• (GFD-2025-25727) Menyesatkan: Klaim Ideologi Sekuler Sosialisme dan PKI Dalam Kurikulum Merdeka Belajar

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/02/2025

    Berita

    Sebuah konten berisi klaim bahwa ideologi sekuler sosialisme dan PKI dalam Kurikulum Merdeka Belajar, beredar di WhatsApp dan Facebook. Video itu berisi seorang pria memegang buku UUD 1945 dan Perubahan Kabinet Kerja Reshuffle Jilid II berwarna merah dan putih. Menurutnya, buku tersebut didedikasikan untuk siswa.

    Pada halaman 5 dalam penjelasan Sila 1 Ketuhanan yang Maha Esa dilambangkan dengan sebuah bintang emas berkepala lima. Sila tersebut menggambarkan agama-agama besar di Indonesia yaitu Islam, Kristen, Budha, Hindu, dan ideologi sekuler sosialisme.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa video tersebut. Benarkah ada ideologi sekuler sosialisme dan PKI dalam kurikulum merdeka belajar?

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan bukti-bukti yang didapat Tempo, peristiwa tersebut terjadi pada 2017, tidak 2025. Buku seperti yang ditunjukkan dalam video telah ditarik dari peredaran.

    Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim di atas dengan bantuan Google Lens dan mesin pencarian Google. Buku berjudul ”UUD 1945 dan Perubahannya Kabinet Kerja Reshuffle Jilid II” itu diterbitkan oleh penerbit Visimedia yang ditulis oleh Tim Visi Yustisia yang diterbitkan Agustus 2016.

    Pada 2 Februari 2017, Kompas melansir bahwa Buku Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahannya terbitan Visi Yustisia, Jakarta, diduga mengandung muatan yang tidak sesuai dengan ideologi Indonesia. Dalam buku setebal 93 halaman tersebut, terdapat paragraf yang menyebutkan bahwa sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa dan dilambangkan dengan sebuah bintang emas berkepala lima.

    "Sila ini menggambarkan agama-agama besar di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Buddha, Hindu, dan Ideologi Sekuler Sosialisme," bunyi kalimat dalam halaman 5 buku tersebut.

    Pejabat Wali Kota Pematangsiantar Anthony Siahaan mengatakan, penjelasan sila pertama itu tidak sesuai dengan ideologi Indonesia. Pemerintah Indonesia mengakui enam agama resmi diakui, bukan empat seperti tertulis di buku itu.

    "Jika kita membaca penjelasan sila pertama tersebut, sudah jelas isinya menyesatkan karena ideologi negara kita tidak ada sekuler sosialisme," kata Anthony, 1 Februari 2017.

    Ia mengimbau kepada sekolah maupun para orangtua murid untuk berpartisipasi menyeleksi dan meneliti buku-buku pelajaran maupun buku-buku suplemen seperti UUD tersebut. Ia juga menghimbau agar seluruh toko buku di Pematangsiantar menarik buku itu dari peredaran serta menyerahkannya kepada pihak berwajib.

    Berita yang sama juga ditayangkan oleh Liputan6.com. Saat itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Irman Yasin Limpo membenarkan peredaran buku tersebut di sekolah-sekolah yang ada di Sulawesi Selatan.

    Irman menyatakan buku UUD 1945 itu harus ditarik dari peredaran, sebab buku tersebut tidak sesuai dengan ideologi Pancasila. Buku tersebut, kata dia, dikhawatirkan dapat merusak moral generasi muda.

    Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan sudah menyurati Dinas Pendidikan di seluruh Kabupaten dan Kota yang ada di Sulawesi Selatan agar tidak mengedarkan buku terbitan Visimedia itu ke sekolah-sekolah.

    Di Pematangsiantar, petugas keamanan telah menarik buku dari peredaran.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa ada ideologi sekuler sosialisme dan PKI dalam kurikulum merdeka belajar adalah menyesatkan. 

    Peristiwa tersebut terjadi pada 2017 dan buku telah ditarik dari peredaran.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25726) Keliru: Tautan Pendaftaran PLN Peduli untuk Dapat Keringanan Pembayaran Listrik Rumah Tangga

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/02/2025

    Berita

    Sebuah tautan beredar di Facebook [arsip] yang diklaim website pendaftaran program PLN Peduli untuk mendapatkan keringanan atau pembebasan pembayaran biaya listrik rumah tangga.

    Konten itu berisi tautan yang dilengkapi gambar logo PLN Peduli berupa sekuntum bunga dengan kelopak warna-warni. Konten itu dibagikan dengan narasi bahwa pemerintah melalui PLN Peduli akan memberikan voucher gratis kepada pelanggan PLN. 



    Namun, benarkah tautan yang disebarkan di Facebook itu benar-benar formulir pendaftaran program PLN peduli untuk mengurangi biaya listrik rumah tangga?

    Hasil Cek Fakta

    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa akun Facebook dan website tersebut palsu, alias bukan saluran informasi resmi dari PLN.

    Nama akun Facebook yang menyebar narasi tersebut bernama PLN Peduli, padahal akun Facebook resmi PLN bernama PLN 123. 

    Sama halnya dengan alamat website dalam narasi itu https://daftar2024.live/pln2024.id/ bukan website resmi. Alamat website asli PLN adalah PLN.co.id atau https://web.pln.co.id/.

    Saat tautan palsu itu diklik, akan muncul fitur pendaftaran berisi kolom untuk memasukkan nama pelanggan PLN, ID pelanggan, jenis daya, dan nomor Telegram. Permintaan data pribadi tersebut  dapat berisiko bagi pengguna.

    Selain itu, narasi yang mengatakan PLN Peduli adalah program yang meringankan biaya listrik pelanggan rumah tangga adalah keliru. Program pengurangan pembayaran listrik rumah tangga yang baru-baru ini dilaksanakan adalah diskon listrik atau potongan tarif listrik, bukan PLN Peduli.

    PLN Peduli adalah Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau CSR dari PT PLN, sebagaimana dijelaskan di website resmi mereka. Bentuk konkritnya selama tahun 2024 adalah program beasiswa, sarana dan prasarana, wisata edukasi, beasiswa difabel, hingga sertifikasi untuk meningkatkan akses dan inklusivitas pendidikan bagi masyarakat pra sejahtera.

    Executive Vice President Komunikasi Korporat & TJSL PLN, Gregorius Adi Trianto, dalam keterangan resminya tertanggal 28 Agustus 2023, juga pernah mengatakan bahwa berbagai program untuk pelanggan PLN telah terpusat di aplikasi PLN Mobile.

    Dia mengimbau masyarakat berhati-hati pada pihak-pihak yang mengaku dari PLN dan menawarkan berbagai hal, padahal mereka hendak menipu. Masyarakat yang menemukan pihak-pihak yang mencurigakan yang mengaku dari PLN, bisa melaporkannya melalui PLN Mobile atau Contact Center PLN 123.

    Diskon Tarif Listrik

    Dikutip dari website resmi PLN, mereka telah menjalankan paket stimulus ekonomi berupa potongan tarif listrik 50 persen bagi pelanggan daya 2.200 Volt Ampere (VA) ke bawah, sejak 1 Januari 2025 sampai Februari 2025.

    Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menerangkan bahwa diskon tersebut dapat diperoleh pelanggan daya 2.200 VA atau di bawahnya, secara otomatis dan tanpa mekanisme yang berbelit.

    Sementara dilansir Tempo, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan tidak ada rencana untuk memperpanjang masa diskon tarif listrik 50 persen tersebut. Artinya masa berlakunya tetap dua bulan, yakni Januari dan Februari 2025.

    Keringanan tarif listrik itu dilakukan PLN berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 348.K/TL.01/MEM.L/2024 tentang Pemberian Diskon Biaya Listrik untuk Konsumen Rumah Tangga PT PLN (Persero).

    Di sana lebih rinci dikatakan bahwa diskon tersebut diberikan kepada pelanggan rumah tangga, baik yang melakukan pembayaran prabayar ataupun pascabayar, dengan daya listrik 450 VA, 900 VA, 1.300 VA, dan 2.200 VA.

    Untuk pelanggan prabayar, dapat mendapat diskon tarif listrik 50 persen ini dengan cara membeli token listrik sejak tanggal 1 Januari sampai 28 Februari 2025. Untuk yang pascabayar, diskon akan langsung dikenakan pada tagihan listrik untuk bulan Januari dan Februari 2025.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan tautan yang beredar di Facebook bisa digunakan mendaftar program diskon tarif listrik PLN Peduli adalah klaim keliru.

    Website dan akun Facebook yang menyebarkan tautannya tergolong palsu. Sementara program diskon tarif listrik 50 persen dari PLN baru-baru ini tidak membutuhkan pendaftaran, yang otomatis bisa diterima pelanggan kategori tertentu.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25725) Keliru: Denny Sumargo dan Pesulap Merah Buktikan Situs Judol Tanpa Settingan

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/02/2025

    Berita

    Sebuah video aktor Denny Sumargo (Densu) sedang bermain judi online (judol) beredar di Facebook [arsip] di siniar "Curhat Bang". Ada tiga bintang tamu dalam siniar tersebut, di antaranya adalah Pesulap Merah.  

    Dalam video itu, Densu mencoba bermain judi online dan menang. Densu dan Pesulap Merah diklaim telah membuktikan situs judol yang beneran tanpa setting bernama Apek88.



    Benarkah Densu dalam siniar tersebut menyatakan telah membuktikan situs judol tanpa pengkondisian?

    Hasil Cek Fakta

    Verifikasi Tempo menunjukkan potongan video Denny Sumargo bermain judol tersebut memang benar terdapat di siniar "Curhat Bang" di episode ini. Namun faktanya, saat itu Denny Sumargo sedang membuktikan bahwa permainan judi online bisa dikondisikan sesuai keinginan bandar atau pembuat situs judi online.



    Bintang tamu dalam siniar tersebut adalah Pesulap Merah, mantan pembuat situs judi online, Ronald, dan mantan pemain judi online, Bayu. Episode Curhat Bang tersebut mendatangkan seseorang pembuat situs judi online dan korban judi online untuk mengedukasi bahwa judi online itu sangat berbahaya.

    “Kita yang mengatur mau menang berapa. Kalau tidak diatur, kalah. Bagus ini buat edukasi karena selain perdukunan, judol ini juga banyak memakan korban. Jadi gua bongkar sekalian,” kata Pesulap Merah di siniar tersebut.

    Dalam siniar "Curhat Bang", Ronald menyampaikan bahwa ia menghubungi Marcel Pesulap Merah untuk membongkar penipuan judol karena citra Marcel selama ini membongkar pembodohan-pembodohan seperti penipuan dan segala macam. “Cocoknya memang sama Bang Marcel. Tujuannya memberi edukasi,” kata Ronald.

    Ronald tidak pernah mempromosikan situs judol Apek88 seperti dalam video di atas. Dia menceritakan bagaimana pengalamannya saat menjadi pembuat situs judol dan kemudian insyaf karena bertemu seorang korban judol seusia dengan adiknya.

    Tim Cek Fakta Tempo memeriksa keaslian suara pada kedua video menggunakan HIVE moderation.  Hasil AI-Generated Content Detection ini menunjukkan 99% video Denny Sumargo adalah deepfake.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video Denny Sumargo dan Pesulap Merah membuktikan situs judol tanpa settingan adalah keliru. 

    Video merupakan hasil rekayasa menggunakan generated-AI audio.

    Rujukan

  • (GFD-2025-25724) Keliru: Video Dokter Boyke Jelaskan Cara Menurunkan Berat Badan di Kompas TV

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/02/2025

    Berita

    Sebuah video beredar di Facebook [arsip] yang diklaim memperlihatkan dokter Boyke Dian Nugraha menjelaskan cara menurunkan berat badan yang ditayangkan di stasiun televisi Kompas TV.

    Video itu memperlihatkan dr Boyke mengenakan kemeja kuning dan duduk di kursi oranye dalam sebuah ruangan. Dia menjelaskan sebuah metode rumahan sederhana untuk menurunkan berat badan dan mengurangi obesitas dalam 14 hari dengan menggunakan jambu biji.



    Namun, benarkah dr. Boyke pernah menjelaskan metode menurunkan berat badan dan ditayangkan Kompas TV?

    Hasil Cek Fakta

    Tempo memverifikasi video itu menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google serta aplikasi pemindai konten video berbasis kecerdasan buatan atau AI. Berikut hasil penelusurannya:

    Verifikasi Video



    Video asli dr. Boyke tersebut diunggah pada kanal YouTube Kacamatan dr. Boyke dalam konten berjudul Mengencangkan Miss V oleh Dr.Boyke DokterBoykeMania dan Perbesar Mr.P oleh Dr. Boyke DokterBoykeMania yang sama-sama diunggah tanggal 4 November 2020. Sesuai judulnya, sesungguhnya dr. Boyke dalam video aslinya tidak menjelaskan tentang metode menurunkan berat badan, melainkan memaparkan materi seksologi.

    Selain itu, dilansir Tempo, dr. Boyke sesungguhnya juga bukan ahli diet atau penurunan berat badan, melainkan dokter spesialis kebidanan dan kandungan sekaligus seorang seksolog.

    Hasil Pemindaian Alat Deteksi Deepfake

    Tempo mengunduh konten di Facebook, memotong dan membuang klip ilustrasi tambahan, dan menyisakan potongan klip yang hanya menampilkan sosok dr Boyke. Lalu memindai hasilnya dengan aplikasi pendeteksi kecerdasan buatan.

    Hasil pemindaian menggunakan Truemedia.org menghasilkan kesimpulan bahwa suara dalam video yang beredar di Facebook dibuat dengan kecerdasan buatan (AI). Artinya audio dalam video itu telah direkayasa menggunakan AI sehingga seakan-akan dr. Boyke menjelaskan metode penurunan berat badan, padahal bohong.



    Pemindaian menggunakan Hivemoderation.com juga menghasilkan kemungkinan video di Facebook dibuat menggunakan AI adalah 98,1 persen. Pemindaian itu menemukan unsur audio dalam video, yang telah dibuat menggunakan AI.

    Kesimpulan

    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan video yang beredar memperlihatkan dr Boyke menjelaskan metode menurunkan berat badan menggunakan jambu biji adalah klaim yang keliru.

    Video yang beredar di Facebook adalah hasil rekayasa dari video aslinya, menggunakan teknologi AI, sehingga secara palsu seakan-akan memperlihatkan dr Boyke sedang menjelaskan metode menurunkan berat badan.

    Rujukan