• (GFD-2024-15735) [KLARIFIKASI] Istilah Penyakit X Bukanlah Penyakit Sungguhan

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 01/02/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Istilah "penyakit X" yang dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Internasional atau WHO dipercaya sebagai penyakit nyata di masa depan.
    Namun berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, sebaran narasi soal penyakit X tidak disertai konteks utuh.
    Akun Facebook ini pada Kamis (25/1/2024) menyebutkan bahwa penyakit X merupakan penyakit terencana yang akan merebak pada trimester awal 2025.
    Ada pula akun Facebook ini pada Rabu (24/1/2024) yang mengeklaim akan ada depopulasi 50 juta manusia.
    "Yang X aja berbahaya, gimana yang XXX," tulis akun ini.
    Ketiga akun mengunggah gambar yang sama, berisi teks berikut:
    WHO PERINGATKAN DUNIA PENYAKIT X LEBIH BERBAHAYA DARI COVID
    Alasan WHO menggunakan istilah penyakit X dijelaskan oleh Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam forum Davos AM24 pada 17 Januari 2024.
    Tedros menjelaskan, WHO setiap tahun membuat daftar penyakit yang muncul, seperti MERS, zika, ebola, dan penyakit lain yang telah diketahui.
    Lantas, ada penyakit yang bisa jadi tidak terdeteksi atau mungkin muncul di waktu, lokasi, dan situasi yang tidak diketahui.
    "Dan saat itulah kami memberi nama penyakit X. Jadi, penyakit X adalah pengganti penyakit yang tidak diketahui," kata Tedros.
    WHO mulai menggunakan istilah penyakit X sejak 2018 dalam tinjauan tahunan penyakit yang diprioritaskan berdasarkan Cetak Biru Penelitian dan Pengembangan.
    Para ahli berpendapat bahwa mengingat potensinya untuk menyebabkan keadaan darurat kesehatan masyarakat dan tidak adanya obat atau vaksin yang manjur, terdapat kebutuhan mendesak untuk mempercepat penelitian dan pengembangan untuk:
    Penyakit X mewakili patogen yang saat ini tidak diketahui dalam epidemi internasional, tetapi berpotensi menyebabkan penyakit pada manusia.
    Maka dari itu, cetak biru Penelitian dan Pengembangan WHO secara eksplisit berupaya untuk memungkinkan kesiapan penelitian dan pengembangan lintas sektoral yang juga relevan untuk “Penyakit X” yang sejauh ini belum diketahui.
    Sehingga tidak dapat disimpulkan bahwa penyakit X lebih berbahaya dari Covid-19 atau tidak.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Ada yang perlu diluruskan soal istilah penyakit X yang dipakai WHO.
    Penyakit X merupakan sebutan untuk penyakit yang disebabkan oleh patogen yang tidak diketahui kapan, di mana, dan bagaimana akan menyebar.
    Sehingga tidak dapat diketahui apakah penyakit di masa depan akan lebih berbahaya dari Covid-19 atau tidak.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15734) Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Rosiana Silalahi Mewawancarai Dokter Terawan Terkait Terobosan Atasi Hipertensi

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 02/02/2024

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video wawancara Rosiana Silalahi dengan Dokter Terawan Agus Putranto terkait terobosan mengatasi hipertensi.
    Klaim video wawancara Rosiana Silalahi dengan Dokter Terawan terkait terobosan mengatasi hipertensi menampilkan Rosiana Silalahi dan Dokter Terawan yang sedang berdialog, dalam video tersebut terdapat logo kompas Tv dan program acara ROSI.
    Berikut transkrip dialog dalam video tersebut.
    Rosi:
    "Dokter beritahu kami bagaimana penderita tekanan darah tinggi perlu melawan hipertensi mungkin ada obat ajaib atau metode ajaib, bagikan pengalaman Anda kepada pembaca yang mempunyai masalah dengan tekanan darah.
    Sehingga mereka akhirnya bisa melupakan penyakit darah tinggi, saya yakin ini akan sangat bermanfaat bagi pembaca."
    Dokter Terawan:
    "Tahukah anda bahwa orang selalu berbohong kepada anda ketika mengatakan bahwa hipertensi tidak dapat disembuhkan, seorang ilmuwan muda membuat penemuan revolusioner yang mengubah segala pemikiran kita tentang tekanan darah tinggi, mereka mengungkapkan kepada dunia bahwa penyebab utama hipertensi tidak ada hubungannya dengan latar belakang genetik, gaya hidup yang buruk, obesitas usia atau genetika, dan industri farmasi yang korupsi tidak mempunyai cara untuk mengatasi akar permasalahannya.
    Faktanya apa yang ditemukan para ilmuwan ini akan mengejutkan dan bahkan membuat anda takut jika anda menderita tekanan darah tinggi pengolahan kalium dalam serum darah terganggu, sehingga menyebabkan darah mengental dan menurunkan fungsi jantung dan pembuluh darah, sehingga darah tidak dapat bersirkulasi pada titik ini tekanan meningkat dan semakin lama pembekuan darah tetap terkontaminasi semakin besar, kemungkinan terjadinya hipertensi yang dapat menimbulkan konsekuensi Serius.
    Dunia medis merayakan solusi revolusioner yaitu membuat terobosan dalam pengobatan hipertensi dan bagian terbaiknya adalah hal ini tidak ada hubungannya dengan bahan kimia obat-obatan berbahaya atau pola makan gila dan anda dapat melakukannya hari ini dengan aman dan nyaman di rumah Anda sendiri.
    Solusi ini mengatasi penyebab sebenarnya dari hipertensi yang mengganggu kesehatan secara gratis, tentang akar permasalahan dan metode yang telah memulihkan kehidupan ribuan pria dan wanita, membantu mereka memulihkan tekanan darah yang stabil dan mencegah risiko stroke anemia dan penyakit lainnya dan cepat yang bisa dilakukan setiap hari di rumah, ini adalah metode yang sama yang digunakan lebih dari 80.000 orang untuk menurunkan tekanan darah mereka.
    Dan inilah yang akan membantu Anda menyembuhkan penyakit mengerikan anda untuk menunjukkan kepada Anda bagaimana hal ini dapat dilakukan.
    Saya baru saja menerbitkan tutorial kecil yang mengungkapkan semua Rahasianya namun penting untuk bertugas karena video kami dapat dihapus kapan saja karena tekanan kuat dari perusahaan farmasi jangan korups, jangan lewatkan kesempatan ini tunggu apalagi penyakit darah tinggi akan hilang dalam sehari klik Lebih detail dan kendalikan kesehatan anda"
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut:
    "⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️ 9,8/10Tekanan darah Anda akan menjadi 120/80 dan Anda akan kembali normal"
    Benarkah klaim video wawancara Rosiana Silalahi dengan Dokter Terawan terkait terobosan mengatasi hipertensi? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri  klaim video wawancara Rosiana Silalahi dengan Dokter Terawan terkait terobosan mengatasi hipertensi, dengan mengunjungi akun YouTube Kompas Tv @KOMPASTV.
    Penelusuran mengarah pada video berjudul
    "[ROSI EKSKLUSIF] Akhirnya, Dokter Terawan Menjawab".
    Video yang ditampilkan akun YouTube @KOMPASTV tersebut identik dengan klaim video, menampilkan wawancara Pemimpin Redaksi Kompas Tv Rosianna Silalahi dengan Dokter Terawan.
     
     
    Video berdurasi 1 jam 1 menit 46 detik tersebut membahas tentang Vaksin Nusantara, penanganan Covid-19 dan metode cuci otak.
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
    "JAKARTA, KOMPAS.TV - Dokter Terawan Agus Putranto akhirnya bicara. Secara eksklusif, Dokter Terawan menjawab sejumlah pertanyaan publik kepada Rosianna Silalahi.
    Sosok Dokter Terawan tak lepas dari kontroversi. Ia dinilai melanggar etik, karena metode cuci otaknya yang belum teruji klinis. Tak hanya itu, Dokter Terawan melanjutkan terobosannya lewat Vaksin Nusantara. Mengapa Dokter Terawan begitu berani?".

    Kesimpulan


    Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video wawancara Rosiana Silalahi dengan Dokter Terawan terkait terobosan mengatasi hipertensi tidak benar.
    Video wawancara tersebut membahas tentang terobosan Dokter Terawan lewat Vaksin Nusantara.
     

    Rujukan

  • (GFD-2024-15733) Keliru, Klaim Mahfud MD Bahwa Istri yang Tidak Baik Menyebabkan Suami Tersandung Korupsi

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 02/02/2024

    Berita


    Calon Wakil Presiden Mahfud MD mengatakan jika seorang suami tersandung kasus korupsi itu disebabkan oleh istri yang tidak baik. Mahfud MD mengkaitkannya dengan perbedaan antara belanja dan penghasilan.
    "Gajinya Rp 20 juta belanjanya Rp 50 juta. Terpaksa ngutip sana, ngutip sini. Ibu-ibu bertugas memajukan negara dan bangsa menjadi ibu dan istri yang baik. Mendorong suami agar selalu berbuat baik di tempat pekerjaan," kata Mahfud MD di hadapan ibu-ibu Majelis Dzikir Al Wasilah yang hadir dalam kegiatan itu seperti keterangan tertulis, Minggu, 17 Desember 2023, yang dikutip dari Tempo.
    Mahfud MD menukil dalil yang menyebut kaum perempuan adalah tiang negara. Perempuannya baik, kata Mahfud MD, maka negaranya baik. Begitu sebaliknya.

    Hasil Cek Fakta


    Menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari Universitas Indonesia, Kanti Pertiwi, potret tersebut tidak terlepas dari wacana Ibuisme negara, konsep yang ditanamkan selama masa Orde Baru bahwa perempuan punya beberapa tugas utama, yaitu sebagai pendamping suami, pengasuh anak, dan bertanggung jawab di ranah domestik. 
    Konsep itu merupakan egoisme negara yang gencar dipromosikan selama Orde Baru, dan ternyata sampai sekarang masih berlanjut. 
    “Terlihat jika ada isu-isu sosial, entah disadari atau tidak kita menyalahkan perempuan tanpa mau melihat persoalan sosial itu secara lebih kompleks dan struktural. Kita tidak bisa serta merta mengatakan istri lah yang bisa memajukan negara dan mendorong suami agar selalu berbuat baik. Ini kacamata yang sangat bias gender,” kata Kanti. 
    Pemberitaan-pemberitaan korupsi, kata Kanti, kerap menggambarkan perempuan sebagai sosok yang materialistis. Ia mencontohkan, ketika ada politikus laki laki tersandung kasus korupsi, yang ditonjolkan adalah uang yang dia terima itu dipakai untuk apa, lalu digarisbawahi mungkin dia istrinya. 
    “Jadi perempuan selalu dipotret sebagai sumber masalah, bahwa dia yang menerima uang hasil korupsi, bahwa dia yang menggoda dan membuat suami-suami ini melakukan perbuatan kotor,” katanya. 
    Menurut Kanti, pernyataan Mahfud menunjukkan bahwa ia memandang perempuan diposisikan sebagaimoral guardian of the nation(penjaga moral bangsa), sekaligus sebagai pembawa, bahwa tidak ada harta tanpa perempuan di dalamnya. 
    Perlu dipahami bahwa korupsi adalah sebuah fenomena yang sangat kompleks. Tidak sesederhana menyebut bahwa perempuan harus mengingatkan laki-laki agar berbuat yang benar. Ini menjadi beban tersendiri buat perempuan. 
    “Penyebab korupsi juga sangat kompleks, bisa jadi karena lingkungan sosialnya maupun institusinya. Kalau kita selalu menyeret peran perempuan dalam kasus korupsi, ini artinya ada bias gender dalam cara berpikir Mahfud,” pungkasnya. 
    Menurut Dosen Hubungan Internasional dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Januari Pratama Nurratri Trisnaningtyas, penyebab korupsi bukan hanya datang dari faktor tekanan ekonomi. Namun juga dapat berasal dari faktor lainnya seperti adanya kesempatan dan rasionalisasi. Di samping itu, potensi korupsi tidak hanya berlaku bagi laki-laki, tetapi juga perempuan. 
    Pernyataan Mahfud MD mengenai baik tidaknya negara bergantung pada ibu dan istri, seperti 2 sisi mata uang. Di satu sisi, pernyataan tersebut  menunjukkan bahwa pemikiran sebagian besar masyarakat Indonesia masih terjebak dalam ibuisme negara masa orde baru. Namun di sisi lain, peran perempuan dalam pembangunan nasional memang sangat diperlukan. Keterlibatan perempuan dalam pembangunan SDM, percepatan ekonomi, hingga pelestarian lingkungan sangat diperlukan. 
    Menurut Januari, mengaitkan korupsi dengan faktor kebutuhan rumah tangga yang datang ‘hanya’ dari perempuan, seolah memunculkan citra perempuan yang tidak berdikari dan bergantung sepenuhnya pada laki-laki. 
    Dalam banyak kasus perempuan terjerat korupsi, terutama mereka yang memegang jabatan tinggi seperti Angelina Sondakh yang terjerat kasus pembangunan Wisma Atlet, Ratu Atut perkara pengadaan alat kesehatan di Banten, Dewi Yasin Limpo perkara proyek pembangkit listrik di Papua dan sejumlah nama lain. 
    “Jumlahnya memang tidak sebanyak kasus korupsi pada laki-laki karena ketimpangan gender dalam partisipasi politik masih menjadi PR bagi Indonesia,” ujarnya. 
    Peran pengasuhan yang sebagian besar masih dipegang perempuan menjadikan wanita sebagai tonggak perbaikan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dalam pertumbuhan ekonomi, perempuan memiliki potensi besar di sektor formal dan informal untuk membangun negeri.
    Keterlibatan perempuan dalam pembangunan SDM, percepatan ekonomi, hingga pelestarian lingkungan sangat diperlukan. “Sebagai separuh dari jumlah warga negara Indonesia, tentu saja perempuan memiliki peran penting yang setara dengan laki-laki,” kata Januari. 

    Kesimpulan


    Berdasarkan verifikasi Tempo bersama ahli, pernyataan Mahfud MD bahwa "Suami yang Tersandung Korupsi Dikarenakan Istrinya tidak Baik" adalahkeliru.
    Penyebab korupsi bukan hanya datang dari faktor tekanan ekonomi, namun juga dapat berasal dari faktor lainnya seperti adanya kesempatan dan rasionalisasi. Di samping itu, potensi korupsi tidak hanya berlaku bagi laki-laki, tetapi juga perempuan. 
    Pernyataan Mahfud MD tersebut merupakan konsep ibuisme negara warisan orde baru yang menempatkan perempuan pada beberapa tugas utama, yaitu sebagai pendamping suami, pengasuh anak, dan bertanggung jawab di ranah domestik. Padahal, keterlibatan perempuan dalam pembangunan SDM, percepatan ekonomi, hingga pelestarian lingkungan juga sangat diperlukan.
    **Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakt

    Rujukan

  • (GFD-2024-15732) Sebagian Benar, Klaim Ganjar Pranowo Ketersediaan Dokter Belum Memadai karena Hanya Ada 120 Ribu Dokter

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 02/02/2024

    Berita


    Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyebut ketersediaan dokter belum memadai untuk melayani seluruh masyarakat. Saat ini hanya tersedia 120.000 dokter untuk 270 juta penduduk. Padahal Kementerian Kesehatan menyebut Indonesia butuh 270 ribu dokter sesuai jumlah penduduk 270 juta jiwa. Hal itu mengacu kepada standar WHO di mana jumlah dokter ideal 1:1.000. Artinya, RI masih kekurangan sekitar 150.000 dokter.
    Menurutnya sekolah kedokteran di Indonesia saat ini sulit dan biayanya pun sangat mahal. "Ini PR (pekerjaan rumah) yang harus kita selesaikan. Bagaimana infrastruktur kesehatan harus merata, kualitas dokter ditingkatkan dan lainnya. Dan ini mesti cepat," kata Ganjar saat mengisi kuliah kebangsaan di FISIP UI Senin, 18 November 2023 seperti dikutip dari Detik.com.
    Benarkah klaim Capres Ganjar Pranowo mengenai jumlah dokter yang belum memadai itu?

    Hasil Cek Fakta


    Menurut Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar, Dinar Lubis, merujuk pada data Profil Kesehatan Indonesia 2022 terbitan Kementerian Kesehatan, jumlah dokter di Indonesia per 2022 adalah 176.110 dokter. 
    Jumlah itu setara dengan 12,23 persen dari seluruh tenaga kesehatan. Mereka mayoritas adalah dokter umum 61 persen atau 106.717 orang; dokter spesialis 24 persen (42.434 orang), dokter gigi 13 persen (23.844 orang), dan dokter gigi spesialis 2 persen  (3.115 orang).
    Namun data dokter dalam laporan tersebut hanya jumlah dokter yang bekerja di fasilitas kesehatan milik pemerintah, mulai dari puskesmas sampai rumah sakit.
    Selain dari Kementerian Kesehatan, jumlah dokter bisa juga dilihat dari jumlah penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR) yang berlaku lima tahun. “STR dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan salah satu persyaratan untuk dokter dapat berpraktik. Dokter yang teregistrasi dapat bekerja di fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta,” kata Dinar. 
    Dari sisi STR, jumlah dokter di Indonesia dapat dilihat dari jumlah tenaga medis yang memiliki STR aktif per 31 Desember 2022 yang berjumlah 230.564 dokter. Rinciannya, dokter umum sebanyak 144.903 orang, dokter spesialis 45.078, dokter gigi 35.811 dan dokter gigi spesialis sebanyak 4.772 orang.
    “Namun perlu diperhatikan bahwa ada kemungkinan jumlah dokter bisa kurang atau lebih dari itu. Sebab, banyak dokter yang tidak memperpanjang STR atau mempunyai STR aktif, tidak melayani pasien,” kata Dinar. 
    Dari sisi distribusi, sebaran tenaga medis menurut data Kementerian Kesehatan masih menunjukkan ketimpangan yang lebar antara Pulau Jawa-Bali dan di luar dua pulau ini. Sebagian besar tenaga medis berada di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah 23.973 dokter, Jawa Timur 23.851 dokter dan DKI Jakarta 23.788 dokter. 
    Penyebaran dokter ini tampaknya juga terasosiasi dengan jumlah populasi terbanyak   di Indonesia. Peringkat pertama ditempati Jawa Barat 49,4 juta orang, lalu Jawa Timur 41,1 juta dan DKI Jakarta di peringkat keenam dengan 10,6 juta orang. 
    Sementara provinsi dengan tenaga medis yang paling sedikit tersebar di Sulawesi Barat dengan 512 dokter dan jumlah penduduknya 1,4 juta. Lalu Kalimantan Utara 600 dokter dengan jumlah penduduknya 727 ribu dan Gorontalo 648 dokter dengan penduduk 1,1 juta.
    Rasio jumlah dokter di Indonesia
    Untuk merespon kebutuhan Universal Health Coverage (UHC), International Labor Organization (ILO) mengembangkan perhitungan untuk identifikasi ambang batas rasio tenaga kesehatan dalam The World Social Security Report 2010-2011. Menurut ILO ambang batas rasio tersebut adalah 3,4 tenaga kesehatan per 1.000 penduduk yang selanjutnya angka tersebut diperbaharui menjadi 4,1 tenaga kesehatan per 1.000 penduduk.
    Sementara target rasio tenaga dokter yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan adalah 1 dokter per 1000 penduduk (1:1.000 penduduk). Rasio ini juga digunakan oleh WHO. Kenyataannya rasio kecukupan tenaga dokter secara nasional saat ini masih 0,32: 1000—di bawah standar.
    Capaian rasio dokter juga menunjukkan ketimpangan dalam ketersediaan tenaga dokter di Indonesia. Rasio dokter di DKI Jakarta (1,97: 1.000) jauh lebih tinggi dibanding Jawa Barat (0,50:1.000). Padahal jumlah penduduk Jawa Barat jauh lebih besar dibandingkan Jakarta.
    Selain Jakarta, provinsi yang telah mencapai target rasio dokter (1:1.000) antara lain Bali (1,15:1.000), DI Yogyakarta (1,12:1.000), dan Sulawesi Utara (1,96:1.000). Sementara itu, provinsi dengan rasio tenaga dokter terendah adalah Maluku Utara (0,276:1.000), NTT (0,222:1.000), dan Sulawesi Barat (0,145:1.000)

    Kesimpulan


    Klaim Ganjar Pranowo yang menyatakan ketersediaan dokter belum memadai untuk melayani seluruh masyarakat adalahsebagian benar.
    Indonesia memang masih kekurangan dokter, tapi dari sisi angka kurang akurat. Angkanya melebihi dari 120.000 dokter seperti dikatakan Ganjar, sehingga secara rasio belum mencapai target.
    **Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
    Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)

    Rujukan