(GFD-2024-19344) Keliru, Narasi bahwa Mendidihkan Air dengan Panci Tertutup Menyebabkan Bahaya Klorin yang Memicu Kanker
Sumber:Tanggal publish: 26/04/2024
Berita
Sebuah narasi beredar di WhatsApp dan akun Facebook ini, ini, dan ini, yang mengatakan mengukus makanan dengan cara mendidihkan air dalam kondisi panci tertutup bisa menimbulkan bahaya, yakni kandungan klorin dalam air tidak keluar yang bisa menyebabkan kanker.
Air keran diklaim mengandung klorin Tri Hallow Metan (THM) yang bersifat karsinogenik alias bisa menyebabkan kanker. Narasi yang beredar menyatakan klaim itu dari Profesor Qi yang bekerja di rumah sakit Xuanwu, Beijing, Cina. Disebutkan juga bahwa cara mengukus makanan yang aman, harus dilakukan dengan mendidihkan air terlebih dahulu beberapa saat, sambil tutup panci dibuka agar klorin keluar. Setelah itu baru makanan dimasukkan.
Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah mengukus harus mendidihkan air terlebih dahulu dengan tutup panci dibuka, baru memasukkan makanan, agar terhindar dari klorin yang menyebabkan kanker?
Hasil Cek Fakta
Dilansir Detik.com, narasi yang sama beredar tahun 2019. Dikatakan bahwa cara mengukus dengan selalu menutup panci bisa menyebabkan klorin terperangkap di dalam dan mencemari makanan.
Namun, sesungguhnya peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), sekarang BRIN, Dr Agus Haryono, MSc, telah menyatakan bahwa narasi tersebut keliru.
Ia menuturkan air keran dari Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) telah melalui serangkaian tahap dan diwajibkan memenuhi standar kesehatan atau keamanan untuk dikonsumsi.
"Termasuk kandungan klorin atau total senyawa kloridanya tidak boleh melampaui baku mutu batas maksimum. Oleh karena itu tidak perlu menunggu air mendidih sebelum merebus atau mengukus makanan," kata Agus, Rabu, 14 Agustus 2019.
Narasi yang sama sebelumnya juga sudah beredar pada tahun 2017, sebagaimana diberitakan Jawa Pos. Saat itu, Agus sebagai Plt Kepala LIPI, juga telah membantah klaim tersebut.
Risiko Klorin
Kekhawatiran atas bahaya klorin sesungguhnya telah lama beredar di negara-negara barat, sebagaimana dinyatakan Analis Cancerresearchuk.org, Henry Scowcroft, pada 17 Maret 2011. Di sana, narasi beredar dari peneliti yang mengatakan klorin yang terkandung dalam air kolam renang dan air ledeng bisa meningkatkan risiko kanker.
Namun, menurut Scowcroft, narasi tersebut beredar karena media di sana keliru dalam memberitakan penelitian. Penelitian yang dimaksud ialah yang dilakukan sebuah tim di Spanyol, yang dipimpin Dr Gemma Castaño-Vinyals.
Mereka menganalisa data dari penelitian sebelumnya, terkait penderita kanker kandung kemih di Spanyol, yang dikumpulkan tahun 1998 sampai 2001. Mereka juga mewawancarai lebih dari seribu orang yang tidak menderita penyakit tersebut, untuk dijadikan data pembanding.
Termasuk data yang dikumpulkan ialah, air jenis apa yang biasa mereka minum dan bagaimana kebiasaan aktivitas mandi mereka. Informasi latar belakang sosial dan lingkungan tempat tinggal mereka pun dikumpulkan.
Tim peneliti juga mengumpulkan data dari perusahaan air ledeng Spanyol serta memeriksa kandungan kimia air ledeng mereka. Data-data itu kemudian mereka olah, hingga memunculkan sejumlah kesimpulan.
Kesimpulan itu di antaranya orang-orang Spanyol yang berpendidikan tinggi tidak terpapar air dan klorin saat minum, melainkan saat mereka mandi. Artinya mereka terpapar klorin melalui kulit saat mandi. Peneliti tidak mengaitkannya secara langsung pada risiko kanker.
Penyebab Kanker Kandung Kemih
Klorin merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menjernihkan air ledeng, serta berfungsi sebagai disinfektan untuk mematikan bakteri seperti E. coli atau Giardia yang bisa mengganggu pencernaan. Saat klorin bertemu air, akan memunculkan zat kimia bernama Trihalomethanes (THM).
Scowcroft menjelaskan kekhawatiran THM turut masuk ke dalam tubuh dan mengganggu kesehatan bisa dipahami. Namun, belum ada bukti kuat yang mendukung klaim THM berbahaya bagi manusia. Jikapun berdampak, efeknya masih sangat kecil.
Sementara penyebab sakit kanker kandung kemih, dua per tiga di antaranya adalah karena penggunaan tembakau. Konsumsi pewarna makanan dalam jangka waktu lama juga dikatakan bisa menyebabkan timbulnya penyakit tersebut.
Kesimpulan
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang beredar yang mengatakan klorin dalam air keran PDAM bisa menyebabkan kanker, sehingga harus dididihkan dulu dengan panci terbuka agar klorinnya menguap sebelum digunakan memasak, adalah klaim keliru.
Sesungguhnya belum ada bukti kuat pada kekhawatiran penggunaan klorin pada air keran berdampak bahaya pada manusia. Desinfeksi air ledeng menggunakan klorin, dianggap lebih penting untuk mengurangi risiko penyakit pada masyarakat.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/1340407452636730/?multi_permalinks=1570381896305950&hoisted_section_header_type=recently_seen
- https://www.facebook.com/bundy.risma.334/posts/pfbid0o8ECitXDhZpeKXzYP3sVTDHFwETy4HSJBPU2BH5TQRzGx26ruiJJNDx6sC1gpis3l
- https://www.facebook.com/groups/1956665217884962/?multi_permalinks=2189766011241547&hoisted_section_header_type=recently_seen
- https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4665092/benarkah-mengukus-makanan-harus-tunggu-mendidih-agar-air-tak-beracun
- https://www.pressreader.com/indonesia/jawa-pos/20170816/281569470835633
- https://news.cancerresearchuk.org/2011/03/17/no-need-to-worry-about-having-a-shower-or-drinking-water/
- https://news.cancerresearchuk.org/author/henry-scowcroft/
- https://news.cancerresearchuk.org/author/henry-scowcroft/
- http://www.creal.cat/creal/quisom/en_info_user.html?idusuari=gcastano
- https://news.cancerresearchuk.org/author/henry-scowcroft/
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2024-19343) [SALAH] Uang 10 Juta Via Dompet Digital dari Jusuf Hamka
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 26/04/2024
Berita
Khusus yg ga punya rekening sini kumpul 🤗 aku mau bagi bagi uang 10jt/org utk pengguna DANA, OVO, GOPAY, semoga rezeki kamu hari
Hasil Cek Fakta
Pada tanggal 23 April 2024 yang lalu ditemukan sebuah unggahan di Facebook yang mengatasnamakan Jusuf Hamka, membagikan sebuah unggahan bahwa ia akan memberikan uang 10 juta via dompet digital seperti Dana, Ovo, dan Gopay.
Namun, hal ini bukan merupakan klaim yang benar adanya. Beberapa kali turnbackhoax.id juga menemukan unggahan serupa, seperti pada artikel berjudul [SALAH] “Jusuf Hamka berbagi hadiah melalui akun Facebook Jusuf Hamka” dan [SALAH] Jusuf Hamka Bagikan THR Lebaran 2024 di Tiktok.
Melalui akun Instagram resmi Jusuf Hamka (@jusufhamka), ia membuat sebuah unggahan pada 31 Maret 2023, di unggahan ini ia menjelaskan bahwa akun media sosial Jusuf Hamka hanya ada dua yakni @jusufhamka di Instagram dan @mohjusufhamka_official di Tiktok.
Melalui penjelasan di akun Instagram Jusuf Hamka tersebut, maka dapat dipastikan jika segala unggahan yang berasal dari akun tiruan yang mengatasnamakan dirinya adalah modus penipuan.
Namun, hal ini bukan merupakan klaim yang benar adanya. Beberapa kali turnbackhoax.id juga menemukan unggahan serupa, seperti pada artikel berjudul [SALAH] “Jusuf Hamka berbagi hadiah melalui akun Facebook Jusuf Hamka” dan [SALAH] Jusuf Hamka Bagikan THR Lebaran 2024 di Tiktok.
Melalui akun Instagram resmi Jusuf Hamka (@jusufhamka), ia membuat sebuah unggahan pada 31 Maret 2023, di unggahan ini ia menjelaskan bahwa akun media sosial Jusuf Hamka hanya ada dua yakni @jusufhamka di Instagram dan @mohjusufhamka_official di Tiktok.
Melalui penjelasan di akun Instagram Jusuf Hamka tersebut, maka dapat dipastikan jika segala unggahan yang berasal dari akun tiruan yang mengatasnamakan dirinya adalah modus penipuan.
Kesimpulan
Tidak benar bahwa Jusuf Hamka membagikan uang melalui dompet digital di Facebook, akun yang mengatasnamakan Jusuf Hamka tersebut dapat diwaspadai sebagai modus penipuan.
Rujukan
(GFD-2024-19342) [SALAH] Akun Facebook Tiruan Nagita Slavina
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 26/04/2024
Berita
RANS INTERTAINMEN BAGI BAGI HADIAH SEPESIAL
DITAHUN 2024 . (083191232529) 💯 REALL💯
DITAHUN 2024 . (083191232529) 💯 REALL💯
Hasil Cek Fakta
Ditemukan sebuah akun Facebook yang mengatasnamakan salah satu artis Indonesia yaitu Nagita Slavina, akun ini juga memasang sebuah deskripsi yang mengatakan Rans Entertainment berbagi hadiah dan disertai dengan pencantuman nomor Whatsapp.
Akan tetapi akun tersebut bukanlah milik Nagita Slavina yang asli, akun Facebook asli milik Nagita Slavina sendiri memiliki pengikut sebanyak 1,6 juta orang dan akun ini juga sudah mendapat verifikasi centang biru yang berarti menandakan bahwa akun tersebut benar milik dari Nagita.
Akun asli milik Nagita juga tidak mencantumkan nomor dan informasi mengenai bagi-bagi hadiah oleh Rans Entertainment.
Sebelumnya turnbackhoax.id juga pernah menemukan akun tiruan Nagita Slavina dalam artikel berjudul [SALAH] “Nagita Slavina berbagi hadiah melalui akun Facebook Nagita Putri” dan juga [SALAH] “Akun Facebook Nagita Slavina giveaway”.
Akan tetapi akun tersebut bukanlah milik Nagita Slavina yang asli, akun Facebook asli milik Nagita Slavina sendiri memiliki pengikut sebanyak 1,6 juta orang dan akun ini juga sudah mendapat verifikasi centang biru yang berarti menandakan bahwa akun tersebut benar milik dari Nagita.
Akun asli milik Nagita juga tidak mencantumkan nomor dan informasi mengenai bagi-bagi hadiah oleh Rans Entertainment.
Sebelumnya turnbackhoax.id juga pernah menemukan akun tiruan Nagita Slavina dalam artikel berjudul [SALAH] “Nagita Slavina berbagi hadiah melalui akun Facebook Nagita Putri” dan juga [SALAH] “Akun Facebook Nagita Slavina giveaway”.
Kesimpulan
Faktanya akun Facebook asli milik Nagita Slavina sendiri memiliki pengikut sebanyak 1,6 juta orang dan akun ini juga sudah mendapat verifikasi centang biru.
Rujukan
(GFD-2024-19341) [SALAH] Putin Katakan Rusia Siap Mendukung Iran Jika Amerika Serikat Membantu Israel
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 26/04/2024
Berita
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan bahwa RUSIA akan MENDUKUNG IRAN jika Amerika ikut campur dalam pertempuran Iran VS Israel.
Hasil Cek Fakta
Beredar berita di Facebook yang mengklaim bahwa Putin akan membantu Iran apabila Amerika Serikat ikut campur dalam perang antara Iran-Israel. Klaim tersebut dibagikan di Facebook pada 16 April 2024 disertai dengan foto Putin bersama dengan Presiden Ira, Ebrahim Raisi.
Melansir dari portal media Prohaba, klaim tersebut rupanya pertama kali disebarkan oleh seorang pengamat politik Amerika sekaligus influencer media sosial, bernama Jackson Hinkle.
Dijelaskan jika melalui akun Instagramnya, Hinkle yang terkenal atas dukungannya terhadap Palestina memberikan kabar yang belum terkonfirmasi kebenarannya jika Rusia lewat Presiden Vladimir Putin, mendeklarasikan dukungan terhadap Iran jika Amerika Serikat ikut campur dalam pertempuran Iran-Israel
Namun, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi yang dibuat oleh pemerintah Rusia atas serangan balasan Iran ke Israel ini. Dengan demikian maka dapat disimpulkan jika klaim yang menyebutkan Rusia akan membantu Iran apabila Amerika Serikat turut membantu Israel menyerang Iran. Pernyataan tersebut merupakan informasi palsu yang tidak terbukti kebenarannya.
Melansir dari portal media Prohaba, klaim tersebut rupanya pertama kali disebarkan oleh seorang pengamat politik Amerika sekaligus influencer media sosial, bernama Jackson Hinkle.
Dijelaskan jika melalui akun Instagramnya, Hinkle yang terkenal atas dukungannya terhadap Palestina memberikan kabar yang belum terkonfirmasi kebenarannya jika Rusia lewat Presiden Vladimir Putin, mendeklarasikan dukungan terhadap Iran jika Amerika Serikat ikut campur dalam pertempuran Iran-Israel
Namun, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi yang dibuat oleh pemerintah Rusia atas serangan balasan Iran ke Israel ini. Dengan demikian maka dapat disimpulkan jika klaim yang menyebutkan Rusia akan membantu Iran apabila Amerika Serikat turut membantu Israel menyerang Iran. Pernyataan tersebut merupakan informasi palsu yang tidak terbukti kebenarannya.
Kesimpulan
Faktanya klaim tersebut bukan merupakan pernyataan yang dikatakan langsung oleh Putin, melainkan pernyataan yang disebarkan oleh seorang pengamat politik Amerika, Jackson Hinkle. Hingga saat ini pun pemerintah Rusia belum memberikan pernyataan yang mendukung kebenaran dari klaim tersebut.
Rujukan
Halaman: 2799/7013





