• (GFD-2023-14562) [SALAH] Vaksin DBD Sangat Berbahaya dan Mematikan Bagi Anak-anak Karena Efek ADE

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 18/12/2023

    Berita

    “:bangbang:Peringatan keras:bangbang:

    Kemenkes mulai menyasar anak2 dengan vaksin DBD.

    Ini sangat berbahaya, 1-2 tahun setelah vaksinasi, efek ADE mulai muncul, yang membuat infeksi DBD menjadi sangat berbahaya dan mematikan”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar kabar di Twitter yang menyebut bahwa Vaksin DBD (Vaksin Dengue) yang disasarkan oleh Kementerian Kesehatan kepada anak-anak sangat berbahaya dan mematikan karena efek ADE mulai muncul setelah divaksinasi 1-2 tahun setelah divaksinasi.

    Namun faktanya WHO telah merekomendasikan vaksin tersebut, dan BPOM telah memberikan izin edarnya vaksin tersebut yang berarti vaksin DBD sudah aman dilakukan sesuai dengan persyaratan dan prosedur yang sudah ditentukan.

    Dilansir dari Kompas.com, narasi soal Vaksin Dengue berbahaya dan mematikan karena efek ADE merupakan hoaks. Empat dekade lalu efek ADE pada Vaksin Dengue pernah dikhawatirkan, namun seiring perkembangan pengetahuan dan teknologi efek tersebut tidak perlu dikhawatirkan, justru vaksinasi ini direkomendasikan pada negara dengan tingkat penyakit DBD yang tinggi.

    Postingan di Twitter tersebut menyertakan bukti berita dari Reuters yang terpublikasi pada Desember 2017 menyebut bahwa vaksin jenis Dengvaxia setelah uji cobanya 3 tahun kemudian menyebabkan penyakit DBD yang lebih parah dibandingkan dengan mereka yang tidak divaksinasi ketika terinfeksi Virus Dengue, fenomena tersebut dialami di Filipina. Dari kejadian tersebut WHO melakukan evaluasi serta mengeluarkan pedoman bersyarat yang kemudian BPOM RI memutuskan vaksin jenis Dengvaxia bisa digunakan dengan pedoman bersyarat tersebut.

    Mengutip dari web BPOM RI, Vaksin Dengvaxia dapat digunakan untuk mengurangi risiko kejadian dan keparahan demam berdarah dengue pada anak usia 9-16 tahun yang sebelumnya sudah pernah terinfeksi Virus Dengue (seropositif), dan tidak boleh digunakan pada individu yang belum pernah terinfeksi Virus Dengue.

    Selain Vaksin Dengvaxia, BPOM RI juga mengeluarkan izin edar untuk vaksin jenis Qdenga yang dapat diberikan kepada usia 6 hingga 45 tahun serta aman diberikan kepada mereka yang sudah pernah terinfeksi Virus Dengue maupun yang belum pernah terinfeksi. Vaksin Qdenga ini memberikan efek samping dari ringan hingga sedang, efek samping lokal seperti nyeri pada tempat suntikan, bercak kemerahan, dan pembengkakan yang bersifat sementara dan hilang dalam 1-3 hari setelah pemberian vaksin.

    Kemudian efek samping sistemik yang dilaporkan yaitu sakit kepala, myalgia (nyeri otot), malaise, asthenia (rasa lelah), iritabilitas, drowsiness (mengantuk), hilang nafsu makan, dan demam. Dilansir dari Kompas.com, pemberian vaksin jenis Qdenga ini yang akan menjadi salah satu strategi penanggulangan DBD di Indonesia.

    Dengan demikian, Vaksin DBD sangat berbahaya dan mematikan bagi anak-anak adalah tidak benar dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Moch. Marcellodiansyah

    Faktanya perkembangan pengetahuan dan teknologi saat ini, WHO telah mengeluarkan rekomendasi penggunaan Vaksin Dengue (Vaksin DBD). Meskipun empat dekade lalu sempat ada kekhawatiran terkait ADE pada vaksin dengue.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14561) [HOAKS] Prabowo Diteriaki "Anies Presiden" oleh Warga Solo

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 14/12/2023

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video memuat narasi bahwa Prabowo Subianto diteriaki "Anies Presiden" oleh warga Solo.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar. Video yang beredar merupakan hasil manipulasi.
    Video dengan narasi soal Prabowo diteriaki "Anies presiden" oleh warga Solo muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.
    Akun tersebut membagikan video yang menampilkan Presiden Joko Widodo dan Prabowo menyapa warga saat kunjungan kerja. Kemudian terdengar teriakan "Anies presiden". 
    Dalam video itu terdapat narasi sebagai berikut:
    Prabowo dibuat malu warga soloOrang cerdas pasti pilih anis baswedanWaduh...., Prabowo Dibuat Malu Oleh Warga Solo, Yang Disampingnya Cengar Cengir....... Warga nya Teriak-teriak Presiden "Anies" ????????#AMINAjaDulu#IndonesiaBersatu
    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Prabowo diteriaki Anies presiden oleh warga Solo

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang beredar di media sosial identik dengan video di kanal YouTube Merdeka.com ini. Klip yang serupa dapat dilihat pada detik ke-51. 
    Video lengkap dan konteks yang utuh menampilkan kunjungan kerja Presiden Jokowi di Jawa Timur pada 24 Juli 2023.
    Saat itu, Presiden Jokowi didampingi Prabowo sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri BUMN Erick Thohir. Mereka sempat mendatangi Pasar Bululawang di Kabupaten Malang.
    Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi berkomunikasi langsung dengan para pedagang untuk mengecek harga.
    Presiden juga menyerahkan bantuan langsung tunai (BLT) dan bantuan modal kerja (BMK) kepada puluhan pedagang.
    Pada detik ke-51, Prabowo dan Jokowi tampak disambut warga, namun tidak ada yang menyerukan "Anies presiden". Sejumlah warga justru menyebut nama Prabowo.
    Dengan demikian, video yang memuat narasi soal Prabowo diteriaki "Anies presiden" oleh warga Solo merupakan hasil manipulasi. 

    Kesimpulan

    Video dengan narasi soal Prabowo diteriaki “Anies presiden” oleh warga Solo merupakan hasil manipulasi.
    Dalam video aslinya, Prabowo sebagai Menteri Pertahanan, mendampingi Presiden Jokowi saat kunjungan kerja di Jawa Timur dan tidak ada teriakan "Anies presiden". 

    Rujukan

  • (GFD-2023-14560) [HOAKS] Megawati Sebut Jokowi Bagian dari PKI

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 14/12/2023

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengeklaim, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri menyebut Presiden Joko Widodo merupakan bagian Partai Komunis Indonesia (PKI).
    Namun, setelah ditelusuri narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
    Narasi soal Megawati menyatakan Jokowi merupakan bagian dari PKI muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun TikTok ini.
    Akun tersebut membagikan video singkat yang menampilkan Megawati sedang berpidato. Dalam video itu Megawati mengatakan demikian:
    Jokowi itu PKI, orang tuanya cino. Sampai Pak Jokowi pun, kasihan lho. Kamu itu jadi karena gara-gara PDI Perjuangan dibilang.
    Kemudian, terdapat keterangan demikian: Mega buka kartu.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, video Megawati itu identik dengan konten di kanal YouTube Detik.com ini. Dalam video utuhnya, Megawati membahas soal tuduhan bahwa PDI-P dan Jokowi adalah PKI.
    Hal itu disampaikan Megawati saat pengumuman calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung PDI-P pada Pilkada 2018.
    Adapun video tersebut dipotong, seolah-olah Megawati mengatakan bahwa Jokowi adalah PKI. Dalam video utuhnya Mega mengatakan demikian:
    Sekarang turun ke PDI Perjuangan dikatain “PKI, PKI”. “Opo to PKI? ,” sampai saya bilang. Orang pikir PKI kaya nama, bukan lho. Itu kan singkatan. Namanya Partai Komunis Indonesia. La saya partainya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Ideologi kami Pancasila.
    Jadi juga jangan dong orang ngomong sembarangan. Itu kan menghina, apa namanya itu, pasal pencemaran lho. Gimana si, sampai saya bilang sama pak polisi “Kalau kayak gitu ditangkap dong”. “Harus ada yang ngadu bu”. “Iya deh sini tak aduin”.
    Memangnya jadi partai gampang, sekarang lihat saja. Kan sedang lagi suruh verifikasi, artinya kan ada yang menilai.
    Lho kok terus diviralkan yang kayak gitu, terus seenaknya aja orang ngomong. Sampai Pak Jokowi pun kasihan lho. Pak Jokowi sampai bilang. "Owalah dek kamu itu jadi karena PDI perjuangan." Dibilang Jokowi itu PKI, orang tuanya Cino. Lho, orang tuanya Cino? orang saya kenal sama ibunya, piye lho.

    Kesimpulan

    Narasi soal Megawati menyatakan Jokowi merupakan bagian dari PKI adalah tidak benar atau hoaks.
    Dalam video lengkap, Megawati membahas soal tuduhan yang menyebut PDI-P dan Jokowi adalah PKI. Ia justru membantah tuduhan tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14559) [HOAKS] CDC Akui Orang yang Divaksin Lebih Rentan terhadap Covid-19

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 14/12/2023

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar klaim di media sosial yang menyebutkan bahwa orang yang divaksin lebih rentan terhadap Covid-19.
    Klaim itu beredar dalam bentuk tangkapan layar artikel yang bersumber dari pernyataan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat atau CDC.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
    Klaim soal pengakuan CDC bahwa orang yang divaksin lebih rentan terhadap Covid-19 ditemukan di akun Facebook ini pada Sabtu (9/12/2023). Arsipnya dapat dilihat di sini.
    Berikut narasi yang ditulisnya:
    Lalu apa gunanya fuckcun.... klo sdh tau begini..knp di konoha malah suruh nambah" trs....
    Pengguna Facebook tersebut juga menyertakan tangkapan layar artikel dengan judul berikut:
    CDC Akhirnya Mengakui Bahwa Orang yang Divaksin Sekarang Lebih Rentan Terhadap COVID Dibandingkan Yang Tidak Divaksin

    Hasil Cek Fakta

    Pengguna Facebook mengunggah tangkapan layar artikel dari Thepeoplevoice.tv.
    Situs web tersebut memiliki rekam jejak membuat artikel hoaks.
    Media Bias Fact Check mengidentifikasi The People Voice sebagai situs yang memiliki bias dan kredibilitas sangat rendah.
    Semua sumber klaimnya dipertanyakan, tidak dapat dipercaya, dan bias ekstrem sayap kanan.
    Situs web berbasis di Los Angeles, AS itu telah mempromosikan konspirasi dan propaganda sejak 2014 di bawah perusahaan induk Newspunch LLC.
    CDC menyatakan bahwa vaksin Covid-19 efektif dan aman.
    Vaksin Covid-18 terbukti berhasil mengurangi 1,5 juta angka rawat inap dan menyelamatkan lebih dari 200.000 nyawa di AS.
    Berikut catatan CDC atas sejumlah vaksin Covid-19 yang dipakai di AS:
    CDC merekomendasikan semua orang berusia 6 bulan ke atas untuk mendapatkan vaksin Covid-19 terlindungi dari kemungkinan dampak serius Covid-19.
    Perlindungan vaksin Covid-19 memang tinggi atas SARS-CoV-2. Kendati demikian, kekebalan yang dihasilkan vaksin terhadap Covid-19 tidak dapat bertahan selamanya.
    Dilansir Time, para peneliti menghitung berapa lama perlindungan vaksin Covid-19 dapat bertahan.
    Satu bulan setelah orang mendapat dua dosis vaksin mRNA (dari Moderna atau Pfizer-BioNTech), vaksin dari AstraZeneca, atau dari Sinovac, efektivitas vaksin adalah 53 persen dalam melindungi terhadap gejala.
    Setelah enam bulan efektivitas vaksin secara keseluruhan menurun menjadi 14 persen dan menjadi 9 persen setelah sembilan bulan.
    Namun fakta tersebut bukan berarti orang yang divaksin lebih rentan terhadap Covid-19.
    Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) akan mengadakan pertemuan dengan panel ahli untuk kemungkinan menjadikan regulasi vaksin Covid-19 seperti vaksin flu tahunan.

    Kesimpulan

    Narasi soal pengakuan CDC bahwa orang yang divaksin lebih rentan terhadap Covid-19 merupakan hoaks.
    Klaim tersebut bersumber dari situs propaganda sayap kanan yang tidak kredibel.
    Faktanya, CDC merekomendasikan vaksin Covid-19 karena terbukti aman dan efektif menurunkan angka rawat inap dan kematian, serta mencegah keparahan.

    Rujukan