• (GFD-2024-19622) Keliru, Pengakuan Sri Mulyani Tentang Obat Hipertensi Rekomendasi Dokter Terawan

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/05/2024

    Berita



    Sebuah akun Facebook mengunggah sebuah video dengan narasi yang menyebutkan bahwa nyawa Sri Mulyani dan kerabatnya berkat obat hipertensi rekomendasi Dokter Terawan yang tidak dijual di apotek.

    “Hipertensi telah merenggut nyawa semua kerabat saya dan saya merasa bahwa saya akan segera mati juga. Namun berkat obat ini saya lupa akan tekanan darah tinggi, nyeri dada dan kelelahan kronis. Obat revolutioner baru telah menyelamatkan nyawa puluhan ribu orang Indonesia. Hal pertama yang akan anda alami, jika tidak mengkonsumsi obat ini adalah kematian akibat hipertensi, operasi yang mahal dan rumit atau hidup dalam siksaan……...” 



    Benarkah Sri Mulyani mengatakan demikian? Berikut pemeriksaan faktanya.

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo memeriksa klaim dalam video ini dengan menemukan sumber asli dan analisis video dengan menggunakan Deepware.ai dan AI Voice Detector.

    Sumber Video



    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video tersebut identik dengan tayangan VOA berjudul “VOA Interview: Indonesia's Sri Mulyani Indrawati” pada tanggal 22 November 2022.

    Video ini merupakan wawancara Kepala Biro Gedung VOA, Patsy Widakuswara dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Wawancara ini terkait kondisi geopolitik dan ketegangan yang dihadapi Indonesia sebagai tuan rumah KTT G-20 di Bali.

    Analisis Video

    Tim Cek Fakta Tempo juga menganalisis video tersebut dengan dengan Deepware.ai dan AI Voice Detector. Analisis Avatarify dan Deepware menunjukkan video tersebut tidak terdeteksi sebagai deepfake. Namun, Saferbekov menganalisis video tersebut 98% sebagai deepfake, begitu pula Ensemble sebesar 90%.



    Selain itu, analisis dengan AI Voice Detector menunjukkan bahwa suara Sri Mulyani dalam video tersebut 11% merupakan AI Voice dan 88,40% natural voice. 

    Tempo juga melakukan analisis secara manual menunjukan hal-hal janggal yang tidak presisi pada gerakan bibir dan wajah Sri Mulyani. Bentuk dan gerakan bibir terlihat terputus-putus setiap ganti kata, khususnya pada bibir bawah. Gerakan bibir yang tidak wajar adalah salah satu indikasi depfake.

    Selain itu, setelah menonton secara keseluruhan video wawancaranya bersama VOA, tidak ada satupun kalimat yang menyebut obat hipertensi.

    Dalam bagian lain video terdapat Dokter Terawan turut merekomendasikan obat hipertensi itu. Berdasarkan arsip Cek Fakta Tempo, Dokter Terawan memang kerap dijadikan sasaran deepfake khususnya terkait isu kesehatan. Hasil pemeriksaan deepfake Terawan bisa dibaca pada link 1 dan link 2.

    Cara mencegah dan menangani hipertensi

    Laman Kementerian Kesehatan menyebutkan seseorang didiagnosis hipertensi jika hasil pengukuran tekanan darah menunjukkan hasil tekanan sistol (angka yang pertama) ≥ 140 mmHg dan/atau tekanan diastol (angka yang kedua) ≥ 90 mmHg pada lebih dari 1(satu) kali kunjungan.

    Berdasarkan Tata Laksana Hipertensi Dewasa secara keseluruhan prevalensi hipertensi sekitar 30-45% pada orang dewasa dan meningkat progresif prevalensinya seiring bertambahnya usia, dimana diketahui bahwa terdapat prevalensi >60% pada usia >60 tahun.

    Ketua Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia dr. Erwinanto, Sp. JP(K), FIHA mengatakan, jika seseorang menderita hipertensi dan tidak dikontrol, akan menjadi kontributor tunggal yang utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal.

    “Hipertensi adalah penyakit kronik yang tidak bisa disembuhkan. Jadi kalau seseorang tekanan darahnya sudah mencapai target bukan berarti dia sembuh, tapi terkontrol. Kalau sudah terkontrol maka diharapkan penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal, risikonya akan menurun,” kata Edwinanto, seperti yang dilansir laman Kementerian Kesehatan.

    Ia juga mengatakan bahwa hipertensi dapat dicegah dengan mengendalikan perilaku berisiko seperti merokok, diet yang tidak sehat seperti kurang konsumsi sayur dan buah, konsumsi garam berlebih, obesitas, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres. Keberhasilan mengontrol tekanan darah mencapai target terbukti menurunkan kejadian stroke sebesar 30-40% dan kejadian penyakit jantung koroner sebesar 20%.

    Erwinanto juga menyarankan untuk perbanyak makan sayur, buah, sedikit lemak jenuh, ikan, dan sedikit gula. Hal itu harus diiringi dengan berolahraga secara teratur 30 menit per hari. Serta membatasi konsumsi garam hanya 5-6 gram perhari.

    Kesimpulan



    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video Sri Mulyani tentang obat hipertensi adalah keliru.

    Video tersebut merupakan hasil deepfake. Video aslinya merupakan wawancara Sri Mulyani dengan Patsy Widakuswara dari VOA tentang KTT G-20 di Bali.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19621) Belum Ada Bukti, Narasi tentang WhatsApp Bocorkan Data pada IDF untuk Bantai Warga Gaza

    Sumber:
    Tanggal publish: 06/05/2024

    Berita



    Sebuah video beredar di WhatsApp, serta akun Facebook ini dan ini, yang disertai narasi Whatsapp telah membocorkan data pengguna di Gaza pada Tentara Pertahanan Israel (IDF) untuk melakukan pembantaian.

    Video memperlihatkan tayangan berita disertai tulisan Arab, tentang Meta, perusahaan induk yang mengelola Facebook, Instagram dan WhatsApp. Potongan video itu juga memperlihatkan foto pendiri perusahaan tersebut, Mark Zuckerberg.

    Dikatakan bahwa data pengguna WhatsApp itu digunakan IDF untuk menentukan sasaran serangan mereka yang sedang berada di rumah masing-masing. Mereka kemudian menyerang sasaran-sasaran itu menggunakan bom.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah WhatsApp membocorkan data pengguna di Gaza pada IDF untuk membantu mengarahkan bom mereka?

    Hasil Cek Fakta



    Tempo menggunakan layanan reverse image search dari mesin pencari Yandex, dan berhasil menemukan video asli konten dengan format berita TV tersebut. 

    Berikut hasil penelusurannya:

    Verifikasi Video



    Konten yang beredar memperlihatkan video berita yang menampilkan Zuckerberg. Video itu sesungguhnya konten media asal Mesir, Extra News, yang tayang pada tanggal 20 April 2024.

    Berita itu menerangkan IDF menggunakan data yang diperoleh dari WhatsApp, dengan cara memasukkannya ke sistem AI yang mendukung serangan militer, yang bernama Lavender. Namun, berita tidak menyertakan sumber informasi tersebut.

    Juru bicara WhatsApp kepada Anadolu Agency mengatakan bahwa dia tidak memiliki informasi yang akurat terkait adanya penyerahan data kepada IDF, sebagaimana narasi yang beredar. Laporan selengkapnya terkait isu itu dikatakan akan mereka publikasikan sekitar akhir Mei 2024.

    “WhatsApp tidak memiliki pintu belakang dan kami tidak memberikan informasi massal kepada pemerintah mana pun. Selama lebih dari satu dekade, Meta telah memberikan laporan transparansi yang konsisten dan itu termasuk keadaan terbatas ketika informasi WhatsApp diminta,” bunyi pernyataannya.

    Peneliti dan jurnalis Sophia Goodfriend meyakini IDF mendapatkan data pengguna WhatsApp melalui peretasan. Menurutnya hal itu lebih memungkinkan dibanding kerjasama secara resmi.

    Sebagaimana militer berbagai negara, Sophia mengatakan IDF juga memiliki kemampuan untuk melakukan peretasan. IDF juga memiliki rekam jejak penggunaan produk teknologi dengan melanggar aturan penggunaannya.

    Sumber Narasi Beredar

    Narasi yang beredar sesungguhnya mengutip sebuah artikel di blog seorang programmer dan pendiri Tech For Palestine, Paul Biggar. Dalam artikelnya, ia menuduh Meta memberikan data pada IDF untuk mengoperasikan Lavender.

    Lavender adalah perangkat lunak berbasis AI yang digunakan IDF untuk merencanakan serangan terhadap warga sipil di Gaza. Untuk beroperasi, Lavender membutuhkan masukan atau umpan banyak data, sehingga bisa memprediksi identitas dan lokasi sasaran serangan mereka.

    Salah satu yang digunakan ialah data pengguna WhatsApp. Misalnya orang-orang yang berada dalam satu grup WhatsApp dengan musuh-musuh IDF, juga akan dianggap sebagai musuh, sekaligus sasaran baru untuk diserang.

    Dalam artikelnya, Biggar mempertanyakan kenapa Meta melakukan penyerahan data itu. Namun saat wawancara dengan Anadolu Agency, dia mengatakan mungkin IDF tidak mendapatkan data itu secara resmi dari Meta, mungkin melalui pintu belakang atau cara lain yang bersifat rahasia.

    Biggar membuat tulisannya berdasarkan hasil investigasi +972 and Local Call tentang pengoperasian Lavender oleh IDF dalam pembantaian di Gaza. Laporan itu berdasarkan keterangan beberapa personil IDF yang mengoperasikan Lavender, sebagai narasumber anonim.

    Laporan investigasi itu mengatakan data pengguna WhatsApp adalah salah satu yang dimasukkan IDF ke dalam sistem Lavender. Namun, laporan tidak mengatakan bagaimana IDF mendapatkan data pengguna WhatsApp itu.

    Kesimpulan



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan Meta menyerahkan data pengguna WhatsApp di Gaza kepada IDF untuk menetapkan sasaran pembantaian merupakan klaim yang belum ada bukti.

    Paul Biggar yang menghembuskan isu tersebut tidak konsisten dalam memberikan keterangan. Kadang ia seakan-akan yakin WhatsApp memberikan data tersebut, kadang ia menyatakan mungkin data didapatkan IDF dengan cara lain. Pendapat lain mengatakan data itu didapat IDF dengan cara meretas.

    Biggar menghembuskan isu itu berdasarkan  laporan investigasi +972 and Local Call yang menyatakan data pengguna WhatsApp di Gaza menjadi salah satu masukan perangkat lunak AI milik IDF untuk menetapkan sasaran pembantaian, yang bernama Lavender. Namun, tak disertakan informasi bagaimana IDF mendapatkannya.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19620) [SALAH] Tawaran Pinjaman Dari Bank Indonesia

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 06/05/2024

    Berita

    Assalamualaikum

    BUTUH DANA 💵💵💵

    Langsung cair sekarang juga

    Solusinya di tempat kami

    Syarat pendaftaran mudah

    (Di jamin Amanah Realisasi Dan trusted)

    =================================

    MELAYANI PINJAMAN TANPA KARTU KREDIT SECARA ONLINE

    PROSES ACC CUMA 30-60 menit.

    KHUSUS ONLINE

    â–º Proses Cepat & Aman

    â–ºTanpa Ribet

    â–º Angsuran 1-5thn

    â–º Pinjaman 5jt-500jt

    ==================

    SYARAT KREDIT

    ☞ Kirim Foto KTP

    ☞ Kirim Foto PASPOR

    ☞ Kirim Foto Rekening Tabungan

    ☎Untuk Informasi Seputar Layanan Pinjaman

    👉 WhatsApp : +6281244204796

    Hasil Cek Fakta

    Baru-baru ini ditemukan sebuah unggahan pada akun Facebook yang bernama Pinjaman bank resmi TKW mengenai penawaran pinjaman dana kredit kepada tenaga kerja indonesia (TKI) dan tenaga kerja wanita (TKW). Postingan tersebut diunggah pada 3 Mei 2024.

    Namun rupanya akun tersebut bukan merupakan akun resmi milik Bank Indonesia. Karena nama akun Facebook Bank Indonesia yang asli bernama BankIndonesiaOfficial. Pada akun Facebook yang resmi, tidak ditemukan satupun unggahan mengenai penawaran pinjaman dana kredit kepada TKI maupun TKW.

    Dilansir dari postingan Instagram resmi milik Bank Indonesia (@bank_indonesia). Bank Indonesia tidak pernah memberikan penawaran pinjaman dana atau kredit. Bank Indonesia juga tidak terafiliasi dengan instansi atau organisasi pemberi kredit. Sebab, Bank Indonesia merupakan bank sentral yang tidak melakukan kegiatan komersial seperti bank umum, termasuk pemberian kredit atau pinjaman.

    Dapat disimpulkan bahwa unggahan yang disebarkan oleh akun tersebut, bukan merupakan unggahan resmi akun Facebook Bank Indonesia, sehingga dapat diindikasi sebagai akun Penipuan.

    Kesimpulan

    Tidak benar Bank Indonesia memberikan tawaran pinjaman kredit kepada tenaga kerja wanita (TKW), sebagai bank sentral Bank Indonesia tidak melakukan kegiatan yang bersifat komersial seperti bank pada umumnya, termasuk pemberian kredit maupun pinjaman.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19619) [SALAH]: Pertandingan ulang Indonesia VS Uzbekistan

    Sumber: tiktok.com
    Tanggal publish: 06/05/2024

    Berita

    Indonesia vs Uzbekistan akan diulang.

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuh video di media sosial Tiktok yang berisi klaim bahwa pertandingan antara Indonesia vs Uzbekistan akan diulang dikarenakan kecurangan wasit.

    Namun setelah dilakukan penelusuran, video tersebut tidak benar.

    Keputusan kontroversial dari wasit Shen Yinhao, seperti pembatalan tendangan bebas, pencabutan gol, dan pemberian kartu merah kepada pemain Indonesia, menjadi sorotan utama dalam kekalahan Timnas Indonesia U-23 dari Uzbekistan.

    Timnas U-23 Indonesia akan menghadapi Irak dalam pertandingan perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa pada Kamis (2/5/2024).

    Dengan demikian klaim video tersebut tidak benar dengan kategori konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Klaim pertandingan ulang antara Indonesia vs Uzbekistan tidak benar karena tidak ada informasi resmi dari AFC yang membatalkan kemenangan Uzbekistan atas Indonesia, baik dilaman resmi AFC maupun siaran pers.

    Rujukan