KOMPAS.com - Sebuah gereja di Kota Lucerne, Swiss dikabarkan memasang instalasi yang memadukan hologram yang didukung dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Gereja bernama Saint Peter tersebut menggunakan AI menyerupai Yesus di bilik pengakuan dosa.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang beredar disebarkan dengan konteks keliru.
Informasi mengenai penggunaan AI Yesus untuk pengakuan dosa disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 22 November 2024:
Gereja St.Peter di Lucerne memperkenalkan hologram Yesus yang didukung AI untuk pengakuan dosa.
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, 22 November 2024, mengenai instalasi hologram Yesus dilengkapi dengan AI di Gereja St. Peter, Kota Lucerne, Swiss sebagai pengganti imam di ruang pengakuan dosa.
(GFD-2024-24439) [KLARIFIKASI] Uji Coba AI Yesus di Swiss Bukan untuk Pengakuan Dosa
Sumber:Tanggal publish: 04/12/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Terdapat sebuah instalasi di gereja Saint Peter, dengan sebuah monitor menampilkan animasi Yesus yang duduk di sisi pembatas ruang pengakuan dosa.
Model AI yang digunakan dilatih untuk menjawab dan mendiskusikan tentang agama dan kitab suci dengan pengunjung.
Instalasi yang disebut "Deus in Machina" itu, diluncurkan pada Agustus 2024 sebagai inisiatif terbaru dalam bentuk realitas imersif oleh peneliti universitas setempat.
Contoh AI Yesus dapat dilihat di video DW berikut.
Dilansir The Guardian, instalasi AI Yesus memang dibuat menyerupai ruang pengakuan dosa, tetapi itu bukanlah ruang pengakuan dosa asli seperti yang ada di dalam gereja.
Seorang teolog yang berafiliasi dengan gereja St Peter bernama Marco Schmid menegaskan, instalasi tersebut adalah sebuah eksperimen dan bukan tempat pengakuan dosa yang sesungguhnya.
Orang-orang disarankan untuk tidak mengungkapkan informasi pribadi apa pun.
Seorang profesor teologi Universitas Loyola Marymount, Thomas Rausch mengatakan, instalasi itu sama sekali bukan pengganti atau setara dengan sakramen rekonsiliasi Katolik.
Dikutip dari USA Today, Rausch mengungkapkan, hukum kanon Gereja Katolik 965 dan 966 menyatakan bahwa hanya seorang imam yang boleh mendengar pengakuan dosa.
Gagasan tentang pengakuan dosa virtual telah dibahas selama berabad-abad dan selalu ditolak oleh Vatikan.
Model AI yang digunakan dilatih untuk menjawab dan mendiskusikan tentang agama dan kitab suci dengan pengunjung.
Instalasi yang disebut "Deus in Machina" itu, diluncurkan pada Agustus 2024 sebagai inisiatif terbaru dalam bentuk realitas imersif oleh peneliti universitas setempat.
Contoh AI Yesus dapat dilihat di video DW berikut.
Dilansir The Guardian, instalasi AI Yesus memang dibuat menyerupai ruang pengakuan dosa, tetapi itu bukanlah ruang pengakuan dosa asli seperti yang ada di dalam gereja.
Seorang teolog yang berafiliasi dengan gereja St Peter bernama Marco Schmid menegaskan, instalasi tersebut adalah sebuah eksperimen dan bukan tempat pengakuan dosa yang sesungguhnya.
Orang-orang disarankan untuk tidak mengungkapkan informasi pribadi apa pun.
Seorang profesor teologi Universitas Loyola Marymount, Thomas Rausch mengatakan, instalasi itu sama sekali bukan pengganti atau setara dengan sakramen rekonsiliasi Katolik.
Dikutip dari USA Today, Rausch mengungkapkan, hukum kanon Gereja Katolik 965 dan 966 menyatakan bahwa hanya seorang imam yang boleh mendengar pengakuan dosa.
Gagasan tentang pengakuan dosa virtual telah dibahas selama berabad-abad dan selalu ditolak oleh Vatikan.
Kesimpulan
Instalasi hologram Yesus dilengkapi dengan AI di Gereja St. Peter, Kota Lucerne, Swiss tidak dimaksudkan sebagai pengganti imam di ruang pengakuan dosa.
Meski menyerupai tempat pengakuan dosa, tetapi itu bukanlah ruang sakral sungguhan. Instalasi tersebut dipasang agar pengunjung dapat berdiskusi seputar agama dengan AI.
Pihak gereja mengimbau agar pengunjung tidak memberikan data pribadi saat mengobrol dengan AI Yesus.
Meski menyerupai tempat pengakuan dosa, tetapi itu bukanlah ruang sakral sungguhan. Instalasi tersebut dipasang agar pengunjung dapat berdiskusi seputar agama dengan AI.
Pihak gereja mengimbau agar pengunjung tidak memberikan data pribadi saat mengobrol dengan AI Yesus.
Rujukan
- https://www.facebook.com/100080190712717/videos/2025354374578862
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=980689307426601&set=a.605873504908185
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=122129661728440553&set=a.122105651558440553
- https://www.dw.com/en/switzerlands-ai-jesus-answers-questions-of-faith/video-70737962
- https://www.theguardian.com/technology/2024/nov/21/deus-in-machina-swiss-church-installs-ai-powered-jesus
- https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2024/11/27/ai-jesus-confession-fact-check/76598775007/
- https://www.vatican.va/archive/cod-iuris-canonici/eng/documents/cic_lib4-cann959-997_en.html#:~:text=965%20A%20priest%20alone%20is,to%20whom%20he%20imparts%20absolution.
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-24438) [KLARIFIKASI] Foto Ini Bukan Kecelakaan Beruntun di Puncak, Bogor
Sumber:Tanggal publish: 04/12/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar foto kecelakaan yang melibatkan belasan mobil di sebuah jalan raya. Narasi foto menyebutkan, kecelakaan tersebut terjadi di daerah Puncak, Bogor, Jawa Barat pada awal Desember 2024.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
Foto yang diklaim kecelakaan beruntun di daerah Puncak, Bogor, dibagikan oleh akun Facebook ini pada Minggu (1/12/2024).
Berikut narasi yang dibagikan:
Innalilahi, Kecelakaan Tabrakan Beruntun Di Puncak, Polisi Bantah Pengemudi BMW Pegawai KPK
Screenshot Foto ini bukan kecelakaan beruntun di Puncak, Bogor
Narasi itu disertai tautan menuju sebuah artikel tentang kecelakaan beruntun di Puncak.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut perlu diluruskan.
Foto yang diklaim kecelakaan beruntun di daerah Puncak, Bogor, dibagikan oleh akun Facebook ini pada Minggu (1/12/2024).
Berikut narasi yang dibagikan:
Innalilahi, Kecelakaan Tabrakan Beruntun Di Puncak, Polisi Bantah Pengemudi BMW Pegawai KPK
Screenshot Foto ini bukan kecelakaan beruntun di Puncak, Bogor
Narasi itu disertai tautan menuju sebuah artikel tentang kecelakaan beruntun di Puncak.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri foto yang dibagikan akun Facebook tersebut menggunakan Google Lens.
Hasilnya, foto yang sama ditemukan di laman Shutterstock. Menurut keterangan foto, kecelakaan tersebut terjadi di Veria, Yunani, pada 5 Oktober 2014.
Sementara itu, isi artikel yang dibagikan di Facebook identik dengan berita Tempo.co berjudul "Kecelakaan Tabrakan Beruntun di Puncak, Polisi Bantah Pengemudi BMW Pegawai KPK ".
Artikel tersebut memberitakan kecelakaan di Puncak, Bogor, pada Minggu, 3 Oktober 2021.
Mobil BMW dengan pelat nomor B 115 HEP yang dikemudikan AM menabrak empat sepeda motor dan satu mobil di Cisarua.
Enam orang terluka dalam peristiwa itu. Polisi membantah pengemudi berinisial AM itu merupakan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Polisi memastikan AM merupakan pegawai swasta. Kecelakaan terjadi karena pengemudi kurang konsentrasi saat berkendara pada dini hari.
Adapun Tempo.co menggunakan foto kecelakaan di Veria, Yunani sebagai gambar ilustrasi pada berita kecelakaan beruntun di Puncak.
Foto itu juga beberapa kali digunakan dalam konten hoaks dengan narasi kecelakaan terjadi di Indonesia, terutama di Puncak.
Hasilnya, foto yang sama ditemukan di laman Shutterstock. Menurut keterangan foto, kecelakaan tersebut terjadi di Veria, Yunani, pada 5 Oktober 2014.
Sementara itu, isi artikel yang dibagikan di Facebook identik dengan berita Tempo.co berjudul "Kecelakaan Tabrakan Beruntun di Puncak, Polisi Bantah Pengemudi BMW Pegawai KPK ".
Artikel tersebut memberitakan kecelakaan di Puncak, Bogor, pada Minggu, 3 Oktober 2021.
Mobil BMW dengan pelat nomor B 115 HEP yang dikemudikan AM menabrak empat sepeda motor dan satu mobil di Cisarua.
Enam orang terluka dalam peristiwa itu. Polisi membantah pengemudi berinisial AM itu merupakan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Polisi memastikan AM merupakan pegawai swasta. Kecelakaan terjadi karena pengemudi kurang konsentrasi saat berkendara pada dini hari.
Adapun Tempo.co menggunakan foto kecelakaan di Veria, Yunani sebagai gambar ilustrasi pada berita kecelakaan beruntun di Puncak.
Foto itu juga beberapa kali digunakan dalam konten hoaks dengan narasi kecelakaan terjadi di Indonesia, terutama di Puncak.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto yang diklaim kecelakaan beruntun di daerah Puncak, Bogor, perlu diluruskan.
Foto itu dibagikan dengan konteks keliru. Peristiwa dalam foto adalah kecelakaan yang terjadi di Veria, Yunani, pada 5 Oktober 2014, bukan di Puncak, Bogor.
Foto itu dibagikan dengan konteks keliru. Peristiwa dalam foto adalah kecelakaan yang terjadi di Veria, Yunani, pada 5 Oktober 2014, bukan di Puncak, Bogor.
Rujukan
- https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=pfbid02z6iin5PAuz5Cxk8nzTdSogj7khRQwNkG6gPDyZK9ZL5fNHzhJeNBTdpe2ZurSaVil&id=61558467789057
- https://www.shutterstock.com/id/image-photo/veria-greece-october-5-2014-large-221586943
- https://www.tempo.co/arsip/kecelakaan-tabrakan-beruntun-di-puncak-polisi-bantah-pengemudi-bmw-pegawai-kpk--467873
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-24437) Cek Fakta: Hoaks Video Penampakan Kepiting Raksasa di Alaska
Sumber:Tanggal publish: 04/12/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Sebuah video yang diklaim penampakan kepiting raksasa di Alaska beredar di media sosial. Video tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 18 November 2024.
Dalam video tersebut, terlihat seekor makhluk laut besar, mirip kepiting memiliki dua capit dan berwarna putih berada di atas kapal nelayan. Video itu kemudian dikaitkan dengan penampakan kepiting raksasa antarpulau di Alaska.
"KEPITING RAKSASA ANTAR PULAU ALASKA BISA BUAT MUKBANG SATU KECAMATAN," tulis salah satu akun Facebook.
Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah 10 kali dibagikan dan mendapat 39 komentar dari warganet.
Benarkah dalam video tersebut merupakan penampakan kepiting raksasa di Alaska? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri video yang diklaim penampakan kepiting raksasa di Alaska. Penelusuran dilakukan dengan mengunggah gambar tangkapan layar dari video tersebut ke situs pendeteksi artificial intelligence (AI), sightengine.com.
Hasilnya, gambar tersebut memiliki probabilitas 86 persen dibuat oleh AI. Berikut gambar tangkapan layarnya.
Penelusuran juga dilakukan dengan mengunggah gambar serupa di laman pendeteksi AI lainnya, yakni fakeimagedetector.com.
Hasilnya, gambar tersebut disimpulkan dibuat oleh AI. Berikut gambar tangkapan layarnya.
Kesimpulan
Video yang diklaim penampakan kepiting raksasa di Alaska ternyata tidak benar alias hoaks. Faktanya, video tersebut diduga merupakan hasil rekayasa digital menggunakan AI.
(GFD-2024-24436) Cek Fakta: Tidak Benar Oppo Bagikan 700 Ponsel Dalam Rangka HUT ke-25
Sumber:Tanggal publish: 04/12/2024
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Oppo bagikan 700 ponsel dalam rangka HUT ke-25 ke pihak yang memberikan selamat dalam komentar unggahan Facebook, informasi tersebut diunggah akun Facebook, pada 26 November 2024.
Klaim Oppo bagikan 700 ponsel dalam rangka HUT ke-25 ke pihak yang memberikan selamat, berupa tulisan sebagai berikut.
"Dalam rangka HUT Oppo yang ke 25, @Oppo akan membagikan 700 ponsel baru kepada siapapun yang menulis ucapan selamat di halaman kami.🎊"
Tulisan tersebut juga disertai dengan foto handphone Oppo.
Benarkah klaim Oppo bagikan 700 ponsel dalam rangka HUT ke-25 ke pihak yang memberikan selamat? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Oppo bagikan 700 ponsel dalam rangka HUT ke-25, dengan menghubungi pihak Oppo Indonesia.
Head of PR OPPO Indonesia Arga Bima Jaksana Putra menyatakan, klaim Oppo bagikan 700 ponsel dalam rangka HUT ke-25 adalah hoaks.
"Hoaks itu," kata Arga, saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (4/12/2024).
Arga mengimbau, agar masyarakat agar masyarakat mewaspadai informasi mengatasnamakan Oppo, segala informasi bisa diakses lewat saluran informasi resmi Oppo.
"Setiap informasi resmi dari OPPO bisa dilihat langsung melalui media sosial offical OPPO Indonesia," imbuhnya.
Penelusuran dilanjutkan menggunakan Google Search dengan kata kuncil 'Oppo ulang tahun'.
Penelusuran mengarah pada tulisan berjudul "HUT ke-20, OPPO Berkolaborasi Bersama Discovery Channel" yang dimuat situs resmi Oppo, oppo.com.
Tulisa situs oppo.com menyebutkan, Oppo didirikan pada tahun 2004 dan pada 2024 ulang tahun ke-20.
Dalam halaman tentang oppo yang dimuat situs oppo.com juga menyebutkan, sejak didirikan pada tahun 2004, bisnis OPPO telah berkembang ke lebih dari 60 negara dan wilayah di seluruh dunia.
OPPO telah mengembangkan kemampuannya selama hampir 20 tahun dan melalui tiga transformasi yang mencakup empat era berbeda.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim Oppo bagikan 700 ponsel dalam rangka HUT ke-25 tidak benar.
Head of PR OPPO Indonesia Arga Bima Jaksana Putra menyatakan, klaim Oppo bagikan 700 ponsel dalam rangka HUT ke-25 adalah hoaks, Oppo didirikan pada tahun 2004 dan pada 2024 ulang tahun ke-20.
Rujukan
Halaman: 247/5719