• (GFD-2025-25048) [HOAKS] Video Polisi dengan APD Akibat Serangan HMPV di China

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/01/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan puluhan polisi mengenakan alat pelindung diri (APD) putih mengamankan warga.

    Video tersebut disebarkan pada awal Januari 2025 dan dikaitkan dengan lonjakan kasus human metapneumovirus (HMPV) di China.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut disebarkan dengan konteks keliru.

    Video polisi dengan APD mengamankan warga dikaitkan dengan HMPV di China disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Selasa (7/1/2025):

    Vidio 6 jan 2025

    Virus HMPV menyerang TiongkokVirus ini bukan semacam covid tp gejala hampir sama dgn covid

    Semoga kita semua diberi kesehatan selalu

    Hasil Cek Fakta

    Video yang beredar telah ada di internet sekitar tiga tahun lalu.

    Klip serupa diunggah dalam pewartaan CNN World, 21 November 2022 tepatnya pada menit ke-1 detik ke-30.

    Pemerintah China mengumumkan pelonggaran terbatas terhadap kebijakan nol Covid-19.

    Menyusul pengumuman tersebut, beberapa kota di China membatalkan tes Covid-19 massal. Namun pembatasan ketat tetap diberlakukan oleh otoritas setempat untuk mengatasi situasi pandemi.

    Video tersebut tidak terkait dengan lonjakan kasus HMPV yang terjadi di China pada musim dingin.

    Pemerintah China memastikan kasus HMPV ini tidak lebih gawat dari tahun sebelumnya.

    "Penyakit-penyakit tersebut tampaknya tidak terlalu parah dan penyebarannya dalam skala yang lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning dikutip dari The Guardian.

    Kesimpulan

    Video penanganan situasi pandemi Covid-19 di China pada 2022 disebarkan dengan konteks keliru.

    Video tersebut tidak terkait lonjakan kasus HMPV di China yang terjadi pada akhir 2024 dan awal 2025.

    HMPV tidak lebih parah dari Covid-19. Pemerintah China mengatakan, kasus HMPV tidak lebih parah dan skalanya lebih kecil dibanding tahun sebelumnya.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25047) Keliru, HMPV adalah Virus Corona Jilid 2

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/01/2025

    Berita



    Sebuah akun media sosial Facebook [ arsip ] dan Tiktok [ arsip ] mengunggah foto dengan narasi wabah Metapneumovirus atau HMPV meledak di Cina dengan gejala mirip COVID-19.

    Pengunggah menulis narasi: “Awas ada virus corona jilid 2. Metapneumovirus optimus neptunus. Bulan puasa pake masker mesjid jaga jarak. Vaksin booster ke 3456789. Akalan don caina kalau ulang terjadi bagini lebe bae baku ajarr joo.”



    Benarkah HMPV adalah virus corona jilid dua?

    Hasil Cek Fakta



    Meski HMPV dan COVID-19 sama-sama menyerang pernapasan, namun HMPV tidak disebabkan oleh virus Corona. Sehingga klaim bahwa HMPV adalah virus Corona jilid dua adalah tidak akurat.

    Menurut peneliti virologi dan vaksinologi dari Universitas Airlangga, Dr. Arif Nur Muhammad Ansori, M.Si, HMPV dan SARS-CoV-2 sebagai penyebab COVID-19 adalah dua jenis virus yang berbeda, baik dari struktur genetik maupun cara penularannya.  

    Human Metapneumovirus (hMPV) adalah virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada tahun 2001 dan termasuk dalam keluarga virus Paramyxoviridae.

    hMPV biasanya menyebabkan gejala ringan hingga sedang seperti batuk, pilek, demam, dan kesulitan bernapas. Pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, atau individu dengan sistem imun lemah, gejalanya bisa lebih serius.

    Virus ini menyebar melalui droplet (percikan cairan) dari batuk atau bersin, serta melalui kontak langsung dengan permukaan yang terkontaminasi.

    “Pencegahan yang direkomendasikan sangat sederhana seperti mencuci tangan, menjaga kebersihan, dan menghindari kontak dengan orang sakit. Hingga saat ini, belum ada vaksin spesifik untuk HMPV, tetapi perawatan suportif dapat membantu pasien pulih,” kata Arif.

    Bukan virus dari Cina

    Hasil verifikasi Tempo berdasarkan hasil penelitian dan media kredibel menunjukkan bahwa HMPV bukanlah virus baru yang berasal dari Cina. Virus ini sudah beredar dalam populasi manusia dalam kurun 66 tahun terakhir dan baru berhasil diidentifikasi pertama kali di Belanda pada 2001. Virus ini telah menyebar ke banyak negara seperti Amerika, Australia, Kanada, Afrika dan Eropa.

    Dalam artikel “Human metapneumovirus - what we know now” tahun 2018, HMPV adalah virus yang diidentifikasi oleh peneliti Belanda tahun 2001. Penemuan itu menggunakan sampel nasofaring dari 28 anak dengan penyakit pernapasan. Setelah penemuan HMPV di Belanda pada tahun 2001, kelompok penelitian lain di seluruh dunia juga melaporkan keberadaan virus ini dalam sampel klinis, termasuk di Amerika Utara, Australia, dan Eropa.

    Kesimpulan



    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim HMPV virus corona jilid 2 adalahkeliru.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25046) Benar, Video Kebakaran Apartemen yang Terjadi di New York

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/01/2025

    Berita



    Seorang pembaca meminta bantuan Tempo untuk memverifikasi sebuah video yang diklaim kebakaran di Kota New York, Amerika Serikat. 

    Video itu menyebar di WhatsApp yang memperlihatkan kobaran api melahap beberapa gedung apartemen di malam hari.



    Benarkah kebakaran tersebut terjadi di New York?

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo mengkonfirmasi klaim di atas dengan bantuan Google Lens, mesin pencarian Google dan YouTube. Faktanya peristiwa kebakaran tersebut benar terjadi di apartemen di Bronx, New York, Amerika Serikat, Jumat, 10 Januari 2025.

    Tempo mencocokkan bagian dari bangunan bata merah yang terbakar dengan foto dari The New York Times yang dipublikasikan 10 Januari 2025. 



    Menurut The New York Times, kebakaran tersebut terjadi Jumat dini hari di gedung hunian enam lantai di Wallace Avenue dekat Arnow Avenue. Penyebab kebakaran masih diselidiki. Kebakaran itu menyebabkan sedikitnya 55 keluarga mengungsi.

    Tempo juga mencocokkan sebuah video yang diunggah The New York Time dengan lokasi apartemen yang dilanda kebakaran di antara Wallace Avenue dan Arnow Avenue. Google Maps merekam area tersebut pada 2022.



    Dilansir CBS News, kebakaran terjadi pada Jumat pagi di Bronx, menyebabkan tujuh orang terluka dan lebih dari 250 orang membutuhkan tempat berlindung dan bantuan darurat.

    Petugas pemadam kebakaran datang sekitar pukul 01:45 dini hari ke sebuah gedung apartemen enam lantai di 2910 Wallace Avenue di bagian Allerton di wilayah tersebut. Begitu petugas tiba, mereka memastikan api berasal dari lantai atas gedung tersebut. Dalam waktu satu jam, api dengan cepat membesar hingga mencapai lima alarm.

    Para petugas menghabiskan waktu berjam-jam mencoba mengendalikan api dan asap yang besar , tetapi para pejabat mengatakan atap dan semua apartemen di lantai teratas hancur, dan air merusak setiap unit lainnya.

    "Awalnya, kami mengerahkan pemadam kebakaran untuk melakukan pencarian, mengevakuasi orang-orang, dan berusaha memadamkan api. Api sudah terlalu besar, sangat berbahaya bagi petugas pemadam kebakaran kami. Kami mengevakuasi mereka dari gedung dan, Anda dapat melihat di belakang kami, kami menggunakan tangga menara untuk memadamkan sisa bangunan, dan kami terus melanjutkan operasi itu," kata seorang petugas pemadam kebakaran.

    Kesimpulan



    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video kebakaran di New York adalahbenar. 

    Kebakaran apartemen enam lantai terjadi pada hari Jumat, 10 Januari 2025.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25045) Keliru, Presiden Prabowo Subianto Memberi Hukuman Mati pada Koruptor Harvey Moeis

    Sumber:
    Tanggal publish: 13/01/2025

    Berita



    Sebuah gambar beredar di WhatsApp [ arsip ], Instagram, Facebook, dan YouTube yang diklaim menunjukkan Presiden RI Prabowo Subianto memberi hukuman pada Harvey Moeis yang telah terbukti turut melakukan korupsi timah.

    Gambar itu memperlihatkan Harvey yang mengenakan rompi, berdiri di depan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya dan Prabowo yang sedang duduk di kursi. Narasi konten itu menyebut bahwa Prabowo mengambil langkah kejam dengan menjatuhkan hukuman mati dalam kasus korupsi tersebut, yang eksekusinya akan dilaksanakan di Pulau Nusakambangan.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah gambar itu menunjukkan Prabowo menjatuhkan hukuman mati pada Harvey Moeis?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo memverifikasi gambar itu menggunakan layanan reverse image search dan pencarian dengan kata kunci, dari mesin pencari Google. Ditemukan video asli yang memperlihatkan Prabowo dan Teddy itu. Berikut hasil penelusurannya:

    Verifikasi Gambar



    Sesungguhnya gambar itu telah direkayasa sehingga seakan-akan Harvey Moeis bersama Prabowo dan Teddy dalam sebuah acara. Padahal dalam video asli yang dipublikasikan di saluran YouTube Sekretariat Presiden, tidak ada Harvey dalam acara itu.

    Dalam acara itu hanya memperlihatkan Prabowo, Teddy, dan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Video itu saat pemerintah menyampaikan keterangan pers terkait polemik kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen. 

    Acara yang digelar di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, pada Selasa, 31 Desember 2024 itu, tidak berkaitan langsung dengan kasus korupsi tambang timah yang menyeret Harvey ke penjara. 

    Dilansir Tempo, Harvey Moeis dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman enam tahun enam bulan dan ganti rugi senilai Rp210 miliar. Hakim juga memutuskan seluruh aset Harvey harus dirampas negara.

    Harvey Moeis terseret korupsi tata niaga timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk. Ia ditetapkan sebagai tersangka pada Rabu, 27 Maret 2024 dan vonisnya dibacakan 23 Desember 2024.

    Peran yang dilakukan Harvey adalah, menjadi penghubung dari PT Refined Bangka Tin dengan PT Timah Tbk, sehingga terjadi sejumlah kondisi yang menyebabkan kerugian negara, yang diperhitungkan bernilai Rp300 triliun.

    Majelis hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pada Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat menyatakan hukuman 12 tahun penjara yang dituntut kejaksaan terlalu berat. Mereka pun memutuskan hukumannya enam tahun enam bulan.

    Di sisi lain, berbagai pihak menilai hukuman penjara enam tahun enam bulan itu terlalu ringan. Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung Harli Siregar tanggal 31 Desember menyatakan, pihaknya sedang fokus menyusun dokumen untuk mengajukan banding atas kasus tersebut.

    Maka kasus hukum tersebut kemungkinan masih bergulir. Selain itu, sesungguhnya Presiden RI tidak punya kewenangan langsung dalam memberikan putusan pidana atau putusan pengadilan, sebagaimana isi jurnal ilmiah berjudul Redesain Wewenang Dan Tanggung Jawab Presiden Dalam Sistem Peradilan Guna Menegakkan Hukum Dan Keadilan.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan gambar yang beredar memperlihatkan Prabowo memutuskan hukuman mati untuk Harvey Moeis yang terlibat kasus korupsi PT Timah Tbk adalah klaim yangkeliru.

    Gambar yang beredar telah direkayasa untuk meyakinkan warganet bahwa seakan-akan Prabowo pernah bertemu dan menjatuhkan hukuman mati pada Harvey Moeis. Padahal gambar dan narasi itu palsu.

    Rujukan