• (GFD-2022-10816) [SALAH] “Sanksi FIFA: PSSI di Banned FIFA 8 Tahun”

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 25/10/2022

    Berita

    “Sepak Bola Indonesia Berduka. Sanksi FIFA: PSSI di Banned FIFA 8 Tahun, Timnas Gagal ke Piala Asia dan Piala Dunia U-20 #kanjuruhan”.

    Indonesia di ban fifa

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook “Timnas News” mengunggah video dan menyebarluaskan informasi bahwa PSSI telah di banned oleh FIFA selama 8 tahun mendatang, yang berarti Timnas Indonesia gagal maju ke Piala Asia dan Piala Dunia U-20. “Timnas News” juga menuliskan bahwa sanksi tersebut merupakan reaksi FIFA terhadap tragedi Kanjuruhan pada 1 Oktober lalu.

    Unggahan tersebut telah dilihat hampir 9,000 kali, serta terdapat 154 orang telah bereaksi dan 140 orang berkomentar.

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Hingga saat ini, FIFA tidak memberikan sanksi apapun kepada PSSI sejak tragedi Kanjuruhan tempo hari. Dilansir dari pernyataan Presiden FIFA yang diunggah oleh website resmi FIFA, Presiden Glanni Infantino memang menyampaikan penyesalan dan bela sungkawanya terhadap tragedi tersebut, namun tidak menjatuhkan sanksi apapun. Pernyataan Presiden Glanni Infantino adalah sebagai berikut:

    “Together with FIFA and the global football community, all our thoughts and prayers are with the victims, those who have been injured, together with the people of the Republic of Indonesia, the Asian Football Confederation, the Indonesian Football Association, and the Indonesian Football League, at this difficult time”.

    Selain itu, informasi serupa juga telah dibahas oleh Kompas dengan judul “[KLARIFIKASI] Belum Ada Sanksi FIFA untuk PSSI”.

    Dengan demikian, video dan informasi yang disebarluaskan “Timnas News” merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Informasi menyesatkan. Hingga saat ini, FIFA tidak mengeluarkan sanksi apapun kepada PSSI akibat tragedi Kanjuruhan baru-baru ini.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10815) [SALAH] Seorang Pengguna Facebook Memprediksi COVID-19 Sejak 2013

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 25/10/2022

    Berita

    “How”.
    “Enjoying the beach because in 7 years the virus comes”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @InternetH0F (internet hall of fame) mengunggah tangkapan layar yang memperlihatkan foto pengguna Facebook yang telah diunggah sejak 6 September 2013 dengan keterangan sebagai berikut:

    “Enjoying the beach because in 7 years the virus comes”. @InternetH0F juga menambahkan keterangan untuk foto tersebut dengan menulis: “How”.

    Cuitan dan tangkapan layar yang diunggah pada 29 September tersebut telah disukai hampir 250,000 orang, serta telah dibagikan dan dikutip ulang hampir 15,000 kali.

    Berdasarkan hasil penelusuran, keterangan pada foto Facebook tersebut telah disunting pada 21 Januari 2021. Setelah memasukkan tangkapan layar tersebut ke Google Reverse Image Search, dapat ditemukan bahwa foto tersebut diunggah oleh pengguna Facebook bernama Jesus Mighuel Pacheco.

    Pada postingan fotonya di Facebook, terdapat opsi “view edited history” dan dapat dilihat bahwa keterangan foto tersebut disunting pada 21 Januari 2021. Ketika awal foto tersebut diunggah pada 6 September 2013, Jesus Mighuel Pacheco tidak menulis keterangan apapun.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan @InternetH0F merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Informasi menyesatkan. Pengguna Facebook yang bernama Jesus Miguel Pacheco menyunting keterangan di fotonya pada 21 Januari 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10814) Cek Fakta: Tidak Benar Gagal Ginjal Akut Disebabkan Air Susu Ibu yang Divaksin Covid-19

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 26/10/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim gagal ginjal akut disebabkan air susu ibu yang sudah divaksin Covid-19. Infomrasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 22 Oktober 2022.
    Klaim gagal ginjal akut disebabkan air susu ibu yang sudah divaksin Covid-19 berupa tulisan sebagai berikut.
    "Menyalahkan paracetamol adalah langkah cuci tangan yang sedari dulu sudah dipakai untuk anak-anak dan tidak ada masalah pada ginjal (akut), gagal ginjal akut baru muncul seiring adanya paksainasi anak, ibu hamil/menyusui, yang tidak ditinjau keamanannya."
    Disertai dengan tangkapan layar unggahan sejumlah akun Twitter seputar penyebab gagal ginjal akut.
    Benarkah klaim gagal ginjal akut disebabkan air susu ibu yang sudah divaksin Covid-19? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim gagal ginjal akut disebabkan air susu ibu yang sudah divaksin Covid-19, dengan menghubungi Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp. PD.
    Dirga mengatakan, klaim gagal ginjal akut disebabkan air susu ibu yang sudah divaksin Covid-19 adalah hoaks.
    "Hoaks," kata Dirga, saat berbincang dengan Liputan6.com, dikutip (26/10/2022).
    Menurut Dirga di seluruh dunia, sudah puluhan hingga ratusan juta orang yang divaksinasi Covid-19 dengan berbagai merek termasuk ibu hamil dan menyusui, namun temuan kasus gagal ginjal akut hanya terjadi di beberapa negara saja. Vaksin Covid-19 pun telah dinyatakan aman untuk ibu menyusui.
    "Data data yang ada menunjukkan vaksin Covid-19 aman untuk ibu menyusui," tuturnya.
    Dirga mengungkapkan, terkait kasus gagal ginjal akut di Indonesia saat ini, diduga kuat terkait cemaran zat Etilen Glikol dan Dietilen Glikol pada obat sirup. "Kedua zat ini tidak ada pada Vaksin Covid-19," ucapnya.
    Penelusuran juga dilakukan dengan menghubungi Juru bicara Pemerintah untuk vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi.
    Nadia menyatakan, klaim gagal ginjal akut disebabkan air susu ibu yang sudah divaksin Covid-19 tidak berdasar.
    "Tidak ada dasar kajian atau publikasinya atau penelitiannya," kata Nadia saat berbincang dengan Liputan6.com.
    Nadia mengungkapkan, penyintas gagal ginjal akut berada di rentang usia satu hingga 18 tahun. "Sebagian besar juga sudah tidak menyusui," ujarnya.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim gagal ginjal akut disebabkan air susu ibu yang sudah divaksin Covid-19 tidak benar.
    Informasi tersebut telah dibantah pihak medis dan vaksin Covid-19 pun telah dinyatakan aman untuk ibu menyusui.
  • (GFD-2022-10813) Menyesatkan, Larangan Konsumsi Empat Jenis Makanan Karena Sebabkan Kematian Mendadak

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 26/10/2022

    Berita


    Sebuah akun media sosial Facebook membagikan video berisi narasi tentang larangan mengkonsumsi empat jenis makanan karena dapat menyebabkan kematian. 
    Empat jenis makanan tersebut yakni biji buah, biji pala, ikan tuna dan singkong. 
    Biji buah diklaim mengandung zat beracun hidrogen sianida. Biji pala diklaim membuat halusinasi. Ikan tuna disebut mengandung merkuri yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan merusak otak. Sedangkan singkong berbahaya jika dimakan secara mentah. 
    Tangkapan layar unggahan reel video di Facebook dengan klaim 4 makanan ini bisa menyebabkan kematian mendadak
    Unggahan pada 15 Oktober 2022 tersebut disukai 5,2 ribu kali dan telah dibagikan 1,5 ribu kali. Benarkah klaim tersebut?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memeriksa klaim tersebut, Tempo menggunakan rujukan dari sejumlah situs kredibel. Berikut fakta-faktanya:
    Klaim 1: Biji buah seperti biji apel mengandung zat beracun hidrogen sianida
    Fakta: Dikutip dari laman kesehatan Halodoc, keracunan sianida akibat konsumsi biji buah apel sangat jarang terjadi, terutama jika secara tidak sengaja menelannya. Biasanya di dalam satu buah apel, terdapat sekitar lima biji dan dalam jumlah kecil ia dapat didetoksifikasi oleh enzim di tubuh. 
    Namun, biji buah apel bisa berbahaya dan menyebabkan keracunan sianida jika dikonsumsi dalam jumlah besar 200 biji atau sekitar 40 inti buah apel.
    Sedangkan buah-buahan seperti buah ceri, persik, dan aprikot juga mengandung bahan kimia sianida. Dikutip dari artikel CNN Indonesia, sianida yang terkandung dalam buah ini berbeda dengan sianida hidrogen yang biasanya ditemukan dalam pestisida ataupun pelarut logam tersebut.
    Klaim 2: Biji pala mengandung zat Myristicin
    Fakta: Dikutip dari Viva, mengkonsumsi biji pala mentah meski dalam jumlah yang sedikit, dapat menimbulkan gejala halusinogen. Gejala ini membuat seseorang berhalusinasi. Tidak hanya itu, mengonsumsi lima gram biji pala mentah akan menyebabkan konvulsi atau kejang. 
    Namun, lima gram bubuk biji pala dalam masakan tidak akan berdampak buruk, karena sudah melewati proses pengolahan.  
    Klaim 3: Singkong mentah
    Fakta: Salah satu jenis singkong mengandung racun mematikan seperti jenis Singkong Taun. Bagian yang beracun dari singkong ini adalah akar serabut, kulit, dan daun. Singkong Taun memiliki ciri daunnya lebih besar, lebar, dan memiliki bercak hijau kebiruan.
    Klaim 4: Ikan tuna mengandung merkuri
    Fakta: Dikutip dari situs kesehatan Alodokter, ikan tuna sebenarnya kaya akan nutrisi dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Akan tetapi tidak disarankan untuk mengonsumsi ikan tuna berlebihan karena tuna termasuk salah satu ikan dengan kandungan merkuri yang tinggi. 
    Namun ikan tuna masih tergolong aman selama dipilih dengan tepat dan dikonsumsi dengan bijak. Tidak semua ikan tuna memiliki kandungan merkuri yang tinggi. Besar tubuh dan jenis ikan tuna dapat mempengaruhi kadar kandungan merkuri yang ada di dalamnya.
    Contohnya, ikan tuna putih atau albakora mengandung kadar merkuri yang lebih tinggi dibandingkan jenis tuna lainnya. Sementara itu, ikan tuna skipjack, atau yang dikenal juga dengan nama ikan cakalang, memiliki kadar merkuri yang cukup rendah.
    Tak hanya itu, disarankan juga untuk mengkonsumsi ikan tuna sebanyak 2–3 porsi dalam seminggu atau sekitar 150–300 gram untuk orang dewasa dan 30–110 gram untuk anak-anak.
    Pastikan ikan tuna telah dimasak hingga matang dan sebisa mungkin hindari mengkonsumsi ikan tuna yang masih mentah. 

    Kesimpulan


    Dari hasil pemeriksaan fakta, klaim bahwa empat makanan di atas dapat menyebabkan kematian secara mendadak adalah menyesatkan.
    Makanan tersebut berbahaya bila dikonsumsi secara berlebihan. Khusus untuk singkong, tidak semua jenis singkong mengandung racun berbahaya.

    Rujukan