• (GFD-2024-15723) [KLARIFIKASI] Video Pawai Busana Rimpu di Bima, Bukan Kampanye Pendukung Anies

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 31/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com – Beredar video yang diklaim menampilkan pawai pendukung calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, di Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).
    Namun, klaim tersebut keliru dan salah konteks.
    Video yang diklaim menampilkan pendukung Anies di Bima, NTB, dibagikan oleh akun Facebook ini (arsip), ini (arsip) dan, ini (arsip).
    Akun tersebut membagikan video pawai dan diberikan keterangan demikian:
    Pendukung pak anies baswedan guys bima ntb.
    Tangkapan layar video yang diklaim menampilkan pendukung Anies Baswedan di Bima, NTB

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta, video tersebut identik dengan konten di akun Instagram @mbojoinside ini.
    Video itu memperlihatkan pawai orang-orang mengenakan busana tradisional Rimpu dalam rangka hari jadi ke-388 Kabupaten Bima, pada Sabtu 29 Juli 2023.
    Rimpu merupakan sarung yang difungsikan oleh perempuan Bima sebagai penutup kepala.
    Pawai tersebut mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) karena dihadiri 21.383 peserta. 
    Dilansir Antaranews, MURI memberikan penghargaan kepada Pemerintah Kabupaten Bima atas rekor pawai mengenakan busana tradisional Rimpu dengan peserta terbanyak.
    Surat Keputusan Nomor 11090/R.MURI/VII/2023 itu ditandatangani Ketua Umum MURI Jaya Suprana dan dibacakan oleh Direktur Marketing MURI Awan Rahargo.

    Kesimpulan

    Video pawai warga Bima mengenakan busana tradisional Rimpu disebarkan dengan narasi yang keliru.
    Acara tersebut dilaksanakan dalam rangka HUT ke-388 Kabupaten Bima, pada Sabtu 29 Juli 2023, bukan kampanye dukungan kepada Anies Baswedan.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15722) Keliru, Video Klaim Pengungsi Rohingya Disebut Imigran Gelap

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 01/02/2024

    Berita


    Beredar video pendek di akun media sosial Tiktok [ arsip ] dengan klaim bahwa pengungsi Rohingya adalah imigran gelap yang tidak berhak mendapatkan tanah. 
    Video itu berisi seorang pria berakting menjadi pengungsi Rohingya yang meminta tanah dan satu pria lagi menjadi aparatur pemerintah. Mereka memasang foto demonstrasi warga sebagai latar belakang video. 

    Artikel ini akan memverifikasi dua hal yakni:

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi terhadap foto demonstrasi yang digunakan sebagai latar video tersebut bukanlah aksi Rohingya menuntut atas tanah. Foto tersebut adalah saat pengungsi Rohingya di Bangladesh berunjuk rasa menuntut pemulangan kembali ke Myanmar. 

    Foto tersebut adalah karya Tanbir Miraj dari AFP yang pernah dipublikasikan di Aljazeera pada 19 Juni 2022. Aksi tersebut dilakukan sehari sebelum Hari Pengungsi Sedunia pada 2022 yang melibatkan 23 kamp Rohingya, 21 di Ukhiam dan dua di Teknaf Upazila. 
    Unjuk rasa itu dipicu karena hampir satu juta warga Rohingya ditempatkan di gubuk bambu dan terpal di 34 kamp kumuh di bagian tenggara negara tersebut, tanpa pekerjaan, sanitasi yang buruk, dan sedikit akses terhadap pendidikan.
    Namun Upaya repatriasi sebelumnya telah gagal karena warga Rohingya menolak pulang hingga Myanmar memberikan jaminan hak dan keamanan kepada sebagian besar minoritas Muslim. Pada 2018, penyelidik dari misi pencari fakta PBB menyimpulkan bahwa penyelidikan dan penuntutan pidana diperlukan terhadap jenderal-jenderal penting Myanmar atas kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida.
    Dengan demikian foto itu tidak terkait dengan klaim pengungsi Rohingya berunjuk rasa minta hak atas tanah.
    Narasi bahwa pengungsi Rohingya menuntut hak atas tanah berasal dari informasi palsu yang beredar di media sosial. Saat itu beredar video demonstrasi etnis Rohingya berunjuk rasa di Malaysia yang diklaim meminta tanah. Hasil cek fakta Tempo telah menunjukkan bahwa unjuk rasa itu tidak berisi tuntutan meminta tanah, melainkan untuk mengecam kekerasan yang dilakukan militer Myanmar. 
    Klaim bahwa pengungsi Rohingya sama dengan imigran gelap
    Pengungsi tidak sama dengan imigran gelap. Berikut adalah perbedaannya menurut Amnesty Internasional :
    Pengungsi: Pengungsi adalah seseorang yang meninggalkan negaranya sendiri karena berisiko mengalami pelanggaran hak asasi manusia yang serius dan penganiayaan di sana. Risiko terhadap keselamatan dan kehidupan mereka begitu besar sehingga mereka merasa tidak mempunyai pilihan selain meninggalkan dan mencari keselamatan di luar negara mereka karena pemerintah mereka sendiri tidak dapat atau tidak akan melindungi mereka dari bahaya tersebut. Pengungsi mempunyai hak atas perlindungan internasional.
    Imigran:Tidak ada definisi hukum yang diterima secara internasional mengenai migran. Seperti kebanyakan lembaga dan organisasi, kami di Amnesty International memahami migran adalah orang-orang yang tinggal di luar negara asal mereka, dan bukan pencari suaka atau pengungsi. Beberapa migran meninggalkan negaranya karena ingin bekerja, belajar atau bergabung dengan keluarga, misalnya. Yang lain merasa mereka harus pergi karena kemiskinan, kerusuhan politik, kekerasan geng, bencana alam atau keadaan serius lainnya yang terjadi di sana.
    Banyak orang yang tidak memenuhi definisi hukum sebagai pengungsi namun tetap saja bisa berada dalam bahaya jika mereka pulang ke rumah.
    Etnis Rohingya bukanlah imigran gelap, melainkan pengungsi yang terpaksa meninggalkan negaranya setelah militer Myanmar melancarkan tindakan kekerasan yang mengusir ratusan ribu warga Rohingya dari rumah mereka di negara bagian Rakhine utara pada 2017. Menurut organisasi kemanusiaan The New Humanitarian, sekitar 900.000 warga Rohingya tinggal di seberang perbatasan di Bangladesh selatan, di kamp-kamp pengungsi yang sempit dimana kebutuhan dasar seringkali melebihi sumber daya yang tersedia. 
    Eksodus tahun 2017 adalah puncak dari kebijakan restriktif dan penganiayaan selama beberapa dekade di Myanmar. Hak-hak warga Rohingya dirampas dari generasi ke generasi, tidak diberikan identitasnya, dan diusir dari rumah mereka.
    Selain di Bangladesh, etnis Rohingya juga mengungsi di India, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. 
    Senior Communications Assistant United Nations High Commissioner of Refugees (UNHCR), Yanuar Farhanditya, mengatakan pengungsi yang menjadi korban penyelundupan atau tindak pidana perdagangan orang (TPPO) tetaplah berstatus pengungsi dan tetap diberikan bantuan dan perlindungan.
    Jika pengungsi Rohingya melakukan tindakan kriminal, maka pengungsi wajib melalui proses hukum sebagaimana Warga Indonesia. “Perlu diingat bahwa pengungsi sama sekali tidak kebal hukum dan tunduk kepada hukum yang berlaku di negara tempat ia berada,” katanya.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa pengungsi Rohingya adalah imigran gelap adalahkeliru.
    Hasil verifikasi UNHCR, etnis Rohingya yang datang ke Aceh adalah korban TPPO. Statusnya saat ini adalah pengungsi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15721) Sebagian Benar, Video Jokowi Bagi-bagi Amplop Uang ke Tukang Becak pada Masa Kampanye 2024

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 01/02/2024

    Berita


    Sebuah video beredar di WhatsApp dan Facebook akun ini dan ini, yang diklaim sebagai momen Presiden Jokowi tengah bagi-bagi amplop berisi uang saat masa kampanye Pemilu 2024 untuk memenangkan anaknya, Gibran Rakabuming Raka.
    Video memperlihatkan Presiden Jokowi membagikan amplop putih kepada sejumlah tukang becak yang sedang mangkal atau menunggu penumpang berbaris di pinggir jalan. Video itu juga diberi narasi “Beeh ... JKW MONEY POLITIC BIAR GIBRAN TERPILIH. VIRALKAN KE SELURUH PENJURU. ????????”

    Namun, benarkah video yang memperlihatkan Presiden Jokowi bagi-bagi amplop itu terjadi pada masa kampanye 2024?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video tersebut memang benar saat Presiden Joko Widodo membagikan amplop putih pada tukang becak. Namun peristiwa dalam video itu terjadi pada 9 April 2023, sebelum masa kampanye Pemilu 2024 yang dimulai 28 November 2023. 
    Sumber: akun YouTube Kompas.com, 9 April 2023
    Video yang identik pernah ditayangkan oleh Kompas.com pada 9 April 2023 berjudul “Blusukan di Solo, Presiden Jokowi Bagi-bagi Uang dan Sembako”. 
    Berita tersebut menjelaskan Presiden Jokowi, yang ditemani istrinya Iriana, dan cucunya Jan Ethes Srinarendra, sedang membagikan amplop berisi uang dan sembako di Pasar Kembang dan Pasar Kadipolo, Kota Solo, Jawa Tengah. 
    Penerimanya dari kalangan tukang becak, tukang parkir dan warga sekitar. IDN Times mengunggah foto tas sembako yang dibagikan dalam kegiatan itu, yang bertuliskan ‘Bantuan Presiden Republik Indonesia.’
    Kegiatan tersebut terjadi sebelum pencalonan Gibran sebagai cawapres mendampingi Prabowo.
    Kucuran Bansos Jelang Pemilu
    Meskipun narasi terkait video yang beredar keliru, namun kucuran bantuan sosial (bansos) oleh Presiden Jokowi di masa mendekati Pilpres 2024, diduga bermotif politis, sebagaimana hasil reportase Majalah Tempo edisi Minggu, 21 Januari 2024.
    Seorang kolega Menteri Keuangan Sri Mulyani, kepada Tempo mengatakan bahwa Kementerian Keuangan (Kemenkeu) diminta Presiden Jokowi menyiapkan anggaran bansos setelah putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang dibacakan tanggal 16 Oktober 2023, membuka jalan bagi Gibran menjadi cawapres.
    Bansos yang disebut bantuan El Nino itu awalnya akan dibagikan sebesar Rp 500 ribu per bulan kepada setiap penerimanya. Namun Sri Mulyani disebut keberatan karena akan membebani anggaran negara, sehingga jumlahnya menjadi Rp 200 ribu per penerima per bulan.
    Terkait jumlah anggaran yang dipakai, Sri Mulyani dalam konferensi pers pada 25 Oktober 2023, mengatakan bahwa untuk pembagian sampai akhir tahun jumlahnya RP 7,52 trilun. Ditambah lagi bantuan beras per 10 kg, dengan anggaran Rp 2,67 triliun.
    Guru besar pertanian Institut Pertanian Bogor (TPB) Dwi Andreas Santosa mengatakan bahwa bantuan El Nino sesungguhnya sudah tidak relevan, sebab dampak El Nino yang memperpanjang kemarau sesungguhnya telah berakhir.
    Presiden Jokowi dikabarkan kembali mendesak Sri Mulyani untuk menyiapkan anggaran bansos yang akan dibagikan segera, sampai Juni 2024, alias sampai jadwal Pilpres 2024 putaran kedua selesai. Kabar itu sudah sampai di kalangan anggota DPR-RI.
    Lima politikus dari partai pendukung Prabowo-Gibran, mengatakan pada Tempo, bahwa pembagian bansos pada akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024 itu memang bertujuan untuk memenangkan Prabowo-Gibran. Bansos dibagikan di wilayah yang elektabilitas Prabowo-Gibran masih rendah.
    Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Erwin Aksa, dan Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, menolak tudingan tersebut. Ari mengatakan bansos tersebut merupakan program yang disetujui DPR-RI.

    Kesimpulan


    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan Presiden Jokowi bagi-bagi amplop ke tukang becak saat masa kampanye 2024, adalahsebagian benar.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15720) [SALAH] Cristiano Ronaldo Puji Penampilan Jordi Amat di Piala Asia 2023

    Sumber: YouTube.com
    Tanggal publish: 01/02/2024

    Berita

    TRENDING NOMOR SATU DI PORTUGAL !! Jordi amat trending di eropa, satu pujian dari Ronaldo | DI PUJI RONALDO, salut dengan pertahanan Indonesia yang yang di perkuat Jordi Amat

    Hasil Cek Fakta

    Kanal YouTube @bungirtv4489 pada 24 Januari 2024 mengunggah video dengan klaim bahwa pesepakbola profesional asal Portugal, Cristiano Ronaldo, mengaku kagum dengan penampilan Jordi Amat di Piala Asia 2023. Jordi yang menjadi pertahanan terakhir Indonesia mendapat pujian dan acungan jempol setelah tampil gemilang melawan Vietnam.

    Setelah dilakukan penelusuran, faktanya tidak ditemukan bukti kredibel mengenai kabar Cristiano Ronaldo yang memuji penampilan Jordi Amat di Piala Asia 2023 seperti klaim tersebut.

    Sementara itu, sejumlah media asing seperti ESPN diketahui memberikan pujian kepada Timnas Indonesia usai menumbangkan Vietnam di Piala Asia 2023. ESPN juga menyoroti kehadiran Jordi Amat sebagai bek naturalisasi Timnas Indonesia ketika menghadapi Vietnam. Menurut ESPN, Jordi Amat mampu menjalankan peran dengan baik di lini pertahanan Timnas Indonesia.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh kanal YouTube @bungirtv4489 merupakan informasi yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Ainayya.

    Unggahan video yang mengklaim bahwa Cristiano Ronaldo merasa kagum dan memuji penampilan gemilang Jordi Amat di Piala Asia 2023 merupakan konten yang menyesatkan. Faktanya, tidak ditemukan bukti kredibel mengenai klaim tersebut.

    Rujukan