• (GFD-2023-12621) [SALAH] “viralkan lokasi belum diketahui seorang bayi dibanting oleh bapaknya”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/05/2023

    Berita

    NARASI: “Subhanalloh tolong viralkan sebanyak” nya semoga cepat ketangkap lokasi belum diketahui 🙏🙏seorang bayi dibanting oleh bapaknya miris jaman sekrang 🥹😤😤😤”.

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan konten tanpa konteks yang jelas sehingga menimbulkan kesimpulan yang MENYESATKAN, FAKTA: peristiwa terjadi di kota Baoji, provinsi Shaanxi di Tiongkok pada tahun 2020 lalu.

    Salah satu sumber yang membagikan video yang identik dengan konteks yang BENAR, Daily Star pada 21 Agu 2020: “Seorang ayah yang kejam telah difilmkan dengan kasar melemparkan putranya yang masih balita ke sofa setelah berselisih dengan pasangannya atas hak asuh anak tersebut. Pria, yang diidentifikasi dengan nama keluarga Liu, diduga dipicu oleh alkohol ketika dia bertengkar dengan pacarnya, Ms Feng, di rumah mereka di kota Baoji, provinsi Shaanxi China. …” (Google Translate)

    Artikel lainnya yang berkaitan, China Daily pada 25 Agu 2020: “Jaksa di provinsi Shaanxi telah menyetujui penangkapan seorang pria yang diduga melemparkan putranya hingga tewas, Beijing News melaporkan pada hari Senin. Kejaksaan rakyat di distrik Jintai Baoji mengatakan kepada surat kabar bahwa pria bermarga Liu itu telah ditangkap karena diduga sengaja melukai. …” (Google Translate)

    Sebelumnya dibagikan dengan narasi lokasi peristiwa terjadi di Turki yang telah diklarifikasi oleh otoritas setempat, Olaylaratercuman.com pada 24 Agu 2020: “Dalam sebuah video yang dibagikan di media sosial, gambar bayi yang diangkat ke udara dan dilempar ke tanah membekukan darah. Sementara warga mengira kejadian itu terjadi di Turki; Kementerian Keamanan dan Keluarga, Tenaga Kerja dan Layanan Sosial mengumumkan bahwa situasi yang menyakitkan terjadi di Tiongkok. …” (Google Translate)

    Kesimpulan

    Membagikan video tanpa konteks yang jelas sehingga menimbulkan kesimpulan yang MENYESATKAN, FAKTA: peristiwa terjadi di kota Baoji, provinsi Shaanxi di Tiongkok pada tahun 2020 lalu.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12620) Cek Fakta: Tidak Benar Video CEO Pfizer Adalah Reptil

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 19/05/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video CEO Pfizer Albert Bourla adalah reptil. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 25 April 2023.
    Unggahan klaim video CEO Pfizer Albert Bourla adalah reptil menampilkan Albert Bourla dengan jakun yang berdenyut disandingkan dengan sosok bermata besar dengan jakun berdenyut.
    Dalam video tersebut terdapat tulisan sebagai berikut. "Shocking video: Ther Director of Pfizer is Reptilan or something other.."
    Benarkah CEO Pfizer Albert Bourla adalah reptil? Simak hasil penelusuran Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim CEO Pfizer Albert Bourla adalah reptil, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'director pfizer reptilian'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Video confirms Pfizer’s CEO is “reptilian.”" yang dimuat situs politifact.com.
    Situs politifact.com menyebutkan momen dalam postingan terjadi sekitar 40 detik dalam klip NBC News ini. Tapi itu bukan bukti bahwa Bourla, manusia, adalah reptil (atau amfibi). Sebaliknya, dia tampak menelan atau berdeham.
    Klaim bahwa orang-orang terkenal, seperti Bourla adalah reptilian, tidak berdasar dan merupakan bagian dari teori konspirasi yang sudah berjalan lama.
    Sumber:https://www.politifact.com/factchecks/2022/dec/01/viral-image/no-pfizer-ceo-albert-bourla-isnt-a-reptile/

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com klaim CEO Pfizer Albert Bourla adalah reptil tidak benar.
    Momen dalam postingan terjadi sekitar 40 detik dalam klip NBC News ini. Tapi itu bukan bukti bahwa Bourla, manusia, adalah reptil (atau amfibi). Sebaliknya, dia tampak menelan atau berdeham.
     
  • (GFD-2023-12619) [SALAH] “ATLET ANGKAT BEBAN INDONESIA MUNDUR DARI KOMPETISI SEA GAMES KARNA DISURUH LEPAS HIJAB”

    Sumber: twitter
    Tanggal publish: 19/05/2023

    Berita

    Atlet angkat beban ini tidak mau lepas jilbab. Dia memilih mundur daripada harus lepas jilbab.
    Rupanya berjilbab pun bisa sumbang 3 medali emas.
    Panitia Sea Games RI menyudutkan Islam?

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Twitter dengan nama pengguna @MichelAdam9191 menampilkan video atlet angkat beban asal Indonesia dengan klaim Atlet angkat beban ini tidak mau lepas hijab. Dia memilih mundur dari pada harus lepas hijab.

    Hasil penelusuran menunjukkan bahwa video yang diunggah merupakan hasil editan disertai dengan narasi yang menyesatkan.

    Faktanya, video tersebut merupakan atlet Indonesia dengan nama Lifter Siti Nafisatul Hariroh yang mengikuti kompetisi di Islamic Solidarity Games pada tahun 2021 dan berhasil meraih 3 emas, bukan di Sea Games 2023.

    Berdasarkan penjelasan di atas, klaim bahwa narasi atlet angkat beban ini tidak mau lepas hijab. Dia memilih mundur daripada harus lepas hijab adalah salah dan masuk kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Yudho Ardi

    Informasi palsu. Judul dan keterangan pada thumbnail video tidak sesuai dengan isi video. Pada video tersebut tidak diberitakan bahwa Atlet angkat beban indosesia mundur dari Sea Games karna disuruh lepas hijab.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12618) Jelang Pemilu Parlemen, Dewan Pers Timor Leste Luncurkan Situs dan Tim Cek Fakta

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 18/05/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pers Timor Leste (Timor-Leste Press Council) atau Conselho de Imprensa de Timor-Leste (CI) meluncurkan tim Timor Leste Fact-check dan website Cek Fakta Timor Leste, https://fact-checking.conselhoimprensa.tl, pada Rabu 17 Mei 2023 lalu.
    Peluncuran Cek Fakta Timor Leste itu dilakukan menjelang Pemilu Parlemen yang akan berlangsung pada Minggu 21 Mei 2023 di Timor Leste.
    Direktur Eksekutif Dewan Pers Timor Leste, Rigoberto Monteiro menyatakan, peluncuran tim cek fakta dan website ini merupakan bagian dari perjalanan panjang yang dirintis sejak 2022 lalu.
    "Semoga aliansi ini dapat berkontribusi melawan misinformasi dan disinformasi yang beredar masyarakat Timor Leste termasuk menjelang pemilu parlemen 2023," kata Rigoberto dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (18/5/2023).
    Presiden Timor-Leste Press Council, Otelio Ote juga berharap, Timor-Leste Fact Check semakin solid dalam memberikan informasi kepada masyarakat, menyampaikan kebenaran, dan informasi bagi publik.
    "Pada masa pemilu ini, banyak berseliweran informasi palsu dan hoaks yang berbahaya bagi kelangsungan pemilu yang demokratis," katanya menambahkan.
    Sebelum peluncuran, Dewan Pers Timor Leste berkolaborasi dengan asosiasi jurnalis, universitas di Timor Leste, serta tim Cek Fakta di Indonesia (Cekfakta.com) telah memberikan pelatihan kepada 140 orang lebih dari kelompok jurnalis, mahasiswa, staf Dewan Pers, hingga kelompok pemuda. Pelatihan ini mendapat dukungan dari UNESCO dan Pemerintah Belanda (the Kingdom of the Netherlands).
    Menjelang pemilu parlemen, tim Cek Fakta yang merupakan kolaborasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dan Masyarakat Antifitnah Indonesia (Mafindo), mendampingi secara khusus pemeriksa fakta Timor Leste terkait identifikasi isu politik yang penting untuk diperiksa.
    Hasil periksa fakta tersebut akan dipublikasikan di website dalam bahasa Tetum dan sebagian akan diterjemahkan dalam bahasa Inggris.
    Yekthi Hesthi Murthi, Associate Project Officer Communication and Information Unit UNESCO Jakarta menyatakan, dukungan UNESCO pada Timor-Leste Fact Check sebagai bentuk komitmen untuk mendukung akses informasi yang akurat bagi publik dan kemerdekaan pers, sekaligus berkontribusi pada proses pemilu yang fair, bebas dan demokratis termasuk Timor Leste.
    "Pemilu di era digital menjadi tantangan tersendiri bagi banyak pihak karena diikuti dengan peredaran disinformasi/ misinformasi yang bertujuan diantaranya mengaburkan informasi yang akurat bagi publik dan menurunkan kredibilitas penyelenggara atau hasil pemilihan umum. Fact-checking diperlukan sebagai rujukan publik," kata Yekthi.
    Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho, menyatakan pihaknya mendorong tumbuhnya ekosistem periksa fakta di Timor Leste dalam rangka Pemilu yang damai.
    Mafindo mengirim dua factchecker untuk transfer pengalaman, kapasitas sumber daya manusia, dan teknologi bagi aliansi periksa fakta Timor Leste sehingga diharapkan semakin memantapkan kerja periksa fakta yang sedang dibangun.
    Sekjen AMSI, Wahyu Dhyatmika mengatakan, setelah ada Timor-Leste Fact Check, politisi tidak akan sembarangan berkomentar karena ada pemeriksa fakta yang akan mengecek itu fakta atau bukan.
    Syifaul Arifin dan Adi Syafitrah mewakili CekFakta.com Indonesia mendampingi wartawan dan komunitas dalam membangun Tim Cek Fakta Timor Leste. Selama tiga hari, Senin-Rabu (15-17/5/2023), keduanya berada di Dili untuk memperkuat kapasitas Tim Cek Fakta Timor Leste sampai peluncuran website Cek Fakta Timor Leste.
    Timor-Leste Fact Check terdiri dari wartawan, anggota Asosiasi Jurnalis seperti AJTL, TLPU, UPJTL, Organisasi Pemuda atau kelompok pemuda seperti Organisasi Perubahan Pemuda FHM, Alumni Parlemen Muda APFTL, UNDIL, UNITAL, ISFIT dan UNTL dan staf Dewan Pers Timor-Leste.
     

    Hasil Cek Fakta