• (GFD-2024-15450) (CEK FAKTA Debat) Mahfud MD: Impor Pangan di Era Jokowi Makin Banyak, Benarkah?

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/01/2024

    Berita

    Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD menyebut impor pangan di era pemerintahan Joko Widodo semakin banyak.

    "Pada 17 Februari 2019 dalam sebuah debat calon presiden, Pak Prabowo mengatakan bahwa Pak Jokowi menyampaikan tidak akan mengimpor komoditas pangan jika nanti terpilih jadi presiden. Ternyata, kata Prabowo, empat tahun memimpin, Pak Jokowi masih mengimpor dan itu merugikan banyak petani. Itu pertanyaan Pak Prabowo kepada Pak Jokowi saat itu," kata Mahfud MD dalam debat keempat cawapres Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Minggu (21/1/2024).

    Saat itu Mahfud MD meminta tanggapan dari Gibran mengenai fakta pemerintahan Jokowi masih mengimpor pangan.

    "Faktanya, per hari ini, impor kedelai 2 juta ton. Susu 280 ton, gula pasir 4 juta ton, beras 2,8 juta ton, daging sapi... Semakin banyak ini angkanya, semakin banyak impornya," kata Mahfud MD.

    Hasil Cek Fakta

    Data Kementerian Perdagangan RI, Indonesia mengalami peningkatan impor pangan yang signifikan sejak 2004 hingga 2023 seperti gandum, gula pasir, bawang putih dan buah-buahan.

    Ini diakui Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat acara Peluncuran Gerakan Pangan Murah Serentak Nasional pada 26 Juni 2023.

    Dari catatan Kemendag, pada 2004 impor gandum Indonesia hanya 2-3 juta ton. Namun pada 2023 impor mencapai 13 juta ton.

    Untuk gula pasir impor meningkat dari sebelumnya rata-rata 1 juta ton hingga 2 juta ton per tahun. Namun pada 2023, impor gula pasir mencapai 5 juta ton per tahun. Begitu juga impor garam pada 2023 mencapai sekitar 3 juta ton, dibanding sebelumnya rata-rata kurang dari 1 juta ton.

    Untuk impor bawang putih, pada 2004 jumlahnya sekitar 25 ribu hingga 30 ribu ton per tahun. Namun pada 2023, impor bawang putih mencapai 600 ribu ton per tahun.

    Dosen Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia, Masitoh Nur Rohma menyebut klaim Mahfud MD sebagian benar. Ia merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) dari 2019 hingga 2023 yang menunjukkan impor pangan Indonesia berfluktuasi seperti daging hewan, ikan, sayuran dan buah-buahan.

    Lead, Knowledge Generation Koalisi Sistem Pangan Lestari, Romauli Panggabean menilai klaim Mahfud MD sebagian besar. Menurut Romauli, impor beras berdasarkan volume beratnya mengalami tren penurunan, dari sebanyak 444.508,8 ton pada 2018 menjadi 429.207,3 ton pada 2022. Namun, berdasarkan nilai CIF (cost insurance freight) mengalami peningkatan, dari 184 juta USD pada 2019 menjadi 202 juta USD pada 2022. Jadi yang meningkat adalah nilai mpornya sedangkan secara volume trennya menurun.

    Sementara itu, volume impor sayur meningkat cukup tajam dari 770 ribu ton pada 2019 menjadi 1 juta ton pada 2022. Nilai impornya juga meningkat dari 770 juta USD tahun 2019 menjadi 952 juta USD pada tahun 2022.

    Sedangkan untuk daging sejenis lembu, volume impor menurun dari tahun 2019 ke 2022. Volume impor daging sejenis lembu pada tahun 2019 sebesar 262 ribu ton menjadi 225 ribu ton pada tahun 2022. Sedangka untuk nilai impornya meningkat tidak terlalu tinggi yaitu dari 829 juta USD tahun 2019, menjadi 861 juta USD pada tahun 2022.

    Untuk buah-buahan, volume impor dan nilai impor sama-sama meningkat tetapi tidak setinggi impor sayuran. Volume impor buah meningkat dari 724 ribu ton tahun 2019, menjadi 749 ribu ton tahun 2022. Sedangkan nilai impor buah juga mengalami kenaikan, yaitu dari 1.4 miliar USD tahun 2019 menjadi 1.5 miliar USD pada tahun 2022.

    Untuk gula, volume impor meningkat sangat tajam, dari 4 juta ton pada 2019, menjadi 6 juta ton pada tahun 2022

    Namun Peneliti Sajogyo Institute, Kiagus M. Iqbal memberi data berbeda. Ia menyebut impor beras tahun 2023 merupakan impor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Bahkan tertinggi ketiga setelah tahun 1998 dan 1999.

    Kiagus merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 yang menyebut impor beras selama 2023 mencapai 3,06 juta ton. Angka ini meningkat 613 persen dibanding pada 2022 yang hanya sebesar 429 ribu ton. Impor beras pada 2023 juga merupakan yang paling besar sejak 2019.

    Kesimpulan

    Klaim Mahfud MD bahwa impor pangan di era Jokowi makin banyak, benar.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15449) Gibran Sebut 1,5 Juta Ha Hutan Adat Sudah Diakui, Ini Faktanya

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/01/2024

    Berita

    Calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming, menuturkan, ada 1,5 juta hektare hutan adat yang kini sudah diakui. Dia mengeklaim, jumlah hutan adat itu bertambah usai diterbitkannya Peraturan Presiden (Perpres) 28 Tahun 2023.

    "RUU masyarakat hukum adat ini masih kita usahakan untuk didorong. Sekarang juga sudah ada Perpres 28 tahun 2023 ini. Sudah ada 1,5 juta hektar hutan adat yang sudah diakui," kata Gibran saat debat keempat Pilpres 2024 di Jakarta Convention Center, Minggu (21/1/2024).

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan pernyataan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK, Bambang Supriyanto, menyampaikan, sejak tahun 2016 hingga 2023, pemerintah Indonesia telah menetapkan 131 surat keterangan (SK) hutan adat yang tersebar di 18 provinsi dan 40 kabupaten dengan total luas sekitar 244.195 hektar. Pada 2023, ada tambahan 23 hutan adat dengan luas 90.873 hektar, dengan luas indikatif hutan adat seluas 836.141 hektar yang tersebar di 16 provinsi.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penambahan tersebut, hutan adat yang diakui hanya berjumlah 1.171.209 hektare alias tidak mencapai 1,5 juta hektare seperti pernyataan Gibran.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15448) (CEK FAKTA Debat) Muhaimin: Tenaga Asing Dominasi Industri Hilirisasi Pertambangan, Benarkah?

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/01/2024

    Berita

    Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar menilai hilirisasi industri sektor pertambangan di Indonesia dilakukan secara ugal-ugalan.

    Menurut Muhaimin, hilirisasi sektor pertambangan sudah merusak lingkungan bahkan diwarnai kecelakaan kerja. Ia juga menyebut tenaga kerja asing lebih mendominasi dibanding tenaga kerja lokal.

    "Saya setuju bahwa potensi sumber daya alam kita harus terus kita promosikan. Tetapi harap dicatat. Gara-gara kita mengeksplorasi nikel ugal-ugalan, lalu hilirisasi tanpa mempertimbangkan ekologi, mempertimbangkan sosialnya, buruh kita diabaikan, malah banyak tenaga kerja asing, dan juga yang terjadi korban kecelakaan. Di sisi yang lain, pemasukan kita dari nikel kita juga sangat kecil," kata Muhaimin di segmen kelima debat keempat cawapres Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Minggu (21/1/2024).

    Dalam kesempatan di segmen kedua, Muhaimin juga mengatakan, "kita menyaksikan dalam proses penambangan dan bisnis tambang kita, hilirisasi dilakukan ugal-ugalan, merusak lingkungan, ada kecelakaan. Tenaga asing mendominasi."

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dirilis pada 21 Desember 2021 lalu, total tenaga kerja asing (TKA) di sektor pertambangan mineral dan batu bara, termasuk di smelter RI tercatat mencapai 5.355 orang. Sementara tenaga kerja Indonesia (TKI) tercatat mencapai 244.945 orang. Total tenaga kerja bekerja di sektor pertambangan, termasuk smelter, di Indonesia mencapai 250.300 orang.

    Fikri Muhammad (Senior Analyst dari Climateworks Centre) menyebut dari data itu jumlah tenaga kerja asing di sektor pertambangan dan juga smelter di Tanah Air hanya sekitar 2,1 persen dari total tenaga kerja di sektor ini. Sedangkan tenaga kerja Indonesia masih mendominasi hingga 97,9 persen.

    Dari total tenaga kerja asing tersebut, paling banyak terdapat di Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Khusus (IUP OPK) Olah Murni Mineral atau smelter, yakni mencapai 2.270 orang dari total tenaga kerja di smelter mencapai 21.688 orang. Artinya, TKA di bidang smelter ini mencapai 10,5 persen. Sedangkan jumlah TKI di bidang olah murni mineral ini tercatat mencapai 19.418 orang.

    Sementara untuk 2023, berdasarkan data Kementerian ESDM, jumlah tenaga kerja di sektor pertambangan antara lain:

    Mineral sebanyak 48.356 orang TKI dan 921 orang TKA;
    Batubara sebanyak 43.335 orang TKI dan 122 orang TKA;
    IUJP sebanyak 216.416 orang TKI dan 1.031 orang TKA.
    Dari data itu, tidak benar jika tenaga kerja asing mendominasi sektor industri pertambangan. Hanya saja untuk industri smelter khususnya nikel, tidak ada data resmi berapa persen jumlah tenaga kerja asing.

    Sekadar gambaran, berdasarkan keterangan Kapolri Listyo Sigit Prabowo pada 16 Januari 2024, smelter PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Morowali Utara, Sulawesi Tengah yang baru-baru ini terbakar dan meledak, memiliki jumlah tenaga kerja Indonesia sebanyak 11 ribu orang dan tenaga asing sebanyak 1.300 orang.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15447) Cek Fakta: Mahfud MD Sebut Impor Pangan pada Masa Jokowi Semakin Banyak

    Sumber:
    Tanggal publish: 23/01/2024

    Berita

    Debat Cawapres untuk Pemilu 2024 berlangsung di Jakarta Convention Centre (JCC), Senayan, Minggu (21/1/2024) malam. Dalam debat tersebut, cawapres nomor urut 03 Mahfud MD menyebut pada masa pemerintahan Presiden RI Jokowi impor pangan semakin banyak.

    Inilah pernyataan lengkap yang disampaikan Cawapres nomor urut 03 Mahfud MD dalam Debat Pilpres 2024 seri keempat:
    “Pada 17 Februari 2019 dalam sebuah debat presiden, Prabowo mengatakan bahwa Jokowi itu tidak akan mengimpor komoditas pangan jika nanti terpilih jadi presiden. Ternyata kata Prabowo, empat tahun memimpin, Jokowi masih mengimpor dan itu merugikan banyak petani. Itu pertanyaan Pak Prabowo kepada Pak Jokowi saat itu.”

    Hasil Cek Fakta

    Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bersama koalisi Cek Fakta serta panel ahli, pernyataan yang disampaikan Mahfud MD bisa ditelusuri sebagai berikut.

    Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI (Kemendag), impor komoditas pangan mengalami peningkatan. Hal tersebut diakui oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam Peluncuran Gerakan Pangan Murah Serentak Nasional di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (26/6/2023).

    Catatan Kemendag, pada 2004 impor gandum di Indonesia hanya 2-3 juta ton per tahun. Sedangkan pada 2023, impor gandum mencapai 13 juta ton per tahun. Untuk impor gula pasir meningkat dari sebelumnya 1 juta sampai 2 juta per tahun, pada 2023 telah mencapai 5 juta per tahun.

    Impor bawang putih, pada 2004 hanya 25 ribu sampai 30 ribu ton. Pada 2023 mencapai hampir 600 ribu ton per tahun.

    Dosen Universitas Islam Indonesia, Masitoh Nur Rohma menyatakan bahwa klaim Mahduf MD sebagian benar. Menurut dia, berdasarkan data BPS pada 2019-2023 menunjukkan impor pangan Indonesia seperti beras, daging hewan, sayuran, dan buah-buahan mengalami fluktuasi.

    Romauli Panggabean yang merupakan Lead, Knowledge Generation Koalisi Sistem Pangan Lestari, menjabarkan soal impor beberapa komoditas pangan .

    Untuk beras, kata dia, bersumber pada data BPS, impor beras berdasarkan volume beratnya trennya menurun dari 444.508,8 ton tahun 2018 menjadi 429.207,3 pada tahun 2022. Sedangkan berdasarkan nilai CIF dari pembelian beras impor tersebut, memang meningkat dari 184 juta USD di tahun 2019, menjadi 202 juta USD pada tahun 2022.

    “Jadi yang meningkat adalah nilai impornya, tetapi secara volume trennya menurun,” ujar Romauli Panggabean dalam keterangannya.

    Sedangkan untuk sayur, masih mengacu pada data BPS, volume impor sayur meningkat cukup tajam dari tahun 2019 ke 2022. Dari 770 ribu ton tahun 2019 menjadi 1 juta ton pada tahun 2022. Sedangkan nilai impornya juga meningkat dari 770 juta USD tahun 2019, menjadi 952 juta USD pada 2022.

    Sedangkan daging sejenis lembu, volume impor menurun dari 2019 ke 2022. Volume impor daging sejenis lembu pada 2019 sebesar 262 ribu ton menjadi 225 ribu ton pada 2022. Sedangkan untuk nilai impornya meningkat tidak terlalu tinggi yaitu dari 829 juta USD pada 2019, menjadi 861 juta USD pada 2022.

    Selanjutnya buah-buahan, volume impor dan nilai impor sama-sama meningkat tetapi tidak setinggi sayur-sayuran. Volume impor buah meningkat dari 724 ribu ton tahun 2019, menjadi 749 ribu ton pada 2022. Sedangkan nilai impor buah juga mengalami kenaikan, yakni dari 1,4 miliar USD tahun 2019 menjadi 5 miliar USD pada tahun 2022.

    “Untuk gula, volume impor meningkat sangat tajam, meningkat dari 4 juta ton tahun 2019, menjadi 6 juta ton pada tahun 2022,” tambah Romauli Panggabean.

    Peneliti Sajogyo Institute, Kiagus M Iqbal menambahkan, pada 2023 impor beras Indonesia merupakan impor tertinggi dalam lima tahun terakhir. “Bahkan tertinggi ketiga setelah tahun 1998 dan 1999,” kata dia dalam keterangannya.

    Ia mengacu pada pada BPS 2023, yang menyebut impor beras pada 2023 mencapai 3,06 juta ton. Angka ini meningkat signifikan dibanding 2022 yang hanya sebesar 429 ribu ton. Impor beras pada waktu tersebut merupakan yang terbesar sejak 2019.

    Kesimpulan

    Pernyataan Cawapres 03 Mahfud MD dalam debat Pilpres 2024 bahwa impor pangan pada era Jokowi semakin banyak, benar.

    Rujukan