• (GFD-2024-19918) [SALAH] AKIBAT ANGGARAN PENDIDIKAN DIALOKASIKAN UNTUK PROGRAM MAKAN SIANG GRATIS, UI TETAPKAN UANG PANGKAL TERHADAP MAHASISWA REGULER

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 17/05/2024

    Berita

    "Universitas Indonesia (UI) telah menetapkan uang pangkal bagi calon mahasiswanya. Namun, penetapan uang pangkal mahasiswa UI ini kemudian viral di media sosial.

    Lantaran besaran uang pangkal untuk mahasiswa reguler UI ini nilainya sangat fantastis.
    Anggaran pendidikan akan dialokasikan ke program makan gratis. Makanlah sampe kenyang, lalu tidurlah sampe jatah makan berikutnya datang lagi....selamat pagi 🇮🇩"

    Hasil Cek Fakta

    Beredar unggahan di media sosial Facebook, sebuah narasi yang berisi ulasan singkat terkait isu adanya uang pangkal dengan jumlah fantastis yang akan diterapkan kepada calon mahasiswa reguler di Universitas Indonesia (UI). Narasi tersebut disampaikan oleh akun bernama Galih Putra Karina. Namun, di bagian akhir dari narasinya, akun ini menyebutkan bahwa penetapan uang pangkal ini disebabkan karena anggaran pendidikan yang akan dialokasikan ke program makan siang gratis oleh pemerintah. Lalu apakah benar, penetapan uang pangkal dengan jumlah fantastis terhadap calon mahasiswa reguler UI disebabkan oleh hal tersebut?

    Setelah melakukan penelusuran terkait hal tersebut, didapati penjelasan yang menunjukkan bahwa terdapat kekeliruan di dalam narasi yang disampaikan oleh akun Facebook ini. Pertama, terkait dengan penetapan uang pangkal. Melansir dari artikel Okezone.com, penetapan uang pangkal oleh UI diterapkan terhadap mahasiswa Sarjana 1 reguler yang masuk melalui jalur mandiri. Uang pangkal ini disebut juga Iuran Pengembangan Institusi (IPI) yang diterapkan dengan merujuk pada: Pasal 22 ayat (1) dan Pasal 23 ayat (2), Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 2 Tahun 2024 tentang Standar Satuan Biaya Operasional Pendidikan Tinggi (SSBOPT) pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, yang menyebutkan bahwa Pimpinan Perguruan Tinggi dapat menetapkan tarif IPI dengan nilai nominal tertentu, paling tinggi 4 (empat) kali besaran BKT per tahun yang telah ditetapkan bagi setiap Program Studi.

    Berdasarkan informasi dari laman resmi UI, besaran uang pangkal yang ditetapkan bagi calon mahasiswa UI mulai dari Rp9 juta untuk program D3 hingga yang tertinggi mencapai Rp161 juta untuk sarjana kedokteran.

    Kedua, tentang alokasi anggaran pendidikan ke program makan siang gratis. Sampai saat ini, penetapan tentang mekanisme pembiayaan program makan siang gratis belum diumumkan secara resmi oleh pemerintah. Mengingat presiden dan calon presiden yang mencanangkan program tersebut belum bekerja aktif saat ini.

    Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyatakan bahwa program makan siang gratis tidak masuk APBN 2024. Hal ini disampaikannya pada Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR, Selasa (19/3/2024). Sri Mulyani juga mengatakan sejauh ini rapat kabinet tidak pernah membicarakan program makan siang gratis. Menurut dia, rapat kabinet baru membahas postur besar dan jangkauan KEM-PPKF itu pun baru postur besar dan range-nya saja. Sehingga, Menkeu memastikan tidak ada pembahasan mengenai program makan siang gratis pada pembahasan APBN. 

    Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyatakan bahwa penetapan uang pangkal terhadap calon mahasiswa reguler UI karena anggaran pendidikan dialokasikan untuk makan siang gratis, merupakan klaim yang keliru. Klaim ini termasuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.

    Kesimpulan

    Faktanya, penetapan uang pangkal tersebut ditujukan kepada mahasiswa Sarjana 1 reguler yang masuk melalui jalur mandiri. Hal tersebut tidak ada kaitannya terhadap program makan siang gratis yang akan dilaksanakan oleh pemerintah.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19917) [Cek Fakta] Ahok dan Anies Bersatu Melawan Bobby dan Kaesang, Ini Faktanya

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/05/2024

    Berita

    Jakarta: Beredar sebuah video di Youtube dengan judul; 'GEGER HARI INI..!!! AHOK DAN ANIES AKAN HABISI BOBY & KAESANG DENGAN CARA INI..!!!!'  

    Video yang diunggah oleh akun Youtube Aktual tersebut juga menyematkan narasi 'Siap Gulirkan Dinasti' pada thumbnail video.  

    Tak hanya itu, video tersebut juga menampilkan foto Anies Baswedan dan Ahok sedang berjabat tangan dengan latar belakang kantor PDIP seakan-akan mereka dipasangkan oleh PDIP untuk mengalahkan dinasti Jokowi.

    Dalam video tersebut, pengisi suara juga menjelaskan soal Ahok yang akan maju dalam Pilgub Sumatera Utara 2024."Ahok bakal diusung maju ke Pilkada Sumut lawan Bobby Nasution , PDIP akan menciptakan sejarah baru," ucap sang narator.

    Narator menyebut Ahok maju ke Pilgub Sumut karena Golkar sudah lebih dulu mengusung menantu Jokowi, Bobby Nasution sebagai calon Gubernur Sumut.

    "Golkar mengusung Bobby Nasution sebagai calon gubernur Sumut. Golkar coba memainkan politik dinasti mengingat Bobby Nasution merupakan satu-satunya menantu pria Presiden Joko Widodo," terang narator.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran tim cek fakta Medcom.id, informasi yang dipaparkan dalam video kanal Youtube Aktual tersebut tidak sesuai fakta.  

    Di unggahan video tersebut sama sekali tidak menampilkan wawancara ataupun pernyataan resmi Ahok tentang dirinya diusung maju ke Pilgub Sumut 2024. Begitupun hingga akhir video, sama sekali tidak menyinggung nama Anies Baswedan.  

    Selain itu, foto yang menampilkan Ahok dan Anies juga bukan di kantor PDIP, melainkan foto momen keduanya saat bertemu di Balaikota, Jakarta Pusat pada Pilgub 2017 silam.

    Kesimpulan

    Klaim bahwa Ahok dan Anies bersama PDIP bakal melawan Bobby dan Kaesang seperti yang dinarasikan video Youtube tersebut adalah salah dan masuk kategori hoaks.  

    Konten ini masuk dalam kategori misleading content (konten menyesatkan). Misleading content dibuat secara sengaja dengan maksud menggiring opini sesuai kehendak pembuat informasi.  

    Rujukan

  • (GFD-2024-19916) [HOAKS] Video Vladimir Putin Umumkan Rusia Akan Bersatu dengan Yaman

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/05/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video yang mengeklaim, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan akan bersatu dengan Yaman.

    Namun, setelah ditelusuri, video tersebut tidak benar atau hoaks.

    Narasi soal Putin mengumumkan Rusia akan bersatu dengan Yaman dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Akun tersebut membagikan video Putin sedang berpidato. Terdapat takarir yang menunjukkan Putin membahas hubungan Rusia dengan Yaman.

    Salah satu akun menuliskan keterangan demikian:

    Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa ia akan bersatu dengan Yaman di masa depan, karena Yaman telah menjadi kekuatan yang tak terkalahkan.Apakah Arab Saudi dan UEA memahami maksud dari pernyataan ini?

    Akun Facebook Tangkapan layar Facebook narasi yang menyebut Putin mengumkan bahwa Rusian akan bersatu dengan Yaman di masa depan.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu identik dengan unggahan di kanal YouTube ini.

    Dalam keterangan video, Putin menyampaikan pidato terkait hasil pemilihan presiden pada Maret 2024.

    Kemudian, setelah ditelusuri lebih lanjut ditemukan transkrip pidato Putin berbahasa Inggris di laman ini.

    Dalam pidatonya, Putin berterima kasih kepada warga Rusia yang telah perpartisipasi dalam pemilihan presiden. 

    Menurut dia, setiap kandidat memiliki pendekatan yang berbeda dalam menangani isu-isu tertentu. Putin mengaku akan mempertimbangkan ide konstruktif dalam membangun negara. 

    Ia juga berterima kasih karena kembali dipercaya sebagai Presiden Rusia.

    Putin mengatakan, akan berusaha memastikan keberhasilan pelaksanaan proyek dan program nasional yang ia canangkan.

    Dilansir CNN, Putin memenangkan pemilihan presiden dengan perolehan suara 87,3 persen.

    Putin akan menjadi Presiden Rusia hingga 2030, ketika ia berusia 77 tahun. Putin akan tercatat sebagai pemimpin terlama di Rusia melewati Joseph Stalin.

    Kesimpulan

    Narasi soal video Vladimir Putin mengumumkan Rusia akan bersatu dengan Yaman adalah hoaks.

    Dalam video aslinya, Putin menyampaikan pidato terkait hasil pemilihan presiden pada Maret 2024 dan tidak membahas soal Yaman.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19915) [HOAKS] Warga Gaza Buat Video Rekayasa untuk Tarik Simpati

    Sumber:
    Tanggal publish: 16/05/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah konten mengeklaim, warga Gaza membuat video rekayasa untuk mendapatkan simpati internasional.

    Konten itu memuat video seseorang terkapar di jalan dan ada orang lain yang menuangkan cairan merah sehingga tampak seperti korban penembakan.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.

    Sebagai konteks, konflik Israel-Palestina yang berlangsung selama puluhan tahun kembali memanas setelah Israel menggempur wilayah Gaza pada Oktober 2023.

    Serangan tersebut merupakan balasan terhadap tindakan kelompok Hamas yang menginfiltrasi dan menyandera warga Israel pada 7 Oktober 2023.

    Konten yang mengeklaim warga Gaza membuat video rekayasa untuk mendapatkan simpati internasional dibagikan oleh akun Facebook ini pada Rabu (15/5/2024).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    GAZAWOOD - kisah PALLYWOOD Israel VS Palestina @GAZAWOOD1Semacam pertunjukan jalanan di Gaza.(Saya tidak tahu harus berkata apa).ham-ass = IBLIS JAHAT PEMBOHONG KRIMINAL!

    Screenshot Hoaks, warga Gaza membuat video rekayasa untuk mendapatkan simpati internasional

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri gambar tersebut dengan teknik reverse image search menggunakan Google Lens dan menemukan artikel bantahan dari Misbar.

    Dilansir Misbar, video itu direkam di Universitas Islam Gaza, pada 11 Maret 2018, yang menunjukkan kegiatan mahasiswa dalam rangka "Hari Kesadaran Medis".

    Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Forum Medis Palestina dari Fakultas Kedokteran. Mahasiswa berlatih melakukan pertolongan pertama terhadap korban tembakan peluru.

    Dokumentasi kegiatan tersebut diunggah di akun Facebook Universitas Islam Gaza.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi soal warga Gaza membuat video rekayasa untuk mendapatkan simpati internasional adalah hoaks.

    Video itu merupakan pelatihan pertolongan pertama yang diselenggarakan di Universitas Islam Gaza pada 11 Maret 2018 dalam rangka "Hari Kesadaran Medis".

    Rujukan