• (GFD-2023-13007) Cek Fakta: Tidak Benar Ketua BEM UI Ditangkap Polri Dalam Video Ini

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 04/07/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video Ketua BEM UI ditangkap Polri, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 3 Juli 2023.
    Unggahan klaim video Ketua BEM UI ditangkap Polri menampilkan foto pembuka seorang mengenakan pakaian berwarna kuning sedang bersama seorang menggunakan baju coklat, diantara sejumlah orang memegang kamera video.
    Pada gambar tersebut terdapat tulisan sebagai berikut.
    "GAMPAR SORE INI.!!
    DI SAMBUT RIBUAN WARTAWAN
    KAPOLRI NEKAT TURUN TANGAN, KETUA BEM UI DITANGKAP"
    Kemudian dilanjutkan dengan tayang seorang yang mengenakan baju kuning tersebut sedang berorasi dan diiringi dengan narasi suara seorang perempuan sebagai berikut.
    "viral BEM UI ancam Jokowi langsung jadi bulan-bulanan warga net, syahwat kekusaan muncul setelah lihat seniornya nyaleg."
    Pada tayangan berikutnya terdapat tayangan Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko sedang memberikan pernyataan, berikut transkripnya.
    "Sedari awal sudah mengingatkan hati-hati kita hidup disebuah negara yang tertib supaya cara bicaranya ditata dengan dengan baik, kan dari awal-awal sudah saya diingatkan kalau tidak nanti akan bisa berurusan dengan Kepolisian akan berurusan dengan Kejaksaan dan seterusnya itu nggak ada bagian dari skenario yang sudah dijalankan oleh pemerintahan nggak. Fenomena sekarang ini seenaknya berbuat sesuatu setelah polri melakukan tindakan minta maaf.
    Saya sudah sampaikan kepada kapolri jangan ada lagi minta maaf, tindak saja itu nanti diberi maaf makin nggak tertib negara ini."
    Kemudian dilanjutkan dengan tayangan Presiden Joko Widodo atau Jokowi memberikan pernyataan, berikut transkripnya.
    "Sejak walikota jadi gubernur jadi presiden, itu namanya diejek dicemooh dicaci sudah makanan sehari-hari, biasa. Dan sebetulnya seperti itu kalau saya mau bisa saja itu dipidanakan.
    Bisa dipidanakan, ribuan begitu itu kalau saya mau, tapi sampai detik ini hal tersebut tidak saya lakukan. Tapi apapun negara kita ini bangsa yang penuh kesantunan."
    Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut."Meng3r1kan Pr1ntah Jokowi Ke Kapolri, Detik-detik Ketua BEM UI T1ba Di Bareskrim"
    Kemudian tayangan mengulas tentang Ketua BEM UI Melki Sedek Huang dalam video podcast Youtube eks ketum KPK Abraham Samad yang mengkritisi Jokowi.
    Benarkah klaim video Ketua BEM UI ditangkap Polri? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
     
     

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video Ketua BEM UI ditangkap Polri, dengan menyimak video tersebut namun tidak terdapat keterangan dalam isi video yang menyebutkan penangkapan BEM UI.
    Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Ketua BEM UI ditangkap', namun tidak ditemukan informasi yang dimuat situs berita kredibel.
    Kata kunci penelusuran menggunakan Google Search kemudian diubah menggunakan isi pernayataan Moeldoko yang ditempilkan dalam klaim video 'Fenomena sekarang ini seenaknya berbuat sesuatu setelah polri melakukan tindakan minta maaf'. 
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Moeldoko Tanggapi Pengancam Jokowi: Jangan Ada Maaf, Tindak Saja!" yang dimuat artikel situs Merdeka.com, pada 14 Mei 2019.
    Artikel situs Merdeka.com memuat kutipan pernyataan Moeldoko identik dengan yang ada didalam video, pernyataan tersebut terkait dengan ancaman Hermawan Susanto alias HS (25) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
    Penelusuran juga mengarah pada artikel berjudul "Ancaman Kepada Presiden, Moeldoko: Jangan Lagi Ada Maaf" yang dimuat situs sindikasi.republika.co.id, pada 14 Mei 2019.
    Situs sindikasi.republika.co.id memuat kutipan Moeldoko yang identik dengan klaim, dalam konteks  kasus ancaman pemenggalan kepala Presiden Jokowi oleh seorang pelaku saat melakukan demonstrasi di depan Kantor Bawaslu pada Jumat (10/5/2019).
    Kata kunci pencarian Google Search diubah menjadi pernyataan Jokowi dalam tayangan video klaim 'Sejak walikota jadi gubernur jadi presiden, itu namanya diejek dicemooh dicaci sudah makanan sehari-hari, biasa.' .
    Penelusuran mengarah pada artikel berjudul " Jokowi: Diejek, Dicemooh, Itu Sudah Jadi Makanan Sehari-hari" yang dimuat situs nasional.tempo.co, pada 4 Agustus 2015.
    Situs nasional.tempo.co memuat kutipan yang identik dengan klaim, namun dalam konteks mengaku sering menjadi obyek ejekan hingga cacian sejak ia memutuskan menjadi pejabat publik.
    Ejekan, makian, dan hinaan itu diterimanya sejak menjabat sebagai Wali Kota Solo, menjadi Gubernur DKI Jakarta, hingga terpilih menjadi Presiden RI. 

    Kesimpulan


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video Ketua BEM UI ditangkap Polri tidak benar.
    Isi video tersebut tidak memuat informasi terkait penangkapan ketua BEM UI oleh Polri.

    Rujukan

  • (GFD-2023-13006) [SALAH] Twitter Mengambil Untung Setelah Tesla Mengalokasikan 10 Miliar Dollar AS untuk Mengiklankan Twitter

    Sumber: Twitter
    Tanggal publish: 03/07/2023

    Berita

    (Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):

    “Twitter sekarang mengambil keuntungan setelah Tesla pada malam ini berkomitmen untuk membelanjakan 10 milliar dollar untuk iklan Twitter minggu depan”.

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter @WholeMarsBlog menulis cuitan bahwa Twitter akan mengambil keuntungan setelah Tesla memutuskan untuk membelanjakan 10 milliar dollar AS untuk mengiklankan Twitter. Cuitan yang ditulis pada 17 Mei 2023 tersebut telah disukai hampir 1,000 orang, dibagikan dan dikutip ulang hampir 50 kali, serta telah dilihat lebih dari 100,000 kali.

    Berdasarkan hasil penelusuran, cuitan tersebut merupakan satir atau parodi. Dilansir dari artikel Snopes.com, Tesla tidak pernah membelanjakan 10 milliar dollar untuk mengiklankan Twitter. Snopes.com juga memberikan klaim bahwa @WholeMarsBlog menulis cuitan tersebut sebagai parodi karena pengguna Twitter tersebut menjawab “tidak” ketika ditanya perihal kebenaran dari klaim tersebut.

    Terlebih lagi, artikel Wall Street Journal pernah mengunggah berita bahwa Twitter justru kehilangan keuntungan sebanyak 40% pada Desember 2022, dan tidak pernah ada kanal berita yang mempublikasikan keuntungan Twitter naik pesat pada Mei 2023, pada waktu ketika cuitan tersebut ditulis.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @WholeMarsBlog merupakan konten parodi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Konten parodi. Cuitan tersebut dibuat dengan maksud satir. Terlebih lagi, Tesla tidak pernah membelanjakan 10 Miliar Dollar AS untuk mengiklankan Twitter. Selain itu, pendapatan Twitter justru menurun 40% pada Desember 2022.

    Rujukan

  • (GFD-2023-13005) [SALAH] IKUTI INSTRUKSI JUSUF HAMKA, SELURUH WARGA TIONGHOA DEKLARASI ANIES BASWEDAN

    Sumber: Youtube
    Tanggal publish: 04/07/2023

    Berita

    Ikut Intruksi Jusuf Hamka
    Seluruh Warga Tionghoa Deklarasi Anies Pilpres, Menolak Capres Pilihan Jkw

    BREAKING NEWS!!
    TEPIS ISU DUKUNG CAPRES PILIHAN JOKOWI
    SEMUA WARGA TIONGHOA IKUT INSTRUKSI JUSUF HAMKA DEKLARASI ANIES BASWEDAN

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah video dari channel youtube LIDAH RAKYAT dengan narasi yang mengklaim bahwa seluruh warga Tionghoa ikut instruksi Jusuf Hamka deklarasikan Anies Baswedan dan menolak capres pilihan Jokowi.

    Setelah menonton keseluruhan isi dari video klaim tersebut, tidak ditemukan pemberitaan terkait klaim narasi yang ditampilkan dalam video.

    Narator dalam video tersebut hanya membacakan artikel dari bukamatanews.id dengan judul “Jusuf Hamka Marahi Willianto Tanta Gegera HT Klaim Tionghoa Dukung Capres Pilihan Jokowi” yang diunggah pada 17 Mei 2023.

    Artikel tersebut membahas tentang kabar bahwa warga Tionghoa di Indonesia akan memilih capres yang dipilih Jokowi ada Pemilu 2024 yang disampaikan oleh Hary Tanoesoedibjo.

    Kabar tersebut dibantah oleh Jusuf Hamka selaku Ketua Dewan Penasehat Persatuan Islam Tionghoa Indonesia yang mengatakan tidak pernah memberikan kuasa untuk mengatakan bahwa masyarakat Tionghoa diwakili oleh seseorang untuk mendukung capres tertentu.

    Berdasarkan penjelasan di atas, video dengan narasi warga Tionghoa ikut instruksi Jusuf Hamka deklarasikan Anies Baswedan dan menolak capres pilihan Jokowi tidak terbukti dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
    Faktanya tidak terdapat informasi terdait warga Tionghoa ikut instruksi Jusuf Hamka deklarasikan Anies Baswedan dan menolak capres pilihan Jokowi dalam video klaim tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2023-13004) [SALAH] ELEKTABILITAS ANIES MENINGGI, PDI BATALKAN PENCAPRESAN GANJAR DAN BERALIH KE KANDIDAT LAINNYA

    Sumber: Youtube
    Tanggal publish: 04/07/2023

    Berita

    Elektabilitas Anies Teratas Pdi Terancam Batalkan Pencapresan Ganjar & Beralih Ke Kandidat Lain

    PDI GONJANG-GANJING!!
    ELEKTABILITAS ANIES MENINGGI
    PDI PILIH OPSI DUA BATALKAN PENCAPRESAN GANJAR BERALIH KANDIDAT LAINNYA

    Hasil Cek Fakta

    Channel youtube LIDAH RAKYAT menunggah sebuah video dengan narasi yang menyatakan bahwa PDI batalkan pencapresan Ganjar dan beralih ke kandidat lainnya karena tingginya elektabilitas Anies.

    Setelah ditelusuri, dari awal hingga akhir video tidak ditemukan pemberitaan terkait klaim narasi yang terdapat dalam video. Video tersebut hanya berisi cuplikan dari beberapa video berbeda yang digabung menjadi satu.

    Narator dalam video tersebut hanya membacakan artikel dari tribunnews.com berjudul “242 Hari Menuju Pilpres 2024 – Terbaru Survei Capres: Anies Salip Ganjar, Begini Posisi Prabowo” yang diunggah pada 16 Juni 2023.

    Dengan demikian, klaim bahwa PDI batalkan pencapresan Ganjar dan beralih ke kandidat lainnya karena tingginya elektabilitas Anies tidak terbukti dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
    Tidak ditemukan informasi kredibel terkait PDI batalkan pencapresan Ganjar dan beralih ke kandidat lainnya karena tingginya elektabilitas Anies.

    Rujukan