanggaran hukum humaniter internasional (HHI) di sana.
    Badan Kesehatan Dunia (WHO) melalui website resminya mengatakan, sampai tanggal 3 November 2023, tercatat 2.236 orang wanita dan 3.760 anak-anak di Gaza telah terbunuh. Artinya rata-rata 420 anak terbunuh setiap hari, oleh serangan militer Israel.

    Kesimpulan


    Berdasarkan verifikasi Tempo, narasi yang mengatakan video pria berseragam mencekik seorang anak adalah polisi Israel yang sedang membunuh anak Palestina adalahkeliru.
    Video itu sesungguhnya memperlihatkan seorang petugas stasiun kereta di Swedia yang mengamankan seorang anak yang berusaha menaiki kereta, padahal tidak memiliki tiket. Namun petugas itu melakukan kekerasan, meskipun akhirnya anak tersebut dilepaskan.
    Serangan militer Israel memang membunuh ratusan anak per hari di Gaza. Namun, video yang beredar tersebut bukan terkait konflik di Gaza, melainkan peristiwa yang terjadi di Swedia tahun 2015.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14284) Keliru, Video yang Diklaim Serangan Militer Malaysia ke Israel

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 09/11/2023

    Berita


    Sebuah video beredar di Facebook [ arsip ] yang diklaim memperlihatkan militer Malaysia menyerang Israel, untuk membela warga Palestina. Video yang diunggah hari Minggu, 5 November 2023, itu memperlihatkan pengeboman dan reruntuhan sejumlah bangunan, juga aktivitas militer di darat dan udara.

    Sementara narator di dalam video menyebutkan tentang proses pengiriman bantuan dari Malaysia ke warga Palestina, memaparkan kekuatan militer Malaysia, serta serangan militer yang dilakukan Israel di Jalur Gaza. Namun, benarkah video itu menunjukkan serangan militer Malaysia ke Israel?

    Hasil Cek Fakta


    Dilansir media asal Malaysia, The Star edisi 20 Oktober 2023, Pemerintah Malaysia berkomitmen untuk terus mengirimkan bantuan pada rakyat Palestina. Namun, belum ada pertimbangan untuk mengirim pasukan militer.
    Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Anwar Ibrahim, mengatakan bahwa terdapat kelompok yang mendorong Pemerintah Malaysia mengirimkan pasukan militer untuk membela rakyat Palestina. Namun Ia menolak.
    “Mengirim satu batalion ke sana tidaklah sesederhana itu. Banyak sekali hal yang perlu dipertimbangkan. Jadi untuk saat ini, kami fokus pada pemberian bantuan kemanusiaan,” kata Ibrahim.
    Media-media Malaysia lain pun menerbitkan berita serupa, yakni tak adanya rencana Pemerintah Malaysia untuk mengirimkan pasukan militer ke Jalur Gaza. Media-media itu ialah The Rakyat Post, Free Malaysia Today, dan Malaysia Kini.
    Narator video tersebut sebenarnya mencuplik sebagian berita dari Tempo dan CNN Indonesia tentang upaya Malaysia mengirim bantuan ke Palestina. Kedua berita sama sekali tidak menyebutkan tentang serangan dari tentara Malaysia di Jalur Gaza.
    Verifikasi Video 
    Verifikasi terhadap video menggunakan layanan Google dan Yandex, juga menunjukkan bahwa video yang beredar di Facebook tersebut, bukan tentang militer Malaysia memerangi Israel. 
    Video 1

    Video di Facebook diawali memperlihatkan sejumlah gedung dengan latar belakang asap pekat bekas ledakan. Di bagian kiri bawah video terdapat tulisan Kompas, yang identik dengan nama media Kompas di Indonesia.
    Faktanya, Harian Kompas dan Kompas.com memberitakan tentang video itu sebagai dampak serangan militer Israel (Israel Defence Forces/IDF) ke Kamp Pengungsian Jenin, Palestina pada 4 Juli 2023. Video tidak menampilkan serangan militer Malaysia ke Israel.
    Video 2

    Pada detik ke-13 video yang beredar memperlihatkan iring-iringan mobil ambulans. Faktanya, video itu memperlihatkan warga yang terluka dari Gaza ke Mesir, sebagaimana diberitakan China Global Television Network (CGTN) pada 2 November 2023.
    Video 3

    Video yang beredar pada detik ke-22, memperlihatkan kompleks gedung bertingkat yang dibom hingga runtuh. Sesungguhnya video itu memperlihatkan serangan militer Israel ke Gaza, bukan serangan militer Malaysia, sebagaimana diberitakan Guardian News, 8 Oktober 2023.

    Kesimpulan


    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim video yang beredar di Facebook memperlihatkan serangan militer Malaysia pada wilayah pendudukan Israel adalahkeliru.
    Pemerintah Malaysia berkomitmen mengirim bantuan kemanusiaan pada rakyat Palestina, dan tidak berencana mengirimkan pasukan militer. Selain itu, video yang beredar di Facebook tidak menunjukkan tentang militer Malaysia menyerang Israel.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14283) Benar, Video Penembakan Misil dari Yaman Menuju Israel

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 09/11/2023

    Berita


    Sebuah video dibagikan melalui akun Facebook dengan klaim rudal Yaman ditembakkan ke udara untuk menyerang Israel. Di waktu yang bersamaan, seseorang dalam video berteriak dalam bahasa Arab. Pengunggah video menuliskan keterangan sebagai berikut: ‘Serangan Yaman kepada Isra’il’.

    Sejak dibagikan pada Jumat, 3 November 2023, video ini disuka 5,2 ribuan pengguna Facebook, 655 komentar, dan 219 kali dibagikan. Namun, benarkah itu misil dari Yaman ke Israel?

    Hasil Cek Fakta


    Verifikasi Tempo menunjukkan bahwa misil yang ditembakkan itu benar dari Yaman menuju Israel oleh Kelompok Houthi Yaman pada Selasa, 31 Oktober 2023. Penembakan tersebut sebagai bentuk pembelaan terhadap Palestina.
    Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menyatakan operasi yang dilakukan oleh Houthi adalah yang ketiga kalinya menyasar Israel dan akan terus dilakukan sampai “agresi Israel” berhenti.
    Potongan video tersebut sudah banyak dipublikasikan, baik di media lokal maupun luar negeri. Salah satunya dichannel YouTube Kompas.com berjudul “ Detik-detik Houthi Yaman Luncurkan Rudal Balistik ke Israel untuk Bela Palestina ” edisi 1 November 2023.
    VOA Indonesia juga memberitakan dengan judul "Houthi Yaman Klaim Luncurkan Rudal dan Drone ke Israel" pada Rabu, 1 November 2023. VOA menjelaskan kelompok Houthi di Yaman yang didukung Iran mengatakan telah meluncurkan “sejumlah besar” drone dan rudal balistik ke arah Israel pada hari Selasa, 31 Oktober 2023, setelah militer Israel mengatakan menembak jatuh “target udara” yang mendekati kota Eilat di Laut Merah.
    “Operasi yang dilakukan oleh Houthi tersebut adalah yang ketiga kalinya menyasar Israel dan akan terus dilakukan,” kata juru bicara militer, Houthi Yahya Saree dalam pernyataan yang disiarkan televisi.
    Saree mengatakan serangan itu akan terus berlanjut sampai “agresi Israel” berhenti, mengacu pada perang melawan Hamas di Jalur Gaza.
    Setelah peringatan awal mengenai kemungkinan “intrusi pesawat musuh,” yang menyebabkan penduduk resor wisata Eilat berlarian mencari perlindungan pada Selasa pagi, militer Israel mengatakan “sistemnya mengidentifikasi target udara yang mendekati wilayah Israel.”
    “Tidak ada ancaman atau risiko terhadap warga sipil,” dan tindakan defensif tersebut berhasil, tambahnya. Tidak ada laporan mengenai rudal atau drone yang menghantam wilayah Israel dari Laut Merah pada hari Selasa.
    Pemimpin Houthi di Yaman, Abdel-Malek al-Houthi, mengatakan pada 10 Oktober bahwa jika AS melakukan intervensi langsung dalam konflik Gaza, kelompok tersebut akan merespons dengan menembakkan drone dan rudal, serta mengambil opsi militer lainnya.
    Sejarah Kelompok Houthi
    Dalam arsip Reuters dijelaskan, pada akhir tahun 1990-an, keluarga Houthi di ujung utara Yaman mendirikan gerakan kebangkitan agama untuk sekte Islam Syiah Zaydi, yang pernah memerintah Yaman tetapi wilayah utaranya menjadi miskin dan terpinggirkan.
    Ketika perselisihan dengan pemerintah semakin meningkat, mereka melancarkan serangkaian perang gerilya dengan tentara nasional dan konflik perbatasan singkat dengan kelompok besar Sunni, Arab Saudi.
    Perang dimulai pada akhir tahun 2014 ketika Sanaa direbut oleh Houthi. Khawatir dengan semakin besarnya pengaruh Syiah Iran di sepanjang perbatasannya, Arab Saudi melakukan intervensi sebagai pemimpin koalisi yang didukung Barat pada bulan Maret 2015 untuk mendukung pemerintah yang didukung Saudi.
    Kelompok Houthi menguasai sebagian besar wilayah utara dan pusat populasi besar lainnya, sementara pemerintah yang diakui secara internasional bermarkas di Aden.
    Yaman telah menikmati lebih dari satu tahun keadaan yang relatif tenang di tengah upaya perdamaian yang dipimpin PBB. Arab Saudi telah mengadakan pembicaraan dengan Houthi dalam upaya untuk keluar dari perang.
    Namun serangan Houthi terhadap Israel telah meningkatkan risiko konflik bagi Arab Saudi.
    Houthi telah menunjukkan kemampuan rudal dan drone mereka selama perang Yaman dalam serangan terhadap Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, menargetkan instalasi minyak dan infrastruktur penting.
    Koalisi pimpinan Arab Saudi menuduh Iran mempersenjatai, melatih, dan mendanai kelompok Houthi. Kelompok ini menyangkal menjadi wakil Iran dan mengatakan mereka mengembangkan senjatanya sendiri.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, video pendek penembakan misil yang diklaim dari Yaman menuju Israel adalahbenar.
    Misil tersebut ditembakkan oleh Kelompok Houthi Yaman pada Selasa, 31 Oktober 2023 menuju Israel, sebagai bentuk pembelaan terhadap Palestina. Juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, menyatakan operasi yang dilakukan oleh Houthi adalah yang ketiga kalinya menyasar Israel dan akan terus dilakukan sampai “agresi Israel” berhenti.

    Rujukan