Beredar e-book yang mencantumkan logo Tirto.id dan Kurawal Foundation. E-book tersebut berjudul "Lupakan Netralitas Korbankan Korban Sejawat" .
E-book berjumlah 22 halaman itu beredar di media sosial. Isinya berupa informasi tentang upaya Polri dalam mendukung salah satu pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2024. Selain juga informasi mengenai sejumlah nama dalam pemerintahan dan penyelenggara pemilu yang mendukung calon tertentu pada Pilpres 2024.
Benarkah Tirto.id dan Kurawal Foundation menerbitkan ebook tersebut?
(GFD-2023-14174) CEK FAKTA: Salah! Tirto dan Kurawal Terbitkan E-Book Berjudul “Lupakan Netralitas Korbankan Korban Sejawat"
Sumber:Tanggal publish: 27/11/2023
Berita
Hasil Cek Fakta
Penelusuran Fakta
Hasil penelusuran Cek Fakta, informasi tersebut tidak benar. Tirto.id membantah telah menerbitkan ebook dengan judul “Lupakan Netralitas Korbankan Korban Sejawat”.
"E-book yang mengatasnamakan Tirto dan Kurawal soal isu melanggengkan dinasti Jokowi dengan judul “Lupakan Netralitas Korbankan Korban Sejawat” yang beredar masif di media sosial dan grup WhatsApp adalah HOAKS," tulisnya dalam akun X (Twitter) @TirtoID, Senin (27/11/2023).
"Redaksi Tirto tidak pernah menerbitkan artikel yang dikemas dalam bentuk ebook sebanyak 22 halaman tersebut," sambungnya.
"Artikel-artikel dalam e-book tersebut sama sekali bukan produk jurnalistik yang diproduksi Tirto," tulis Tirto.
Tirto.id juga mengklarifikasi perihal e-book tersebut melalui pernyataan resmi yang diterbitkan pada Senin (27/11/2023) berjudul "Hoaks E-Book Dinasti Jokowi Catut Nama Tirto dan Kurawal".
Dalam artikelnya, Tirto menegaskan kembali tidak pernah menerbitkan artikel yang dikemas dalam bentuk e-book sebanyak 22 halaman, seperti yang beredar di media sosial.
Terkait dengan Kurawal, Tirto menyebut pernah bekerja sama pada 2020 untuk liputan tentang politik keluarga besar Jokowi menjelang Pilkada.
"Tirto dan Kurawal memang pernah bekerja sama pada 2020 terkait liputan mendalam soal politik keluarga besar Jokowi menjelang Pilkada Serentak 2020. Ada lima artikel yang kami rilis secara berkala saat itu, yang kemudian dijadikan e-book pada Desember 2020," tulis Tirto.
"Namun, e-book setebal 71 halaman yang Tirto dan Kurawal terbitkan tersebut sama sekali berbeda dengan e-book 22 halaman yang beredar belakangan ini. Dengan demikian, maka kami pastikan e-book dengan judul “Melanggengkan Dinasti Jokowi: Lupakan Netralitas Korbankan Rekan Sejawat” yang beredar di media sosial adalah hoaks," tulis Tirto.id dalam keterangannya.
Wakil Direktur Kurawal, Donny Ardyanto, memastikan bahwa e-book sebanyak 22 halaman tersebut bukan produk Kurawal dan Tirto.
"Karena itu, publik jangan mudah termakan hoaks yang mengatasnamakan media, khususnya Tirto," kata Donny.
Dalam pernyataan resminya ditegaskan, selain tidak pernah membuat ebook tersebut, redaksi Tirto menegaskan pasti akan melakukan cover both side dalam setiap produk jurnalistik.
"Konten e-book tersebut itu tayang 13 Oktober, padahal Deklarasi Gibran 24 Oktober 2023, dari sisi timeline juga tidak logis," demikian mengutip salah satu poin pernyataan resmi redaksi Tirto.
Pihak Kurawal juga mengklarifikasi atas pencatutan nama dalam ebook tersebut.
"Kurawal menegaskan bahwa kami tidak pernah membuat dan menerbitkan dokumen itu dan tidak bertanggung jawab atas akurasi informasi yang tercantum di dalamnya," demikian dikutip dari pernyataan pihak Kurawal Foundation melalui akun X/Twitter @KurawalFoundID, Senin (27/11/2023).
Pihak Kurawal mengecam para pihak yang telah menyalahgunakan nama Yayasan Kurawal. "Kami juga mengutuk praktik pelanggaran dalam bentuk manipulasi informasi dan penyebaran hoaks," tulis akun Kurawal Foundation.
Yayasan Kurawal mengimbau seluruh pihak untuk menjaga integritas proses pemilihan umum (pemilu).
Hasil penelusuran Cek Fakta, informasi tersebut tidak benar. Tirto.id membantah telah menerbitkan ebook dengan judul “Lupakan Netralitas Korbankan Korban Sejawat”.
"E-book yang mengatasnamakan Tirto dan Kurawal soal isu melanggengkan dinasti Jokowi dengan judul “Lupakan Netralitas Korbankan Korban Sejawat” yang beredar masif di media sosial dan grup WhatsApp adalah HOAKS," tulisnya dalam akun X (Twitter) @TirtoID, Senin (27/11/2023).
"Redaksi Tirto tidak pernah menerbitkan artikel yang dikemas dalam bentuk ebook sebanyak 22 halaman tersebut," sambungnya.
"Artikel-artikel dalam e-book tersebut sama sekali bukan produk jurnalistik yang diproduksi Tirto," tulis Tirto.
Tirto.id juga mengklarifikasi perihal e-book tersebut melalui pernyataan resmi yang diterbitkan pada Senin (27/11/2023) berjudul "Hoaks E-Book Dinasti Jokowi Catut Nama Tirto dan Kurawal".
Dalam artikelnya, Tirto menegaskan kembali tidak pernah menerbitkan artikel yang dikemas dalam bentuk e-book sebanyak 22 halaman, seperti yang beredar di media sosial.
Terkait dengan Kurawal, Tirto menyebut pernah bekerja sama pada 2020 untuk liputan tentang politik keluarga besar Jokowi menjelang Pilkada.
"Tirto dan Kurawal memang pernah bekerja sama pada 2020 terkait liputan mendalam soal politik keluarga besar Jokowi menjelang Pilkada Serentak 2020. Ada lima artikel yang kami rilis secara berkala saat itu, yang kemudian dijadikan e-book pada Desember 2020," tulis Tirto.
"Namun, e-book setebal 71 halaman yang Tirto dan Kurawal terbitkan tersebut sama sekali berbeda dengan e-book 22 halaman yang beredar belakangan ini. Dengan demikian, maka kami pastikan e-book dengan judul “Melanggengkan Dinasti Jokowi: Lupakan Netralitas Korbankan Rekan Sejawat” yang beredar di media sosial adalah hoaks," tulis Tirto.id dalam keterangannya.
Wakil Direktur Kurawal, Donny Ardyanto, memastikan bahwa e-book sebanyak 22 halaman tersebut bukan produk Kurawal dan Tirto.
"Karena itu, publik jangan mudah termakan hoaks yang mengatasnamakan media, khususnya Tirto," kata Donny.
Dalam pernyataan resminya ditegaskan, selain tidak pernah membuat ebook tersebut, redaksi Tirto menegaskan pasti akan melakukan cover both side dalam setiap produk jurnalistik.
"Konten e-book tersebut itu tayang 13 Oktober, padahal Deklarasi Gibran 24 Oktober 2023, dari sisi timeline juga tidak logis," demikian mengutip salah satu poin pernyataan resmi redaksi Tirto.
Pihak Kurawal juga mengklarifikasi atas pencatutan nama dalam ebook tersebut.
"Kurawal menegaskan bahwa kami tidak pernah membuat dan menerbitkan dokumen itu dan tidak bertanggung jawab atas akurasi informasi yang tercantum di dalamnya," demikian dikutip dari pernyataan pihak Kurawal Foundation melalui akun X/Twitter @KurawalFoundID, Senin (27/11/2023).
Pihak Kurawal mengecam para pihak yang telah menyalahgunakan nama Yayasan Kurawal. "Kami juga mengutuk praktik pelanggaran dalam bentuk manipulasi informasi dan penyebaran hoaks," tulis akun Kurawal Foundation.
Yayasan Kurawal mengimbau seluruh pihak untuk menjaga integritas proses pemilihan umum (pemilu).
Kesimpulan
Kesimpulan
Tirto.id dan Kurawal Foundation tidak pernah menerbitkan e-book berjudul "Lupakan Netralitas Korbankan Korban Sejawat". Informasi tersebut termasuk dalam kategori fabricated content (konten palsu). Konten jenis ini diciptakan dengan sengaja untuk mengelabui pembacanya.
Tirto.id dan Kurawal Foundation tidak pernah menerbitkan e-book berjudul "Lupakan Netralitas Korbankan Korban Sejawat". Informasi tersebut termasuk dalam kategori fabricated content (konten palsu). Konten jenis ini diciptakan dengan sengaja untuk mengelabui pembacanya.
Rujukan
(GFD-2023-14173) Bentuk Ekosistem Informasi yang Bersih, AMSI Dukung Perluasan Gerakan Cek Fakta
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 26/11/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) mengharapkan kegiatan cek fakta yang dilakukan saat ini dapat terus berkembang hingga dapat menumbuhkan akar rumput baru yang akan meneruskan gerakan ini.
Ketua Umum AMSI, Wahyu Dhyatmika menekankan pentingnya menjadikan gerakan cek fakta menjadi sebuah gerakan sosial yang lebih masif. Hal tersebut menjadi tantangan mendasar untuk menjawab kebutuhan publik terhadap ekosistem informasi yang bersih dari misinformasi dan disinformasi.
"Kita belajar dari berbagai FGD, pelatihan, dan workshop yang telah dilakukan dalam 5 tahun terakhir. Salah satu yang penting untuk dibuat lebih relevan adalah bagaimana kita menggeser gerakan cek fakta, yang tadinya adalah sebuah inisiasi dari AJI, AMSI, dan Mafindo, menjadi sebuah gerakan sosial yang lebih masif lagi ke depannya," ujarnya saat menjadi narasumber dalam sesi Talk Show "Pre-bunking dan Gerakan Kolaborasi Cek Fakta."
Penyusunan rencana strategis (renstra) untuk jangka pendek, menengah, dan jangka panjang telah disusun oleh ketiga inisiator gerakan cek fakta tersebut. Fokus utamanya ada pada menciptakan mekanisme pertahanan diri (self defense mechanism) dalam ekosistem informasi di Indonesia.
"Jadi awal tahun kemarin itu kita membahas roadmap-nya, kita mengira fase-fase untuk menuju ekosistem informasi yang punya self defense itu bagaimana," kata pria yang juga akrab disapa Bli Komang tersebut.
"Tentu idealnya kita baru bisa disebut berhasil ketika setiap pengguna internet sudah punya kemampuan untuk melakukan penyaringan informasi, itu yang kita sebut dengan self defense. Lalu, idealnya juga secara regulasi sudah ada aturan-aturan yang tegas dan mengatur bagaimana sanksinya jika mis/disinformasi beredar," ujarnya menjelaskan.
Pendidikan menjadi kunci sebagai tempat awal membentuk masyarakat yang kritis dan skeptis terhadap informasi.
Penyusunan modul ajar, penyediaan Learning Management System (LMS), hibah riset, pengadaan berbagai kelas pelatihan cek fakta hingga lomba konten pre-bunking, Focus Group Discussion (FGD), serta seminar nasional, dan berbagai kegiatan lainnya telah dilakukan.
"Dan untuk mencapai hal tersebut, memang dimulai dari pendidikan, dari sekolah. Itu yang sedang kita coba lakukan juga. Mereka nantinya akan lebih kritis dan skeptis dalam menerima informasi. Jadi, ini memang pekerjaan bersama-sama, dan bukan hanya soal cek fakta, tetapi soal literasi dan ekosistem informasi kita," ujar Wahyu.
Tidak hanya itu, Wahyu juga menyoroti pentingnya me-localize gerakan ini dengan membuat konten-konten cek fakta, seperti video pre-bunking, dalam bahasa lokal agar lebih relevan dan diterima oleh masyarakat.
"Ini yang kemarin sudah coba oleh kami dengan membuat video pre-bunking dengan bahasa lokal. Nah, hal-hal seperti itu harus diperbanyak agar kegiatan cek fakta menjadi budaya, kebiasaan, dan mindset di dalam masyarakat," katanya mengakhiri.
Hasil Cek Fakta
(GFD-2023-14172) [SALAH] Gambar Tangkapan Layar Democrazy Berjudul “Megawati saya sudah Jelas masuk surga malaikat kenal sama bapak saya Soekarno”
Sumber: Tiktok.comTanggal publish: 26/11/2023
Berita
“Megawati saya sudah Jelas masuk surga malaikat kenal sama bapak saya Soekarno”
Hasil Cek Fakta
Akun Tiktok kanjidxd memposting sebuah video yang didalamnya terdapat tangkapan layar artikel Democrazy berjudul “Megawati saya sudah Jelas masuk surga malaikat kenal sama bapak saya Soekarno”.
Setelah ditelusuri pada website Democrazy menggunakan keterangan tanggal pada tangkapan layar yaitu 18 Februari 2023. Ditemukan judul asli berjudul “Megawati: Maaf Beribu Maaf Ini, Kenapa Ibu-Ibu Sekarang Kok Seneng Banget Ngikut Pengajian?”. Jika dilihat terdapat kesamaan pada tanggal unggah serta gambar pada artikel. Terdapat perbedaan di judul artikel.
Dengan demikian gambar tangkapan layar Democrazy berjudul “Megawati saya sudah Jelas masuk surga malaikat kenal sama bapak saya Soekarno” merupakan hasil suntingan. Judul yang asli adalah “Megawati: Maaf Beribu Maaf Ini, Kenapa Ibu-Ibu Sekarang Kok Seneng Banget Ngikut Pengajian?”, sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Setelah ditelusuri pada website Democrazy menggunakan keterangan tanggal pada tangkapan layar yaitu 18 Februari 2023. Ditemukan judul asli berjudul “Megawati: Maaf Beribu Maaf Ini, Kenapa Ibu-Ibu Sekarang Kok Seneng Banget Ngikut Pengajian?”. Jika dilihat terdapat kesamaan pada tanggal unggah serta gambar pada artikel. Terdapat perbedaan di judul artikel.
Dengan demikian gambar tangkapan layar Democrazy berjudul “Megawati saya sudah Jelas masuk surga malaikat kenal sama bapak saya Soekarno” merupakan hasil suntingan. Judul yang asli adalah “Megawati: Maaf Beribu Maaf Ini, Kenapa Ibu-Ibu Sekarang Kok Seneng Banget Ngikut Pengajian?”, sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Gambar tangkapan layar Democrazy tersebut merupakan hasil suntingan. Faktanya, judul yang asli adalah “Megawati: Maaf Beribu Maaf Ini, Kenapa Ibu-Ibu Sekarang Kok Seneng Banget Ngikut Pengajian?”.
Rujukan
(GFD-2023-14171) [SALAH] Gambar Tangkapan Layar CNN Indonesia Berjudul “Luhut Ancam Buldoser Orang yang Halang-halangi Investasi ke RI, Netizens: Kau Pikir Kampung Melayu itu Punya Bapak Ello”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 26/11/2023
Berita
“Luhut Ancam Buldoser Orang yang Halang-halangi Investasi ke RI, Netizens: Kau Pikir Kampung Melayu itu Punya Bapak Ello”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Aisyah Hanun Aqilah memposting sebuah gambar tangkapan layar artikel CNN Indonesia berjudul “Luhut Ancam Buldoser Orang yang Halang-halangi Investasi ke RI, Netizens: Kau Pikir Kampung Melayu itu Punya Bapak Ello”. Postingan tersebut diunggah pada 12 September 2023.
Setelah ditelusuri menggunakan indeks pada website CNN Indonesia menggunakan keterangan tanggal pada tangkapan layar yaitu 1 Desember 2022. Ditemukan judul asli berjudul “Luhut Ancam Buldoser Orang yang Halang-halangi Investasi ke RI”. Jika dilihat terdapat kesamaan pada tanggal unggah serta gambar pada artikel. Berdasarkan perbandingan tangkapan layar artikel di Facebook sudah tambahi kalimat “Netizens: Kau Pikir Kampung Melayu itu Punya Bapak Ello”, dalam artikel asli juga tidak ditemukan kalimat tersebut.
Dengan demikian gambar tangkapan layar CNN Indonesia berjudul “Luhut Ancam Buldoser Orang yang Halang-halangi Investasi ke RI, Netizens: Kau Pikir Kampung Melayu itu Punya Bapak Ello” merupakan hasil suntingan. Judul yang asli adalah “Luhut Ancam Buldoser Orang yang Halang-halangi Investasi ke RI”, sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Setelah ditelusuri menggunakan indeks pada website CNN Indonesia menggunakan keterangan tanggal pada tangkapan layar yaitu 1 Desember 2022. Ditemukan judul asli berjudul “Luhut Ancam Buldoser Orang yang Halang-halangi Investasi ke RI”. Jika dilihat terdapat kesamaan pada tanggal unggah serta gambar pada artikel. Berdasarkan perbandingan tangkapan layar artikel di Facebook sudah tambahi kalimat “Netizens: Kau Pikir Kampung Melayu itu Punya Bapak Ello”, dalam artikel asli juga tidak ditemukan kalimat tersebut.
Dengan demikian gambar tangkapan layar CNN Indonesia berjudul “Luhut Ancam Buldoser Orang yang Halang-halangi Investasi ke RI, Netizens: Kau Pikir Kampung Melayu itu Punya Bapak Ello” merupakan hasil suntingan. Judul yang asli adalah “Luhut Ancam Buldoser Orang yang Halang-halangi Investasi ke RI”, sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Gambar tangkapan layar CNN Indonesia tersebut merupakan hasil suntingan. Faktanya, judul yang asli adalah “Luhut Ancam Buldoser Orang yang Halang-halangi Investasi ke RI”.
Rujukan
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20221201174758-92-881548/luhut-ancam-buldoser-orang-yang-halang-halangi-investasi-ke-ri
- https://turnbackhoax.id/2023/09/12/salah-luhut-ancam-buldoser-orang-yang-halang-halangi-investasi-ke-ri-termasuk-warga-rempang-akan-disapu-bersih-jika-menjadi-perusuh-dan-penghalang-investasi/
Halaman: 2713/5654