• (GFD-2024-19693) [SALAH] Pengurangan Populasi Jadi 800 Juta Jiwa pada 2030

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 09/05/2024

    Berita

    Konspirasi Pengurangan Penduduk Bumi
    Pada tahun 1994 di KTT Kependudukan Dunia yang di ikuti 160 Negara sepakat bahwa pertumbuhan Penduduk di luar kendali dan itu harus di hentikan karena sumber daya bumi ini dalam bahaya.
    Sebuah kesepakatan di tanda tangani utk mengurangi populasi dan seluruh penduduk dunia disisakan hanya 800 juta orang sampai 2030. Satu atau metode utk di gunakan memusnahkan 95 persen populasi harus ditemukan dan yang di pelajari dan di uji dan di praktekkan
    1jumlah Fluorida yang diracuni di dalam air di dalam odol efek tubuh manusia mempengaruhi neurologis
    2.Virus
    Agenda tatanan Dunia baru
    2024 Allien akan menginvasi Dunia dengan armada di udara melakukan penghancuran di bumi

    Hasil Cek Fakta

    Artikel disadur dari Kompas.
    Muncul sebuah klaim di Facebook pada 7 Mei 2024 mengenai klaim yang mengatakan jika Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kependudukan Dunia 1994 telah sepakat untuk melakukan pengurangan populasi 800 jiwa pada tahun 2023 mendatang. . Sebanyak 160 negara yang hadir pada waktu itu menyadari bahwa pertumbuhan penduduk sudah di luar kendali dan harus dihentikan.

    Namun, melansir dari AAP Factcheck, Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan (ICPD) PBB tahun 1994 di Kairo dihadiri oleh 179 negara, bukan 160 negara.

    Menurut Dana Kependudukan PBB, konferensi tersebut menghasilkan Program Aksi yang disetujui oleh semua negara yang berpartisipasi. Program berisi 177 halaman ini tidak menyebutkan rencana untuk mengurangi jumlah penduduk, tetapi lebih menekankan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabilisasi.

    Caroline Kabiru, seorang peneliti senior di Pusat Penelitian Kependudukan dan Kesehatan Afrika yang telah menerbitkan makalah tentang KTT PBB di Kairo tahun 1994, mengatakan, klaim mengenai rencana depopulasi adalah salah dan keliru.

    Sementara itu, menurut Alex Ezeh, seorang profesor kesehatan global di Universitas Drexel, Philadelphia, mengatakan, klaim tersebut bertentangan dengan kesepakatan yang dibuat dalam konferensi.

    Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa klaim mengenai pengurangan populasi menjadi 800 juta jiwa pada 2030 adalah salah. Faktanya Koferensi Kependudukan dan Pembangunan PBB di Kairo pada tahun 1994 tidak menyebutkan rencana untuk mengurangi jumlah penduduk, tetapi lebih menekankan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabilisasi.

    Kesimpulan

    Klaim mengenai pengurangan populasi menjadi 800 juta jiwa pada 2030 adalah salah. Faktanya Koferensi Kependudukan dan Pembangunan PBB di Kairo pada tahun 1994 tidak menyebutkan rencana untuk mengurangi jumlah penduduk, tetapi lebih menekankan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dan stabilisasi.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19692) [SALAH] Beras Beracun Dari China

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 09/05/2024

    Berita

    Beredar sebuah video oleh akun Twitter @AbdHali59646742 pada 5 Mei 2024. Video tersebut menampilkan kompilasi potongan video dari proses pengiriman beras dari vietnam dan digabungkan dengan video lainnya. Selain itu pada video tersebut juga disertai dengan tampilan liputan terkait IRT asal Bukittinggi yang mengalami sakit perut usai mengkonsumsi beras yang diduga sintetis.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, video IRT asal Bukittinggi yang mengalami sakit perut usai mengkonsumsi beras yang diduga sintetis adalah tidak benar.

    Penemuan beras diduga palsu di Bukittinggi itu terjadi pada tahun 2023 di daerah Campago Ipuh oleh seorang warga bernama Dessi. Ia mengaku mengalami sakit komplikasi setelah mengonsumsi beras yang diduga sintetis itu, seperto radang tenggorokan, pusing, dan demam tinggi, setelah dua pekan memakan beras tersebut.

    Beras yang dibeli dengan harga Rp5.000 per kilogram itu kemudian diperiksa langsung oleh pihak kepolisian untuk selanjutnya dicek laboratorium.

    Dikutip dari detik.com, Kepala Dinas Pangan Sumbar, Syaiful Bahri mengungkap beras diduga sintetis tersebut ternyata beras biasa. Ia juga mengungkap jenis dan asal beras tersebut. Menurutnya beras merupakan beras lokal Sumbar yang berjenis Sokan asal Kabupaten Pasaman.

    “Kami sudah memperoleh hasilnya pada Sabtu lalu. Hasilnya bukan sintetis. Beras itu murni beras lokal, yang berasal dari Kabupaten Pasaman,” katanya saat ditemui detikSumut, Senin (16/10/2023).

    Dengan demikian, kompilasi video tersebut tidak ada kaitannya dengan beras sintetis yang dikonsumsi oleh IRT asal Bukittinggi. Sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Arief Putra Ramadhan.

    Kompilasi video tersebut tidak ada kaitannya dengan beras sintetis yang dikonsumsi oleh IRT asal Bukittinggi pada tahun 2023.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19691) Hoaks! Pulau Tagulandang akan tenggelam karena erupsi Gunung Ruang

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/05/2024

    Berita

    Jakarta (ANTARA/JACX) – Beredar pesan berantai yang menarasikan Pulau Tagulandang yang terletak dibagian utara Propinsi Sulawesi Utara akan tenggelam karena erupsi Gunung Ruang.

    Diketahui, Gunung Ruang kembali erupsi pada Selasa 16 April dan 30 April lalu dengan mengeluarkan hujan batu dan awan panas.

    Namun, benarkah Pulau Tagulandang akan tenggelam karena erupsi Gunung Ruang?

    Hasil Cek Fakta

    Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral membantah informasi yang menyatakan bahwa Pulau Tagulandang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara akan tenggelam akibat erupsi Gunung Ruang.

    Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dilansir dari ANTARA mengatakan bahwa informasi yang memuat narasi akan tenggelamnya Pulau Tagulandang mencuat menjadi konsumsi publik seiring terjadi rentetan erupsi Gunung Ruang pada 17 April dan 30 April 2024.

    Badan Geologi menegaskan bahwa informasi itu tidak benar atau bohong dan telah meresahkan masyarakat, khususnya penduduk di Pulau Tagulandang yang saat ini sedang menghadapi dampak bencana.

    Wafid juga meminta masyarakat untuk tetap tenang dengan tidak termakan oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan seperti itu.

    Klaim: Pulau Tagulandang akan tenggelam karena erupsi Gunung Ruang

    Rating: Hoaks

    Pewarta: Tim JACX

    Editor: Indriani

    Copyright © ANTARA 2024

  • (GFD-2024-19690) [KLARIFIKASI] Video Pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana pada 2016

    Sumber:
    Tanggal publish: 07/05/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video Presiden Joko Widodo bertemu Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri untuk membahas pemilihan kepala daerah (pilkada).

    Pertemuan itu dinarasikan terjadi setelah Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

    Namun, setelah ditelusuri, narasi tersebut tidak benar dan tidak sesuai konteks video sebenarnya.

    Video pertemuan Jokowi dan Megawati makan bersama sambil membahas pilkada dibagikan oleh akun Facebook ini dan ini.

    Akun tersebut membagikan tautan di kanal YouTube ini pada 23 April dan 4 Mei 2024 dengan judul:

    Pak Jokowi Makan Bersama Ibu Megawati sambil Bahas Pilkada.

    Dalam thumbnail video terdapat gambar Jokowi dan Megawati sedang makan bersama. Gambar tersebut diberi keterangan demikian:

    Lengkap Sudah Tekanan Batin Para Pembenci Jokowi. Jokowi dengan Bu Megawati Bahas Pilkada.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video pertemuan Jokowi dan Megawati identik dengan unggahan di kanal YouTube CNN Indonesia ini.

    Dalam video itu, Megawati menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, pada 21 November 2016. Ia datang sebagai Presiden ke-5 RI.

    Seperti diberitakan Kompas.com, Jokowi mengatakan, agenda makan bersama Megawati merupakan bentuk silaturahmi.

    Ia menuturkan, komunikasi seperti itu sangat efektif untuk menemukan solusi permasalahan bangsa.

     

    Dalam pertemuan tersebut, Jokowi dan Megawati juga membicarakan Pilkada Serentak 2017.

    Sementara, setelah Pilpres 2024 belum ada agenda pertemuan antara Presiden Jokowi dan Megawati.

    Diberitakan Kompas.com, pada Jumat (12/4/2024), Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto menyebutkan, Jokowi tidak bisa langsung bertemu dengan Megawati, namun harus bertemu dengan anak ranting PDI-P terlebih dahulu.

    Hal itu diungkapkan Hasto saat ditanya apakah Jokowi sudah sowan ke Megawati hingga hari ketiga Lebaran 2024.

    Dalam kesempatan itu, Hasto juga menyayangkan adanya dugaan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan Jokowi sebagai presiden pada Pemilu 2024.

    Kesimpulan

    Video pertemuan Jokowi dan Megawati di Istana Merdeka pada 21 November 2016 disebarkan dengan konteks yang tidak lengkap.

    Pertemuan itu bukan terjadi setelah Pilpres 2024. Pilkada yang dibahas dalam pertemuan merupakan pemilihan serentak pada 2017.

    Rujukan