• (GFD-2023-12236) Keliru, Jokowi Percepat Proses Eksekusi Mati Ferdy Sambo

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 30/03/2023

    Berita


    Salah satu akun di Facebook membagikan sebuah video yang mengklaim Presiden Jokowi mengumumkan eksekusi mati Ferdy Sambo dipercepat. Video berdurasi 5 menit 22 detik itu berisi potongan video yang menampilkan Jokowi berpidato dan suasana persidangan Ferdy Sambo.
    Video Jokowi saat berpakaian batik berwarna merah dimulai pada detik ke-17 dan diulang beberapa kali. Berikutnya foto Jokowi saat mengenakan kemeja putih juga muncul pada menit ke-2:57.

    Video yang diunggah pada 27 Maret tersebut sudah disukai 12 ribu warga net dan ditayangkan sebanyak 1,1 juta kali. Benarkah Ferdy Sambo tutup usia?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, momen saat Jokowi berpakaian batik merah dan berpidato tersebut bukan untuk mengumumkan percepatan eksekusi Ferdy Sambo. Hingga hari ini belum ada putusan banding maupun kasasi atas vonis mati terhadap Ferdy Sambo yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.  
    Tempo membuat tangkapan layar dari video itu dan memverifikasi gambar tersebut menggunakan reverse image milik Yandex dan Google. Berikut hasil verifikasinya:
    Video 1

    Video ini adalah saat Presiden Jokowi berpidato di acara HUT ke-50 PDIP Perjuangan 10 Januari 2023. 
    Tempo menemukan foto yang identik pernah dimuat Tribunnews Palembang pada 10 Januari 2023 pada artikel berjudul "Jokowi Bocorkan Calon Presiden PDI Perjuangan: Mohon Maaf Bu Mega". 

    Dalam bentuk video, sejumlah media juga mempublikasikan acara HUT ke-50 PDIP Perjuangan. Misalnya CNN Indonesia mempublikasikan acara itu di kanal YouTube-nya pada 10 Januari 2023. 
    Video 2

    Foto ini pernah dimuat Dalam situs Kementerian Sekretariat Negara pada 9 Februari 2023. Foto ini adalah saat kunjungan kerja Jokowi di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, pada hari Kamis, 9 Februari 2023, Presiden Joko Widodo mengajak sejumlah pemimpin redaksi (pemred) blusukan ke pasar. Di sana, para pemimpin redaksi mengikuti Presiden Jokowi masuk pasar untuk mengecek harga-harga bahan pokok.
    Video 3

    Ferdy Sambo dalam video ini sedang mendengarkan pembacaan tuntutan yang disampaikan oleh Jaksa Penuntut Umum pada sidang kasus pembunuhan Brigadir J, 17 Januari 2023. Kompas TV mengunggahnya di akun YouTube resmi.
    Soal Kematian Ferdy Sambo
    Dilansir Kompas.com, mantan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) Albertina Ho, menyebutkan butuh waktu panjang untuk mengeksekusi hukuman mati Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Sebab setelah vonis, masih ada proses hukum lain yang dapat ditempuh oleh terdakwa sebelum putusan tersebut inkrah atau berkekuatan hukum tetap. 
    Ferdy Sambo dan tiga terdakwa pembunuhan berencana terhadap Brigadir Yosua lainnya telah mengajukan banding atas vonis masing-masing.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta oleh Tim Cek Fakta Tempo, video dengan keterangan “Ferdy Sambo Tutup Usia, Jokowi Hadiri Pemakaman Sambo” adalah keliru.
    Video dan judul tidak berhubungan. Dalam video tidak ada sama sekali memperlihatkan dan menjelaskan proses pemakaman Ferdy Sambo yang dihadiri oleh Presiden, Joko Widodo.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12235) [SALAH] Video “TAK INGIN SENASIB DENGAN MALAYSIA,AUSTRALIA DIAM DIAM KEMBALI RENCANAKAN SERANGAN BESAR-BESARAN”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 29/03/2023

    Berita

    NARASI: “TAK INGIN SENASIB DENGAN MALAYSIA,AUSTRALIA DIAM DIAM KEMBALI RENCANAKAN SERANGAN BESAR-BESARAN__”.

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan konten hasil MANIPULASI, FAKTA: isi video TIDAK sesuai dengan judul. Selain berisi potongan-potongan video dari peristiwa yang TIDAK berkaitan, video berisi pembacaan artikel dengan mengganti aspek yang berkaitan dengan konflik Ukraina vs Rusia dan Tiongkok vs Taiwan menjadi Australia, Indonesia dan Malaysia.

    Salah satu sumber video dengan bagian yang identik, ABC News (Australia) di YouTube: “#ABCNews #ABCNewsAustralia Prime Minister Anthony Albanese has become the first foreign leader to speak on the floor of Papua New Guinea’s parliament in Port Morseby. …”

    Artikel yang dibaca di video, RMOLID: “China tampaknya menggunakan momentum ketegangan antara Rusia dan Ukraina untuk menyiapkan rencana menyerang Taiwan. Invasi ke Taiwan dilakukan saat perhatian dunia terfokus pada kemungkinan Rusia yang menyerang Ukraina.

    Reuters: “SYDNEY, Jan 7 (Reuters) – Australian Prime Minister Anthony Albanese said on Saturday he would travel to Papua New Guinea this week in a bid to boost bilateral ties and aid “friendship” in the Pacific region.

    Kesimpulan

    MENYESATKAN, isi video TIDAK sesuai dengan judul. FAKTA: selain berisi potongan-potongan video dari peristiwa yang TIDAK berkaitan, video berisi pembacaan artikel dengan mengganti aspek yang berkaitan dengan konflik Ukraina vs Rusia dan Tiongkok vs Taiwan menjadi Australia, Indonesia dan Malaysia.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12234) [SALAH] Video “CHINA & SINGAPUR BANGUNIN MACAN TIDUR – MALAYSIA – UCRANIA”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 27/03/2023

    Berita

    NARASI: “CHINA & SINGAPUR BANGUNIN MACAN TIDUR – MALAYSIA – UCRANIA – DUNIA MILITER UPDATE – BERITA TERKINI”.

    Hasil Cek Fakta

    SUMBER membagikan konten yang isinya menimbulkan kesimpulan yang MENYESATKAN, FAKTA: judul umpan klik (click bait), isi video TIDAK sesuai dengan judul, berisi potongan-potongan video dari peristiwa yang TIDAK berkaitan.

    Salah satu sumber dengan bagian video yang identik, Universitas Gadjah Mada di YouTube pada 7 Feb 2020: “Presiden Singapura, Halimah Yacob, mengunjungi UGM, Kamis (6/2) sebagai bagian dari kunjungan ke negaraan selama dua hari di Yogyakarta. Di UGM, ia mengikuti sesi dialog bertajuk “Singapore and Indonesia: Strengthening Bridges and Progressing Together” yang dihadiri puluhan mahasiswa UGM dari berbagai fakultas. …”

    KOMPAS.com pada 6 Feb 2020: “Presiden Singapura Halimah Yacob mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM). Dalam kunjungannya, Halimah mengikuti sesi dialog bertajuk “Singapore and Indonesia: Strengthening Bridges and Progressing Together”.”

    Kesimpulan

    MENYESATKAN, judul umpan klik (click bait). FAKTA: isi video TIDAK sesuai dengan judul, berisi potongan-potongan video dari peristiwa yang TIDAK berkaitan.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12233) [SALAH] Putusan Hakim Terhadap Kasus Anak 15 Tahun yang Mencuri Roti

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 30/03/2023

    Berita

    “Saya pikir kita semua tahu hakim ini, hakim dari AS yang dikenal semua orang dalam peradilan pidana. Hukuman yang dia jatuhkan kepada seorang anak laki-laki berumur 15 tahun, yang tertangkap mencuri dari sebuah toko di Amerika, dan dia juga menghancukan salah satu rak saat mencoba melarikan diri.Hakim bertanya kepada anak laki-laki tersebut setelah mendengar detil ceritanya:
    “Apakah kamu benar-benar mencuri sesuatu? Kamu mencuri roti dan keju dan menghancurkan sebuah rak?”Anak tersebut menjawab malu-malu, dengan kepalanya tertunduk
    “Iya”Hakim: “Kenapa kamu mencuri?”
    Anak: “Ingin” “Butuh”Hakim: “Tidak bisakah kamu membeli daripada mencurinya?”
    Anak: “Saya tidak punya uang”Hakim: “Kamu seharusnya bisa meminta uang kepada orang tuamu”
    Anak: “Saya hanya punya ibu saya yang sakit, yang sedang terkapar di tempat tidur dan tidak bekerja. Untuk kepentingan ibu saya, makanya saya mencuri roti dan keju.”Hakim: “Dan kamu… apakah kamu tidak melakukan apapun? Apakah kamu memiliki pekerjaan?”
    Anak: “Saya dulu bekerja mencuci mobil. Saya mengambil satu hari libur untuk merawat ibu saya, yang juga menjadi alasan mengapa mereka memecat saya”.Setelah percakapan dengan anak laki-laki tersebut berakhir, hakim mengumumkan keputusan”.

    "Pencuri, terutama mencuri roti, adalah kejahatan yang sangat memalukan.Kita semua bertanggung jawab untuk pencurian jenis ini. Hari ini, semua orang di ruangan ini, termasuk diri saya sendiri, bertanggung jawab terhadap kasus pencurian ini.
    Maka dari itu, semua orang di ruangan ini akan didenda sepuluh dolar, dan tidak seorang pun akan meninggalkan aula sampai mereka membayar. Hakim mengeluarkan uang $10 dari sakunya, mengambil pena, dan mulai menulis:
    Dia menambahkan, “Saya telah memutuskan denda $1000 pada pemilik toko yang menyerahkan bocah kelaparan itu ke polisi, dan jika denda tidak dibayar dalam satu jam, toko akan tetap tutup.”Dan hakim menambahkan dalam keputusannya: “Jika seseorang ketahuan mencuri roti, seluruh penduduk dan masyarakat negara ini harus malu.”
    Semua peserta meminta maaf kepada bocah itu dan menyerahkan uang kepadanyaMata mereka dibanjiri air mata.
    Dan hakim keluar dari aula dengan air mata berlinang.;Setelah memukul aturan belas kasih dan kemanusiaan yang paling indah sepanjang zaman”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @Saud_mutlaq01 mengunggah foto seorang hakim yang diklaim sebagai seorang yang menangani kasus bocah 15 tahun yang mencuri roti karena tidak memiliki uang dan merawat ibunya. Pengguna Twitter tersebut juga menambahkan cerita detail mengenai proses keputusan hakim yang dianggap sebagai tindakan “belas kasih” dan “kemanusiaan” yang paling indah sepanjang zaman.

    Foto dan cuitan yang ditulis pada 22 Maret tersebut telah disukai oleh hampir 3,500 orang, dibagikan dan dikutip ulang sebanyak 1,200 kali serta telah dilihat 761,000 kali.

    Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut salah. Dilansir dari artikel The Logical Indian, tidak ada rekaman jejak legal atau rekaman media dari persidangan di Amerika Serikat yang memberitakan hakim meminta $10 kepada para peserta pengadilan dan menjatuhkan denda sebesar $1000 kepada pemilik toko yang melaporkan anak laki-laki tersebut.

    Lebih lanjut, dilansir dari artikel Soch Fact Check, anak laki-laki berumur 15 tahun yang dimaksud bernama Christian Fernandez, yang dibawa di pengadilan Jacksonville, Florida pada 2011 lalu dengan tuduhan pembunuhan terhadap adik laki-lakinya yang baru berumur dua tahun.

    Informasi serupa juga pernah dibahas oleh http://turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] “Di Amerika Serikat bocah ini diadili karena merampok toko kebutuhan sehari-hari” dan dikategorikan sebagai konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Konteks yang salah. Kasus yang dimaksud merupakan persidangan anak 15 tahun bernama Christian Fernandez karena membunuh saudara kandungnya, bukan karena mencuri roti di toko.

    Rujukan