(GFD-2024-24349) [SALAH] Indonesia Masuk ke Grup C di Piala Dunia 2026
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 29/11/2024
Berita
INDONESIA MASUK GROUP NERAKA DI PIALA DUNIA 2026 siapapun lawannya sikat
Hasil Cek Fakta
Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) mencari sumber asli video menggunakan Google Lens. Diketahui, konten unggahan kanal YouTube “Kenzie Channel” merupakan gabungan dari dua video berbeda.
Potongan pertama berasal dari momen pengundian grup AFC Asian Cup Qatar 2023, di mana Indonesia masuk ke grup D. Konten asli diunggah di kanal YouTube “AFC Asian Cup” dalam video “LIVE | AFC Asian Cup Qatar 2023™ Final Draw” pada menit 39:40.
Potongan kedua berasal dari momen pengundian grup Piala Dunia 2022, diunggah di kanal YouTube AFC Asian Cup dalam video “Final Draw | FIFA World Cup Qatar 2022” di menit 53.22 dan 57:26.
Tidak ada sumber kredibel yang membenarkan klaim “Timnas Indonesia masuk Grup C Piala Dunia 2024”.
Potongan pertama berasal dari momen pengundian grup AFC Asian Cup Qatar 2023, di mana Indonesia masuk ke grup D. Konten asli diunggah di kanal YouTube “AFC Asian Cup” dalam video “LIVE | AFC Asian Cup Qatar 2023™ Final Draw” pada menit 39:40.
Potongan kedua berasal dari momen pengundian grup Piala Dunia 2022, diunggah di kanal YouTube AFC Asian Cup dalam video “Final Draw | FIFA World Cup Qatar 2022” di menit 53.22 dan 57:26.
Tidak ada sumber kredibel yang membenarkan klaim “Timnas Indonesia masuk Grup C Piala Dunia 2024”.
Kesimpulan
Unggahan berisi narasi “Timnas Indonesia masuk Grup C Piala Dunia 2024” merupakan konten yang menyesatkan (misleading content).
Rujukan
(GFD-2024-24348) Video Awan Jatuh di Kalimantan Tengah, Bagaimana Faktanya?
Sumber:Tanggal publish: 29/11/2024
Berita
tirto.id - Belum lama ini beredar video gumpalan putih menyerupai awan yang diklaim sebagai peristiwa “awan jatuh” di area pertambangan. Salah satu akun dengan nama “Nur Zalim” (arsip) membagikan rekaman ini di laman Facebook-nya pada Sabtu (16/11/2024).
Video lebih dari semenit itu memperlihatkan seorang pria berseragam “Adaro Energy” menghampiri gumpalan putih yang tampak terjun perlahan ke daratan. Sontak pekerja lain di sekitarnya juga turut mengerubungi, beberapa berteriak “awan”. Ada juga yang mencoba menyentuh gumpalan ini, sementara lainnya terlihat merekam kejadian menggunakan gawainya.
Benda putih mengambang yang tampak dalam video serupa awan kinton yang biasa muncul di serial anime Dragon Ball.
“Detik – Detik Awan Jatuh. Lokasi Murung Raya Kalimantan Tengah,” begitu bunyi takarir yang dibubuhkan akun penggunggah, disertai emoji terkejut dan beberapa tagar.
Hingga Jumat (29/11/2024), unggahan ini telah meraup ribuan reaksi, berupa 44.700 likes dan 2.200 komentar. Videonya juga telah dibagikan ulang ke 3.600 orang.
Sejumlah pengguna Facebook serempak mewarnai kolom komentar dengan kalimat-kalimat tasbih dan mendoakan bahwa awan yang jatuh itu bisa membawa berkah. Seorang warganet juga ada yang berceletuk bahwa awan ternyata mirip busa.
Selain di Facebook, Tirto menjumpai klip serupa tersebar di TikTok dan Instagram, seperti bisa diintip di sini dan di sini.
Lantas, bagaimana kebenaran narasi yang beredar?
Video lebih dari semenit itu memperlihatkan seorang pria berseragam “Adaro Energy” menghampiri gumpalan putih yang tampak terjun perlahan ke daratan. Sontak pekerja lain di sekitarnya juga turut mengerubungi, beberapa berteriak “awan”. Ada juga yang mencoba menyentuh gumpalan ini, sementara lainnya terlihat merekam kejadian menggunakan gawainya.
Benda putih mengambang yang tampak dalam video serupa awan kinton yang biasa muncul di serial anime Dragon Ball.
“Detik – Detik Awan Jatuh. Lokasi Murung Raya Kalimantan Tengah,” begitu bunyi takarir yang dibubuhkan akun penggunggah, disertai emoji terkejut dan beberapa tagar.
Hingga Jumat (29/11/2024), unggahan ini telah meraup ribuan reaksi, berupa 44.700 likes dan 2.200 komentar. Videonya juga telah dibagikan ulang ke 3.600 orang.
Sejumlah pengguna Facebook serempak mewarnai kolom komentar dengan kalimat-kalimat tasbih dan mendoakan bahwa awan yang jatuh itu bisa membawa berkah. Seorang warganet juga ada yang berceletuk bahwa awan ternyata mirip busa.
Selain di Facebook, Tirto menjumpai klip serupa tersebar di TikTok dan Instagram, seperti bisa diintip di sini dan di sini.
Lantas, bagaimana kebenaran narasi yang beredar?
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim unggahan media sosial tersebut, Tim Riset Tirto melakukan penelusuran Google dengan kata kunci “awan jatuh di Kalimantan Tengah”. Dari situ kami menemukan beberapa laporan media yang memuat penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang narasi awan jatuh di Kalimantan Tengah.
Seperti dilansir Antara, BMKG menyebut bahwa gumpalan putih yang tampak mengambang dari langit hingga turun perlahan ke permukaan tanah di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, bukan awan jatuh tapi diduga hanya gumpalan uap.
"Fenomena tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia yang terjadi di wilayah pertambangan," ujar Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, di Jakarta, Sabtu (16/11/2024).
Andri menjelaskan, awan tak dapat jatuh ke permukaan dalam bentuk gumpalan padat lantaran partikelnya sangat ringan dan tersebar dengan kerapatan rendah.
Hal ini karena awan merupakan kumpulan tetesan air atau kristal es yang sangat kecil dan ringan, sehingga tetap melayang di atmosfer dengan bantuan arus udara. Partikel awan umumnya menguap sebelum mencapai tanah terutama ketika terjadi perubahan lingkungan.
Dengan demikian, gumpalan putih dalam video disebut Andri kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas teknis atau operasional.
Ia bilang, kondisi tersebut bisa terjadi karena adanya pelepasan gas bertekanan tinggi dari aktivitas tambang, yang didukung oleh suhu rendah dan kelembapan tinggi. Dengan demikian lingkungan tersebut mendukung pembentukan uap kondensasi,
Senada, Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk, Febriati Nadira, juga menyatakan kalau benda berbentuk awan kinton yang jatuh di tambang milik Adaro di Muara Tuhup, Murung Raya, Kalteng tersebut adalah busa. Busa itu jatuh di tanah diambil pada Jumat (15/11/2024) sekitar pukul 06.00-07.00 WITA.
“Iya benar kejadiannya. Tapi, itu busa,” ujar Nadira, menukil Kompas.com, Sabtu (16/11/2024).
Untuk diketahui, proses terbentuknya awan dimulai dengan udara yang mengalami kenaikan akan mengembang secara adiabatik karena tekanan udara di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah.
Udara yang bergerak ke atas kemudian akan mengalami pendinginan secara adiabatik sehingga kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah. Akan tetapi, sebelum RH mencapai 100 yaitu sekitar 78, kondensasi telah dimulai pada inti kondensasi yang lebih besar dan aktif.
Perubahan RH terjadi karena adanya penambahan uap air oleh penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan. Partikel-partikel yang disebut dengan aerosol inilah yang berfungsi sebagai perangkap air dan selanjutnya akan membentuk tetes atau titik-titik air. Tetes air selanjutnya mulai tumbuh menjadi tetes awan pada saat RH mendekati 100.
Seperti dilansir Antara, BMKG menyebut bahwa gumpalan putih yang tampak mengambang dari langit hingga turun perlahan ke permukaan tanah di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, bukan awan jatuh tapi diduga hanya gumpalan uap.
"Fenomena tersebut kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas manusia yang terjadi di wilayah pertambangan," ujar Direktur Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani, di Jakarta, Sabtu (16/11/2024).
Andri menjelaskan, awan tak dapat jatuh ke permukaan dalam bentuk gumpalan padat lantaran partikelnya sangat ringan dan tersebar dengan kerapatan rendah.
Hal ini karena awan merupakan kumpulan tetesan air atau kristal es yang sangat kecil dan ringan, sehingga tetap melayang di atmosfer dengan bantuan arus udara. Partikel awan umumnya menguap sebelum mencapai tanah terutama ketika terjadi perubahan lingkungan.
Dengan demikian, gumpalan putih dalam video disebut Andri kemungkinan besar bukan awan alami, melainkan kondensasi uap air atau gas akibat aktivitas teknis atau operasional.
Ia bilang, kondisi tersebut bisa terjadi karena adanya pelepasan gas bertekanan tinggi dari aktivitas tambang, yang didukung oleh suhu rendah dan kelembapan tinggi. Dengan demikian lingkungan tersebut mendukung pembentukan uap kondensasi,
Senada, Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk, Febriati Nadira, juga menyatakan kalau benda berbentuk awan kinton yang jatuh di tambang milik Adaro di Muara Tuhup, Murung Raya, Kalteng tersebut adalah busa. Busa itu jatuh di tanah diambil pada Jumat (15/11/2024) sekitar pukul 06.00-07.00 WITA.
“Iya benar kejadiannya. Tapi, itu busa,” ujar Nadira, menukil Kompas.com, Sabtu (16/11/2024).
Untuk diketahui, proses terbentuknya awan dimulai dengan udara yang mengalami kenaikan akan mengembang secara adiabatik karena tekanan udara di atas lebih kecil daripada tekanan di bawah.
Udara yang bergerak ke atas kemudian akan mengalami pendinginan secara adiabatik sehingga kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah. Akan tetapi, sebelum RH mencapai 100 yaitu sekitar 78, kondensasi telah dimulai pada inti kondensasi yang lebih besar dan aktif.
Perubahan RH terjadi karena adanya penambahan uap air oleh penguapan atau penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan. Partikel-partikel yang disebut dengan aerosol inilah yang berfungsi sebagai perangkap air dan selanjutnya akan membentuk tetes atau titik-titik air. Tetes air selanjutnya mulai tumbuh menjadi tetes awan pada saat RH mendekati 100.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, video gumpalan putih yang tampak terjun perlahan ke permukaan tanah dan diklaim sebagai detik-detik awan jatuh di Kalimantan Tengah bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut peristiwa di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, itu bukan awan jatuh tapi diduga hanya gumpalan uap. Hal ini juga dikonfirmasi oleh Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk, Febriati Nadira.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut peristiwa di Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, itu bukan awan jatuh tapi diduga hanya gumpalan uap. Hal ini juga dikonfirmasi oleh Head of Corporate Communication PT Adaro Energy Tbk, Febriati Nadira.
Rujukan
- https://www.facebook.com/reel/1265560964759487
- https://ghostarchive.org/archive/Jj8jk
- https://www.google.com/url?sa=i&url=
- https%3A%2F%2Fwww.merdeka.com%2Fdunia%2Fbisakah-kita-duduk-di-atas-awan-ilmuwan-punya-jawabannya.html&psig=AOvVaw1lA6YH0xG6HR5asdVU6V7i&ust=1732951334556000&source=images&cd=vfe&opi=89978449&ved=0CBQQjhxqFwoTCNjnh_uAgYoDFQAAAAAdAAAAABAE
- https://www.tiktok.com/@odezzkhan737/video/7437747271216811319?q=awan%20jatuh&t=1732850346000
- https://www.instagram.com/parepare_info/reel/DCaKjSxTZu7/
- https://www.antaranews.com/berita/4470889/bmkg-sebut-diduga-gumpalan-uap-yang-jatuh-di-murung-raya-kalteng
- https://www.kompas.com/tren/read/2024/11/16/143200465/viral-video-awan-kinton-jatuh-di-kalimantan-tengah-ini-kata-bmkg?page=all
- https://tirto.id/jenis-jenis-awan-proses-pembentukan-awan-dan-ciri-cirinya-gbhQ#google_vignette
(GFD-2024-24347) [KLARIFIKASI] Penjelasan Bawaslu soal Surat Suara Sudah Tercoblos di Tingkulu, Manado
Sumber:Tanggal publish: 28/11/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi soal temuan surat suara sudah tercoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 9 Kelurahan Tingkulu, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
Narasi temuan surat suara sudah tercoblos di TPS 9 Tingkulu, Wanea, Manado, dibagikan oleh akun Facebook ini pada Rabu (27/11/2024).
Akun itu membagikan tangkapan layar unggahan Facebook yang memuat foto kertas suara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut sudah tercoblos.
Berikut narasi foto tersebut:
Oknum" mulai beraksi. Surat suara yg belum di coblos setelah di buka sudah di coblos, entah oknum siapa yg melakukan. TKP TPS 9 kelurahan tingkulu lingkungan 8
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
Narasi temuan surat suara sudah tercoblos di TPS 9 Tingkulu, Wanea, Manado, dibagikan oleh akun Facebook ini pada Rabu (27/11/2024).
Akun itu membagikan tangkapan layar unggahan Facebook yang memuat foto kertas suara pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulut sudah tercoblos.
Berikut narasi foto tersebut:
Oknum" mulai beraksi. Surat suara yg belum di coblos setelah di buka sudah di coblos, entah oknum siapa yg melakukan. TKP TPS 9 kelurahan tingkulu lingkungan 8
Hasil Cek Fakta
Dilansir Tempo, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sulut Ardiles Mewoh membenarkan adanya temuan kertas suara pemilihan gubernur dan wakil gubernur yang sudah tercoblos di TPS 9 Tingkulu, Wanea, Manado.
Menurut Ardiles, petugas di TPS tersebut telah menangani dan melaporkan temuan itu kepada Bawaslu Sulut.
"Iya benar ada kejadian itu di TPS 9 Tingkulu dan telah ditangani. Surat suara yang sudah tercoblos itu dinyatakan rusak dan langsung diganti dengan surat suara yang baru," kata Ardiles.
Ardiles mengatakan, sesuai peraturan, surat suara yang telah tercoblos sebelum digunakan akan dikategorikan sebagai rusak.
Hingga Rabu (27/11/2024), kata Ardiles, selain di TPS 9 Tingkulu, belum ada laporan kasus serupa dari TPS lainnya di Sulut.
Menurut Ardiles, petugas di TPS tersebut telah menangani dan melaporkan temuan itu kepada Bawaslu Sulut.
"Iya benar ada kejadian itu di TPS 9 Tingkulu dan telah ditangani. Surat suara yang sudah tercoblos itu dinyatakan rusak dan langsung diganti dengan surat suara yang baru," kata Ardiles.
Ardiles mengatakan, sesuai peraturan, surat suara yang telah tercoblos sebelum digunakan akan dikategorikan sebagai rusak.
Hingga Rabu (27/11/2024), kata Ardiles, selain di TPS 9 Tingkulu, belum ada laporan kasus serupa dari TPS lainnya di Sulut.
Kesimpulan
Narasi temuan surat suara pemilihan gubernur dan wakil gubernur sudah tercoblos di TPS 9 Tingkulu, Wanea, Manado, Sulut, perlu diluruskan.
Bawaslu Sulut menyatakan, surat suara yang sudah tercoblos tersebut dinyatakan rusak dan diganti dengan yang baru.
Bawaslu Sulut menyatakan, surat suara yang sudah tercoblos tersebut dinyatakan rusak dan diganti dengan yang baru.
Rujukan
(GFD-2024-24346) [KLARIFIKASI] Polisi Bantah Motif Pembacokan di Sampang Terkait Pilkada
Sumber:Tanggal publish: 28/11/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar video aksi pengeroyokan dan pembacokan di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur yang diduga dilatarbelakangi oleh Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Narasi yang beredar menyebutkan, pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1 KH Mohammad bin Muafi-Abdullah Hidayat membunuh pendukung paslon nomor urut 2 Slamet Junaidi-Ahmad Mahfudz.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu keliru dan perlu diluruskan.
Video carok di Sampang dikaitkan dengan Pilkada 2024 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 18 November 2024:
Carok pilkada sampang 2024 pendukungpaslo 01 bunuh pendukung paslon no 2
Narasi yang beredar menyebutkan, pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1 KH Mohammad bin Muafi-Abdullah Hidayat membunuh pendukung paslon nomor urut 2 Slamet Junaidi-Ahmad Mahfudz.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu keliru dan perlu diluruskan.
Video carok di Sampang dikaitkan dengan Pilkada 2024 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 18 November 2024:
Carok pilkada sampang 2024 pendukungpaslo 01 bunuh pendukung paslon no 2
Hasil Cek Fakta
Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman membantah motif pembacokan di Desa Ketapang Laok, Ketapang, Sampang dilatarbelakangi oleh Pilkada 2024.
Ia menjelaskan, terjadi kesalahpahaman dan hasutan kabar bohong mengenai pemukulan terhadap seorang kiai bernama Hamduddin pada Minggu, 17 November 2024.
Dilansir Tribunnews, kesalahpahaman bermula dari kunjungan cabup nomor urut 2 Slamet Junaidi ke pondok pesantren yang diasuh salah satu tokoh masyarakat di desa tersebut, yakni Kiai Mualif.
Namun, kunjungan mendadak ini dinilai 'melangkahi' karena tidak izin dengan Kiai Hamduddin, selaku tokoh yang lebih tua.
Terjadi cekcok, hingga kubu Kiai Hamduddin melakukan blokade jalan.
Dari cekcok ini beredar isu terjadi pemukulan terhadap Kiai Hamduddin, sehingga membuat kubu mereka geram.
Percekcokan antara keduanya berusaha dilerai oleh pengasuh pesantren, yakni Muhtar dan Jimmy Sugito Putra.
"Tapi pada saat mereka merapat mendekati Kiai Hamduddin ada omongan-omongan mulut itu seolah-olah ada pemukulan terhadap Kiai Hamduddin makanya mereka spontan bereaksi melakukan pengejaran terhadap kelompok Jimmy korban," kata Firman.
Massa yang terlanjur marah dan termakan informasi simpang-siur justru menyerang Jimmy.
Dilansir Kompas.com, Jimmy mengalami luka bacok di paha, leher, dan kepala. Ia meninggal akibat kehabisan darah saat dilarikan ke rumah sakit.
Meski Jimmy terdaftar sebagai saksi paslon nomor urut 2, namun motif pembacokan bukan karena statusnya sebagai saksi Pilkada Sampang 2024.
Ia menjelaskan, terjadi kesalahpahaman dan hasutan kabar bohong mengenai pemukulan terhadap seorang kiai bernama Hamduddin pada Minggu, 17 November 2024.
Dilansir Tribunnews, kesalahpahaman bermula dari kunjungan cabup nomor urut 2 Slamet Junaidi ke pondok pesantren yang diasuh salah satu tokoh masyarakat di desa tersebut, yakni Kiai Mualif.
Namun, kunjungan mendadak ini dinilai 'melangkahi' karena tidak izin dengan Kiai Hamduddin, selaku tokoh yang lebih tua.
Terjadi cekcok, hingga kubu Kiai Hamduddin melakukan blokade jalan.
Dari cekcok ini beredar isu terjadi pemukulan terhadap Kiai Hamduddin, sehingga membuat kubu mereka geram.
Percekcokan antara keduanya berusaha dilerai oleh pengasuh pesantren, yakni Muhtar dan Jimmy Sugito Putra.
"Tapi pada saat mereka merapat mendekati Kiai Hamduddin ada omongan-omongan mulut itu seolah-olah ada pemukulan terhadap Kiai Hamduddin makanya mereka spontan bereaksi melakukan pengejaran terhadap kelompok Jimmy korban," kata Firman.
Massa yang terlanjur marah dan termakan informasi simpang-siur justru menyerang Jimmy.
Dilansir Kompas.com, Jimmy mengalami luka bacok di paha, leher, dan kepala. Ia meninggal akibat kehabisan darah saat dilarikan ke rumah sakit.
Meski Jimmy terdaftar sebagai saksi paslon nomor urut 2, namun motif pembacokan bukan karena statusnya sebagai saksi Pilkada Sampang 2024.
Kesimpulan
Narasi pemukulan dan pembacokan di Desa Ketapang Laok, Ketapang, Sampang, Madura disebarkan dengan konteks keliru.
Peristiwa terjadi pada Minggu, 17 November 2024, ketika ada kunjungan cabup nomor urut 2 Slamet Junaidi ke pondok pesantren di desa tersebut.
Terdapat dua kubu yang berselisih paham atas kunjungan itu, hingga muncul kabar seorang kiai dipukul.
Motif pembacokan yakni respons atas isu pemukulan terhadap kiai, yang ternyata merupakan informasi keliru.
Peristiwa terjadi pada Minggu, 17 November 2024, ketika ada kunjungan cabup nomor urut 2 Slamet Junaidi ke pondok pesantren di desa tersebut.
Terdapat dua kubu yang berselisih paham atas kunjungan itu, hingga muncul kabar seorang kiai dipukul.
Motif pembacokan yakni respons atas isu pemukulan terhadap kiai, yang ternyata merupakan informasi keliru.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/1015027165673430/posts/1886302335212571/
- https://www.facebook.com/groups/366703018067430/posts/1398151008255954/
- https://www.facebook.com/reel/1094203725450567
- https://www.facebook.com/reel/1297782001397997
- https://www.tribunnews.com/regional/2024/11/22/kronologi-lengkap-carok-di-sampang-hingga-tewaskan-jimmy-saksi-cabup-ada-isu-pemukulan-kiai?page=3
- https://surabaya.kompas.com/read/2024/11/22/095859778/kronologi-lengkap-pengeroyokan-pendukung-paslon-pilkada-sampang-hingga
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 276/5725