• (GFD-2023-11798) Cek Fakta: Tidak Benar Rendam Tabung Gas dalam Air Bisa Bikin Awet

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 17/02/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang mengklaim tabung gas LPG akan hemat dipakai dengan cara direndam air. Postingan itu beredar sejak beberapa waktu lalu.
    Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 5 Februari 2017.
    Dalam postingannya terdapat gambar tabung gas sedang direndam dalam ember berisi air. Postingan itu disertai narasi:
    "Solusi agar nyala api kompor tetep besar n irit gas Elpiji. Tabung Gas d rendam Air Panas."
    Selain itu belakangan ini juga beredar video tabung gas 3 kilogram direndam air agar lebih hemat.
    Lalu benarkah postingan yang mengklaim tabung gas akan hemat dipakai dengan cara direndam air?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta menelusuri dengan akun Instagram @ptpertaminapatraniaga. Di sana terdapat penjelasan melalui postingan yang diunggah pada 10 Februari 2023.
    PT Pertamina Patra Niaga menyebut cara merendam tabung gas dalam air tidak dianjurkan. Pasalnya tabung gas LPG yang dimasukkan dalam air dapat menyebabkan korosi.
    Mereka menyebut cara merendam tabung gas dalam air hanya digunakan untuk melihat apakah terjadi kebocoran terhadap tabung.

    Kesimpulan


    Postingan yang mengklaim tabung gas akan hemat dipakai dengan cara direndam air adalah tidak benar. Faktanya cara tersebut justru bisa membuat tabung gas korosi.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11797) Cek Fakta: Tidak Benar Pengemudi Ojek Online dalam Video Ini Meninggal saat Berkendara Akibat Vaksin

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 16/02/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video pengemudi ojek online atau ojol meninggal saat berkendara akibat vaksin. Kabar tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 13 Februari 2023.
    Unggahan klaim video pengemudi ojol meninggal saat berkendara akibat vaksin, menampilkan seorang mengenakan jaket hijau sedang menunduk kaku di atas sepeda motor berwarna biru sedang mendapat pertolongan dari sejumlah orang yang melihat kondisinya.
    Dalam video tersebut terdapat narasi suara, sebagai berikut.
    "Masih bergerak matanya, bawa ke rumah sakit"
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut. "Seorang driver ojol meninggal dunia dalam keadaan mengendarai kendaraan ojolnya, tubuhnya kaku.
    Akhir-akhir ini banyak kematian mendadak tapi gak diekspos media. Pun kematian mendadak ini banyak yang menimpa para driver ojek online (ojol). Patut dicurigai kematian mendadak akibat dari cairan setan dalam botol niskav.
    Yang sudah di niskav perbanyak istighfar dan bertaubat, jauhi perkataan dan perbuatan yang sia-sia."
    Benarkah klaim video pengemudi ojol meninggal saat berkendara akibat vaksin? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     
     
     
     
     
     
     
     
     
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video pengemudi ojol meninggal saat berkendara akibat vaksin, dengan menangkap layar video tersebut untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Yandex. 
    Penelusuran mengarah pada unggahan video akun YouTube Inside Lombok, berjudul "VIRAL DRIVER OJOL "MEMBEKU" DI ATAS MOTOR, BEGINI PENELUSURAN POLISI." yag diunggah pada 16 Maret 2020.
    Video tersebut identik dengan klaim, namun dilengkapi dengan klarifikasi pengemudi ojek online yang duduk di atas sepeda motornya.
    Dalam klarifikasi tersebut pengemudi ojek online tersebut sedang sakit karena kecapekan dan dalam video tersebut mengaku sudah sehat.
    Video tersebut pun diberi keterangan sebagai berikut.
    "Seorang pengemudi ojek online tertidur di jalan karena kelelahan. Warga yang ada di sekitar lokasi itu berusaha membangunkannya. Sebagian warga menduga pengemudi ojol ini terjangkit virus Corona. Namun anggota dari Polsek Ampenan sudah memastikan bahwa yang bersangkutan hanya kelelahan, bukan karena mengidap penyakit tertentu.
    Masyarakat diharapkan untuk tetap tenang. Selain itu, diharapkan pula agar masyarakat tidak mudah percaya informasi yang belum terbukti kebenarannya."
     
    Penelusuran gambar tersebut juga mengarah pada artikel berjudul "Gojek Pastikan Driver Duduk 'Membeku' di Atas Motor Tak Terkait Corona" yang dimuat situs news.detik.com, pada 18 Maret 2020.
    Artikel situs  news.detik.com juga memuat foto yang identik dengan klaim video.
    Dalam artikel tersebut Pihak Gojek melakukan pengecekan ke lapangan dan memastikan driver ojol tersebut saat itu mengalami sakit dan saat ini dapat kembali beraktivitas setelah dilakukan pertolongan pada kesempatan pertama oleh masyarakat dan tim satgas.

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video pengemudi ojol meninggal saat berkendara akibat vaksin tidak benar.
    Pengemudi ojol dalam video tersebut tidak meninggal dan sedang sakit, peristiwa dalam video tersebut terjadi pada Maret 2020, sebelum program vaksin Covid-19 dimulai pada Januari 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11796) Keliru, Video Tips Atasi Sakit Gigi dalam 5 Menit dengan Pijat Jempol Kaki

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 16/02/2023

    Berita


    Sebuah akun di Facebook mengunggah video pendek berjudul “Tips Atasi Sakit Gigi dalam 5 Menit”.
    Video itu memuat narasi sebagai berikut:
    Titik untuk menghilangkan sakit gigi dalam 5 menit. Pertama, di bawah kuku jempol kaki. Kedua, di sudut kuku kaki. Untuk penekanannya dikasi hand body lotion, lalu tekan menggunakan punggung pena (seperti pada video). Pena di rolling selama 3 menit. Kemudian titik di tepi kuku jempol, ditekan selama 2 menit. Jadi totalnya 5 menit. Jika gigi kiri yang sakit, maka pijatlah bagian jempol kanan. Begitu juga sebaliknya.

    Hingga artikel ini ditulis, unggahan itu disukai 18 ribu dan sudah dibagikan sebanyak 2,4 juta kali. Namun benarkah klaim unggahan pada 6 Februari 2023 tersebut?  

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim Cek Fakta Tempo mewawancarai Dokter Gigi Sri Sadono Mulyanto melalui pesan singkat. Ia mengatakan dalam dunia kedokteran gigi, tidak ada literatur tentang penyembuhan dengan cara yang ada dalam video tersebut. Bahkan belum pernah ada penelitian klinisnya.
    “Perlu dipahami bahwa sakit gigi itu macam-macam penyebabnya. Bisa berasal dari gigi itu sendiri, bisa juga dari jaringan pendukungnya. Bahkan bisa juga karena sebab lain,” kata alumni Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara ini, Kamis, 16 Februari 2023.
    Sakit yang disebabkan oleh gigi juga bermacam-macam, karena kerusakan bagian saraf, infeksi, gigi berlubang dan lain sebagainya. Penanganan untuk masing-masing kasus juga berbeda.
    “Cara menghilangkan sakit gigi dengan teknik pijatan jempol kaki seperti pada video, tidak dikenal dalam dunia kedokteran gigi. Cara tersebut tidak bisa dibuktikan dan tidak diakui sebagai proses penyembuhan,” jelas dokter yang juga direktur Rumah Sakit Jiwa Tampan, Pekanbaru ini.
    Dikutip dari laman Ciputra Medical Centre, sebelum mengobati sakit gigi, dokter terlebih dahulu mengetahui riwayat medis pasien dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan tentang keberadaan rasa sakit, kapan rasa sakit dimulai, seberapa parahnya dan apa yang membuat rasa sakit menjadi lebih buruk.
    Dokter juga memeriksa mulut, gigi, gusi, rahang, lidah, tenggorokan, sinus, telinga, hidung, dan leher. Sinar-X dapat diambil serta tes lainnya, tergantung pada apa yang dicurigai dokter gigi sebagai penyebab rasa sakit.
    Pengobatan sakit gigi pun tergantung pada penyebabnya. Jika gigi berlubang maka perlu ada penambalan. Sementara bila ada infeksi saraf gigi mungkin diperlukan penanganan lebih. Jika disebabkan oleh infeksi, maka perlu tatalaksana lebih lanjut oleh dokter gigi.
    Pemberian antibiotik dapat diresepkan jika terdapat demam atau pembengkakan rahang.

    Kesimpulan


    Hasil verifikasi klaim video tips mengatasi sakit gigi dalam 5 menit dengan pijatan jempol kaki adalah keliru.
    Sakit gigi banyak penyebabnya. Pengobatan atau penangannya juga berbeda tergantung penyebab rasa sakit tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2023-11795) Keliru, Klaim Virus Corona Diambil Dari Nama Virus Serangan Jantung

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 16/02/2023

    Berita


    Sebuah unggahan berisi klaim bahwa virus Corona diambil dari nama latin “cor” dan “ona” yang berarti virus serangan jantung, beredar di Facebook. Unggahan itu berupa tangkapan layar Google Translate yang menerjemahkan “cor ona virus” dalam bahasa Latin menjadi “heart attack virus” dalam bahasa Inggris. 
    Postingan pada 3 Januari 2023 itu memuat narasi: 
    “Secara gak sengaja gunakan fasilitas Google Translate dan memasukkan kata “Corona Virus” dengan cara memilah kata “Corona” menjadi kata “Cor” dan kata “Ona” dan mengubah settingan bahasanya menjadi Latin to English Language. Ternyata hasil translatenya adalah “heart attack virus” atau “virus serangan jantung”.

    Narasi berikutnya dari pemilik akun: “Hmm... menjadi terjelaskan sekarang, pantas saja pada saat booming-boomingnya Pandemi Covid-19 pada tahun 2020 dan 2021 yg lalu, banyak pasien Covid (baca: Corona Virus Disease) yang meninggal tiba-tiba alias mati mendadak. Rupanya Virus Corona ini mengakibatkan serangan jantung toh.”
    Lantas benarkah nama corona virus diambil dari nama virus yang menyerang jantung ?

    Hasil Cek Fakta


    Untuk membuktikan klaim di atas, Cek Fakta tempo mencoba melakukan hal yang sama. Mula-mula Tempo membuka Google Translate, mengubah fitur dari bahasa Latin yang akan diterjemahkan ke bahasa Inggris, lalu menuliskan “cor ona virus” seperti si pemilik akun.

    Dari pengecekan di atas, Tempo mendapatkan hasil yang berbeda. Hasil terjemahan dalam bahasa Inggris bukan “heart attack virus” melainkan tetap “cor ona virus”. 
    Dikutip dari media Inggris, Time, kata corona berarti mahkota. Para ilmuwan pada 1968 menemukan istilah coronavirus setelah virus yang mereka lihat dari mikroskop menyerupai korona matahari: cincin gas berbentuk mahkota yang mengelilingi matahari yang terlihat selama gerhana matahari. 
    Sementara kata “virus” berasal dari kata Latin yang berarti racun dan menggambarkan agen kecil yang menyebabkan penyakit menular. Coronavirus adalah keluarga virus yang mendapatkan nama dari kemunculan virus tersebut.
    Kemudian terkait Covid-19, penyakit yang menyebar ke seluruh dunia sejak 2020, sering disebut disebabkan oleh coronavirus. Padahal sebenarnya penyakit ini disebabkan oleh salah satu jenis coronavirus: SARS-CoV-2. 
    Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia, dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, pernah menjelaskan asal-usul nama Covid yang berasal dari akronim  "co" berarti "corona", "vi" untuk "virus", dan "d" untuk "disease (penyakit)". 
    Dilansir Kompas.com, penamaan tersebut dipilih untuk menghindari referensi ke lokasi geografis tertentu, spesies hewan, atau sekelompok orang sesuai dengan rekomendasi internasional untuk penamaan dan menghindari stigmatisasi. 
    Sistem penamaan varian virus corona sendiri berdasarkan alfabet yang biasa dijadikan standar oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak Mei 2021. Sistem ini digunakan untuk mempermudah komunikasi publik tentang varian baru. Misalnya, varian yang muncul di India sebelumnya diberi kode B.1.617.2.
    WHO sendiri, dikutip dari BBC, menggunakan alfabet Yunani untuk merujuk varian yang pertama kali terdeteksi di negara-negara, seperti Inggris, Afrika Selatan, dan India. Varian Covid-19 yang ditemukan di Inggris, misalnya, akan diberi label sebagai Alfa. Sementara varian di Afrika Selatan dan India akan dilabeli sebagai Beta dan Delta. WHO menilai sistem penamaan ini dapat menyederhanakan pengucapannya dan menghilangkan stigma dari penamaan varian Covid-19.
    Dikutip dari laman resmi Badan Kesehatan Dunia (WHO), penamaan virus corona diberikan oleh Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV) setelah ahli virologi dan komunitas ilmiah melakukan kajian secara mendalam. WHO lalu mengumumkan “COVID-19” atau corona virus sebagai nama penyakit baru ini pada 11 Februari 2020, mengikuti pedoman yang sebelumnya dikembangkan dengan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) dan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO).

    Kesimpulan


    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, klaim penamaan nama virus corona yang diambil dari nama virus serangan jantung adalah keliru.  
    Kata corona berarti mahkota. Para ilmuwan pada 1968 menemukan istilah coronavirus setelah virus yang mereka lihat dari mikroskop menyerupai korona matahari: cincin gas berbentuk mahkota yang mengelilingi matahari yang terlihat selama gerhana matahari. Sementara kata “virus” berasal dari kata Latin yang berarti racun dan menggambarkan agen kecil yang menyebabkan penyakit menular.

    Rujukan