• (GFD-2024-14921) [HOAKS] Donald Trump Sebut 70 Juta Pengungsi Rohingya Akan Tinggal di Indonesia

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 03/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video yang diklaim menunjukkan mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa 70 juta pengungsi Rohingya akan tinggal di Indonesia.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, klaim tersebut tidak benar atau hoaks.
    Video yang diklaim menunjukkan Trump mengatakan 70 juta pengungsi Rohingya akan tinggal di Indonesia dibagikan oleh akun Instagram ini (arsip) pada 15 Desember 2023.
    Berikut narasi yang dibagikan:
    Yang punya harta dan kekayaan segera nikmatin sebelum perang dunia ke 3 di mulai toh juga di kita usir maklu halus ini, pemerintahan kita di butakan oleh mereka
    Narasi itu disertai cuplikan pidato Trump.
    "Amerika Serikat tidak akan menjadi kamp migran dan tidak akan menjadi fasilitas penampungan pengungsi. Itu tidak akan terjadi," kata Trump.
    Di bawah cuplikan pidato Trump disematkan teks sebagai berikut:
    70 juta pengungsi mau tingal di indonesiaBuat yg banyak bacot suruh Nerima Rohingya Coba dibaca duluEmang Indonesia sanggup menampung 70jt pengungsiItu pengungsi atau penjajah

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri cuplikan pidato Trump yang dibagikan dan menemukan video dengan durasi lebih panjang diunggah di YouTube pada 19 Juni 2018.
    Akan tetapi, dalam video tersebut Trump tidak menyinggung soal Indonesia atau Rohingya.
     
    Sementara itu, klaim 70 juta pengungsi Rohingya akan tinggal di Indonesia tidak sesuai fakta karena populasi pengungsi Rohingya menurut data resmi tidak sampai 70 juta jiwa.
    Dilansir Kompas.id, Komisi Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR), memperkirakan, hingga pertengahan 2023, terdapat sekitar 1,29 juta jiwa pengungsi dari Myanmar yang tersebar di banyak negara.
    Dari jumlah itu, 84,4 persen atau sekitar 1,1 juta orang di antaranya merupakan etnis Rohingya. Persentase yang begitu besar itu karena mereka merupakan kelompok yang paling rentan menjadi korban kekerasan.
    Sejak 1982, Pemerintah Myanmar secara resmi tidak mengakui Rohingya sebagai etnis yang diakui oleh negara.
    Dengan demikian, seluruh orang Rohingya di Myanmar dicabut hak kewarganegaraannya dan dianggap sebagai penghuni ilegal.
    Diskriminasi terhadap etnis Rohingya ini semakin bertambah parah seiring dengan menguatnya kelompok nasionalis Buddha di Myanmar.
    Menurut laporan Council on Foreign Relations, warga etnis Rohingya di Myanmar harus mendapatkan izin untuk bepergian dan menikah. Para pasangan Rohingya juga hanya diperbolehkan memiliki maksimal dua anak.
    PBB bahkan sampai menyatakan etnis Rohingya sebagai salah satu kelompok minoritas yang paling terpersekusi di dunia.
    Adapun Indonesia sejatinya bukan tujuan utama para pengungsi asal Myanmar tersebut. Hanya sekitar 0,1 persen atau 1.600 orang dari 1,29 juta pengungsi Myanmar yang tercatat berada di Indonesia hingga Desember 2023.
    Mayoritas pengungsi Rohingya menempati Bangladesh, yakni sebesar 74,6 persen atau 967.842 jiwa.
    Setelah itu, disusul Malaysia dengan 12,2 persen, dan berikutnya mengarah ke Thailand sebanyak 7,0 persen dan India sekitar 6,1 persen.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video yang diklaim menunjukkan Trump mengatakan 70 juta pengungsi Rohingya akan tinggal di Indonesia adalah hoaks.
    Menurut UNHCR, hingga pertengahan 2023, terdapat sekitar 1,29 juta jiwa pengungsi dari Myanmar yang tersebar di banyak negara. Dari jumlah itu, 84,4 persen atau sekitar 1,1 juta orang di antaranya merupakan etnis Rohingya.
    Adapun Indonesia bukan tujuan utama para pengungsi asal Myanmar tersebut. Hanya sekitar 0,1 persen atau 1.600 orang dari 1,29 juta pengungsi Myanmar yang tercatat berada di Indonesia hingga Desember 2023.

    Rujukan

  • (GFD-2024-14920) [HOAKS] Pengungsi Rohingya Sengaja Dikirim ke Indonesia untuk Alihkan Isu Palestina

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 03/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah narasi mengeklaim, pengungsi Rohingya sengaja dikirim ke Indonesia agar teralihkan perhatiannya dari konflik Israel-Palestina yang masih berlangsung.
    Berdasarkan penelsuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
    Narasi yang mengeklaim pengungsi Rohingya sengaja dikirim ke Indonesia dibagikan oleh akun Instagram ini (arsip) pada 28 Desember 2023.
    Berikut narasi yang dibagikan:
    Sedikit demi sedikit mulai terbongkar
    Amerika - PBB - Unhcr - Rohingya
    Rohingya sengaja di kirim ke indonesia sebagai bentuk balasan untuk netizan indonesia
    Mereka ingin kita realihkan fokus dari isu palestina ke Rohingya
    Indonesia sengaja dipropaganda oleh amerika dan PBB
    Jadi buat netizen indonesia mari kita lebih kuatkan lagi tekat kita untuk menghancurkan siapapun yang ingin merusak kedaulatan NKRI

    Hasil Cek Fakta

    Narasi bahwa pengungsi Rohingya sengaja dikirim ke Indonesia agar teralihkan dari isu Palestina tidak sesuai fakta.
    Dikutip dari Deutsche Welle (DW), tidak kurang dari 1.000 warga Rohingya tiba di Indonesia dari kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, pada Desember 2023.
    Kesulitan hidup di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh memaksa warga Rohingya melarikan diri dan berlayar ke negara-negara Muslim seperti Malaysia dan Indonesia.
    Peneliti Rohingya yang berbasis di Cox's Bazar, Rezaur Rahman, mengatakan, ketiadaan mata pencaharian yang layak adalah penyebab utama para penyintas genosida ini melarikan diri dari kamp pengungsi ke negara-negara Muslim seperti Malaysia dan Indonesia.
    Laporan dari kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch yang diterbitkan pada 2023 mengatakan bahwa geng-geng kriminal dan afiliasi dari kelompok-kelompok bersenjata menimbulkan ketakutan di kamp-kamp pengungsi Cox's Bazar.
    Menurut kepolisian Bangladesh, sedikitnya 60 orang Rohingya telah terbunuh di kamp Cox's Bazar tahun ini.
    Seorang pengungsi Rohingya berusia 19 tahun yang baru-baru ini tiba di Aceh bersama keluarganya mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa para penjahat di Cox's Bazar itu mengancam dia dan keluarganya setiap hari.
    Bahkan, dia membayar lebih dari 1.800 dollar AS (sekitar Rp 27,8 juta) untuk melakukan perjalanan menggunakan kapal usang menuju Indonesia.
    Nay San Lwin, salah satu pendiri jaringan aktivis Free Rohingya Coalition, mengatakan bahwa banyak pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari aksi kekerasan di kamp-kamp tersebut.
    "Geng-geng kriminal menguasai kamp pengungsi di malam hari sehingga tidak ada seorang pun di sana yang merasa aman. Hal ini menjadi tantangan yang signifikan bagi semua pengungsi," kata Lwin.
    Faktor lain yang menyebabkan pengungsi Rohingya meninggalkan Cox's Bazar adalah pemotongan jatah makanan pengungsi pada awal 2023 oleh Program Pangan Dunia (WFP).
    "Di kamp pengungsi, banyak orang bergantung pada jatah makanan dari WFP, di mana kini mereka tidak mungkin mendapatkan makanan yang cukup, dengan 8 dollar (sekitar Rp 124.000) untuk satu orang sebagai jatah satu bulan penuh," tutur Lwin
    Menurut Lwin, pembatasan pergerakan di kamp pengungsi juga tidak memungkinan mereka untuk bekerja di luar agar bisa bertahan hidup.
    "Tidak ada peluang mata pencaharian alternatif yang tersedia dan tidak ada harapan untuk repatriasi dalam waktu dekat, di mana hal itu membuat para pengungsi putus asa untuk mencari kehidupan yang lebih baik di tempat lain," ujar dia.
    Isu pengungsi Rohingya dan apa yang terjadi di Palestina merupakan tragedi kemanusiaan. Kedua isu itu perlu untuk terus mendapatkan perhatian masyarakat.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi bahwa pengungsi Rohingya sengaja dikirim ke Indonesia agar teralihkan dari isu Palestina tidak sesuai fakta.
    Ketiadaan mata pencaharian yang layak adalah penyebab utama para penyintas genosida ini melarikan diri dari kamp pengungsi ke negara-negara Muslim seperti Malaysia dan Indonesia.
    Selain itu, geng-geng kriminal dan afiliasi dari kelompok-kelompok bersenjata juga menimbulkan ketakutan bagi para pengungsi yang tinggal di Cox's Bazar.
    Faktor lain yang menyebabkan pengungsi Rohingya meninggalkan Cox's Bazar adalah pemotongan jatah makanan pengungsi pada awal 2023 oleh Program Pangan Dunia (WFP).

    Rujukan

  • (GFD-2024-14919) [SALAH] Hanya Gibran yang Memakai Microphone yang Dipegang saat Debat Cawapres

    Sumber: Tiktok.com
    Tanggal publish: 04/01/2024

    Berita

    “KENAPA HANYA GIBRAN YANG PEGANG MICROPHINE?
    SANGAT MUNGKIN KARENA MICROPHONE YANG MELEKAT DIALIHFUNGSIKAN MENJADI ALAT BANTU DENGAR
    SILAHKAN TERIAK HOAX KALAU BISA MENJELASKAN KENAPA…!!!”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook roger.silalahi_official memposting gambar yang menunjukan foto Cawapres dari nomor 1-3 saat debat Cawapres. Dalam postingan tersebut mengklaim bahwa hanya Gibran Cawapres nomor 2 yang diberi microphone yang dialih fungsikan menjadi alat bantu dengar.
    Setelah ditelusuri dengan membandingkan alat yang digunakan Cawapres saat debat pada Jumat, 22 Desember 2023 ketiga Cawapres baik Cak Imin, Mahfud dan Gibran sama sama memakai 3 alat diantaranya microphone yang di pegang, mic di dada dan mic di pipi. Dalam video kanal Youtube KOMPASTV berjudul “Debat Cawapres Muhaimin, Gibran dan Mahfud MD di Pilpres 2024” pada menit 1 jam 8 menit 56 detik terlihat Cak Imin yang sedang menggunakan microphone yang dipegang.

    Sama seperti yang diinformasikan Stasiun TV penyelenggara bawa ketiga Cawapres menggunakan 3 microphone dan tidak ada cawapres yang diberikan keistimewaan. Ketiga microphone tersebut bertujuan untuk mengantisipasi jika ada salah satu mikrofon yang tidak menyala. Ketiga microphone tersebut diantaranya pertama, mikrofon skin tone countryman yang menempel di pipi melalui cantolan telinga dan kabelnya melingkar di belakang leher peserta serta transmitter bodypack yang dipasang di celana atau pinggang bagian belakang atau saku celana peserta. Kedua, clip-on bodypack yang menempel di baju, juga dengan transmitter bodypack yang dipasang di celana atau pinggang bagian belakang atau saku celana peserta. Ketiga, mikrofon tangan WHM (wireless handheld microphone) diletakkan di tiap podium peserta.

    Dengan demikian klaim hanya Gibran yang memakai microphone yang dipegang saat debat Cawapres adalah tidak benar. Ketiga Cawapres sama-sama menggunakan 3 microphone diantaranya mikrofon skin tone countryman, clip-on bodypack dan mikrofon tangan WHM, sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Klaim hanya Gibran yang memakai microphone yang dipegang saat debat Cawapres adalah tidak benar. Faktanya ketiga Cawapres sama-sama menggunakan 3 microphone diantaranya mikrofon skin tone countryman, clip-on bodypack dan mikrofon tangan WHM.

    Rujukan

  • (GFD-2024-14918) [HOAKS] Pengungsi Rohingya Tiba di Pantai Mandalika

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 03/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan kapal pengungsi Rohingya yang diklaim telah tiba di Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
    Tampak sekelompok orang yang diduga pengungsi Rohingya berada di pantai, serta polisi berjaga di sekitar lokasi.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi dalam video tidak benar atau hoaks.
    Video yang mengeklaim pengungsi Rohingya tiba di Pantai Mandalika ditemukan di akun TikTok ini, ini, dan ini.
    Berikut teks yang tertera dalam video yang diunggah pada 16 Desember 2023:
    Kayaknya sudah sampai di pantai MANDALIKA pengungsi Rohingya
    Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Rio Indra Lesmana memastikan narasi dalam video tidak benar.
    Tidak ada pengungsi Rohingya yang sampai di kawasan Pantai Mandalika.
    "Tidak ada atensi dari Polda (peristiwa terdampar), itu hoaks," kata Rio, 18 Desember 2023, dikutip dari Tribunnews.
    Sebagai informasi, pengungsi Rohingya di Indonesia berada di Aceh.
    Dikutip dari Harian Kompas ada lebih dari 1.600 pengungsi Rohingnya yang ditempatkan di Aceh Timur, Bireuen, dan sebagian besar di Pidie.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Video yang mengeklaim pengungsi Rohingya tiba di Pantai Mandalika merupakan hoaks.
    Kabid Humas Polda NTB Kombes Pol Rio Indra Lesmana memastikan tidak ada pengungsi Rohingya yang terdampar di kawasan Pantai Mandalika.

    Rujukan