• (GFD-2022-10199) [SALAH] Minum Air Rebusan Genjer Bisa Obati Diabetes

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 10/08/2022

    Berita

    Klaim mengonsumsi air rebusan genjer dapat menyembuhkan diabetes beredar di media sosial. Klaim tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 23 Juni 2019.

    Akun Facebook tersebut mengunggah narasi berisi tata cara membuat ramuan penyembuh diabetes dengan genjer.

    "Buat sahabat FB,Bagi yang terkena sakit Diabetes (Gula) maupun keluarganya:

    ini ada ramuan untuk menurunkan gula secara drastis, gula kering maupun basah.

    Ambil 1 batang genjer sawah, cari yg besar dan gemuk, klu ada bunganya lebih bagus, cabut sampai akarnya, lalu dibersihkan.

    Kemudian direbus dgn air 1 liter, sampai airnya tinggal 1 gelas, kamudian diminum setiap pagi dan menjelang tidur,Lakukan sampai 3 hari, klu gulanya sudah turun, agar diberhentikan.

    Ramuan ini saya dapat dari paman saya yg terkrna diabetes..

    Semoga bermanfaat ya guys..," tulis salah satu akun Facebook.

    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 72 ribu kali dibagikan dan mendapat 13 komentar dari warganet.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim mengonsumsi air rebusan genjer dapat menyembuhkan diabetes. Penelusuran dilakukan dengan menghubungi Guru Besar Fakultas Farmasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof apt Zullies Ikawati PhD.

    Zullies mengatakan, mengonsumsi air rebusan genjer belum terbukti ampuh menyembuhkan diabetes.

    "Informasi-informasi semacam itu baru dalam tahap testimoni atau penelitian menggunakan hewan uji, di mana hasilnya masih bervariasi, dan belum tentu sama efeknya pada manusia," kata Zullies kepada Liputan6.com, Jumat (5/8/2022).

    Menurut Zullies, genjer memang bisa dikonsumsi untuk dijadikan sayuran. Namun untuk menyembuhkan diabetes, hal itu tidak terbukti.

    "Belum bisa dipastikan efeknya pada manusia. Tapi kalau mau dicoba ya silahkan, kan memang itu bisa menjadi sayuran yang bisa dimakan," tambah Zullies.

    Kesimpulan

    Klaim mengonsumsi air rebusan genjer dapat menyembuhkan diabetes ternyata tidak terbukti. Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10198) [SALAH] Video Burung Garuda di Gunung Penanggungan, Jawa Timur

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 09/08/2022

    Berita

    “Anda Beruntung Bisa Melihat Walau Cuma Video Dan Simpan Utk Dokomentasi Ya, Karena Burung Garuda Yg Lambang Negara Ini Sangat Langka Dan Semua Org Menganggap Mitos Tidak Ada Burung Yg Suka Melebarkan Sayapnya 24 Jam Sangat Gagah Ditakuti Semua Burung Di Dunia Ini Rajanya Burung.

    Ternyata Burung Garuda Bukan Hanya Mitos Atau Dongeng. Dalam Cerita Ramayana Dia Adalah Jatayu. Burung Yang Sangat Jarang Menampakan Dirinya. Tapi Baru² Ini Garuda Telah Menampakan Dirinya Di Daerah Hutan Gunung Penanggungan, Jawa Timur. Burung Yg Sayapnya Luar Biasa Lebar Dan Indah Sekali. Mudah² an Dengan Kemunculan Burung Ini Pentanda Negara Republik Indonedia Tetap Kuat Jaya Khususnya Saudar² Ku Yg Terima Video Ini Sehat Panjang Umur Dan Penuh Berkah Bahagia Sekeluarga 🙏🙏🙏”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video di WhatsApp yang menunjukkan seekor burung yang tengah bersiap untuk terbang dari pinggir tebing. Video tersebut disertai dengan narasi yang menyatakan bahwa burung dalam video tersebut adalah burung garuda yang terlihat di daerah hutan Gunung Penanggungan, Jawa Timur.

    Berdasarkan hasil penelusuran, burung dalam video tersebut bukan burung garuda. Video tersebut merupakan video seekor burung Andean condor yang baru dikembalikan ke alam liar dari penangkaran di Catamarca, Argentina.

    Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Facebook dengan nama pengguna “Silvana V Andrade” (https://www.facebook.com/silvana.v.andrade/). Silvana sendiri merupakan pendiri ANDA, sebuah organisasi pencinta hewan di Argentina.

    Dengan demikian, narasi yang beredar melalui WhatsApp tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa A.

    Bukan burung garuda. Faktanya, video tersebut merupakan video seekor burung Andean condor yang baru dikembalikan ke alam liar dari penangkaran di Catamarca, Argentina.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10197) [SALAH] Judul Artikel The Journal tentang Cacar Monyet yang Dapat Hidup Selama 120 Tahun dan Menular kepada Orang dalam Jarak 5 Mil

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 09/08/2022

    Berita

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Cacar Monyet dapat hidup di gagang pintu dan tempat duduk toilet selama 120 tahun dan dapat menular ke orang yang berada di jarak 5 mil.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter dengan nama pengguna “Immasayitlikeso” pada 25 Juli 2022 mengunggah sebuah foto hasil tangkapan layar yang menunjukkan artikel dari The Journal yang berjudul “Monkeypox can live on door handles and toilet seats for 120 years and can infect anyone from 5 miles away”. Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, judul artikel tersebut menyatakan bahwa Cacar Monyet yang dapat hidup selama 120 tahun dan menular kepada orang dalam jarak 5 mil atau 8 kilometer.

    Berdasarkan hasil penelusuran, judul artikel tersebut bukan merupakan judul artikel asli. Melansir dari AP News, Asisten Direktor Berita di The Journal, Stephen McDermott menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengunggah artikel dengan judul tersebut.

    Lebih lanjut, artikel dengan foto serupa diunggah pada 23 Juli 2022 dengan judul “Monkeypox declared global health emergency by World Health Organization”.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “Immasayitlikeso” tersebut dapat dikategorikan sebagai Parodi/Satire.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa A.

    Bukan judul artikel asli. Faktanya, situs The Journal tidak pernah mengunggah artikel dengan judul tersebut. Artikel dengan foto serupa diunggah pada 23 Juli 2022 dengan judul “Monkeypox declared global health emergency by World Health Organization”.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10196) [SALAH] Anak anak tidak beresiko terhadap Covid-19

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 09/08/2022

    Berita

    “Dr. Ryan Cole : Vaksin Covid tidak sekadar membuat anak anda mandul, tetapi juga merusak organ tubuhnya (jantung, hati, otak, kelenjar adrenal, limpa, sumsum tulang.
    Data statistik menunjukkan bhw anak2 sama sekali tidak beresiko terhdp covid”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah cuitan oleh akun @RENIEKA2012 dengan klaim bahwa Vaksin Covid-19 menyebabkan kemandulan dan merusak organ dalam anak anak. Cuitan tersebut juga membahas tentang data stastistik anak anak yang tidak punya risiko terhadap Covid-19.

    Setelah ditelusuri, Turnbackhoax.id ternyata pernah membahas tentang klaim vaksin Covid-19 yang mengakibatkan mandul pada tahun 2020 dengan judul “[SALAH] Vaksin Covid Sebabkan Mandul” dan “[SALAH] Ketua Tim Peneliti Pfizer: Vaksin Covid-19 Dapat Menyebabkan Kemandulan bagi Perempuan”. Kedua artikel tersebut menyatakan bahwa belum ada identifikasi masalah kesehatan terkait hormon yang dilaporkan dari uji klinis vaksin COVID yang sedang berlangsung. Beberapa ahli juga menegaskan bahwa tidak ada bukti terkait vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan bagi perempuan.

    Dikutip dari Katadata.co.id Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat merekomendasikan agar setiap orang di atas lima tahun mendapatkan vaksin Covid-19. CDC juga menekankan bahwa vaksinasi Covid-19 aman dan efektif, termasuk untuk anak-anak dan remaja. Klaim vaksin Covid-19 menyebabkan kerusakan pada organ tubuh anak-anak secara permanen adalah keliru. Para ahli mengatakan sama sekali tidak ada bukti yang membenarkan klaim tersebut.

    Mengutip cnbcindonesia.com Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran dan dokter spesialis anak, Prof. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc, mengatakan bahwa menurut referensi Journal of the Royal Society Interface, risiko anak untuk terinfeksi dan sakit akibat Covid-19 sangat rendah. Namun Hasil studi yang dilakukan tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menyatakan bahwa 40% pasien anak yang terinfeksi Covid-19 berisiko tinggi mengalami kematian. Kalaupun tertular, tidak bergejala ataupun pada umumnya ringan. Meski begitu, Prof. Cissy mengatakan pula bahwa tidak menutup kemungkinan pasien anak memiliki bergejala berat, masuk ICU, hingga sampai meninggal dunia akibat Covid-19.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)

    Hasil studi yang dilakukan tim Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta menyatakan bahwa 40% pasien anak yang terinfeksi Covid-19 berisiko tinggi mengalami kematian.

    Rujukan