• (GFD-2022-10874) Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai TikTok Bagikan Cek Tunai Rp 75 Juta

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 02/11/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang aplikasi berbagi video TikTok membagikan cek tunai sebesar Rp 75 juta beredar di media sosial. Kabar tersebut beredar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp.
    Dalam pesan tersebut, berisi informasi bahwa penerima telah terpilih mendapatkan hadiah cek tunai Rp 75 juta dari TikTok.
    "INFORMASI RESMI TIK TOK 2022
    Nomor Whatsapp
    Anda Terpilih
    Mendapat Hadiah
    *CEK TUNAI RP 75 JUTA
    PIN Pemenang: KBR99D7
    Untuk Info Lengkap Dan Cara Pengambilan Hadiah KLIK LINK DI BAWAH
    bit.ly/Und-tiktokwins-com
    ----Terima kasih----," demikian isi dari pesan berantai tersebut.
    Benarkah TikTok membagikan hadiah cek tunai Rp 75 juta lewat pesan berantai? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri informasi TikTok membagikan hadiah cek tunai sebesar Rp 75 juta lewat pesan berantai. Penelusuran dilakukan dengan mengunjungi akun Instagram yang dikelola TikTok Indonesia, @tiktokofficialindonesia.
    Dalam salah satu unggahannya, akun Instagram @tiktokofficialindonesia meminta masyarakat waspada terhadap modus penipuan mengatasnamakan TikTok. Termasuk pesan berantai berisi informasi TikTok membagikan cek tunai sebesar Rp 75 Juta.
    "Halo komunitas TikTok!
    Mohon berhati-hati dengan segala bentuk penipuan yang mengatasnamakan TikTok maupun karyawan TikTok. TikTok tidak akan pernah meminta kamu untuk melakukan transfer maupun membagikan data pribadimu tanpa seizin kamu ya!
    Di TikTok, keamanan pengguna dan komunitas adalah prioritas utama kami. Informasi resmi dari TikTok hanya akan dilakukan / dibagikan melalui jalur komunikasi resmi dari TikTok Indonesia.
    Tetap waspada dan teliti agar terhindar dari upaya penipuan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
    Jaga diri dan jaga komunitas kita ya!" demikian imbauan dari akun Instagram @tiktokofficialindonesia.
     

    Kesimpulan


    Informasi TikTok membagikan hadiah cek tunai sebesar Rp 75 juta lewat pesan berantai ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, pesan berantai tersebut diduga merupakan modus penipuan yang mencatut nama TikTok.
     

    Rujukan

  • (GFD-2022-10873) [SALAH] Panda Merah di Kebun Binatang Toronto Mati usai Divaksin Covid-19

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 02/11/2022

    Berita

    Beredar di media sosial postingan yang menyebut seekor panda merah di kebun binatang Toronto mati setelah divaksin covid-19. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu yang lalu.

    Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 26 Oktober 2022.

    Dalam postingannya terdapat dua artikel berjudul masing-masing:

    "The Toronto Zoo Just Got Covid-19 Vaccines for Their Animals& Started Giving Doses" atau dalam Bahasa Indonesia "Kebun Binatang Toronto Baru Mendapatkan Vaksin Covid-19 untuk Hewan dan Segera Disuntikkan"

    Sementara artikel kedua berjudul "The Toronto Zoo's Red Panda Cub Has Died& He Was Only 3 Months Old" atau dalam Bahasa Indonesia "Panda Merah Kebun Binatang Toronto Mati dan Baru Berusia 3 Bulan"

    Akun itu menambahkan narasi "Mereka membunuh panda merah"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "Fact Check-Toronto Zoo says red panda cub that died unexpectedly was not among animals given COVID-19 vaccine" yang tayang di Reuters Fact Check pada 28 Oktober 2022.

    Dalam artikel tersebut terdapat bantahan dari juru bicara untuk Kebun Binatang Toronto, Amy Naylor.

    "Kami telah melihat orang-orang memposting video staf kami sedang memvaksin panda merah. Namun video itu direkam awal tahun, sebelum Dash (panda merah yang mati) lahir pada Juli lalu," ujar Naylor.

    "Hanya panda merah dewasa yang sudah mendapatkan vaksin covid-19 dan semuanya sehat. Kami masih menginvestigasi penyebab kematian panda merah itu," katanya menambahkan.

    Kesimpulan

    Postingan yang menyebut seekor panda merah di kebun binatang Toronto mati setelah divaksin covid-19 adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10872) Cek Fakta: Tidak Benar dalam Video Ini Seorang Bocah Dimakan Ular

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 02/11/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim seorang bocah dimakan ular beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 31 Oktober 2022.
    Video singkat tersebut memperlihatkan beberapa orang yang tengah membelah perut dari seekor ular. Ternyata ada sesosok jasad manusia di dalam perut ular tersebut.
    Akun Facebook tersebut kemudian mengaitkan bahwa video itu merekam detik-detik seorang bocah dimakan seekor ular.
    "Bocil dimakan ular," tulis salah satu akun Facebook.
    Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 16 ribu kali dibagikan dan mendapat 484 komentar dari warganet.
    Benarkah dalam video tersebut seorang bocah dimakan ular? Berikut penelusurannya.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim seorang bocah dimakan ular. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs Yandex.
    Hasilnya terdapat gambar serupa yang dimuat beberapa artikel. Satu di antaranya artikel berjudul "MENGERIKAN Wanita Berusia 52 Tahun Penyadap Karet Tewas Dimakan Ular Piton Berukuran 7 Meter di Jambi" yang dimuat situs bondowoso.jatimnetwork.com pada 25 Oktober 2022.
    Berikut gambar tangkapan layarnya:
    BondowosoNetwork.Com - Mengejutkan saat mendengar kabar bahwa ada seekor ular piton yang menelan seorang perempuan di Desa Ternjun Gajah, Kecematan Betara, Kabupaten Jabung Barat, Provinsi Jambi.
    Zahra, perempuan berusia 52 tahun berprofesi sebagai penyadap karet, warga RT 04 Dusun Betara 8 dinyatakan menghilang oleh pihak keluarga.
    Saat dicari, Zahra ditemukan sudah ada didalam perut ular piton berukuran besar dan dinyatakan meninggal dunia.
    Sebelum ditemukan, Zahra telah dicari oleh pihak keluarga dan warga setempat yang sebelumnya dirinya pergi untuk menyadap pohon karet seperti biasanya.
    Kejadian ini pada Minggu 23 Oktober 2022, yang mana Jahrah pergi ke kebun karet hendak memotong karet. Namun hingga sore Jahrah tidak pulang-pulang.
    Tak kunjung datang dan kembali kerumah seperti biasanya, keluarga dan warga lantas melakukan pencarian di sejumlah tempat, termasuk kebun dimana dirinya sedang menyadap karet.
    Saat dilakukan pencarian, beberapa warga melihat adanya ular piton berukuran besar dengan perut yang buncit. Nampak curiga melihat kondisi ular piton tersebut, warga berupaya untuk menangkapnya.
    Setelah ular piton ditangkap warga, dan lalu di bunuh, lalu warga membedah perut ular. Ternyata benar dugaan warga, Zahra ditelan ular piton.
    "Setelah kami bedah perut ular tersebut, memang warga yang memotong karet ditelan ular piton," ungkap Kades Hasibuan dikutip Bondowoso Network dari KabarJambiKito, Senin 24 Oktober 2022.
    Anto, Kepala Desa Terjun Gajah menuturkan, sejak Zahra tak kunjung pulang, warga sudah melakukan pencarian di sejumlah tempat termasuk kebun dirinya sedang menyadap karet.
    "Kami sudah lakukan pencarian sejak tadi malam", ujarnya.
    Liputan6.com juga menemukan video identik di situs berbagi video YouTube. Video itu berjudul "Wanita Paruh Baya Tewas Dimakan Ular Piton di Tanjung Jabung Barat" yang diunggah channel YouTube Lintas iNews pada 25 Oktober 2022.
    Berikut gambar tangkapan layarnya:
     

    Kesimpulan


    Video yang diklaim seorang bocah dimakan ular ternyata tidak benar. Faktanya, korban yang dimakan ular dalam video itu adalah seorang wanita bernama Zahra, berusia 52 tahun.
     

    Rujukan

  • (GFD-2022-10871) Cek Fakta: Tidak Benar Penyebab Korban Tewas Tragedi Itaewon akibat Vaksin Covid-19 AstraZeneca

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 02/11/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang menyebut Tragedi Itaewon disebabkan karena vaksin covid-19 AstraZeneca. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 30 Oktober 2022.
    Dalam postingannya terdapat video dengan gambar korban Tragedi Itaewon bersama narasi sebagai berikut:
    "Festival Halloween di Itaewon diadakan tiap tahun & selalu berjubel pengunjung. Kenapa baru sekarang banyak korban gagal jantung? Karena tahun ini hampir semuanya udah divaxsin AstraZeneca
    - AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah
    - Pembekuan darah berujung pada cardiac arrest / jantung"
    Postingan itu juga disertai link berikut ini:
    https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6377133/horor-kerumunan-di-itaewon-picu-serangan-jantung-sedikitnya-149-tewas?
    Lalu benarkah postingan yang menyebut Tragedi Itaewon disebabkan karena vaksin covid-19 AstraZeneca?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengunjungi link yang disertakan dalam postingan.
    Link tersebut mengarah pada artikel Detik.com berjudul "Horor Kerumunan di Itaewon Picu Serangan Jantung, Sedikitnya 149 Tewas" yang tayang pada 30 Oktober 2022.
    Berikut isi artikelnya:
    "Jakarta - Sedikitnya 149 orang tewas dalam kerumunan malam Halloween di disrtik Itaewon, Seoul, Korea Selatan. Sebagian di antaranya mengalami serangan jantung setelah saling berdesakan hingga terjatuh.Warga dan petugas medis berjibaku memberikan pertolongan dengan CPR (cardiopulmonary resuscitation). Belum diketahui pasti apa yang membuat para pengunjung saling berdesakan.
    Petugas pemadam kebakaran menyebut, lebih dari 150 orang lainnya cedera dalam insiden tersebut. Sebagian di antaranya dalam kondisi serius dan mendapat perawatan gawat darurat.
    Dikutip dari Reuters, ini adalah perayaan Halloween pertama di Seoul dalam 3 tahun setelah negara tersebut mencabut pembatasan terkait COVID-19. Saksi mata menggambarkan kerumunan mulai tidak terkendali saat menjelang malam.
    Banyak korban adalah wanita berusia 20-an tahun."
    Dalam artikel sama sekali tidak disebutkan keterkaitan antara penyebab kematian dengan vaksin covid-19 AstraZeneca.
    Dilansir dari sejumlah artikel Liputan6.com, saat kejadian, puluhan ribu orang berada di Itaewon untuk merayakan Halloween. Berdasarkan dugaan sementara, puluhan ribu orang berdesak-desakan dan mengalami kesulitan untuk bernapas di tengah kerumunan.
    Pejabat di Korsel juga menjelaskan tidak ada kebocoran gas atau kebakaran di lokasi. Sementara Kepolisian Korea Selatan dilansir dari Yonhap juga terus bekerja untuk mencari penyebab utama tragedi itu.
    "Kami akan menyelidiki bukti rekaman yang ada dan akan menganalisis penyebab dari kecelakaan massal tersebut," kata seorang pejabat tinggi kepolisian.
    Sementara dilansir dari artikel Liputan6.com berjudul "Halloween di Itaewon Renggut Ratusan Nyawa, Dokter Jelaskan Bahaya Desak-desakan" yang tayang 1 November 2022 henti jantung bisa terjadi karena desak-desakkan dalam kerumunan.
    "Bahayanya desak-desakkan dalam kerumunan, ada yang pernah dengar tentang compression asphyxia? Ketika seseorang desak-desakkan, kiri, kanan, depan, belakang ada orang, napas jadi kurang lega. Ketika terjadi kerumunan yang tidak terkendali, dada orang dapat terhimpit sehingga tidak bisa bernapas dengan baik. Akibatnya, oksigen terganggu dan tubuh mengalami kekurangan oksigen," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Vito Damay.
    Jika sudah demikian, maka oksigen tidak bisa terhantar dengan baik karena fungsi jantung sebagai pompa pembuluh darah dan sebagai penghantar oksigen juga kekurangan oksigen. Hal tersebut adalah yang menyebabkan henti jantung," katanya menambahkan.

    Kesimpulan


    Postingan yang menyebut Tragedi Itaewon disebabkan karena vaksin covid-19 AstraZeneca adalah tidak benar. Korban meninggal dunia akibat berdesak-desakkan karena kerumunan yang membeludak.

    Rujukan