• (GFD-2024-22574) Dokumen dengan materai tempel sebelum 6 September dianggap tidak memenuhi syarat, benarkah?

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/09/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Sejumlah pendaftar seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) mengeluhkan gangguan pada situs e-materai yang terjadi sejak Selasa (3/9/2024).

    Banyak pelamar yang mengeluhkan tidak bisa mengakses laman Peruri menjelang batas akhir pendaftaran. Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada 6 September pun memutuskan memperbolehkan para pelamar seleksi CASN 2024 memakai meterai tempel.

    Sebuah imbauan poster digital di Instagram menarasikan dokumen CASN yang menggunakan materai tempel sebelum tanggal 6 September maka akan dianggap Tidak Memenuhi Syarat (TMS) seleksi administrasi.

    Namun, benarkah pernyataan tersebut?

    Hasil Cek Fakta

    BKN dalam akun Instagram resminya menyatakan imbauan yang beredar bukan dari BKN dan merupakan penyalahgunaan informasi atas nama template unggahan dan logo BKN.

    BKN menegaskan bahwa penulisan tanggal di materai tempel atau e-materai merujuk pada masing-masing pengumuman instansi. BKN di akun Instagram resminya juga mengingatkan para CPNS 2024 untuk selalu memastikan dan mengecek validasi informasi seleksi CPNS 2024 di akun resmi BKN dan instansi terkait.

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

    Rujukan

  • (GFD-2024-22573) [KLARIFIKASI] Tidak Benar Kamala Harris Akan Menutup X

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/09/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris, disebut akan menutup media sosial X (Twitter), apabila terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat dalam Pemilu 2024.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu perlu diluruskan karena informasinya tidak tepat.

    Narasi yang mengeklaim Kamala Harris akan menutup X dibagikan oleh politisi AS Robert F Kennedy Jr di X pada 3 September 2024.

    Kennedy membagikan cuplikan video Harris dengan narasi sebagai berikut:

    Kamala Harris: “Dia [Elon Musk] telah kehilangan hak istimewanya.”

    Dapatkah seseorang menjelaskan kepadanya bahwa kebebasan berbicara adalah sebuah HAK, bukan “hak istimewa”?

    Kamala Harris: “Harus ada tanggung jawab yang dibebankan kepada situs-situs media sosial ini untuk memahami kekuatan mereka.”

    Terjemahan: “Jika mereka tidak mengawasi konten agar sesuai dengan narasi yang disetujui pemerintah, mereka akan ditutup.”

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, video Harris yang dibagikan Kennedy telah dibagikan oleh The Hill di X pada 16 Oktober 2019.

    Unggahan The Hill disertai takarir (caption) sebagai berikut:

    Senator Kamala Harris: Presiden Trump “telah kehilangan hak istimewanya dan [akun Twitter-nya] harus ditutup .... [Situs media sosial] secara langsung berbicara kepada jutaan dan jutaan orang tanpa pengawasan atau regulasi. Dan itu harus dihentikan.”

    Merujuk unggahan tersebut, Harris tidak mewacanakan penutupan X. Ia mendesak agar akun Twitter Donald Trump ditutup, dan platform harus berada dalam pengawasan.

    Dilansir The Quint, pernyataan Harris disampaikan saat berbicara dengan presenter CNN, Jake Tapper, dalam sebuah siaran televisi.

    Dilansir CNN, Harris pada waktu itu mendesak CEO Twitter Jack Dorsey untuk menutup akun Trump.

    Harris mengatakan bahwa Trump telah menggunakan akunnya untuk merundung pelapor yang mengungkap dugaan panggilan telepon Trump dengan pemimpin Ukraina.

    Informasi dari pelapor itu mendorong Partai Demokrat untuk meluncurkan penyelidikan pemakzulan terhadap Trump.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim Kamala Harris akan menutup X apabila terpilih sebagai Presiden AS perlu diluruskan.

    Dalam video yang dibagikan, Harris tidak bicara tentang penutupan X. Ia meminta akun X Donald Trump ditutup, dan platform harus berada dalam pengawasan.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22572) Keliru, Ridwan Kamil Janjikan Bantuan Rp10 Juta Untuk Biaya Sekolah dan Bayar Utang

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/09/2024

    Berita



    Video berdurasi 21 detik yang memperlihatkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjanjikan bantuan Rp10 juta untuk digunakan biaya sekolah, usaha, dan bayar utang sempat viral di Tiktok sebelum akhirnya dihapus.

    Dalam video tersebut, Ridwan Kamil menjanjikan bantuan Rp10 juta dan meminta masyarakat untuk memilih jenis bantuan yang dibutuhkan. Bantuan hanya diperuntukan untuk biaya sekolah, modal usaha, atau bayar utang.



    Hingga artikel ini ditulis, video tersebut sudah 80 ribu kali dibagikan dan 77 ribu kali disukai. Lantas benarkah mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjanjikan bantuan Rp10 juta untuk digunakan biaya sekolah, usaha, dan bayar utang?

    Hasil Cek Fakta



    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa video tersebut hasil rekayasa digital menggunakan teknologi kecerdasan buatan generatif atau deepfake. Faktanya, Ridwan Kamil dalam video aslinya tidak membagikan berbagai jenis bantuan tersebut. 

    Atalia Praratya, istri Ridwan Kamil melalui akun resmi Instagramnya pada 5 September 2024, telah membantah informasi tersebut. Atalia menyebut informasi Ridwan Kamil menjanjikan bantuan Rp 10 juta untuk digunakan biaya sekolah, usaha, dan bayar utang adalah informasi hoax yang sengaja muncul di musim pemilihan kepala daerah.

    Atalia mengatakan video hoax tersebut disebar via Tiktok, WA dan WAG. Ia meminta masyarakat untuk memeriksa sumber informasi dari akun-akun resmi dan terpercaya, menghindari menyebarkan konten yang belum jelas kebenarannya. 

    Tempo kemudian menelusuri sumber video yang dibagikan dengan terlebih dahulu memfragmentasi menjadi gambar dengan menggunakan tools InVID, lalu memeriksa gambar dengan Google Image. 

    Hasilnya video tersebut identik dengan video Ridwan Kamil untuk memberikan semangat pada  seorang mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi. Video aslinya diunggah akun resmi ridwan kamil di Tiktok pada 16 Mei 2023. 



    Dalam video tersebut Ridwan Kamil tidak menyebutkan akan memberikan bantuan sebesar Rp10 juta yang digunakan untuk membiayai sekolah, usaha, dan membayar utang.     

    Tempo juga memeriksa suara yang digunakan dalam video tersebut dengan menggunakan tools AI Voice Detector. Mulanya Tempo mengunduh video itu dan mengubahnya ke ke format audio (mp3) dengan menggunakan tools Cloud Convert. 



    Video yang telah diubah ke format suara lalu diperiksa dengan menggunakan tools Hive Moderation. Hasilnya, suara dalam video tersebut diketahui merupakan hasil rekayasa digital dengan menggunakan kecerdasan buatan Artificial Intelligence dengan tingkat probabilitas mencapai 91 persen.

    Kesimpulan



    Hasil pemeriksaan fakta Tempo, video berdurasi 21 detik yang memperlihatkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menjanjikan bantuan Rp10 juta untuk digunakan biaya sekolah, usaha, dan bayar utang adalah keliru. 

    Suara dalam video tersebut diketahui merupakan hasil rekayasa digital dengan menggunakan kecerdasan buatan Artificial Intelligence dengan tingkat kemungkinan mencapai 91 persen.

    Rujukan

  • (GFD-2024-22571) Keliru, Video yang Diklaim Azab Bencana Turun di Kabah karena Paus Fransiskus Melegalkan Pernikahan Sesama Jenis

    Sumber:
    Tanggal publish: 10/09/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp, Twitter dan Facebook [ Arsip ] yang diklaim berisi bencana banjir yang disebut sebagai azab, menerjang Kabah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi. Bencana tersebut dikaitkan karena pimpinan gereja Katolik dunia, Paus Fransiskus, telah melegalkan pernikahan sesama jenis.

    Video itu memperlihatkan hujan deras dan angin kencang di sekitar Ka’bah, sejumlah bangunan, dan petir yang menyambar menara jam. Sementara suara yang muncul adalah teriakan-teriakan yang menggambarkan suasana panik.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah video yang beredar memperlihatkan azab yang turun di Ka’bah karena keputusan Paus Fransiskus?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo memverifikasi video itu menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Google, hingga ditemukan sejumlah keterangan terkonfirmasi. Potongan-potongan video dalam unggahan itu, sebagian bukan kejadian di Mekkah.

    Berikut hasil penelusurannya:

    Verifikasi Video

    Video 1



    Pada detik ke-6 video di media sosial itu, memperlihatkan menara jam berwarna hijau yang tersambar kilat petir. Video itu memiliki kesamaan dengan yang diunggah Al Jazeera tanggal 23 Agustus 2023.

    Peristiwa itu terjadi di Mekkah tanggal 22 Agustus 2023 di mana angin kencang menyeret orang-orang dan benda-benda ke jalan. Saat itu badai dahsyat menghantam kota Mekkah di Arab Saudi. Tempat menara jam bersejarah di sana juga disambar petir.

    Video 2



    Video yang beredar pada detik ke-10 memperlihatkan hujan dan angin kencang menerpa sebuah tempat dengan tiang oranye serta lantai bermotif kotak dan bundar. Video itu sesungguhnya direkam di salah satu bangunan di komplek Kuil Emas, Amritsar, India, yang identik dengan foto di Google Maps.

    Pegangan di tengah tangga bangunan tersebut juga sama dengan yang ditampilkan video yang beredar. Video sesungguhnya memperlihatkan hujan deras disertai angin kencang yang melanda tempat itu dan diunggah saluran YouTube Rahulchitti pada 22 Juni 2022.

    Video 3



    Pada detik ke-23, video yang beredar menampilkan orang-orang berpakaian biru yang berjuang saat diterpa angin kencang. Video serupa pernah diunggah Al Jazeera yang merupakan kejadian di Mekkah pada 22 Agustus 2023.

    Video 4



    Kemudian pada detik ke-40 memperlihatkan papan reklame besar yang roboh terhempas angin kencang. Kejadian itu dilaporkan Mirror Now tanggal 23 Agustus 2023, yang dikatakan terjadi di Mekkah.

    Video 5



    Video yang beredar pada menit ke-1:02 memperlihatkan atap seng yang terbawa angin kencang hingga menabrak gedung. Video itu sesungguhnya memperlihatkan badai yang terjadi di Kepulauan Balears, Spanyol, yang dilaporkan Mirror.co.uk, 28 Agustus 2023.

    Akun Facebook Poundstretcher Santa Ponsa juga mengunggahnya tanggal 27 Agustus 2023, dan menyatakan gedung yang tampak dalam video berlokasi di Pantai Can Pastilla, Kepulauan Balears, yang dapat diperiksa di Google Maps

    Kejanggalan Konten

    Sejumlah kejanggalan ditemukan dalam video dan narasi yang beredar tersebut. Berikut sejumlah kejanggalan yang terdeteksi:

    1. Lokasi Peristiwa

    Verifikasi gambar di atas telah membuktikan bahwa sebagian klip dalam video yang beredar bukan kejadian di Mekkah, Arab Saudi. Hal ini telah membuktikan bahwa narasi yang disertakan keliru.

    2. Suara Jeritan

    Dalam video yang beredar terdengar suara jeritan yang berulang atau sama, yakni pada awal video dan detik ke-45. Padahal tampilan video memperlihatkan tempat yang berbeda-beda. Hal ini membuktikan video telah direkayasa, hingga berbeda dengan aslinya.

    3. Pernyataan Otoritas Arab Saudi

    Otoritas Arab Saudi menyatakan bahwa hujan deras disertai angin kencang tersebut merupakan berkah, di tengah suhu yang meningkat di berbagai wilayah di sana saat itu, sebagaimana yang diberitakan Gulftoday.ea.

    Dilansir Arabiaweather.com, awan cumulonimbus muncul di atas Mekkah pada hari Selasa, 22 Agustus 2023. Kemunculannya disertai sejumlah sambaran petir. Faktor cuaca dan geografis diperkirakan mendukung terbentuknya awan bencana tersebut.

    Hal itu yang menyebabkan terjadi cuaca buruk di Mekkah, di mana hujan turun dengan lebat, angin bertiup kencang, petir menyambar-nyambar. Bahkan terjadi banjir, di mana air menutupi jalan-jalan di kota.

    4. Sikap Paus Fransiskus

    Pernyataan Paus Fransiskus yang memperbolehkan gereja memberkati pasangan LGBTQ menjadi kontroversi selama semester dua tahun 2023. Sejumlah imam dilaporkan menolak keputusan Sang Paus, sebagaimana dilaporkan Tempo.

    Namun Paus telah mengklarifikasi bahwa yang dimaksud adalah memberkati kelompok LGBTQ sebagai manusia ciptaan tuhan. Sementara sikap gereja Katolik tetap melarang pernikahan sesama jenis.

    Paus Fransiskus dikenal mengampanyekan sikap-sikap yang ramah terhadap kelompok LGBTQ, meskipun tidak mengubah pendirian keagamaannya. Misalnya, ia menentang kriminalisasi terhadap kelompok LGBTQ yang terjadi di sejumlah negara, terutama di benua Afrika.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang menyatakan video yang beredar memperlihatkan azab bencana yang melanda Ka’bah di Mekkah, Arab Saudi, karena Paus Fransiskus melegalkan pernikahan LGBTQ, adalah klaim yangkeliru.

    Sesungguhnya sebagian video dalam konten itu memperlihatkan bencana yang terjadi di tempat lain, di luar Arab Saudi. Selain itu, video telah direkayasa, salah satunya dengan memasukkan suara jeritan yang berulang padahal tampilan video memperlihatkan lokasi yang berbeda.

    Rujukan