• (GFD-2024-19326) [KLARIFIKASI] Penjelasan soal Risiko Anemia Aplastik pada Obat Sakit Kepala

    Sumber:
    Tanggal publish: 24/04/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar informasi yang menyebut salah satu merek obat sakit kepala dapat memicu anemia aplastik.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut perlu diluruskan.

    Informasi yang menyebutkan salah satu merek obat sakit kepala dapat memicu anemia aplastik dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang dibagikan:

    Reminder utk teman2 semuanya, jangan terlalu sering konsumsi obat ini yaaa.

    saya perhatiin ternyata keterangan efek sampingnya ditambahin, berisiko anemia aplastik.

    Kalo minum obat yg beredar di pasaran, mohon dibaca semua keterangannya utk jaga2 ya

    Hasil Cek Fakta

    Anemia aplastik adalah salah satu penyakit kelainan darah kronis yang jarang terjadi.

    Penyakit itu terjadi karena sumsum tulang tidak dapat menghasilkan sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit dengan cukup.

    Dilansir Kompas.com, Profesor Farmakologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati mengatakan, masyarakat tidak perlu khawatir dengan keterangan risiko anemia aplastik pada obat sakit kepala.

    "Tidak perlu parno (paranoid)," kata Zullies, pada 17 April 2024.

    Menurut dia, anemia aplastik merupakan efek samping yang sangat jarang terjadi.

    Efek samping ini berpotensi menyerang jika obat sakit kepala digunakan secara kronis atau dalam jangka panjang.

    Sementara, obat sakit kepala umumnya hanya dikonsumsi seperlunya, yakni saat muncul keluhan.

    "Karena proses anemia aplastik itu juga suatu proses panjang," kata dia.

    Zullies menjelaskan, anemia aplastik sebenarnya bukan disebabkan oleh penggunaan obat, melainkan penyakit autoimun.

    Penyakit autoimun adalah suatu masalah kesehatan yang terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan infeksi justru menyerang tubuh sendiri.

    Dalam kasus ini, menurutnya, imunitas penderita anemia aplastik menyerang sumsum tulang belakangnya sendiri.

    Akibatnya, sumsum tulang tidak dapat memproduksi sel darah merah. Sehingga, tubuh tidak mampu berfungsi secara normal.

    "Karena sistem imun bertindak secara salah memyerang tubuh sendiri dalam hal ini sumsum tulang belakang, sehingga tidak bisa menghasilkan sel darah. Jadi bukan karena obat," terang Zullies.

    Kendati demikian, untuk menghindari efek samping yang mungkin terjadi, pastikan untuk mengonsumsi obat sakit kepala sesuai aturan pemakaian dalam kemasan.

    "Asal sudah sembuh sakit kepalanya ya sudah cukup. Biasanya butuh tiga kali sehari saja (minum obat)," tuturnya.

    Kesimpulan

    Anemia aplastik bukan disebabkan oleh penggunaan obat, melainkan penyakit autoimun.

    Masyarakat tidak perlu khawatir dengan keterangan risiko anemia aplastik yang tercantum pada kemasan obat sakit kepala.

    Anemia aplastik merupakan efek samping yang sangat jarang terjadi dan hanya berpotensi menyerang jika obat sakit kepala digunakan secara kronis atau dalam jangka panjang.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19325) Cek Fakta: Hoaks Foto Presiden Jokowi Memegang Kartu Kabur Saat Demo

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/04/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar kembali di media sosial postingan foto Presiden Jokowi memegang kartu kabur saat demo. Postingan itu beredar sejak tengah pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 24 April 2024.
    Dalam postingannya terdapat foto Presiden Jokowi memegang kartu dengan tulisan "Kartu Kabur Saat Demo'.
    Lalu benarkah postingan foto Presiden Jokowi memegang kartu kabur saat demo?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim foto Jokowi memegang kartu kabur saat demo dengan dua tahap. Tahap pertama pada bagian kartu dengan menggunakan Google Lens.
    Hasilnya terdapat beberapa foto yang identik dengan postingan. Salah satunya pada artikel berjudul "Pertengahan Juni, Tarif KJS RS Swasta dan RS Pemerintahan Dibedakan" yang dimuat situs Beritasatu.com, pada 28 Mei 2013.
    Artikel Beritasatu.com memuat foto kartu yang identik dengan klaim foto Jokowi memegang kartu kabur saat demo, yaitu pada tanda tangan dan urutan keterangan identitas pada kartu. Namun, kartu tersebut bertuliskan "KARTU JAKARTA SEHAT" bukan "KARTU KABUR SAAT DEMO".
    Penelusuran berikutnya dengan menjadikan bagian wajah Jokowi sebagai bahan penelusuran menggunakan Google Lens.
    Hasilnya ada beberapa foto yang identik dengan postingan. Salah satunya artikel berjudul "Presiden Jokowi Dibikin “Mumet” Soal Reshuffle" yang dimuat situs Aktual.com, pada 3 Juli 2015.
    Artikel situs Aktual.com memuat foto yang identik dengan klaim, namun dalam foto tersebut Jokowi tidak memegang kartu bertuliskan "KARTU KABUR SAAT DEMO".

    Kesimpulan


    Postingan foto Presiden Jokowi memegang kartu kabur saat demo adalah tidak benar. Faktanya foto tersebut merupakan hasil suntingan.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19324) [SALAH] Gambar Gus Miftah Memegang Salib

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 25/04/2024

    Berita

    “Bubarkan pengajian ayo dengarkan ceramah saya di gereja”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Dom Juan memposting sebuah gambar Gus Miftah yang sedang menggenggam tanda salib. Postingan tersebut diunggah pada 13 April 2024 pukul 11.03. Dalam gambar tersebut juga terdapat tulisan “Bubarkan pengajian ayo dengarkan ceramah saya di gereja”.

    Setelah ditelusuri menggunakan Google image ditemukan gambar yang identik pada website tvonewnews.com berjudul “Terkuak! Alasan Sebanarnya Gus Miftah Bagi-bagi Uang Segepok, Kok Ada Kaos Prabowo?” diunggah hari Sabtu, 30 Desember 2023 pukul 11.07 WIB. Jika dibandingkan gambar yang asli Gus Miftah tidak sedang salib melainkan memegang mikrofon.

    Lebih lanjut pada website dream.co.id juga ditemukan gambar yang sama dalam artikel berjudul “Gus Miftah Dituduh Bantu Ubah Logo Halal Baru Mirip Gunungan Wayang, Reaksinya Menohok”. Pada gambar artikel terlihat Gus Miftah yang menggunakan baju berkerah berwarna putih terlihat sedang memegang mikrofon.

    Dengan demikian gambar Gus Miftah sedang memegang salib merupakan hasil editan. Gambar yang asli Gus Miftah sedang memegang mikrofon, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Gambar Gus Miftah sedang memegang salib merupakan hasil editan. Faktanya, gambar yang asli Gus Miftah sedang memegang mikrofon bukan salib.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19323) BRI gunakan uang nasabah untuk bantu bansos pemerintah pada Pemilu 2024, benarkah?

    Sumber:
    Tanggal publish: 25/04/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video beredar dimedia sosial TikTok memberikan imbauan kepada masyarakat untuk hati-hati yang uangnya masih disimpan di lembaga perbankan terutama di Bank BRI.

    Wanita dalam video tersebut menjelaskan sudah banyak nasabah BRI yang kehilangan uangnya. Ia juga berspekulasi uang tersebut digunakan pemerintah untuk keperluan bansos Pemilu 2024.

    Berikut transkrip video tersebut:

    “Nah sodara-sodaraku seluruh rakyat Indonesia tercinta yang cinta demokrasi, hati-hati uang anda yang ada dibank, karena banyak yang raib ratusan juta. Sudah banyak ya yang kehilangan uang yang melaporkan terutama di bank BRI ya hati-hati. Kalian harus menarik uang itu tersebut, mendingan kalian simpan sendiri. Sejauh kasus ini udah 8 kasus orang yang kehilangan yang namanya uangnya di BRI sampai ratusan juta rupiah. Ini efek dari pemilu membutuhkan uang untuk serangan-serangan bansos dan lain-lain serangan uang apapun caranya dihalalkan untuk membantu pemerintah yang perusak demokrasi ini,”

    Namun, benarkah BRI gunakan uang nasabah untuk bantu serangan bansos pemerintah di Pemilu 2024?

    Hasil Cek Fakta

    Dalam keterangan resminya, Agustya Hendy Bernadi selaku Corporate Secretary BRI memastikan hal yang disampaikan dalam video yang diunggah di sosial media tersebut tidak benar dan tidak berdasar.

    Atas beredarnya konten yang secara sengaja diviralkan dan telah memperoleh jutaan views tersebut, BRI akan mengambil tindakan tegas dan mengambil langkah hukum terhadap pihak-pihak terkait, karena konten berisi informasi yang menyesatkan, merusak citra BRI dan berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat.

    BRI menghimbau masyarakat agar dapat memanfaatkan sosial media secara positif dan tidak mudah termakan informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan