• (GFD-2024-16687) [SALAH] Wanita Menyimpan DNA Setiap Pria yang Pernah Berhubungan Seksual Dengannya Tanpa Pengaman

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 16/03/2024

    Berita

    (Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):

    “Seorang wanita akan menyimpan DNA dari setiap pria yang memasuki bagian pribadinya tanpa pengaman.
    Ya, ini adalah nyata.
    Yang lebih parahnya lagi, keturunan dari wanita tersebut akan membawa beberapa DNA dari semua pria yang dia miliki sebelumnya.
    Jadi jika seorang pria menghamili seorang wanita dengan jumlah tubuh 10+, dia harus menerima kenyataan bahwa anaknya sendiri, akan berbagi sedikit DNA dengan semua pria yang memilikinya sebelum Anda.
    Keperawanan lebih dari sekadar kata yang tidak berarti, ini adalah fakta biologis”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter bercentang biru @aestheticprimal menulis cuitan yang menyatakan wanita akan menyimpan DNA setiap pria yang telah berhubungan seksual dengannya, terutama yang dilakukan tanpa pengaman. @aestheticprimal mengunggah tangkapan layar sebuah penelitian yang digunakan sebagai bukti yang mendukung pernyataannya. Tidak hanya itu, @aestheticprimal juga menambahkan, keturunan dari wanita tersebut akan membawa beberapa DNA dari semua pria yang dia miliki sebelumnya. Cuitan dan tangkapan layar yang diunggah pada 27 Februari tersebut telah disukai lebih dari 2,500 orang, dikutip dan dibagikan ulang lebih dari 600 kali, serta telah dilihat hampir 500,000 kali.

    Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Cuitan tersebut memberikan cuplikan wawancara yang merujuk kepada sebuah penelitian yang dilakukan pada 2012 sebagai barang bukti. Namun, penelitian yang berjudul “Male Microchimerism in the Human Female Brain”, yang dipublikasikan oleh William F. N et al, tidak memberikan kesimpulan bahwa wanita akan menyimpan DNA setiap pria yang berhubungan seksual dengannya tanpa pengaman. Faktanya, penelitian tersebut tidak menyebutkan adanya hubungan seksual sebagai salah satu variabel adanya DNA pria di dalam tubuh wanita. Melansir dari penelitian tersebut, terdapat pernyataan sebagai berikut:

    “We report that 63% of the females (37 of 59) tested harbored male microchimerism in the brain. Male microchimerism was present in the multiple brain regions. In conclusion, male microchimerism is frequent and widely distributed in the human female brain”.

    Terdapat banyak penelitian yang juga membahas fenomena microchimerism di dalam tubuh wanita, salah satunya penelitian yang diterbitkan pada 2015 yang berjudul “Microchimerism of male origin in a cohort of Danish girls”. Pada penelitian tersebut, disebutkan bahwa sebagian besar data menunjukkan mikrokimerisme laki-laki pada anak perempuan berasal dari kakak laki-laki. Penelitian tersebut juga menyatakan bahwa hubungan seksual mungkin menjadi salah satu faktor, namun kemungkinannya kecil dan ini merupakan spekulasi yang belum sepenuhnya terbukti.

    Selain itu, informasi serupa pernah dibahas oleh Snopes dengan judul “No, Women Do Not Retain DNA from Every Man They’ve Slept With” dan dikategorikan sebagai False.

    Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh @aestheticprimal merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Konten yang menyesatkan. Tidak ada fakta medis yang mendukung pernyataan tersebut, serta penelitian yang digunakan sebagai rujukan menyatakan bahwa DNA laki-laki dapat menembus beberapa sel dan jaringan membran tertentu pada wanita, tetapi tidak ada hubungannya dengan DNA laki-laki yang disimpan setelah berhubungan seksual.

    Rujukan

  • (GFD-2024-16686) [SALAH] AKUN WHATSAPP Pj Bupati Pulang Pisau Menawarkan Jabatan

    Sumber: WhatsApp.com
    Tanggal publish: 16/03/2024

    Berita

    ===
    NARASI:
    A: Ibu ingin beri kesempatan untuk berkarir lbh baik Jga kepercayaan ibu
    Tingkatkan kinerja mu lbh baik
    Smg berprestasi
    B: Siap bu
    A: Jaga Amanah ibu dgn baik
    Kirim sk mu ke wa bp agar pnitia lakukan proses penetapan jab baru mu
    082178494245 wa ibu
    Sgra laksanakan petunjuk ibu
    B: Inggih bu
    Mksudnya gimana nib u kda

    Hasil Cek Fakta

    Terdapat akun WhatsApp mengatasnamakan Nunu Andriani, Pj Bupati Kabupaten Pulang Pisau. Akun bernomor 082178494245 tersebut melakukan komunikasi untuk menawarkan jabatan.

    Setelah ditelusuri akun WhatsApp tersebut palsu. Kepala Diksominfosantik Kabupaten Pulang Pisau, Mohahmmad Insyafi dan ajudan Pj Bupati, Nirmala menyatakan akun tersebut bukan milik Nunu Andriani. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan tidak mudah percaya. Selain itu, Insyafi menambahkan telah membuat laporan hoaks melalui saluran aduan konten.

    Dengan demikian dipastikan akun WhatsApp mengatasnamakan Nunu Andriani, Pj Bupati Kabupaten Pulang Pisau dengan nomor 082178494245 tersebut masuk ke dalam hoaks dengan kategori imposter content atau konten tiruan.

    Kesimpulan

    Kepala Diskominfosantik Kabupaten Pulang Pisau menyatakan akun tersebut bukan milik Nunu Andriani, Pj Bupati Pulang Pisau.

    Rujukan

  • (GFD-2024-16685) [SALAH] AirPods Memancarkan Radiasi EMF yang Berbahaya

    Sumber: TikTok
    Tanggal publish: 16/03/2024

    Berita

    (Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
    “AirPods membunuh Anda. Paparan EMF yang Anda peroleh dari AirPods benar-benar memasak dan mengacak-acak otak Anda”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun TikTok @thesamknight membuat video dan mengunggahnya di akun pribadinya. Video itu menjelaskan bahwa AirPods akan mengacak-acak otak penggunanya karena menghasilkan radiasi EMF. @thesamknight juga menambahkan di kolom penjelasan bahwa paparan radiasi EMF menyebabkan energi medan jantung penggunanya menjadi tidak koheren. Video yang diunggah pada 21 September 2022 tersebut telah disukai oleh 606 orang, disimpan 159 kali, serta dibagikan ulang 236 kali.

    Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Melansir dari pernyataan Jerrold Bushberg, seorang profesor klinis radiologi di Universitas California-Davis kepada AFP Fact Check, bahwa telah ada margin keselamatan yang cukup luas dan rinci yang diatur secara internasional. Jerrold menambahkan bahwa standar keselamatan tidak ditetapkan pada ambang batas antara bahaya dan selamat namun ditetapkan 50 kali lipat di bawah tingkatan ‘bahaya’.

    Selain itu, informasi serupa juga pernah dibahas oleh turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] AIRPODS MEMANCARKAN RADIASI EMF BERBAHAYA” dan dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan.

    Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh @thesamknight merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Konten yang menyesatkan. Tidak ada bukti valid yang mendukung klaim tersebut, serta emisi AirPod sudah terbukti berada di bawah standar yang ditetapkan oleh regulator AS dan pedoman internasional.

    Rujukan

  • (GFD-2024-16684) [SALAH] Warga Kanada yang Tidak Divaksin COVID-19 Tidak Boleh Mendapatkan Donor Organ

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 16/03/2024

    Berita

    (Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):

    “Jadi warga Kanada yang tidak divaksin tidak dapat menerima transplantasi organ jika mereka tidak menerima vaksin COVID-19 yang tidak mengehentikan penularan atau infeksi, namun warga Kanada yang divaksinasi dapat menerima organ dari orang meninggal yang tidak divaksin. Fasisme Medis 101”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @jjcromag menulis cuitan yang menyatakan bahwa warga Kanada yang tidak divaksin COVID-19 tidak diizinkan untuk menerima organ, namun warga Kanada yang divaksin boleh menjadi pendonor atau menerima donor dari orang meninggal yang tidak divaksin COVID-19. Cuitan yang ditulis pada 13 Juli 2023 tersebut telah disukai oleh 93 orang, dibagikan ulang sepuluh kali, serta telah dilihat lebih dari 2,500 kali.

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Melansir dari artikel berita yang ditulis The Canadian Press, meskipun aturan medis di Kanada berbeda setiap provinsi, tetapi pada intinya tidak ada UU resmi di Kanada yang melarang warga Kanada yang tidak divaksin untuk menerima donor organ. The Canadian Press juga menjelaskan, vaksin COVID-19 merupakan pra-syarat yang penting sebelum seseorang menjadi pendonor atau menerima donor, terutama pada masa awal pandemi. Aturan ini juga telah disetujui secara konsensus oleh masyarakat Kanada yang dipublikasikan pada Januari 2024.

    Terlebih lagi, The Canadian Press menjelaskan, pada awal pandemi COVID-19, sebelum vaksin tersedia, penerima transplantasi paru-paru yang tertular COVID-19 memiliki tingkat kematian antara 25 sampai 30 persen.

    Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh @jjcromag merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Konten yang menyesatkan. Pernyataan tersebut tidak sesuai konteks, karena rumah sakit Kanada hanya memberikan informasi bahwa vaksin merupakan salah satu syarat pra-transplantasi yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan transplantasi, bukan menolak mentah-mentah orang yang tidak divaksin sebagai pendonor / penerima donor organ.

    Rujukan