• (GFD-2023-12777) Cek Fakta: Hoaks Foto Baliho Bertuliskan PDIP Tidak Butuh Suara Umat Islam

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 03/06/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar kembali di media sosial postingan foto baliho yang mengklaim PDIP tidak membutuhkan suara umat Islam. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.
    Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 9 Mei 2023.
    Dalam postingannya terdapat foto sebuah baliho dengan tulisan:
    "PDIP tidak butuh suara umat Islam, KETUM pdi-p megawati soekarno putri"
    Lalu postingan tersebut juga terdapat narasi, "muslim silahkan berfikir lebih cerdas. Viralkan...dari kesombongan ketua umum pdi.p"
    Akun itu juga menambahkan narasi "PDIP tidak butuh suara Umat Islam#PDIP #TIDAK #BUTUH #SUARA #UMAT #ISLAM"
    Lalu benarkah postingan foto baliho yang mengklaim PDIP tidak membutuhkan suara umat Islam?
     
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel dari Turnbackhoax.id berjudul "[DISINFORMASI] “Billboard Bertuliskan PDIP Tidak Butuh Suara Umat Islam" yang tayang pada 19 Desember 2017.
    Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa foto baliho yang tersebar merupakan hasil editan. Baliho itu sebenarnya bertuliskan "Pesan Istri kepada Sang Suami : Wahai suamiku….. Carilah rezeki yang HALAL saja. Aku dan anak-anakmu rela Lapar dengan yang sedikit tapi halal, daripada kenyang, namun dibakar API NERAKA."
    Baliho itu diketahui berada di Kota Padang. Hoaks baliho itu sendiri sudah muncul sejak tahun 2017.
    Dilansir dari artikel Liputan6.com berjudul "Polisi Tangkap Pemilik Situs Penyebar Hoax tentang PDIP" yang tayang pada 30 Desember 2017, pelaku penyebaran hoaks itu sudah ditangkap.
    "Kami meringkus satu orang pelaku hate speech atau ujaran kebencian atas posting-an di akun Facebook di daerah Ciparay, Jawa Barat, kemarin malam," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di kantornya, Jakarta, Kamis (21/12/2017).
    RS ditangkap di rumahnya di kawasan Ciparay, Bandung, Jawa Barat, pada Rabu, 20 Desember 2017 malam. Penangkapan tersebut dilakukan setelah tim patroli siber mendapati konten bernuansa ujaran kebencian di akun Facebook RS.
    "Jadi RS ini setelah diselidiki oleh anggota, dia menulis status yang benada kebencian kepada salah satu parpol yang ada di Indonesia," kata Argo.
    Saat ini, wanita tersebut masih diperiksa secara intensif oleh penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya. Akibat perbuatannya itu, RS dijerat Pasal 28 ayat 2 juncto Pasal 45 ayat 2 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

    Kesimpulan


    Postingan foto baliho yang mengklaim PDIP tidak membutuhkan suara umat Islam adalah hoaks. Faktanya foto baliho tersebut merupakan hasil suntingan.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12776) Cek Fakta: Tidak Benar Produk Makanan Berlabel Apeel Sangat Berbahaya Penuh Bahan Kimia dari Rekayasa Genetik

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 02/06/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim produk makanan berlabel Apeel sangat berbahaya penuh bahan kimia dari rekayasa genetik. Informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 6 Mei 2023.
    Unggahan klaim produk makanan berlabel Apeel sangat berbahaya penuh bahan kimia dari rekayasa genetik tersebut menampilkan sebuah foto benda berlabel "Apeel" disrtai dengan barcode dan tulisan "PRODUCTION OF MEXICO", angka "4225".
    Foto tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "Bagi yang suka berbelanja di supermarket,selalu teliti sebelum membeli ,jika nemu produk berlabel APEEL ,itu produk milik Bill Gates ,sangat berbahaya,penuh dengan bahan kimia dan berasal dari hasil rekayasa genetik ,GMO".
    Benarkah klaim produk makanan berlabel Apeel sangat berbahaya penuh bahan kimia dari rekayasa genetik? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim produk makanan berlabel Apeel sangat berbahaya penuh bahan kimia dari rekayasa genetik menggunakan Google Search dengan kata kunci 'a product labeled APEEL owned by Bill Gates is very dangerous'. Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Fact Check-Compounds in Apeel’s edible food coating deemed safe by FDA" yang dimuat situs reuters.com, pada 5 Mei 2023.
    Situs reuters.com Lauren Sweeney, wakil presiden operasi pemasaran dan strategi komersial di Apeel Sciences mengatakan, lapisan tersebut “sangat aman dan dimaksudkan untuk dikonsumsi sebagai bagian dari lapisan pelindung ekstra pada buah dan sayuran favorit Anda.”
    Produknya, Edipeel, digambarkan sebagai cara untuk memperpanjang kesegaran produk dan sebagai “lapisan pascapanen yang dapat dimakan” 
    “Apeel mengandung mono dan digliserida, yang merupakan senyawa yang sama yang ditemukan dalam minyak zaitun dan minyak kelapa,” katanya.
    “Lapisan pelindung nabati Apeel terbuat dari bahan yang secara alami ada di kulit, biji, dan daging buah dan sayuran yang biasa kita konsumsi.”
    Sweeney mengatakan keamanan senyawa ini telah diverifikasi oleh otoritas pengawas termasuk Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), Kesehatan Kanada, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
    Walter Willett, seorang profesor epidemiologi dan nutrisi di Harvard T.H. Sekolah Kesehatan Masyarakat Chan, mengatakan monogliserida dan digliserida tidak beracun atau memprihatinkan.
    "Ini hanya lemak yang dicerna sebagian yang kita dapatkan dari makanan kita atau yang dibuat tubuh kita dari karbohidrat atau protein," katanya. "Tubuh kita membuat ini dalam jumlah besar sebagai bagian dari pencernaan normal."
    Monogliserida dan digliserida dalam Edipeel seperti menambahkan lapisan tipis lemak, katanya, dan tidak akan berdampak negatif bagi kesehatan bila digunakan dengan cara ini. "Apeel mengatakan mereka menggunakan sumber tumbuhan alami, yang seharusnya baik-baik saja, dan jumlah yang mereka gunakan akan sedikit," kata Willett.
     Terkait dengan klaim kepemilikan produk oleh Bill Gates, berlawanan dengan beberapa posting online, Bill Gates bukanlah pendiri Apeel Sciences, kata juru bicara Bill & Melinda Gates Foundation (BMGF).
     

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim produk makanan berlabel Apeel sangat berbahaya penuh bahan kimia dari rekayasa genetik tidak benar.
    Lapisan pada produk tersebut sangat aman dan dimaksudkan untuk dikonsumsi sebagai bagian dari lapisan pelindung ekstra pada buah dan sayuran.
  • (GFD-2023-12775) Cek Fakta: Hoaks Video Polri Tangkap SBY Buntut Kegaduhan di MK

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 02/06/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang Polri menangkap Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) buntut kegaduhan di Mahkamah Konstitusi (MK) beredar di media sosial. Kabar tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 1 Juni 2023.
    Akun Facebook tersebut mengunggah video berjudul VIRAL..!! TANGKAP SBY MENGGEMA POLRI LANGSUNG BERGERAK CEPAT LAKUKAN INI.
    Video berdurasi 8 menit 11 detik itu menampilkan gambar thumbnail sosok SBY yang tengah mengenakan baju tahanan berwarna oranye dan tengah dikawal sejumlah petugas kepolisian. Video itu kemudian dikaitkan dengan kabar bahwa Polri telah menangkap SBY buntut kegaduhan di MK.
    "V1ral ~ Po1ri Tangkap Sby Buntut Keg4duhan Di Mk, Des4kan Masyar4kat Menggem4," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 813 kali ditonton dan mendapat 3.200 komentar dari warganet.
    Benarkah kabar Polri menangkap SBY buntut kegaduhan di MK? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar tentang Polri menangkap SBY buntut kegaduhan di MK. Penelusuran mula-mula dilakukan dengan mengunggah gambar thumbnail dari video tersebut ke situs Google Images.
    Hasilnya terdapat gambar identik pada artikel berjudul "Polri Awali Gelar Perkara Djoko Tjandra di KPK, Selanjutnya Kejagung" yang dimuat situs liputan6.com pada 11 September 2020. Foto itu merupakan peristiwa penangkapan terpidana kaus hak tagih Bank Bali Djoko Sugiarto Tjandra.
    Berikut gambar tangkapan layarnya
    "Terpidana pengalihan hak tagih atau cessie Bank Bali, Djoko Sugiarto Tjandra (rompi oranye) dikawal petugas usai tiba di Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (30/7/2020). Djoko Tjandra tiba sekitar pukul 22.30 WIB dan langsung dibawa ke Bareskrim Mabes Polri," demikian keterangan dalam foto tersebut.
    Penelusuran juga dilakukan dengan menonton video berdurasi 8 menit 11 detik itu. Video tersebut memuat potongan klip kegiatan dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Ada juga potongan video kegiatan SBY.
    Narasi yang disampaikan dalam video itu juga mirip dengan artikel berjudul "Dianggap Bocorkan Rahasia Negara dan Sebar Fitnah, Polri Didesak Tangkap SBY dan Denny Indrayana" yang dimuat situs suara.com pada 29 Mei 2023.
    Penelusuran selanjutnya dilakukan dengan memasukkan kata kunci "polri tangkap sby" di kolom pencarian Google Search. Hasilnya tidak ada media arus utama yang memberitakan kabar tersebut.
     
     

    Kesimpulan


    Kabar tentang Polri menangkap SBY buntut kegaduhan di MK ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, tidak ada informasi valid mengenai hal tersebut. Gambar thumbnail dalam video itu juga merupakan hasil rekayasa digital.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12774) [SALAH] Selandia Baru Musnah Terhempas Ombak Tsunami

    Sumber: Youtube
    Tanggal publish: 31/05/2023

    Berita

    [SALAH] Selandia Baru Musnah Terhempas Ombak Tsunami

    Hasil Cek Fakta

    Pada 23 Mei 2023 sebuah channel youtube dengan nama CCTV Bencana (https://www.youtube.com/@Cctvbencana12) mengunggah sebuah video dengan klaim telah terjadi tsunami di Selandia Baru hingga mengakibatkan kerusakan besar akibat gempa berkekuatan 7.8 SR yang mengguncang Pasifik Selatan pada 19 Mei 2023.

    Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, apa yang disampaikan pada klaim judul dan thumbnail tidak sesuai dengan apa yang disampaikan di dalam video. Hal tersebut dikarenakan pengunggah justru lebih menyampaikan mengenai dugaan-dugaan akan terjadinya tsunami sebagai dampak dari gempa berkekuatan 7.8 SR ini. Terlebih hingga kini 24 Mei 2023, New Zealand’s National Emergency Management Agency pun juga tidak memberikan informasi resmi terkait kepastian datangnya tsunami di Selandia Baru akibat gempa bumi yang mengguncang Pasifik Selatan pada 19 Mei 2023 lalu.
    Tak hanya itu, potongan video tsunami yang digunakan di dalam konten tersebut juga bukanlah rekaman di saat terjadinya tsunami di Pasifik Selatan melainkan potongan-potongan video kapal yang terkena badai saat tengah melaut. Contohnya saja pada menit ke 5:50 yang merupakan potongan video dari sebuah kapal yang tengah menerjang badai yang diambil dari unggahan channel Bernama Most Dangerous pada 1 Februari 2023. Oleh sebab itu, video dengan klaim telah terjadi tsunami yang memusnahkan Selandia Baru merupakan konten yang tidak benar.

    Kesimpulan

    Unggahan video sebuah akun youtube dengan klaim bahwa telah terjadi tsunami di Selandia Baru hingga mengakibatkan Selandia Baru musnah terhempas tsunami. Faktanya hal tersebut tidak benar. Unggahan tersebut tidak sesuai baik dari cover dan judul dengan isinya

    Rujukan