• (GFD-2024-19689) Keliru, CR7 Katakan Ada Kecurangan Dalam Pertandingan Indonesia-Uzbekistan

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/05/2024

    Berita



    Sebuah akun Facebook mengunggah video dengan narasi Cristiano Ronaldo alias CR7 mengatakan ada kecurangan dalam pertandingan Indonesia-Uzbekistan. “Mereka (Indonesia) sudah tak bisa fokus semenjak dicurangi wasit," tulis akun ini mengutip Cristiano Ronaldo.



    Benarkah Cristiano Ronaldo mengatakan demikian? Berikut pemeriksaan faktanya.

    Hasil Cek Fakta



    Tim Cek Fakta Tempo memeriksa pernyataan ini dengan menelusuri sumber asli video dan pemberitaan media kredibel.

    Sumber Video



    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video tersebut identik dengan tayangan ESPN di YouTube tanggal 23 Oktober 2018. Tayangan tersebut merupakan sesi konferensi pers Ronaldo jelang laga Manchester United vs Juventus di UEFA Champions League, tanggal 24 Oktober 2018. Dalam kesempatan tersebut ia didampingi pelatih Juventus Massimiliano Allegri.

    Potongan klip yang diunggah akun Facebook tersebut di atas merupakan potongan pernyataan Ronaldo yang mengatakan ”Saya harus fokus setelah pemulihan cedera selama dua bulan, saya menikmati bermain di sana, semua berlangsung baik, adaptasi baik, timnya sangat baik. Mereka pernah bekerja bersama saya tapi itu bukan berarti semuanya. Tentu itu sangat membantu dan baik, tapi seperti yang saya sampaikan sebelumnya, ini bukan obsesi, saya telah memenangkan banyak trophy sebelumnya” 

    Latar Belakang Pertandingan Indonesia U-23 vs Uzbekistan U-23

    Pada tanggal  29 April 2024, Tim Nasional  Indonesia U-23 vs Uzbekistan U-23 bertanding pada fase semifinal Piala Asia U-23 di Qatar. Pada pertandingan tersebut Indonesia kalah 0-2 dari Uzbekistan.

    Kekalahan tersebut memantik berbagai reaksi dari pendukung Indonesia. Salah satunya tuduhan kecurangan yang dilakukan wasit. Bahkan ada yang mengatakan, pertandingan tersebut harus diulang karena ada kecurangan.

    Dilansir Eurosport, Hukum 5 dari Laws of the Game  FIFA menyatakan: "Keputusan wasit terkait fakta-fakta yang berhubungan dengan permainan, termasuk apakah sebuah gol tercipta atau tidak dan hasil pertandingan, adalah final. Wasit hanya dapat mengubah keputusan setelah menyadari bahwa keputusan tersebut tidak tepat atau, atas pertimbangannya sendiri, atas saran dari asisten wasit atau ofisial keempat, asalkan ia tidak memulai kembali permainan atau menghentikan pertandingan."

    Dengan demikian keputusan wasit tentang hasil pertandingan adalah final dan mengikat. Wasit hanya dapat mengesahkan atau membatalkan gol selama pertandingan berlangsung lalu melanjutkan pertandingan. Pertandingan tidak dapat diulang atas dasar kesalahan keputusan wasit setelah pertandingan berakhir. 

    Kesimpulan



    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, klaim pernyataan CR7 yang mengatakan ada kecurangan dalam pertandingan Indonesia-Uzbekistan adalah keliru.

    Pernyataan Ronaldo tidak ada kaitannya dengan pertandingan Indonesia U-23 vs Uzbekistan U-23 dalam Piala Asia 2024 di Qatar. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-19688) Keliru, Klaim Kasus Demam Berdarah di Indonesia Meningkat karena Efek Vaksin Covid-19 atau Wolbachia

    Sumber:
    Tanggal publish: 08/05/2024

    Berita



    Sebuah konten beredar di media sosial dengan klaim bahwa peningkatan kasus demam berdarah di Indonesia disebabkan karena efek vaksin Covid-19 dan diterapkannya metode Wolbachia.

    Di Facebook, narasi serupa diunggah akun ini [ arsip ] pada 3 Mei 2024. "DBD meningkat bahkan ada yang sampai meninggal, efek vaksin covid atau nyamuk wolbachia yang gagal?" tulis akun tersebut. 



    Hingga artikel ini dimuat unggahannya telah mendapat 58 komentar dan dibagikan sebanyak 12 kali. Benarkah kasus DBD di Indonesia meningkat karena efek vaksin dan penggunaan metode Wolbachia?

    Hasil Cek Fakta



    Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Erni Juwita Nelwan, mengatakan faktor lingkungan  berperan penting dalam lonjakan kasus DBD karena nyamuk Aedes aegypti biasanya bertelur saat musim panas. 

    Telur-telur itu bisa bertahan hingga delapan bulan, dan akan menetas saat tergenang air. Maka, musim panas berkepanjangan karena El Niño membuat stok telur Aedes aegypti meningkat, dan sekalinya hujan, jumlah nyamuk yang lahir jauh lebih banyak dari biasanya.

    Demam berdarah (DBD) merupakan salah satu penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Meskipun demam berdarah ringan sering kali hanya menimbulkan gejala mirip flu dan demam tinggi, namun ada bentuk yang lebih parah dari penyakit ini.

    DBD dapat menyebabkan pendarahan serius, penurunan tekanan darah tiba-tiba, bahkan berujung pada kematian. Setiap tahunnya, jutaan kasus infeksi demam berdarah dilaporkan di berbagai belahan dunia. 

    Demam berdarah parah terjadi ketika pembuluh darah terus mengalami kerusakan dan kebocoran. Sementara jumlah trombosit dalam aliran darah menurun. Hal ini dapat mengakibatkan syok, perdarahan internal, kegagalan organ, bahkan kematian.

    Meskipun kebanyakan penderita demam berdarah hanya mengalami gejala ringan atau bahkan tidak mengalami gejala sama sekali, dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat berubah menjadi sangat serius dan mengancam jiwa. Individu yang sudah pernah terinfeksi sebelumnya memiliki risiko yang lebih besar untuk mengalami demam berdarah parah.

    Dilansir dari Liputan6.com, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Mohammad Adib Khumaidi mengatakan bahwa saat ini tengah terjadi tingkat kelembapan udara tinggi. Hal ini mempercepat perkembangan vektor penyakit demam berdarah dengue (DBD) yakni nyamuk Aedes aegypti.

    “Maka musim pancaroba ini menjadi musim yang sangat diinginkan oleh nyamuk dengue, sehingga potensi untuk peningkatan kasus DBD akan sangat tinggi," kata Adib.

    Faktor lingkungan berperan dalam peningkatan kasus DBD. Maka penting untuk melakukan seperti 3M (menguras, menutup, mengubur) harus dilakukan secara konsisten, termasuk penggunaan larvasida abate (obat pembasmi jentik nyamuk).

    “Yang lebih penting lagi kalo sudah membahas faktor lingkungan, maka tentunya upaya yang berkaitan masalah kebersihan lingkungan sangat penting, 3M harus dilakukan sebagai salah satu upaya mencegah perkembangbiakan dengue, termasuk larvasida abate dan sebagainya,” ujarnya.

    Metode Wolbachia tidak menyebabkan demam berdarah melonjak

    Dilansir dari laman Universitas Gadjah Mada (UGM), penerapan metode Wolbachia untuk memberantas DBD telah dilakukan di sejumlah lokasi permukiman warga di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sejak tahun 2011.

    Proyek penelitian itu bernama World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, yang dilaksanakan atas kolaborasi Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, Monash University Australia dan Yayasan Tahija Jakarta.

    Pelaksanaannya melalui beberapa tahap, yakni fase kelayakan dan keamanan (2011-2012), fase pelepasan skala terbatas (2013-2015), fase pelepasan skala luas (2016-2020), dan fase implementasi (2021-2022).

    Peneliti Pusat Kedokteran Tropis UGM yang juga terlibat dalam WMP Yogyakarta, Riris Andono Ahmad, mengatakan Kemenristekdikti dan Balitbangkes dari Kemenkes telah membentuk tim independen untuk menganalisis risiko program itu. Tim beranggotakan 20 orang dari berbagai kepakaran.

    Hasil analisis tersebut mengatakan bahwa penerapan metode Wolbachia memiliki tingkat risiko yang rendah terhadap manusia. Bakteri Wolbachia juga tidak menular ke manusia, maupun menyebabkan sakit.

    “Kesimpulan mereka bahwa pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia masuk pada risiko sangat rendah, di mana dalam 30 tahun ke depan, peluang peningkatan bahaya dapat diabaikan (karena resikonya rendah),” kata Riris.

    Program tersebut telah dilaksanakan bertahap selama 12 tahun dan dinyatakan tidak berbahaya. Analisa risiko oleh tim independen lintas kepakaran menyimpulkan bahwa metode tersebut memiliki tingkat risiko sangat rendah dan tidak perlu dikhawatirkan sampai 30 tahun mendatang.

    Dilansir dari BBC Indonesia, Wolbachia adalah bakteri yang dapat tumbuh di tubuh serangga, termasuk nyamuk Aedes aegypti. Wolbachia adalah inovasi yang dianggap mampu melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti, sehingga nyamuk itu tak bisa menularkan virus itu ke tubuh manusia. Inovasi ini merupakan hasil penelitian kerja sama antara Monash University di Australia dan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.

    Penelitian terkait Wolbachia sudah dimulai sejak 2011, dan lokasi uji coba pertama di dunia dilakukan di Queensland, Australia.

    Reaksi Imunologi

    Melansir kantor berita Antara, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengkonfirmasi adanya sejumlah perubahan gejala penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tubuh seseorang yang pernah terjangkit COVID-19 karena pengaruh reaksi imunologi.  

    "Memang ada beberapa laporan yang menunjukkan ada perubahan gejala DBD setelah pandemi COVID-19. Hal ini memang terkait perubahan reaksi imunologi yang terjadi pada tubuh seseorang yang pernah terinfeksi COVID-19," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Imran Pambudi, dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.  

    Menurut Imran, Kemenkes memperoleh beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19, salah satunya datang dari Kota Bandung, Jawa Barat.  

    Dinas kesehatan setempat mendeteksi tanda-tanda DBD yang tidak biasa dikenali pada pasien, seperti tidak ada gejala bintik merah dan mimisan yang selama ini menjadi pertanda serius di kalangan penderita DBD.  

    Kesimpulan



    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa kasus DBD di Indonesia meningkat karena efek vaksin dan penggunaan metode Wolbachia adalah keliru. 

    Faktor lingkungan berperan penting dalam lonjakan kasus DBD. Musim panas berkepanjangan karena El Niño membuat stok telur Aedes aegypti meningkat, dan sekalinya hujan, jumlah nyamuk yang lahir jauh lebih banyak dari biasanya.

    Setelah melalui rangkaian uji coba, metode Wolbachia justru bisa mengurangi transmisi infeksi virus dengue ke tubuh manusia. Nyamuk berwolbachia efektif bisa menurunkan sampai 77% infeksi dengue dan mencegah hospitalisasi hingga 83%. 

    Rujukan

  • (GFD-2024-19687) [SALAH] Data Pribadi Jokowi Bocor, Ayahnya Narapidana Eks PKI

    Sumber: Instagram.com
    Tanggal publish: 08/05/2024

    Berita

    Viral data pribadi jo|ko|wi bocor ! Ayahnya seorang n4r4p1d4na eks p|k|i yang dit4|h4n di nusaka_mbangan. orang ini langsung dijemput dan dip3nj4ra

    Apakah ini benar ?
    Semakin penasaran,
    Semoga bapak Bambang Trie masih dilindungi Allah. SWT…

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah video beredar di media sosial yang menjelaskan tentang data pribadi Jokowi. Dalam video terlihat seorang laki-laki menjelaskan beberapa hal terkait identitas Jokowi diantaranya mengenai

    Ayah Jokowi bernama Heru Purnomo dan ibunya Yap Mei Hwa. Ayahnya seorang narapidana dan masih hidup dengan ciri-ciri jarinya empat.
    Jokowi mencuri ijazah SMA milik seseorang bernama Joko Wahyudi
    Foto ijazah atas kelulusannya di UGM adalah foto dari Hari Mulyono, adik Jokowi
    Idayati (anak Heru Purnomo) dikawinkan secara inces sehingga anaknya juga berjari empat.
    Setelah dilakukan penelusuran, pernyataan tersebut tidak benar. Diketahui laki-laki yang ada dalam video tersebut adalah Bambang Tri Mulyono. Pernyataan yang disampaikan Bambang tertuang dalam bukunya yang berjudul Jokowi Undercover. Dalam video tersebut, Bambang juga mengatakan berencana membuat Jokowi Undercover 2. Melansir dari laman Detik bahwa Bambang sendiri sudah diadili karena menyebarkan berita bohong terkait identitas Jokowi melalui buku Jokowi Undercover tahun 2017 dan perihal ijazah palsu Jokowi pada tahun 2023. Dalam dua persidangan tersebut Bambang tidak bisa membuktikan pernyataan-pernyataan yang dituturkan sehingga pada tahun 2017 ia divonis 3 tahun penjara dan di tahun 2023 Bambang kembali divonis 6 tahun penjara.

    Sementara itu, Dilansir dari laman http://kumparan.com nama orang tua asli Jokowi berbeda dengan yang disebutkan pria tersebut. Orang tua Jokowi bernama Widjiatno Notomiharjo dan Sujiatmi yang bekerja serabutan, mencari kayu, sopir hingga berjualan bambu. Selain itu, melansir dari laman http://republika.co.id, diketahui ayah Jokowi sudah meninggal pada usia 60 tahun tepatnya pada tanggal 23 Juli 2000. Ijazah jokowi pun sudah dikonfirmasi oleh pihak sekolah baik SMA N 6 Solo maupun UGM dan terbukti asli. Hingga saat ini tidak ada informasi valid yang menyebutkan bahwa ayah Jokowi menikahkan anaknya secara inces dan jika dilihat dari sejumlah foto tidak ada tanda-tanda bahwa Idayati memiliki jari empat seperti yang disebutkan oleh Bambang.

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan Bambang terkait ayah Jokowi adalah narapidana dan masih hidup tidaklah benar.

    Kesimpulan

    Faktanya, pernyataan yang mengklaim bahwa ayah Jokowi narapidana dan masih hidup tidaklah benar. Ayah Jokowi bernama Notomiharjo dan diketahui sudah meninggal pada tahun 2000.

    Rujukan

  • (GFD-2024-19686) [SALAH] 3 Kota Pesisir Indonesia Dilahap Gelombang Tinggi Seperti Kiamat

    Sumber: Youtube.com
    Tanggal publish: 08/05/2024

    Berita

    BENCANA HARI INI~BAK KIAMAT..PULAU INDONESIA SEDANG MEMBURUK GELOMBANG DASYAT MELAHAP 3 KOTA PESISIR

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah video beredar menyatakan bahwa Pulau di Indonesia sedang mengalami gelombang dasyat hingga melahap 3 pesisir kota. Video ini diunggah oleh kanal Youtube Gembok Nusantara pada 2 Mei 2024 dan telah dilihat lebih dari 3 ribu tayangan.

    Setelah dilakukan penelusuran, narasi yang ditulis dengan pernyataan narator tidak sesuai. Pemeriksa fakta mencoba mencari pernyataan yang disampaikan narator di internet dan menemukan di laman http://antaranews.com. Artikel ini diunggah pada 3 Februari 2024 dan tertulis bahwa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga agar mewaspadai gelombang tinggi yang berpotensi terjadi di perairan wilayah kepulauan terutama keselamatan pelayaran yang memiliki risiko tinggi. Moda pelayaran harus memperhatikan kecepatan angin dan tinggi gelombang misalnya perahu nelayan perlu memperhatikan kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Peringatan ini disampaikan hingga 4 Februari 2024.

    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pernyataan gelombang tinggi bak kiamat yang melahap 3 kota pesisir diIndonesia pada 2 Mei 2024 tidaklah benar. Isi video hanya membacakan narasi yang ada di laman antaranews yang diunggah pada 3 Februari 2024 dan tidak menyebutkan bahwa gelombang tinggi ini melahap pulau di Indonesia seperti kiamat.

    Kesimpulan

    Faktanya, narasi yang diangkat dengan pernyataan narator dalam video tidak sesuai. Pernyataan narator ditemukan di laman artikel nasional dan tidak ada informasi bahwa bahwa gelombang tersebut melahap 3 kota pesisir di Indonesia.

    Rujukan