• (GFD-2025-27760) Keliru: Tautan Pendaftaran Bantuan Bibit Ikan Dari Kementerian Kelautan dan Perikanan

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/07/2025

    Berita

    SEBUAH akun Facebook Program Pemerintah Terbaru [arsip] mengunggah video tentang bantuan pakan dan bibit ikan gratis 2025 dari pemerintah. 

    Konten itu memuat tautan pendaftaran online bagi warga yang ingin mengakses bantuan melalui: https://daftarsekarang11.berita-ku.com/. Bantuan akan diberikan untuk seluruh peternak ikan, maupun yang masih berencana.  



    Benarkah ini tautan pendaftaran bantuan bibit dan pakan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi konten tersebut dengan menganalisis tautan yang disertakan, lalu membandingkannya dengan versi asli. Hasilnya, meski benar Kementerian Kelautan dan Perikanan memiliki program bantuan bibit ikan, namun tautan tersebut adalah palsu.

    Tautan https://daftarsekarang11.berita-ku.com bukan milik Kementerian Kelautan dan Perikanan. Saat diperiksa dengan layanan analisis website https://urlscan.io/, perangkat situs ini beralamat di Pulau Ascension dan baru dibuat pada 18 Desember 2024. 

    Sedangkan website resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan beralamat di https://kkp.go.id. Salah satu ciri website resmi pemerintah Indonesia, memiliki ekstensi domain go.id.   

    Kementerian KKP melalui akun Instagram @kkpgoid mengingatkan, masyarakat agar lebih cermat dan cerdas dalam memilih dan memilah informasi. Sebab banyak penipuan mengatasnamakan Kementerian KKP. “Segala bentuk informasi resmi bisa kamu akses melalui website dan media sosial KKP,” tulis akun KKP.

    Bantuan Bibit Ikan dari KKP

    Dokumen petunjuk teknis bantuan benih ikan 2024, dipublikasikan di laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, kkp.go.id. Tahapan pengusulan dan penetapan calon penerima bantuan benih ikan sebagai berikut:

    1. Calon penerima bantuan membuat usulan bantuan benih kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya c.q. Direktur Perbenihan atau mengusulkan kepada UPT, atau dapat mengusulkan bantuan benih kepada Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota;

    2. Usulan ke Direktur Jenderal Perikanan Budidaya c.q. Direktur Perbenihan, Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota tersebut didelegasikan kepada UPT (sesuai wilayah kerja masing-masing);

    3. Pelaksana kegiatan melakukan verifikasi calon penerima dan calon lokasi penerima bantuan atau mendelegasikan proses verifikasi kepada penyuluh dan/ atau dinas;

    4. Pejabat Pembuat Komitmen menetapkan calon penerima bantuan yang memenuhi syarat (penetapan penerima bantuan benih), dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran;

    5. Pelaksana kegiatan menyalurkan bantuan benih yang telah siap/tersedia ke lokasi penerima bantuan dan masing-masing pihak menandatangani Berita Acara Serah Terima; dan

    6. Pelaksana kegiatan melaporkan realisasi pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Jenderal Perikanan Budidaya c.q Direktur Perbenihan.

    Berikut infografis mekanisme pelaksanaan kegiatan bantuan benih ikan KKP:

    Diagram Alur Mekanisme Bantuan Benih (Sumber: kkp.go.id)

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa tautan pendaftaran bantuan bibit dan pakan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan adalah keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27759) Keliru: Klaim bahwa Utang Cina untuk Indonesia adalah Fiktif

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/07/2025

    Berita

    SEBUAH akun TikTok [arsip] mengunggah video dengan klaim bahwa utang Cina ke Indonesia adalah fiktif. Narator menambahkan penjelasan, Presiden Cina Xi Jinping, sempat menjadi tahanan rumah selama delapan hari. Penahanan itu terjadi setelah Cina terungkap memberikan utang fiktif atau bodong ke Indonesia yang ditukar dengan izin smelter nikel. 

    Klaim itu diunggah oleh pemilik akun TikTok @goengoenawan609 pada 17 Juni 2025. Dia mengatakan, utang bodong dari Cina itu untuk mencairkan utang sesungguhnya dari Bank Dunia (World Bank) sebesar Rp 35 triliun. 



    Artikel ini akan memverifikasi sejumlah klaim dalam video itu. Pertama, benarkah utang Cina ke Indonesia adalah fiktif? Kedua, benarkah Presiden Cina Xi Jinping menjadi tahanan rumah? Ketiga, benarkah Indonesia mendapatkan utang dari World Bank sebesar Rp 35 triliun?

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim ini dengan menggunakan sumber terbuka, pemberitaan media-media kredibel dan pernyataan resmi dari otoritas Indonesia.

    Klaim 1: Utang Cina ke Indonesia fiktif alias bodong

    Fakta: Utang Cina ke Indonesia tidak fiktif melainkan fakta. Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan, Cina memberikan utang salah satunya ke Indonesia setelah mengalami kelebihan likuiditas dari devisa hasil ekspor. 

    Pada tahun 2014-2015, Cina mulai mendorong Indonesia mendapatkan pinjaman melalui program Belt Road Initiative (BRI). “Indonesia mendapatkan pinjaman BRI dalam berbagai proyek infrastruktur, transportasi, industri, smelter dan lain-lain,” kata Bhima kepada Tempo, Jumat, 4 Juli 2025.

    Selain pinjaman, melalui BRI pula Cina mendorong ekspansi perusahaan-perusahaan swasta negaranya ke Indonesia, salah satunya dalam sektor pertambangan nikel. Sektor ini menjadi mineral kritis dalam industri kendaraan listrik (EV). Sehingga, meski tidak ada korelasi langsung antara pinjaman dan konsesi tambang, Cina punya kepentingan memuluskan proyek transisi energi. “Jadi mereka bisa mengekspor produk-produk nilai tambah, seperti mobil listrik,” kata Bhima.

    Berdasarkan laporan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia (SULNI) edisi Juni 2025, total utang luar negeri Indonesia sebesar 431,5 miliar dollar AS. Cina menjadi kreditur terbesar ketiga bagi Indonesia sebesar  23,05 miliar USD, setara Rp 372 triliun atau 7,6% dari total ULN.  

    Dalam laporan berjudul Banking on the Belt and Road (AidData, 2021), Cina melalui kebijakan China’s Belt and Road Initiative (BRI) telah menjadi kreditur yang dominan dalam proyek transportasi, infrastruktur, energi, industri smelter dan telekomunikasi di Indonesia. 

    Indonesia mendapatkan pinjaman hibah, pinjaman lunak, pinjaman komersial atau semi-komersial. Utang-utang itu disalurkan melalui sejumlah bank Cina yakni China Development Bank (CDB), China Eximbank, Industrial and Commercial Bank of China (ICBC), Bank of China (BoC), dan China Construction Bank (CCB).

    China Development Bank (CDB) misalnya, menurut AIDDATA, memberikan pinjaman sebesar $2,3805 miliar untuk Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Export-Import Bank of China (China Eximbank) China Eximbank juga menyediakan kredit pembeli preferensial senilai $219,3 juta untuk Proyek Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan Tahap 2.

    Klaim 2: Presiden Cina Xi Jinping menjadi tahanan rumah.

    Fakta: Tidak satupun informasi dari media Cina atau lainnya bahwa Presiden XI Jinping menjadi tahanan rumah. Sebaliknya, Xi masih aktif melakukan aktivitas kenegaraan hingga Juni 2025.

    Dilansir Xinhua, Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru Christopher Luxon di Great Hall of the People in Beijing, Cina pada 20 Juni 2025. Lalu pada 24 Juni 2025, Xi Jinping bertemu dengan Perdana Menteri Singapura Lawrence Wong di Beijing. 

    Laman Kementerian Luar Negeri China pada 5 Juni 2025 menjelaskan, Presiden Xi menelpon Presiden AS Donald Trump untuk membicarakan isu perdagangan, penanganan kesepakatan Jenewa, serta hubungan bilateral. 

    Klaim 3: Indonesia mendapatkan utang 35 triliun tiap hari rupiah dari World Bank.

    Fakta: Indonesia memang benar mendapatkan utang dari World Bank, tapi utang ini tidak berkaitan dengan Cina. 

    Dilansir Tempo, pinjaman USD 2,128 Miliar atau Rp 34 triliun dari World Bank tersebut digunakan dalam program Indonesia Productive and Sustainable Investment Development Policy Loan  dan Sustainable Least-Cost Electrification-2 (ISLE-2). 

    Pendanaan program ini berasal dari kombinasi pembiayaan dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) sebesar USD 600 juta, hibah sebesar USD 12 juta dari IBRD Surplus-Funded Livable Planet Fund, dan tambahan hibah USD 16 juta dari mitra dalam inisiatif Sustainable Renewables Risk Mitigation Initiative (SRMI). 

    Pembiayaan juga termasuk dari hibah USD 6 juta dari Inggris melalui program Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP) dan USD 10 juta dari Green Climate Fund SRMI-2.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pemeriksaan Tim Cek Fakta Tempo, tiga klaim di atas adalah keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27758) Keliru: Video Pertemuan Xi Jinping dan Khamenei untuk Memberi Iran 100 Unit Jet Tempur Baru

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/07/2025

    Berita

    SEBUAH video pertemuan antara Presiden Cina, Xi Jinping dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, diunggah akun TikTok [arsip] pada 26 Juni 2025.  

    Video itu memuat klaim bahwa Cina dalam pertemuan tersebut memberi Iran 100 unit jet tempur jenis J-35, J-10C dan J-16. Video ini beredar pasca perang antara Israel dan Iran yang berlangsung 12 hari sebelum tercapai gencatan senjata pada 25 Juni 2025.



    Lalu, benarkah Cina dalam pertemuan itu untuk memberikan jet tempur baru ke Iran?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video tersebut dengan pencarian gambar terbalik Google Lens, penelusuran di YouTube, serta membandingkan dengan informasi situs kredibel. Faktanya, pertemuan antara Presiden Cina Xi Jin Ping dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei tersebut terjadi sebelum perang Israel dan Iran. Selain itu, pertemuan tersebut tidak membahas mengenai pemberian jet tempur ke Iran.  

    Pertemuan antara Presiden Cina, Xi Jin ping dengan Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei tersebut, sesungguhnya terjadi pada 23 Januari 2016, jauh sebelum perang meletus. Video yang identik pernah ditayangkan secara utuh oleh akun YouTube CCTV Video News Angency pada 24 Januari 2016. 

    Saat itu, Xi Jinping dan Ayatollah Ali Khamenei membicarakan peningkatan kerja sama praktis antara kedua negara dan bersama-sama menjaga keamanan, perdamaian, dan stabilitas di wilayah tersebut dan di seluruh dunia.

    BBC.com melansir, sebelum bertemu Khamenei, Xi Jinping terlebih dulu bertemu Presiden Iran, Hassan Rouhani membahas hubungan ekonomi dan politik yang lebih erat. Kedua pemimpin berhasil menandatangani 17 perjanjian tentang berbagai isu mulai dari energi hingga peningkatan perdagangan hingga $600 miliar.

    Tangkapan layar dari CCTV Video News Agency mengenai pertemuan Xi Jinping dan Ayatollah Khamenei pada 23 Januari 2016. Pertemuan ini terjadi sebelum perang Israel dan Iran selama 12 hari pada Juni 2025 serta tidak membicarakan pemberian jet tempur ke Iran.

    Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa dia dan Xi telah menandatangani "dokumen komprehensif 25 tahun" mengenai hubungan strategis termasuk urusan budaya, pariwisata, keamanan dan pertahanan.

    Belum Ada Tanda-tanda Cina akan Memasok Jet Tempur ke Iran

    Radio Free Europe (RFE) memberitakan, kemungkinan Iran beralih ke Cina dengan harapan memperoleh perangkat keras militer canggih, khususnya jet tempur multi peran Chengdu J-10C. Pilihan ini setelah serangan Israel pada 13 Juni lalu, mengungkap kerentanan angkatan udara Iran. 

    Angkatan udara Iran dinilai sudah sangat ketinggalan zaman dan tidak memiliki perlengkapan memadai untuk menghadapi musuh-musuh modern. Armadanya sebagian besar terdiri dari pesawat-pesawat tua era AS dan Soviet yang diperoleh sebelum revolusi 1979, banyak di antaranya yang tetap beroperasi melalui suku cadang yang diambil alih dan improvisasi dalam negeri.

    J-10C adalah jet tempur bermesin tunggal generasi 4,5 yang dilengkapi dengan avionik canggih, radar AESA, dan mampu membawa rudal jarak jauh PL-15. Jet ini dianggap sebagai penantang yang kredibel, meskipun tidak setara, bagi armada F-35I canggih Israel.

    Akan tetapi menurut sejumlah analis terhadap RFE, Cina enggan untuk memasok Iran. Alasannya, karena Cina ingin menstabilkan hubungan dengan Amerika serta ingin bertindak sebagai aktor ekonomi atau geoekonomi di Timur Tengah. 

    Cina berkepentingan membangun hubungannya dengan sejumlah negara tetangga Iran, seperti Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab. Negara-negara ini merupakan pemasok energi penting dan mitra dagang, tetapi mereka memilih menjaga jarak dengan Teheran.

    “Bagi Beijing, mempertahankan akses ke energi dan menghindari destabilisasi regional lebih penting daripada manfaat potensial apa pun dari penjualan persenjataan canggih ke Iran," kata Andrea Ghiselli, dosen di Universitas Exeter dan kepala penelitian Proyek ChinaMed di TOChina Hub, dikutip dari RFE edisi 1 Juli 2025.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa klaim Cina memberikan jet tempur baru untuk Iran adalah keliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27757) Keliru: Kartu Indonesia Sehat akan Nonaktif Jika Tak Digunakan 3 Bulan

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/07/2025

    Berita

    SEBUAH akun di Facebook [arsip] menyebut, Kartu Indonesia Sehat (KIS) akan nonaktif otomatis jika tak digunakan selama tiga bulan berturut-turut.

    Klaim yang diunggah 30 Juni 2025 tersebut telah dibagikan ulang 15 kali. “Kartu KIS jika tidak dipergunakan untuk periksa kesehatan selama 3 bulan, maka kartu KIS tersebut akan tidak aktif dengan sendirinya,” tulis pengunggah konten tersebut.



    Benarkah klaim tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi narasi itu dengan mewawancarai BPJS Kesehatan, serta membandingkan dengan pemberitaan dari media kredibel. Hasilnya, penonaktifan Kartu Indonesia Sehat bukan karena tidak digunakan selama tiga bulan.

    Kepala Bagian SDM, Umum, dan Komunikasi BPJS Kesehatan di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Haidiar Zulmi Farensi, mengatakan klaim tersebut tidak akurat. Penonaktifan Kartu Indonesia Sehat (KIS) bagi kelompok penerima bantuan iuran (PBI) dari pemerintah, kata dia, disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, karena meninggal dunia. Kedua, tidak lagi masuk kriteria miskin dan rentan miskin.

    Seluruh data penerima KIS PBI tersebut, harus melalui validasi dari Kementerian Sosial. “Dari beberapa klausul penonaktifan, tidak satupun menyebut mengenai KIS tidak dipakai selama tiga bulan,” kata dia kepada pemeriksa fakta Tempo di Banyuwangi, 4 Juli 2025.

    Baru-baru ini, kata dia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan telah menonaktifkan 7,3 juta peserta karena datanya tidak valid di Data Tunggal Sosial Nasional (DTSN). Akan tetapi jika penonaktifan ini tidak akurat, warga dapat mengaktifkan kembali jika tergolong masyarakat miskin dan rentan miskin. Selain itu, mereka yang mengidap penyakit kronis dan dalam kondisi medis darurat yang mengancam jiwa, dapat mengaktifkan kartu kembali.

    Cara untuk mengaktifkan kembali yakni dengan membawa surat keterangan untuk mengajukan reaktivasi melalui Dinas Sosial kabupaten. Nantinya, Kementerian Sosial akan memutuskan reaktivasi itu diterima atau ditolak.

    Dilansir Tempo, penerima KIS PBI antara lain kelompok masyarakat yang rentan secara sosial, seperti tunawisma, penghuni panti sosial, dan bayi yang baru lahir.

    Sesuai Pasal 7 Peraturan Menteri Sosial Nomor 21 Tahun 2019 menyatakan kepesertaan JKN PBI dapat dihapus karena tidak terdaftar lagi DTKS (sekarang DTSN), meninggal dunia, atau terdaftar lebih dari satu kali.

    Penghapusan data penduduk di DTSN terjadi karena warga dinilai mampu membayar iuran secara mandiri; penerimanya menghilang; dan menjadi pekerja penerima upah. Selain itu, data akan dihapus sebagai penerima PBI atas kemauan sendiri untuk membayar iuran secara mandiri.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan kepesertaan JKN KIS akan dinonaktifkan bila tidak digunakan selama tiga bulan adalah klaim keliru.

    Rujukan