• (GFD-2025-27077) [HOAKS] Video Najwa Shihab Promosi Situs Judi

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video di media sosial mengeklaim jurnalis Najwa Shihab mempromosikan situs judi yang diklaim akan memberikan penghasilan jutaan rupiah.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu merupakan rekayasa artificial intelligence (AI).

    Video yang diklaim menampilkan Najwa Shihab mempromosikan situs judi salah satunya dibagikan akun Facebook ini dan ini. 

    Dalam video, Najwa menyebutkan, terdapat sebuah situs judi yang diklaim menghasilkan uang jutaan rupiah.

    Hasil Cek Fakta

    Tim Cek Fakta Kompas.com mencari sumber video tersebut menggunakan teknik reverse image search.

    Hasilnya, video identik dengan unggahan di kanal YouTube Najwa Shihab pada 10 Desember 2017. Video itu berjudul "Catatan Najwa, Merawat Ingatan".

    Dalam video, Najwa membicarakan soal pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang pernah dilakukan penguasa di Indonesia.

    Ia menyebut beberapa aktivis seperti Munir, Wiji Thukul, dan Marsinah yang dibunuh rezim kejam. Hal itu disampaikan Najwa saat hari HAM Internasional yang diperingati setiap tanggal 10 Desember.

    Kemudian, Tim Cek Fakta Kompas.com, mengecek video Najwa Shihab mempromosikan situs judi menggunakan Hive Moderation. Tools tersebut dapat mendeteksi sebuah konten dihasilkan oleh AI atau bukan. 

    Setelah dicek, suara Najwa mempromosikan situs judi memiliki probabilitas 91,2 persen dihasilkan AI. 

    Kesimpulan

    Video yang diklaim menampilkan Najwa Shihab mempromosikan situs judi merupakan hasil manipulasi berbasis AI.

    Di video aslinya Najwa menyampaikan soal pelanggaran HAM yang pernah dilakukan penguasa. Setelah dicek menggunakan Hive Moderation, suara Najwa dalam video terdeteksi dihasilkan AI. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-27076) [HOAKS] Ketua Uji Klinis Sinovac Meninggal akibat Vaksin

    Sumber:
    Tanggal publish: 21/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Kepala Divisi Surveilans dan Riset Klinis di PT Bio Farma, Novilia Sjafri Bachtiar diklaim meninggal dunia akibat vaksin Covid-19.

    Saat pandemi merebak, Novilia merupakan ketua uji klinis vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac.

    Narasi yang beredar di media sosial mengaitkan wafatnya Novilia dengan kegagalan vaksin dan dampak buruk vaksin.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau merupakan hoaks.

    Informasi yang mengeklaim ketua uji klinis vaksin Sinovac meninggal akibat vaksin Covid-19 disebarkan oleh akun Facebook ini pada 27 Januari 2025. Arsipnya dapat dilihat di sini.

    Pengunggah menyertakan tangkapan layar berita mengenai kabar duka wafatnya dr Novilia Sjafri yang merupakan ketua uji klinis vaksin Sinovac.

    Berikut narasi yang ditulis:

    Berita ini saja dulu sudah jadi bukti kalau vaksin covidnya itu gagal dan memiliki dampak efek buruk mematikan...

     

    Hasil Cek Fakta

    Novilia Sjafri meninggal dunia pada Rabu, 7 Juli 2021 di Rumah Sakit Santosa Bandung.

    Sebagaimana yang pernah ditulis Kompas.com, Novilia merupakan sosok yang diat mengembangkan studi vaksin.

    Ia terlibat dalam enam uji klinis vaksin, termasuk bOPV, Td pada wanita hamil, vaksin tifoid, rotavirus, influenza quadrivalen dan MR.

    Kendati demikian, Novilia meninggal bukan akibat vaksin Covid-19, melainkan karena penyakitnya.

    Dikutip dari Antara, ia mengembuskan napas terakhirnya setelah berjuang melawan penyakit Covid-19.

    Vaksin Covid-19 justru membantu mencegah dan mengatasi Covid-19, termasuk vaksin Sinovac yang turut diuji oleh Novilia.

    Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pemberian vaksinasi Sinovac 2 dosis dapat mencegah sekitar 96 persen risiko perawatan akibat Covid-19, serta mencegah sebesar 98 persen kematian karena Covid-19.

    Kesimpulan

    Narasi yang mengeklaim ketua uji klinis vaksin Sinovac meninggal akibat vaksin Covid-19 merupakan hoaks.

    Novilia Sjafri meninggal dunia setelah terinfeksi virus corona dan menderita Covid-19. Penyebab kematiannya bukan karena vaksin.

    Vaksin Sinovac yang ia kembangkan justru membantu mencegah penularan Covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27075) [HOAKS] Bansos Rp 100 Juta untuk TKI

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar informasi bantuan sosial Rp 100 juta untuk tenaga kerja Indonesia (TKI) beserta tautan yang diklaim untuk mengakses bansos tersebut.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.

    Informasi bansos Rp 100 juta untuk TKI serta tautan yang diklaim untuk mendapatkan bansos tersebut dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Mei 2025.

    Informasi itu mencantumkan foto Presiden Prabowo Subianto untuk thumbnail, serta prosedur yang diklaim untuk mendapatkan bansos.

    Pertama, membuka tautan yang dicantumkan dalam narasi. Kemudian, memasukkan nama lengkap dan negara tempat bekerja.

    Selanjutnya, memasukkan nomor WhatsApp aktif. Setelah itu, menghubungi nomor WhatsApp seperti yang tertera untuk menerima bansos.

    Hasil Cek Fakta

    Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding menegaskan bahwa informasi yang mengeklaim Presiden Prabowo Subianto akan memberikan bantuan uang sebesar Rp 100 juta kepada setiap pekerja migran Indonesia adalah tidak benar atau hoaks.

    Menurut Karding, informasi yang beredar di media sosial itu merupakan modus penipuan.

    "Saya pastikan tidak benar alias hoaks. Untuk itu, masyarakat mohon tidak mempercayai kalau ada orang-orang tidak bertanggungjawab untuk menghubungi karena itu adalah modus penipuan," kata Karding, seperti diberitakan Antara, 16 Mei 2025.

    Karding mengimbau agar masyarakat tidak mudah percaya dengan informasi atau konten sepihak yang tidak dapat diverifikasi faktanya.

    Selain itu, dia menegaskan, penyebaran informasi tidak berdasarkan fakta yang membuat masyarakat atau pekerja migran Indonesia menjadi resah dapat dikenakan sanksi hukum.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi bansos Rp 100 juta untuk TKI yang beredar di media sosial adalah hoaks.

    Menteri P2MI Abdul Kadir Karding mengatakan, informasi itu itu merupakan modus penipuan. Ia mengimbau masyarakat berhati-hati terhadap konten yang beredar di media sosial.

    Rujukan

  • (GFD-2025-27074) [HOAKS] Lowongan Kerja Pendamping PKH Kemensos

    Sumber:
    Tanggal publish: 20/05/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar informasi lowongan kerja Kementerian Sosial untuk posisi pendamping sosial Program Keluarga Harapan (PKH).

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut hoaks.

    Informasi lowongan kerja pendamping sosial PKH dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini pada Senin (19/5/2025).

    Berikut narasi yang dibagikan:

    KABAR GEMBIRA Yang sudah menanti rekrutmen pendamping Sosial PKH untuk thn 2025

    Lowongan kerja di Kemensos dibuka dalam rangka pemenuhan kebutuhan SDM pelaksana PKH daerah, khususnya pendamping sosial PKH atau program keluarga harapan.

    Gaji 10 sampai 15 juta perbulan.

    Pendaftaran dilaksanakan secara online melalui LINK dibawah

    daftargratisv5[dot]gendiy[dot]xxx

    Link Rekrutmen Pendamping PKH 2025", Klik untuk daftar

    Screenshot Hoaks, lowongan kerja pendamping sosial PKH

    Hasil Cek Fakta

    Setelah diperiksa, tautan yang diklaim untuk akses rekrutmen pendamping PKH Kemensos tersebut mengarah ke sebuah situs mencurigakan.

    Situs tersebut meminta pengunjung memasukkan nama lengkap dan nomor akun Telegram aktif.

    Kemungkinan besar, situs itu merupakan modus phishing atau pencurian data. Phishing bisa menjadi pintu masuk untuk penipuan online, termasuk membobol rekening bank.

    Kemensos telah membantah informasi rekrutmen untuk pendamping PKH melalui klarifikasi langsung yang ditayangkan di situs Kementerian Komunikasi dan Digital.

    Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Kemensos Devi Deliani mengatakan, unggahan dalam akun tersebut adalah informasi yang salah atau menyesatkan.

    Masyarakat diimbau untuk berhati-hati atas segala bentuk penipuan di media sosial. Semua informasi terkait Kementerian Sosial dapat diakses melalui laman resmi kemensos.go.id.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi lowongan kerja pendamping sosial PKH yang beredar di Facebook adalah hoaks.

    Kepala Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Kemensos Devi Deliani mengatakan, unggahan dalam akun tersebut adalah informasi yang salah atau menyesatkan.

    Rujukan