(GFD-2023-13572) [SALAH] Kasmojo, Dosen Pembimbing Skripsi Jokowi di UGM Jadi Buron
Sumber: YoutubeTanggal publish: 11/09/2023
Berita
“KASMOJO JADI BUR0N:interrobang:TERUNGKAP FAKTA DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI PAK LURAH ABAL²”
Hasil Cek Fakta
Sebuah kanal Youtube bernama ARENA POLITIK mengunggah video berjudul “KASMOJO JADI BUR0N:interrobang:TERUNGKAP FAKTA DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI PAK LURAH ABAL²”. Pada bagian thumbnail video tersebut memperlihatkan sosok yang diklaim sebagai dosen pembimbing Jokowi di UGM sedang di hadapan polisi.
Berdasarkan hasil penelusuran, video berdurasi 8 menit tersebut berisi cuplikan potongan video yang berbeda dan tidak berkaitan. Narasi yang dibacakan oleh narator tidak menyebutkan bahwa Dospem Jokowi, Kasmujo dijadikan buron sebagaimana yang ditulis pada thumbnail.
Narator dalam video membacakan artikel yang diunggah oleh situs Fajar.co.id berjudul “Jokowi Dikabarkan Masuk SMA pada 1980 Tetapi Wisuda di UGM Tahun 1985, Warganet: Hanya 2 Tahun Jadi Sarjana??” yang dipublikasikan pada 11 Oktober 2022.
Artikel itu memuat rekam pendidikan Jokowi yang dianggap masih menjadi polemik di media sosial. Hasil penelusuran lebih lanjut juga tidak ditemukan adanya berita terkait ditetapkannya Dospem Jokowi di UGM sebagai buron, lantaran masa pendidikan sarjana Jokowi yang dinilai janggal oleh warganet.
Selain itu Dosen pembimbing skripsi Jokowi di UGM bernama Ir. Kasmudjo, MS. bukan Kasmojo seperti pada klaim di judul video.
Berdasarkan hasil penelusuran, video berdurasi 8 menit tersebut berisi cuplikan potongan video yang berbeda dan tidak berkaitan. Narasi yang dibacakan oleh narator tidak menyebutkan bahwa Dospem Jokowi, Kasmujo dijadikan buron sebagaimana yang ditulis pada thumbnail.
Narator dalam video membacakan artikel yang diunggah oleh situs Fajar.co.id berjudul “Jokowi Dikabarkan Masuk SMA pada 1980 Tetapi Wisuda di UGM Tahun 1985, Warganet: Hanya 2 Tahun Jadi Sarjana??” yang dipublikasikan pada 11 Oktober 2022.
Artikel itu memuat rekam pendidikan Jokowi yang dianggap masih menjadi polemik di media sosial. Hasil penelusuran lebih lanjut juga tidak ditemukan adanya berita terkait ditetapkannya Dospem Jokowi di UGM sebagai buron, lantaran masa pendidikan sarjana Jokowi yang dinilai janggal oleh warganet.
Selain itu Dosen pembimbing skripsi Jokowi di UGM bernama Ir. Kasmudjo, MS. bukan Kasmojo seperti pada klaim di judul video.
Kesimpulan
Informasi keliru. Narasi yang dibacakan oleh narator tidak menyebutkan bahwa Dospem Jokowi, Kasmujo dijadikan buron sebagaimana yang ditulis pada thumbnail.
Rujukan
(GFD-2023-13571) [SALAH] WEF Ingin Mencampurkan Vaksin Covid-19 ke Dalam Pasokan Air
Sumber: TwitterTanggal publish: 06/09/2023
Berita
“The #WEF wants to vaccinate you through your water now:japanese_ogre::japanese_goblin:
DepopulationAgenda
BEWARE #Attention #Agenda2030″
DepopulationAgenda
BEWARE #Attention #Agenda2030″
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun X atau Twitter mengunggah cuitan berupa potongan video yang memperlihatkan seorang wanita berbicara di forum World Economic Forum (WEF) yang diklaim bahwa WEF berencana mencampurkan vaksin ke dalam pasokan atau persediaan air.
Berdasarkan penelusuran, wanita yang berbicara dalam video tersebut adalah profesor dari University College London (UCL), yakni Mariana Mazzucato. Mazzucato juga menjadi direktur pendiri Institut Inovasi dan Tujuan Umum UCL. Dalam video yang beredar, ia bicara soal masalah air global dan sedikit menyinggung masalah vaksin serta krisis iklim.
Mariana Mazzucato berbicara dalam konferensi pers peluncuran Komisi Global untuk Ekonomi Air, pada 25 Mei 2023 di Davos, Swiss. Video lengkap konferensi pers tersebut dapat disaksikan di situs WEF. Klip ketika Mazzucato berbicara, dapat dilihat mulai menit ke-15 detik ke-56.
Dari keseluruhan acara konferensi dan perbincangan panel narasumber, tidak ada satu pun yang mengusulkan vaksinasi melalui persediaan air. Komisi Global untuk Ekonomi Air dibentuk untuk mendorong pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.
Juru bicara WEF, Yann Zopf menyampaikan, Komisi Global untuk Ekonomi Air merupakan organisasi independen dan tidak terikat dengan WEF secara keorganisasian. Pihaknya juga membantah bahwa WEF pernah membuat pernyataan apa pun soal vaksinasi melalui persediaan air.
“WEF tidak pernah membuat pernyataan apa pun tentang atau berencana menambahkan vaksin COVID ke dalam air,” kata Zopf, dikutip dari Reuters.
Berdasarkan penelusuran, wanita yang berbicara dalam video tersebut adalah profesor dari University College London (UCL), yakni Mariana Mazzucato. Mazzucato juga menjadi direktur pendiri Institut Inovasi dan Tujuan Umum UCL. Dalam video yang beredar, ia bicara soal masalah air global dan sedikit menyinggung masalah vaksin serta krisis iklim.
Mariana Mazzucato berbicara dalam konferensi pers peluncuran Komisi Global untuk Ekonomi Air, pada 25 Mei 2023 di Davos, Swiss. Video lengkap konferensi pers tersebut dapat disaksikan di situs WEF. Klip ketika Mazzucato berbicara, dapat dilihat mulai menit ke-15 detik ke-56.
Dari keseluruhan acara konferensi dan perbincangan panel narasumber, tidak ada satu pun yang mengusulkan vaksinasi melalui persediaan air. Komisi Global untuk Ekonomi Air dibentuk untuk mendorong pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan.
Juru bicara WEF, Yann Zopf menyampaikan, Komisi Global untuk Ekonomi Air merupakan organisasi independen dan tidak terikat dengan WEF secara keorganisasian. Pihaknya juga membantah bahwa WEF pernah membuat pernyataan apa pun soal vaksinasi melalui persediaan air.
“WEF tidak pernah membuat pernyataan apa pun tentang atau berencana menambahkan vaksin COVID ke dalam air,” kata Zopf, dikutip dari Reuters.
Kesimpulan
Informasi menyesatkan. Dari keseluruhan acara konferensi dan perbincangan panel narasumber, tidak ada satu pun yang mengusulkan vaksinasi melalui persediaan air.
Video lengkap konferensi pers tersebut dapat disaksikan di situs WEF.
Video lengkap konferensi pers tersebut dapat disaksikan di situs WEF.
Rujukan
(GFD-2023-13570) [SALAH] Isi RUU Kesehatan Membolehkan Dokter/Rumah Sakit Mengambil Organ Tubuh Mayat Tanpa Persetujuan Keluarga
Sumber: TiktokTanggal publish: 06/09/2023
Berita
“Salah satu isi dari RUU kesehatan yang kontroversi membolehkan rumah sakit/dokter mengambil organ tubuh mayat tanpa ijin pihak keluarga. Bisnis Mukidi berjualan organ tubuh manusia semakin cuan dan legal”
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun TikTok mengunggah video berisi narasi yang mengklaim bahwa terdapat salah satu isi dari RUU kesehatan yang kontroversial menyebutkan bahwa pihak rumah sakit/dokter membolehkan mengambil organ tubuh mayat tanpa seizin pihak keluarga.
Berdasarkan hasil penelusuran, dilansir dari file draft RUU kesehatan yang berasal dari laman DPR RI, tidak ada narasi yang menyebut seperti pada klaim.
Justru pada pasal 75 ayat 5 berbunyi, pengambilan organ dan/atau jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan persetujuan keluarga.
Sementara itu terkait klaim bahwa organ tubuh manusia dijadikan bisnis juga merupakan hal yang keliru. Merujuk pada pasal 74 ayat 2 disebutkan bahwa organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dikomersialkan atau diperjualbelikan dengan dalih apapun.
Berdasarkan hasil penelusuran, dilansir dari file draft RUU kesehatan yang berasal dari laman DPR RI, tidak ada narasi yang menyebut seperti pada klaim.
Justru pada pasal 75 ayat 5 berbunyi, pengambilan organ dan/atau jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan persetujuan keluarga.
Sementara itu terkait klaim bahwa organ tubuh manusia dijadikan bisnis juga merupakan hal yang keliru. Merujuk pada pasal 74 ayat 2 disebutkan bahwa organ dan/atau jaringan tubuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang dikomersialkan atau diperjualbelikan dengan dalih apapun.
Kesimpulan
Informasi menyesatkan. Berdasarkan draft RUU kesehatan yang dikeluarkan oleh DPR Pada pasal 75 ayat 5 berbunyi, pengambilan organ dan/atau jaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilakukan dengan persetujuan keluarga.
Rujukan
(GFD-2023-13569) [SALAH] Seorang Pria Slovenia di Jerman Dipukuli Karena Dikira Membawa Bendera Rusia
Sumber: TwitterTanggal publish: 11/09/2023
Berita
(Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
“Seorang pria Slovenia di Jerman dipukuli oleh sekelompok pengungsi Ukraina karena membawa bendera Slovenia. Para pengungsi Ukraina mengira dia sedang memegang bendera Rusia”.
“Seorang pria Slovenia di Jerman dipukuli oleh sekelompok pengungsi Ukraina karena membawa bendera Slovenia. Para pengungsi Ukraina mengira dia sedang memegang bendera Rusia”.
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter bercentang biru dengan nama @dana916 (dana) mengunggah foto seorang pria yang sedang memegang bendera Ukraina, yang juga dilengkapi dengan penjelasan bahwa seorang pria asal Slovenia baru saja dipukuli oleh sekelompok pengungsi Ukraina di Jerman. Cuitan dan foto yang diunggah pada 27 Agustus tersebut telah disukai 82 orang, dibagikan dan dikutip ulang 16 kali, serta telah dilihat 4,478 kali.
Setelah dilakukan penelusuran perihal berita tersebut di Google, tidak ada kanal berita Eropa maupun internasional yang mempublikasikan kejadian tersebut. Justru, salah satu kanal berita terkenal di Eropa bernama Euronews, menyatakan bahwa informasi tersebut adalah berita palsu. Artikel dari Euronews tersebut berjudul “Don’t fall for this doctored Euronews report spread by pro-Kremlin channels”. Pada artikel tersebut tertulis pernyataan sebagai berikut:
“Euronews did not produce or publish a report falsely claiming Ukrainian refugees attacked a man in Germany after mistaking his Slovenian flag for a Russian one”.
Selain itu, berita serupa juga telah dibahas oleh stopfake.org dengan judul “Fake: Ukrainian refugees in Germany beat a man, confusing the Slovenian flag with the Russian one”.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @dana916 (dana) merupakan konten yang menyesatkan.
Setelah dilakukan penelusuran perihal berita tersebut di Google, tidak ada kanal berita Eropa maupun internasional yang mempublikasikan kejadian tersebut. Justru, salah satu kanal berita terkenal di Eropa bernama Euronews, menyatakan bahwa informasi tersebut adalah berita palsu. Artikel dari Euronews tersebut berjudul “Don’t fall for this doctored Euronews report spread by pro-Kremlin channels”. Pada artikel tersebut tertulis pernyataan sebagai berikut:
“Euronews did not produce or publish a report falsely claiming Ukrainian refugees attacked a man in Germany after mistaking his Slovenian flag for a Russian one”.
Selain itu, berita serupa juga telah dibahas oleh stopfake.org dengan judul “Fake: Ukrainian refugees in Germany beat a man, confusing the Slovenian flag with the Russian one”.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @dana916 (dana) merupakan konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Konten yang menyesatkan. Tidak ada bukti valid yang dapat menunjukkan adegan tersebut dan tidak pernah ada berita yang membahas kejadian tersebut.
Konten yang menyesatkan. Tidak ada bukti valid yang dapat menunjukkan adegan tersebut dan tidak pernah ada berita yang membahas kejadian tersebut.
Rujukan
Halaman: 2822/5617