• (GFD-2025-27049) [KLARIFIKASI] Foto Warga Palestina Menangis di Depan Kamera adalah Manipulasi AI

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah foto yang diklaim menunjukkan warga Palestina berakting menangis di depan kamera beredar di media sosial.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto itu merupakan manipulasi berbasis artificial intelligence (AI).

    Unggahan foto itu dibagikan oleh akun X (Twitter) ini pada Jumat (16/5/2025). Pengunggah foto menyebutkan bahwa orang Palestina sangat ahli berlagak seperti korban.

    "Mereka Ahli Berlagak Seperti Korban," tulis akun X tersebut.

    Dalam foto yang dibagikan, tampak perempuan dan anak-anak menangis sementara seorang pria sedang mengatur kamera. Sebuah mikrofon juga terlihat di gambar itu.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com berupaya menelusuri foto itu menggunakan reverse image search. Akan tetapi, tidak ditemukan jejak digital terkait foto itu.

    Jika diamati, foto itu memang terdapat kejanggalan. Misalnya, peci yang dikenakan di kepala fotografer yang tidak memiliki tone senada dengan wajahnya.

    Tim Cek Fakta Kompas.com kemudian mengecek keaslian foto tersebut menggunakan Hive Moderation, yang dapat mendeteksi konten buatan artificial intelligence (AI).

    Hasil pemeriksaan Hive Moderation menunjukkan, foto itu memiliki probabilitas mencapi 99,9 persen dihasilkan oleh AI. Model AI yang digunakan terdeteksi sebagai DALL-E.

    Foto dan narasi tersebut merupakan upaya mendiskreditkan penderitaan warga Palestina, yang sampai saat ini masih menderita di bawah gempuran militer Israel.

    Serangan Israel ke Gaza dan wilayah Palestina lainnya telah berlangsung sejak Oktober 2023, sebagai balasan atas infiltrasi dan penyanderaan warga Israel oleh Hamas.

    Di media sosial, kerap beredar narasi dengan istilah "Gazawood", gabungan kata "Gaza" dan "Hollywood". Ada pula "Pallywood" yang merupakan akronim dari Palestina dan Hollywood.

    Istilah itu dipakai di internet untuk menyindir narasi yang dibesar-besarkan di media sosial soal penderitaan di Gaza atau Palestina.

    Sindiran itu biasanya disertai tudingan bahwa warga Palestina memalsukan kematian atau cedera akibat serangan Israel.

    Faktanya, warga Palestina sampai saat ini masih hidup dalam penderitaan akibat serangan yang dilancarkan oleh Israel sejak Oktober 2023.

    Pemberitaan Al Jazeera menyebutkan bahwa sedikitnya 100 orang tewas akibat serangan Israel pada Jumat (16/5/2025) dan banyak lagi yang hilang tertimpa reruntuhan.

    Jumlah tersebut menambah jumlah korban tewas yang dilaporkan pada hari sebelumnya sebanyak 143 orang, dan menambah jumlah korban tewas secara keseluruhan di wilayah Palestina menjadi lebih dari 53.000 sejak Israel melancarkan serangan pada Oktober 2023.

    Kesimpulan

    Unggahan dengan narasi warga Palestina sedang berakting sedih di depan kamera adalah informasi keliru. Foto itu merupakan hasil manipulasi berbasis AI.

    Narasi dalam unggahan merupakan upaya untuk mendiskreditkan warga Palestina yang saat ini sedang berada dalam penindasan Israel. Warga di Gaza bahkan saat ini berada dalam genosida oleh pasukan Israel.

    Upaya mendiskreditkan warga Palestina dengan unggahan hoaks tidak hanya menjadi gangguan informasi, tetapi juga bertentangan dengan kemanusiaan.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27048) Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Ustaz Abdul Somad Promosi Situs Judol

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/05/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan video Ustaz Abdul Somad mempromosikan situs judi online tertentu. Postingan itu beredar sejak pekan lalu.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 16 Mei 2025.
    Dalam postingannya terdapat video Ustaz Abdul Somad dengan narasi untuk mempromosikan situs judi tertentu. Ia juga menyebut situs tersebut telah ia verifikasi dan aman.
    Akun itu menambahkan narasi:
    "Terbaru dan rame banget yang ini, sudah ngasih kesemuanya. Silahkan bantu share untuk membantu yang lain."
    Lalu benarkah postingan video Ustaz Abdul Somad mempromosikan situs judi online tertentu?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan video yang identik dengan postingan. Kesamaan terdapat pada pakaian yang dikenakan dan juga latar belakang Ustaz Abdul Somad.
    Video itu diunggah di akun Youtube resmi Ustadz Abdul Somad pada 11 Mei 2025. Namun dalam video asli sama sekali tidak mempromosikan situs judi online tertentu.
    Video asli berjudul "Ramadhan Telah Berlalu, Warisan Rasulullah Tetap di Hati" berdurasi 58 menit. Dalam keterangan video bertuliskan "Subuh Syawal bersama Ustadz Abdul Somad di Masjid Agung Raja Hamidah Kota Batam, Kepulauan Riau".
    Penelusuran dilanjutkan dengan menggunakan situs pendeteksi modifikasi AI, Hive Moderation. Hasil penelusuran menemukan bahwa video Ustaz Abdul Somad mempromosikan situs judol diduga merupakan modifikasi AI.

    Kesimpulan


    Postingan video Ustaz Abdul Somad mempromosikan situs judi online tertentu adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27047) Cek fakta, China akan buat pangkalan militer di Indonesia

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/05/2025

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sebuah unggahan video yang beredar di Facebook menarasikan China akan membuat pangkalan militer di Indonesia.

    Pangkalan militer merupakan fasilitas yang menampung angkatan bersenjata suatu negara dan menyediakan sumber daya, infrastruktur, dan dukungan yang diperlukan untuk melaksanakan operasi mereka.

    Berikut narasi dalam unggahan tersebut:

    “CHINA BANGUN PANGKALAN MILITER DI RI?

    CHINA SUDAH SIAPKAN PASUKAN UNTUK KUASAI INDONESIA”

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    Namun, benarkah China akan membuat pangkalan militer di Indonesia?



    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, video tersebut serupa dengan unggahan YouTube TVOne berjudul “Cina Bangun Pangkalan Militer di Republik Indonesia? | tvOne” yang diunggah pada 4 September 2020.

    Dalam video tersebut dinarasikan Departemen Pertahanan (Dephan) Amerika Serikat mengungkapkan, bahwa Cina tengah berencana membangun pangkalan militer di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Rencana Cina tersebut disinyalir guna mendukung proyek membangun jaringan logistik raksasa di kawasan Asia-Pasifik

    Namun, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menegaskan bahwa Indonesia tidak akan pernah memberikan izin untuk pembangunan pangkalan militer asing dengan tujuan apapun di wilayah Indonesia.

    (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

    “Indonesia tidak pernah memberikan izin kepada negara manapun untuk membangun atau memiliki pangkalan militer di Indonesia,” menurut Juru Bicara Kemlu RI Rolliansyah Soemirat, dilansir dari ANTARA.

    Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno juga menyatakan bahwa kerja sama militer antara Indonesia dan negara asing tidak akan mencakup pembentukan pangkalan militer asing di dalam negeri.

    Sementara itu, Kepala Biro Informasi Kementerian Pertahanan Brigadir Jenderal TNI Frega Wenas membantah adanya permintaan penggunaan pangkalan militer Indonesia oleh pihak asing. Menurutnya, hal tersebut justru akan bertentangan dengan kepentingan nasional.

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2025

    Rujukan

  • (GFD-2025-27046) [HOAKS] Aplikasi Cek Bluetooth Mendeteksi Orang yang Sudah Divaksin

    Sumber:
    Tanggal publish: 19/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Teori konspirasi mengenai orang yang sudah mendapat vaksin Covid-19 akan terdeteksi di aplikasi berbasis bluetooth kembali beredar di media sosial pada Mei 2025.

    Seorang pengguna media sosial menyebarkan aplikasi cek BLE untuk melihat jaringan bluetooth dari orang-orang yang telah divaksin.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.

    Infomrasi mengenai aplikasi cek bluetooth pada orang yang sudah divaksin disebarkan oleh akun Facebook ini pada Jumat (16/5/2025). Arsipnya dapat dilihat di sini.

    Berikut narasi yang ditulis:

    Silakan klik ini, yang mau aplikasi cek BLE orang yang divaksin dengan lebih akurat yang tertulisnya "vaccinated" :

    https://bluetooth-smart-discover.id.uptodown.com/.../down...https://com-microchip-bluetoothsmartdiscover.id.aptoide.c...

    Download dan install di HP anda, aplikasi bisa diaktifkan mode offline pesawat tanpa perlu sinyal HP atau wifi aktif hanya perlu aktifkan bluetooth nya,

    Silakan bagi yang sudah divaksin covid atau orang yang anda kenal sudah divaksin covid cek dengan aplikasi BLE smartdiscover

    Hasil Cek Fakta

    Tautan yang disebarkan pengguna Facebook merupakan aplikasi Bluetooth Smart Discover yang dikembangkan oleh Microchip Technology Inc.

    Aplikasi tersebut dapat mengintegrasikan perangkat Bluetooth Low Energy (BLE), sehingga dapat memindai perangkat mana saja yang terhubung atau memiliki bluetooth.

    Setelah terhubung, aplikasi akan memunculkan sinyal dan kode periferal dari perangkat bluetooth.

    Kendati demikian, tidak benar bluetooth yang terdeteksi melalui aplikasi tersebut berasal dari orang-orang yang divaksin.

    Ada banyak benda di sekitar kita yang memanfaatkan teknologi bluetooth. Mulai dari ponsel, speaker, mouse, kontroler gim, keyboard, laptop, smartwatch, headset, dan sebagainya.

    Teori konspirasi mengenai orang yang telah mendapat vaksin Covid-19 terhubung dengan Bluetooth merupakan hoaks berulang.

    Tim Cek Fakta Kompas.com telah membantah konspirasi itu sejak 2021. Seperti diwartakan di sini, di sini, di sini, dan di sini.

    Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi memastikan tidak ada bluetooth dalam kandungan vaksin Covid-19.

    Selain itu, vaksin Covid-19 yang didistribusikan di seluruh dunia, seperti Pfizer, AstraZeneca, dan Sinovac tidak mengandung BLE.

    Daftar bahan yang terkandung dalam vaksin Covid-19 dapat dilihat di sini, di sini, dan di sini.

    Kesimpulan

    Narasi mengenai aplikasi cek bluetooth pada orang yang sudah divaksin merupakan hoaks.

    Perangkat bluetooth yang terdeteksi di aplikasi Bluetooth Smart Discover bukan berasal dari orang yang telah divaksin, melainkan benda-benda sekitar yang memakai teknologi tersebut.

    Itu adalah teori konspirasi berulang yang muncul sejak pandemi Covid-19. Tidak ada kandungan BLE dalam vaksin Covid-19 yang didistribusikan di seluruh dunia.

    Rujukan