Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video di TikTok menampilkan foto Presiden Prabowo Subianto dengan tambahan narasi akan memblokir platform belanja di TikTok yakni TikTok Shop.
Dalam narasi tersebut dijelaskan platform TikTok Shop akan diblokir karena dianggap "mematikan" UMKM Indonesia.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“TIKTOK SHOP AKAN DI BLOKIR KEMBALI
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
PRABOWO TURUN TANGAN
tiktok shop sesungguhnya membunuh UMKM di Indonesia”
Namun, benarkah Prabowo akan blokir kembali TikTok Shop?
(GFD-2024-24183) Cek fakta, Presiden Prabowo akan blokir TikTok Shop
Sumber:Tanggal publish: 26/11/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran ANTARA, tidak ada pernyataan Presiden Prabowo akan memblokir TikTok Shop. TikTok Shop merupakan fitur social e-commerce yang memungkinkan pengguna maupun para kreator mempromosikan dan menjual produk mereka melalui TikTok.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan proses integrasi yang dilakukan oleh PT Tokopedia telah tuntas dan memiliki Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim mengatakan, selesainya proses integrasi ini diwujudkan dalam aplikasi bernama Shop Tokopedia, yang sepenuhnya dikelola oleh PT Tokopedia dari pembayaran, data pengguna, dan pengelolaan merchant.
"Aplikasi Shop Tokopedia menggantikan aplikasi TikTok Shop yang sebelumnya dikelola oleh TikTok. Saat ini aplikasi Shop Tokopedia telah memiliki Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)," ujar Isy, dilansir dari ANTARA.
Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto mengatakan proses transisi sistem elektronik TikTok Shop berjalan dengan baik berkat komitmen dan keseriusan seluruh pihak termasuk dukungan arahan dari Kemendag dan Kementerian Koperasi dan UKM.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
"Dapat kami sampaikan bahwa terhitung sejak tanggal 27 Maret 2023, Tokopedia dan Shop Tokopedia telah menyelesaikan dan memenuhi seluruh ketentuan sesuai masa uji coba yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan," ujar Melissa.
Melissa menyatakan, dengan demikian Tokopedia dan Shop Tokopedia telah mematuhi Permendag Nomor 31 Tahun 2023.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan proses integrasi yang dilakukan oleh PT Tokopedia telah tuntas dan memiliki Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim mengatakan, selesainya proses integrasi ini diwujudkan dalam aplikasi bernama Shop Tokopedia, yang sepenuhnya dikelola oleh PT Tokopedia dari pembayaran, data pengguna, dan pengelolaan merchant.
"Aplikasi Shop Tokopedia menggantikan aplikasi TikTok Shop yang sebelumnya dikelola oleh TikTok. Saat ini aplikasi Shop Tokopedia telah memiliki Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) yang dikeluarkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo)," ujar Isy, dilansir dari ANTARA.
Presiden Tokopedia Melissa Siska Juminto mengatakan proses transisi sistem elektronik TikTok Shop berjalan dengan baik berkat komitmen dan keseriusan seluruh pihak termasuk dukungan arahan dari Kemendag dan Kementerian Koperasi dan UKM.
(adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});
"Dapat kami sampaikan bahwa terhitung sejak tanggal 27 Maret 2023, Tokopedia dan Shop Tokopedia telah menyelesaikan dan memenuhi seluruh ketentuan sesuai masa uji coba yang telah ditetapkan Kementerian Perdagangan," ujar Melissa.
Melissa menyatakan, dengan demikian Tokopedia dan Shop Tokopedia telah mematuhi Permendag Nomor 31 Tahun 2023.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
Rujukan
(GFD-2024-24182) [KLARIFIKASI] Tidak Benar Ada Pernyataan Soekarno tentang Batasi Pengusaha China
Sumber:Tanggal publish: 25/11/2024
Berita
KOMPAS.com - Kutipan yang diklaim sebagai pernyataan Presiden Soekarno soal pembatasan terhadap pedagang dari etnis Tionghoa beredar di media sosial.
Dalam narasi di berbagai unggahan, Soekarno diklaim menyatakan, ia sengaja membatasi pedagang Tionghoa agar tidak semena-mena terhadap pribumi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, pernyataan itu hoaks.
Pernyataan Soekarno yang mengaku sengaja membatasi pedagang Tionghoa dibagikan oleh akun Instagram ini pada 15 November 2024.
Berikut narasi yang dibagikan:
Soekarno pernah berkata "Kenapa pengusaha Cina saya batasi, karena saya tidak ingin kalian jadi babu di rumah sendiri. Ini Tanah Air kita yang diperjuangkan dengan darah. Kalianlah tuan yang sesungguhnya".
Screenshot Hoaks, pernyataan Soekarno soal membatasi pedagang Tionghoa
Dalam narasi di berbagai unggahan, Soekarno diklaim menyatakan, ia sengaja membatasi pedagang Tionghoa agar tidak semena-mena terhadap pribumi.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, pernyataan itu hoaks.
Pernyataan Soekarno yang mengaku sengaja membatasi pedagang Tionghoa dibagikan oleh akun Instagram ini pada 15 November 2024.
Berikut narasi yang dibagikan:
Soekarno pernah berkata "Kenapa pengusaha Cina saya batasi, karena saya tidak ingin kalian jadi babu di rumah sendiri. Ini Tanah Air kita yang diperjuangkan dengan darah. Kalianlah tuan yang sesungguhnya".
Screenshot Hoaks, pernyataan Soekarno soal membatasi pedagang Tionghoa
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menghubungi sejarawan Asvi Warman Adam untuk mengonfirmasi pernyatan Soekarno soal membatasi pedagang Tionghoa.
Asvi mengaku tidak familiar dengan pernyataan Bung Karno seperti yang dibagikan di Instagram tersebut.
"Saya tidak pernah membaca pernyataan Bung Karno seperti di atas," kata Asvi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/11/2024).
Menurut Asvi, dalam membuat hoaks atau rekayasa sejarah, biasanya frasa yang benar digabung-gabungkan.
"Misalnya, Bung Karno pernah mengatakan 'tanah air yang diperjuangkan dengan darah'. Bung Karno juga pernah berpidato agar bangsa kita jangan jadi bangsa kuli. Namun, istilah yang digunakan kuli, bukan babu," ujar Asvi.
Asvi mengatakan, pada periode 1950-an memang ada program Benteng yang membatasi warga negara asing (WNA) China berdagang di desa. Aturan itu berlaku untuk WNA, bukan warga negara Indonesia (WNI).
"Tetapi aturan itu dikeluarkan oleh Mr As'at, bukan oleh Seokarno," kata Asvi.
Adapun aturan yang juga dianggap kontroversial karena bernuansa diskriminasi adalah ketika Soekarno mengeluarkan Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 1959 tentang Larangan bagi Usaha Perdagangan Kecil dan Eceran yang Bersifat Asing di Luar Ibu Kota Daerah Swatantra Tingkat I dan II Serta Karesidenan.
Larangan itu dibuat untuk mengatur agar warga negara asing tidak membuka usaha kecil di wilayah Indonesia. Isi lengkapnya dapat dibaca dalam tautan ini.
Sebagian besar pedagang yang dimaksud saat itu adalah yang berkewarganegaraan China, sehingga banyak yang menganggap aturan itu mengincar masyarakat Tionghoa.
Akan tetapi, tidak ditemukan adanya pernyataan sebagaimana yang dimaksud dalam unggahan.
Asvi mengaku tidak familiar dengan pernyataan Bung Karno seperti yang dibagikan di Instagram tersebut.
"Saya tidak pernah membaca pernyataan Bung Karno seperti di atas," kata Asvi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (22/11/2024).
Menurut Asvi, dalam membuat hoaks atau rekayasa sejarah, biasanya frasa yang benar digabung-gabungkan.
"Misalnya, Bung Karno pernah mengatakan 'tanah air yang diperjuangkan dengan darah'. Bung Karno juga pernah berpidato agar bangsa kita jangan jadi bangsa kuli. Namun, istilah yang digunakan kuli, bukan babu," ujar Asvi.
Asvi mengatakan, pada periode 1950-an memang ada program Benteng yang membatasi warga negara asing (WNA) China berdagang di desa. Aturan itu berlaku untuk WNA, bukan warga negara Indonesia (WNI).
"Tetapi aturan itu dikeluarkan oleh Mr As'at, bukan oleh Seokarno," kata Asvi.
Adapun aturan yang juga dianggap kontroversial karena bernuansa diskriminasi adalah ketika Soekarno mengeluarkan Peraturan Presiden RI Nomor 10 Tahun 1959 tentang Larangan bagi Usaha Perdagangan Kecil dan Eceran yang Bersifat Asing di Luar Ibu Kota Daerah Swatantra Tingkat I dan II Serta Karesidenan.
Larangan itu dibuat untuk mengatur agar warga negara asing tidak membuka usaha kecil di wilayah Indonesia. Isi lengkapnya dapat dibaca dalam tautan ini.
Sebagian besar pedagang yang dimaksud saat itu adalah yang berkewarganegaraan China, sehingga banyak yang menganggap aturan itu mengincar masyarakat Tionghoa.
Akan tetapi, tidak ditemukan adanya pernyataan sebagaimana yang dimaksud dalam unggahan.
Kesimpulan
Pernyataan Soekarno yang mengaku sengaja membatasi pedagang Tionghoa adalah hoaks.
Sejarawan Asvi Warman Adam mengatakan, ia tidak pernah membaca pernyataan Bung Karno semacam itu. Pernyataan itu juga tidak pernah ditemukan dalam berbagai arsip dan dokumentasi.
Sejarawan Asvi Warman Adam mengatakan, ia tidak pernah membaca pernyataan Bung Karno semacam itu. Pernyataan itu juga tidak pernah ditemukan dalam berbagai arsip dan dokumentasi.
Rujukan
(GFD-2024-24181) [HOAKS] Andy Noya dan Nila Moeloek Promosi Obat Ereksi serta Prostatitis
Sumber:Tanggal publish: 25/11/2024
Berita
KOMPAS.com - Sebuah video di media sosial menampilkan wartawan senior Andy F Noya dan mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek mempromosikan obat ereksi serta prostatitis.
Setelah ditelusuri, video tersebut merupakan hasil manipulasi sehingga informasinya dipastikan keliru atau hoaks.
Video yang menampilkan Andy Noya dan Nila Moeloek mempromosikan obat ereksi serta prostatitis muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.
Dalam video, Andy mewawancarai Nila Moeloek soal obat ereksi dan prostatitis yang baru ia rilis. Video diberi keterangan teks:
Anda boleh memesan di sini
Semua orang membicarakannya! Prof. Nila Moeloek dianugerahi penghargaan atas keunggulannya dalam perawatan kesehatan setelah mempublikasikan metode pengobatan prostatitis yang akan menyelamatkan jutaan jiwa!
Lihat Lebih Sedikit
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, video yang diklaim menampilkan Andy F Noya dan Nila Moeloek mempromosikan obat prostatitis dan ereksi
Setelah ditelusuri, video tersebut merupakan hasil manipulasi sehingga informasinya dipastikan keliru atau hoaks.
Video yang menampilkan Andy Noya dan Nila Moeloek mempromosikan obat ereksi serta prostatitis muncul di media sosial, salah satunya dibagikan oleh akun Facebook ini.
Dalam video, Andy mewawancarai Nila Moeloek soal obat ereksi dan prostatitis yang baru ia rilis. Video diberi keterangan teks:
Anda boleh memesan di sini
Semua orang membicarakannya! Prof. Nila Moeloek dianugerahi penghargaan atas keunggulannya dalam perawatan kesehatan setelah mempublikasikan metode pengobatan prostatitis yang akan menyelamatkan jutaan jiwa!
Lihat Lebih Sedikit
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, video yang diklaim menampilkan Andy F Noya dan Nila Moeloek mempromosikan obat prostatitis dan ereksi
Hasil Cek Fakta
Setelah ditelusuri, video tersebut identik dengan unggahan di kanal YouTubeKick Andy Show pada 2019.
Dalam video aslinya, Andy Noya dan Nila Moeloek tidak mempromosikan obat ereksi serta prostatitis.
Saat itu, mereka membahas upaya yang dilakukan pemerintah dalam memberantas masalah gangguan kesehatan mata di Indonesia.
Saat diwawancara oleh Andy Noya pada 2019, Nila masih menjabat sebagai menteri kesehatan.
Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengecek suara Andy Noya dan Nila Moeloek mempromosikan obat ereksi serta prostatitis menggunakan Hive Moderatiion.
Hasilnya, suara Andy Noya terdeteksi dihasilkan oleh artificial intelligence (AI) dengan probabilitas mencapai 99.9 persen.
Suara Nila Moeloek juga terdeteksi dihasilkan AI dengan probabilitas 97.5 persen.
Konten itu dibuat dengan menggunakan suara hasil manipulasi, kemudian ditempel pada video lama sehingga konteksnya keliru.
Dalam video aslinya, Andy Noya dan Nila Moeloek tidak mempromosikan obat ereksi serta prostatitis.
Saat itu, mereka membahas upaya yang dilakukan pemerintah dalam memberantas masalah gangguan kesehatan mata di Indonesia.
Saat diwawancara oleh Andy Noya pada 2019, Nila masih menjabat sebagai menteri kesehatan.
Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengecek suara Andy Noya dan Nila Moeloek mempromosikan obat ereksi serta prostatitis menggunakan Hive Moderatiion.
Hasilnya, suara Andy Noya terdeteksi dihasilkan oleh artificial intelligence (AI) dengan probabilitas mencapai 99.9 persen.
Suara Nila Moeloek juga terdeteksi dihasilkan AI dengan probabilitas 97.5 persen.
Konten itu dibuat dengan menggunakan suara hasil manipulasi, kemudian ditempel pada video lama sehingga konteksnya keliru.
Kesimpulan
Video yang menampilkan Andy Noya dan Nila Moeloek mempromosikan obat ereksi serta prostatitis merupakan hasil manipulasi.
Dalam video aslinya mereka membahas soal upaya yang dilakukan pemerintah untuk memberantas masalah gangguan kesehatan mata di Indonesia.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Andy Noya dan Nila Moeloek dalam video yang beredar terdeteksi dihasilkan AI.
Dalam video aslinya mereka membahas soal upaya yang dilakukan pemerintah untuk memberantas masalah gangguan kesehatan mata di Indonesia.
Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Andy Noya dan Nila Moeloek dalam video yang beredar terdeteksi dihasilkan AI.
Rujukan
(GFD-2024-24180) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Foto Ini PM Israel Benjamin Netanyahu Dilarikan ke Rumah Sakit
Sumber:Tanggal publish: 26/11/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah foto yang diklaim Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dilarikan ke rumah sakit beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 18 November 2024.
Foto tersebut menampilkan seorang pria terbaring di atas ranjang rumah sakit. Ia mengenakan masker dan terdapat selang yang diduga alat bantu bernapas. Foto pria tersebut diklaim sebagai PM Israel Benjamin Netanyahu yang dilarikan ke rumah sakit karena sakit serius.
"NETANYAHU DILARIKAN KE RUMAH SAKIT KARENA SAKIT SERIUS SAAT BERADA DI KIRYAH DI TEL AVIV," demikian narasi dalam foto tersebut.
"Menurut sumber Ibrani, Perdana Menteri Sirael Netanyahu baru-baru ini mengalami masalah kesehatan serius saat berada di Kiryah di Tel Aviv dan kemudian dipindahkan ke rumah sakit," tulis salah satu akun Facebook.
Benarkah PM Israel Benjamin Netanyahu dilarikan ke rumah sakit seperti yang diklaim dalam foto tersebut? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri foto yang diklaim Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dilarikan ke rumah sakit. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tersebut ke situs pendeteksi artificial intelligence (AI), hivemoderation.com. Hasilnya, foto tersebut memiliki probabilitas 98,5 persen dibuat oleh AI.
Berikut gambar tangkapan layarnya.
Dikutip dari afp, Netanyahu dilaporkan pernah beberapa kali dirawat di rumah sakit, termasuk ketika dokter memasang sebuah alat pacu jantung pada Juli 2023. Ketika itu, Netanyahu mengalami penyumbatan jantung sementara. Pada April 2024, Netanyahu kembali masuk rumah sakit. Ketika itu dia menjalani operasi hernia di pusat kesehatan di Yerusalem.
Sementara, seorang ahli forensik digital di Universitas California-Berkeley, Hany Farid melakukan analisis terhadap gambar tersebut. Ia menggunakan tiga model untuk mengidentifikasi gambar yang dibuat menggunakan AI, dan ketiganya mengklasifikasikan gambar itu diduga dihasilkan oleh AI.
Farid kemudian membandingkan gambar tersebut dengan foto Netanyahu yang asli, dan dia menemukan bahwa telinga kiri pria di foto yang beredar berbeda dengan telinga kiri pada foto asli Netanyahu.
"Kemungkinan foto tersebut tidak asli", kata Farid dikutip dari afp.
Kesimpulan
Foto yang diklaim Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dilarikan ke rumah sakit ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, foto tersebut diduga merupakan hasil rekayasa digital menggunakan perangkat AI. Selain itu, tidak ada informasi valid yang mendukung klaim tersebut.
Rujukan
Halaman: 326/5734