• (GFD-2023-12408) Keliru, Klaim Vaksin Covid-19 dan Masker Tidak Berfungsi dalam Penularan Covid-19

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 27/04/2023

    Berita


    Artikel yang diklaim berasal dari situs The Washington Times, beredar dengan klaim bahwa vaksin Covid-19 dan masker tidak berguna dalam mengurangi penularan Covid-19 maupun keparahan gejala Covid-19. 
    Artikel tersebut berjudul “Vaccine don’t work, masks don’t work: everything government told us about Covid-19 was wrong” dan diunggah di Facebook.

    Unggahan itu juga menyatakan semua klaim pemerintah terkait Covid-19 selama ini keliru. Konten itu telah beredar sejak tanggal 24 Maret 2023. Namun, benarkah klaim yang dinyatakan unggahan tersebut?

    Hasil Cek Fakta


    Tim Cek Fakta Tempo menelusuri artikel dengan judul yang sama di situs web The Washington Times, untuk mencari kebenaran klaim itu. Informasi dari sumber-sumber terpercaya juga digunakan untuk menguji kebenaran klaim unggahan tersebut.
    Gambar yang dibagikan akun Facebook tersebut merupakan tangkapan layar dari sebuah artikel opini yang ditulis oleh Joseph Curl dan diterbitkan oleh The Washington Times pada 1 Maret 2023. Opini adalah tulisan yang berisi ide atau gagasan dari seseorang.

    Selain itu, The Washington Times merupakan media yang dikategorikan cenderung bias kanan oleh tim penguji yang dihimpun Allsides.com, perusahaan yang secara rutin memberikan peringkat bias pada 1.400 media dan penulis, salah satunya The Washington Times.
    Menurut Allsides, bias media adalah kecenderungan media berita mengedepankan sudut pandang global, preferensi, ideologi politik, kepentingan perusahaan atau keuangan, kerangka moral, atau kecenderungan kebijakan. Hal itu berisiko, karena bisa berdampak mengurangi objektivitas media dalam memproduksi berita.
    Sementara bias kanan yang dilabelkan pada The Washington Times, merupakan kategori untuk perusahaan pers yang memproduksi berita berdasarkan pemikiran konservatif, tradisional, libertarian, atau sayap kanan dalam agenda kebijakan publik.
    Demikian juga menurut penilaian Ad Fontes Media, media untuk membela hak-hak minoritas dan LGBT yang berbasis di Amerika Serikat, menggolongkan The Washington Times sebagai media yang condong ke kanan.
    Sebuah pusat penelitian dan informasi progresif berbasis web di Amerika Serikat, Media Matters, juga menggolongkan The Washington Times dalam kategori koran konservatif. Perusahaan media tersebut tercatat kerap menampilkan konten rasis, anti-LGBTQ, serta mempromosikan teori konspirasi.
    Klaim 1: Vaksin Covid-19 tidak berfungsi selama pandemi Covid-19
    Fakta: Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) kualitas, keamanan, dan efikasi atau kemanjuran vaksin Covid-19 dalam mencegah penularan telah diuji secara klinis sebelum WHO setuju untuk diinjeksikan kepada masyarakat luas. 
    Setiap jenis vaksin memiliki tingkat efikasinya masing-masing. WHO akan memberikan izin bila setidaknya efikasi vaksin di atas 50 persen. WHO juga menyatakan vaksin berfungsi mencegah munculnya gejala pada kebanyakan orang yang tertular Covid-19.
    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) juga melakukan studi lanjutan terkait efektivitas vaksin Covid-19. Salah satu temuannya menumpulkan menerima tiga dosis vaksin jenis mRNA mengurangi kasus rawat inap hingga 69 persen pada orang yang terjangkit Covid-19 masa varian Omicron BA.1/BA.2 dan 31% di masa BA.4/BA.5. 
    Penelitian itu dilakukan dengan pengumpulan informasi, dengan pengelompokan berdasarkan usia, jumlah dan jenis vaksin yang didapat, data perawatan, serta perbandingannya dengan jumlah populasi. Informasi tinjauan itu diperbarui terakhir pada 23 Maret 2023.
    Klaim 2: Masker tidak berfungsi  
    Fakta: Dilansir dari situs web institusi kesehatan internasional Mayo Clinic, beberapa jenis masker berfungsi membatasi sebaran percikan atau droplet dari dan ke mulut atau hidung. Hal itu yang bisa menularkan Covid-19. Yakni jenis masker medis, KN95, dan masker kain.
    Penerapan secara riil di masyarakat juga juga menyimpulkan bahwa intervensi protokol kesehatan, termasuk pemakaian masker pada masyarakat, membantu mengurangi penularan Covid-19, sebagaimana dalam penelitian Stanford Medicine dan Universitas Yale, Amerika Serikat (AS).
    Penelitian yang hasilnya dipublikasikan September 2021 itu berdasarkan data 350 ribu orang dari 600 desa di Bangladesh, dengan masa pemantauan selama delapan minggu. Hasilnya, kelompok yang diintervensi untuk melakukan protokol kesehatan, 11 persen lebih kecil risikonya terjadi penularan Covid-19.

    Kesimpulan


    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim yang mengatakan vaksin Covid-19 dan masker tidak berguna adalah keliru. 
    Manfaat keduanya dalam mengurangi penularan atau mencegah keparahan sakit terkait Covid-19 telah dibuktikan hasil penelitian. Sementara artikel The Washington Times yang digunakan untuk mendukung klaim, sesungguhnya adalah opini. Bukan berita.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12407) Cek Fakta: Hoaks Toyota Bagikan Mobil Alphard dengan Menebak Nomor di Facebook

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 26/04/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim Toyota sedang membagikan mobil Alphard dengan cara menebak nomor di Facebook. Postingan ini beredar sejak tengah pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 25 April 2023.
    Dalam postingannya terdapat gambar mobil Toyota Alphard dengan deretan nomor dan disertai narasi:
    'Sampai sekarang, belum ada yang menemukan nomor lain selain 702 dan belum ada pemenang baru Toyota Alphard. Ada sisa 4 Toyota Alphard baru untuk dimenangkan."
    Lalu benarkah postingan yang mengklaim Toyota sedang membagikan mobil Alphard dengan cara menebak nomor di Facebook?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan membuka akun resmi Toyota Indonesia di Instagram, Twitter, dan Facebook yang sudah bercentang biru atau terverifikasi. Di sana tidak terdapat informasi seperti postingan yang beredar.
    Selain itu dalam kolom komentar dalam postingan itu terdapat ajakan untuk menghubungi nomor yang terdapat pada akun tersebut. Ini merupakan modus agar masyarakat mengklik tautan menuju website yang bisa mencuri data ataupun terhubung dengan pinjaman online ilegal.
    Sebelumnya Cek Fakta Liputan6.com juga pernah mendapat penjelasan dari pihak Toyota Indonesia terkait banyaknya pihak yang mencatut nama brand tersebut untuk penipuan di media sosial.
    "Informasi tersebut bukan program resmi dari kami di Toyota. Untuk lebih pasti semua program yang terkait dengan konsumen, pasar atau pun informasi lainnya tentu kami akan dan selalu informasikan secara resmi melalui jalur yang resmi juga, bisa menggunakan website resmi kami ataupun akun media sosial resmi Toyota," ujar Dimas Aska, Head of Media Relation Toyota Astra Motor dalam artikel berjudul "Cek Fakta: Hoaks Toyota Indonesia Bagikan Dua Mobil Alphard Dalam Rangka Hari Kemerdekaan Indonesia ke-77" yang tayang di Liputan6.com pada 7 Agustus 2022.
    "Kami juga mengimbau bagi masyarakat untuk dapat lebih berhati hati terhadap berbagai informasi termasuk yang mungkin mengatasnamakan brand kami. Untuk informasi resmi bisa secara berkala di check di kanal kanal resmi Toyota, di website www.toyota.astra.co.id ataupun Youtube Toyota Indonesia dan Instagram @toyotaid," katanya menambahkan.

    Kesimpulan


    Postingan yang mengklaim Toyota sedang membagikan mobil Alphard dengan cara menebak nomor di Facebook adalah hoaks.
  • (GFD-2023-12406) Keliru, Foto Kemacetan di Pintu Tol Cikampek di Masa Arus Mudik Lebaran 2023

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 25/04/2023

    Berita


    Sebuah foto beredar di WhatsApp yang diklaim sebagai kemacetan kendaraan di pintu jalan tol Cikampek di masa arus mudik Lebaran 2023. Foto tersebut memperlihatkan antrean kendaraan yang memenuhi jalan itu terjadi di salah satu pintu Tol Cikampek, yang menghubungkan Jakarta Timur dengan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

    Keterangan yang disertakan menyatakan kondisi itu terjadi pada 19 April 2023. Hari itu termasuk masa arus mudik Idul Fitri 2023. Narasi dalam unggahan itu berisi: “Tol Cikampek hari ini … Dahsyatnya arti silaturahmi.” Namun, benarkah klaim itu?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi menunjukkan bahwa foto yang beredar itu bukan kondisi di gerbang Tol Cikampek. Dengan menggunakan reverse image milik Google, Tempo menemukan bahwa foto tersebut adalah antrean kendaraan di gerbang Tol G4 Beijing-Hong Kong-Makau pada 8 Oktober 2015.
    Mula-mula Tempo membandingkan gerbang kondisi gerbang Tol Cikampek Utama berdasarkan hasil pantauan udara Kompas TV pada 19 April 2023. Pada tanggal tersebut adalah hari pertama cuti bersama libur Idul Fitri 2023, di mana terjadi kepadatan yang didominasi kendaraan pribadi di gerbang Tol Cikampek Utama.
    Namun kondisi gerbang Tol Cikampek Utama berbeda dengan foto yang beredar. Atap gerbang Tol Cikampek Utama berwarna abu-abu, sementara dalam foto yang beredar di WhatsApp atap gerbang berwarna merah.

    Dengan pencarian gambar, foto tersebut identik dengan foto berita yang ditayangkan Bloomberg pada 8 Oktober 2015. Foto udara itu memperlihatkan kepadatan antrean kendaraan di gerbang Tol G4 Beijing-Hong Kong-Makau.
    Kesamaan bisa dilihat terutama pada warna atap merah, warna papan informasi biru dengan tulisan putih, serta tiga mobil hitam dan satu mobil putih di jalur lengang sebelah kanan. Foto yang beredar telah dipotong atau dipotong dari foto aslinya seperti yang ditayangkan Bloomberg.

    Bloomberg menulis kepadatan itu terjadi ketika masyarakat Cina beramai-ramai pulang dari perjalanan berlibur Golden Week, saat masa liburan sepekan. Dalam kondisi itu, kemacetan terjadi selama beberapa jam.

    Kesimpulan


    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, bisa disimpulkan klaim yang mengatakan bahwa foto antrean kendaraan yang beredar di WhatsApp terjadi di pintu Tol Cikampek tanggal 19 April 2023, adalah keliru.
    Foto itu sesungguhnya tentang antrean kendaraan di pintu Tol G4 Beijing-Hong Kong-Makau tahun 2015. Tepatnya, di saat masyarakat Cina pulang bersama-sama dari perjalanan berlibur masing-masing di masa libur sepekan bernama Golden Week.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12405) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video Ini Telur Bebek Palsu

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 25/04/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video telur bebek palsu, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 26 Januari 2023.
    Unggahan klaim video telur bebek palsu menampilkan sejumlah benda berbentuk lonjong memasuki adonan, kemudian video menampilkan benda dengan bentu yang sama bergulir dari tempat yang lebih tinggi.
    Tambpilan video berikutnya benda berbentuk lonjong dari tempat berwarna kuning dimasukan ke dalam adonan berwarna putih oleh sejumlah orang dan benda lonjong tersebut berjalan ke arah yang lebih rendah pada jalur yang telah disediakan.
    Diakhir video benda lonjong berbalut adonan dibuka, terlihat benda lonjong transparan dengan bulatan kuning di dalamnya.
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Telur bebek palsu_🇨🇳"
    Benarkah klaim video telur bebek palsu? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video telur bebek palsu, dengan menangkap layar video untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
     
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "【誤導】人造蛋的生產過程影片?如會進口等說法?實為皮蛋製作過程" yang dimuat situs mygopen.com, pada 15 Maret 2023.
    Situs mygopen.com membahas video yang sama dengan klaim. 
    Situs mygopen.com menyebutkan, Video yang sama pernah beredar di Thailand beberapa waktu lalu, dan Kementerian Peternakan Thailand juga mengonfirmasi bahwa video tersebut adalah proses pembuatan telur awetan dari telur asli.
    Badan Pengawas Obat dan Makanan Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Taiwan menyatakan bahwa mereka secara rutin memantau kandungan logam berat dan residu obat hewan di telur yang tersedia secara komersial Tidak ada telur palsu yang ditemukan dalam inspeksi toko, restoran, dan restoran.
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video telur bebek palsu tidak benar.
    Video yang sama pernah beredar di Thailand beberapa waktu lalu, dan Kementerian Peternakan Thailand juga mengonfirmasi bahwa video tersebut adalah proses pembuatan telur awetan dari telur asli.

    Rujukan