(GFD-2024-20050) [SALAH]: Covid-19 merupakan konspirasi Rockefeller Foundation
Sumber: youtube.comTanggal publish: 23/05/2024
Berita
Direncanakan Tahun 2010 Disimulasikan 2015 Dilaksanakan 2019 Diluar, dan di Indonesia 2020 Tujuannya percepat digitalisasi
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah video di media sosial dengan klaim bahwa virus Covid-19 merupakan hasil konspirasi Rockefeller Foundation. Narasi tersebut disampaikan oleh Komjen. Pol. Dr. Drs. Dharma Pongrekun, M.M., M.H. yang adalah seorang purnawirawan Polri yang jabatan terakhirnya adalah Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri yang menjadi narasumber di salah satu podcast bersama dr. Richard Lee.
Namun setelah dilakukan penelusuran klaim tersebut tidak benar.
Klaim bahwa Covid-19 adalah hasil konspirasi Rockefeller Foundation tidak didukung oleh bukti dan fakta. Rockefeller telah meninggal sebelum pandemi, dan yayasan tersebut telah lama berkontribusi pada kesehatan masyarakat dan pengembangan vaksin. Studi oleh Kristian Andersen dari Scripps Research Institute menunjukkan bahwa virus ini berasal dari evolusi alami, bukan rekayasa laboratorium.
Menurut laporan dari USA TODAY, klaim bahwa Covid-19 adalah hasil konspirasi Rockefeller Foundation adalah tidak benar. Klaim tersebut mengacu pada skenario yang disebut “Lock Step” dalam sebuah laporan Rockefeller Foundation tentang masa depan teknologi dan pembangunan internasional. Namun, laporan tersebut tidak mencakup Covid-19, vaksinnya, atau rencana pembentukan negara polisi selama pandemi. Organisasi pemeriksa fakta, Snopes, juga menemukan bahwa klaim tersebut palsu. Mereka menegaskan bahwa laporan Rockefeller Foundation yang disebut tidak merencanakan operasi manual untuk menciptakan virus baru.
Dengan demikian klaim video tersebut tidak benar dengan kategori konten yang menyesatkan.
Namun setelah dilakukan penelusuran klaim tersebut tidak benar.
Klaim bahwa Covid-19 adalah hasil konspirasi Rockefeller Foundation tidak didukung oleh bukti dan fakta. Rockefeller telah meninggal sebelum pandemi, dan yayasan tersebut telah lama berkontribusi pada kesehatan masyarakat dan pengembangan vaksin. Studi oleh Kristian Andersen dari Scripps Research Institute menunjukkan bahwa virus ini berasal dari evolusi alami, bukan rekayasa laboratorium.
Menurut laporan dari USA TODAY, klaim bahwa Covid-19 adalah hasil konspirasi Rockefeller Foundation adalah tidak benar. Klaim tersebut mengacu pada skenario yang disebut “Lock Step” dalam sebuah laporan Rockefeller Foundation tentang masa depan teknologi dan pembangunan internasional. Namun, laporan tersebut tidak mencakup Covid-19, vaksinnya, atau rencana pembentukan negara polisi selama pandemi. Organisasi pemeriksa fakta, Snopes, juga menemukan bahwa klaim tersebut palsu. Mereka menegaskan bahwa laporan Rockefeller Foundation yang disebut tidak merencanakan operasi manual untuk menciptakan virus baru.
Dengan demikian klaim video tersebut tidak benar dengan kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Klaim yang menyatakan bahwa COVID-19 adalah hasil dari konspirasi yang direncanakan sebelumnya adalah tidak tepat. Tidak ada bukti yang mendukung klaim tersebut, dan klaim semacam itu sebelumnya telah dibantah oleh sumber-sumber terpercaya.
Rujukan
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/923/fakta-atau-hoaks-benarkah-rockefeller-foundation-berada-di-balik-kemunculan-virus-corona-covid-19
- https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2021/01/14/fact-check-operation-lockstep-covid-19-conspiracy-theory/6567231002/
- https://www.snopes.com/fact-check/rockefeller-operation-lockstep/
(GFD-2024-20049) [KLARIFIKASI] Foto Korban Serangan Israel di Gaza pada 2014 Dibagikan dengan Konteks Keliru
Sumber:Tanggal publish: 22/05/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar foto yang diklaim memperlihatkan jenazah anggota Hamas, kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza.
Foto itu beredar di tengah serangan Israel ke Gaza dan wilayah Palestina lainnya yang berlangsung sejak Oktober 2023.
Serangan tersebut merupakan balasan terhadap tindakan Hamas yang menginfiltrasi dan menyandera warga Israel pada 7 Oktober 2023.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto itu dibagikan dengan konteks keliru.
Foto yang diklaim menunjukkan jenazah anggota Hamas dibagikan oleh akun Facebook ini pada 13 Mei 2024.
Berikut narasi yang dibagikan:
Bravo IsraelMayat mayat kelompok teroris Hamas di Palestina, siapapun yang berani coba-coba melawan Israel pasti jadi mayat.
Foto itu beredar di tengah serangan Israel ke Gaza dan wilayah Palestina lainnya yang berlangsung sejak Oktober 2023.
Serangan tersebut merupakan balasan terhadap tindakan Hamas yang menginfiltrasi dan menyandera warga Israel pada 7 Oktober 2023.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, foto itu dibagikan dengan konteks keliru.
Foto yang diklaim menunjukkan jenazah anggota Hamas dibagikan oleh akun Facebook ini pada 13 Mei 2024.
Berikut narasi yang dibagikan:
Bravo IsraelMayat mayat kelompok teroris Hamas di Palestina, siapapun yang berani coba-coba melawan Israel pasti jadi mayat.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri foto itu menggunakan teknik reverse image search dan kombinasi kata kunci terkait.
Hasilnya, foto serupa telah beredar sejak 2014. Foto asli ditemukan di situs Getty Images dengan deskripsi sebagai berikut:
Kerabat dan teman-teman dari keluarga al-Hajj berkumpul di sebuah masjid untuk mendoakan jenazah delapan anggota keluarga saat pemakaman mereka di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan, pada tanggal 10 Juli 2014. Pesawat-pesawat tempur Israel menggempur Gaza tanpa henti, menyebabkan meningkatnya jumlah korban sipil, sementara Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat terkait konfrontasi Israel yang semakin meningkat dengan Hamas.
Merujuk deskripsi tersebut, jenazah dalam foto adalah warga sipil yang menjadi korban serangan Israel di Gaza pada 10 Juli 2014.
Hasilnya, foto serupa telah beredar sejak 2014. Foto asli ditemukan di situs Getty Images dengan deskripsi sebagai berikut:
Kerabat dan teman-teman dari keluarga al-Hajj berkumpul di sebuah masjid untuk mendoakan jenazah delapan anggota keluarga saat pemakaman mereka di Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan, pada tanggal 10 Juli 2014. Pesawat-pesawat tempur Israel menggempur Gaza tanpa henti, menyebabkan meningkatnya jumlah korban sipil, sementara Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat terkait konfrontasi Israel yang semakin meningkat dengan Hamas.
Merujuk deskripsi tersebut, jenazah dalam foto adalah warga sipil yang menjadi korban serangan Israel di Gaza pada 10 Juli 2014.
Kesimpulan
Foto jenazah korban serangan Israel di Gaza pada 10 Juli 2014 disebarkan dengan konteks keliru.
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan foto asli di situs Getty Images. Deskripsi foto tidak menyebutkan delapan korban adalah anggota Hamas.
Tim Cek Fakta Kompas.com menemukan foto asli di situs Getty Images. Deskripsi foto tidak menyebutkan delapan korban adalah anggota Hamas.
Rujukan
(GFD-2024-20048) [HOAKS] Seorang Ibu di AS Disuntik Mati karena Telantarkan Anaknya
Sumber:Tanggal publish: 22/05/2024
Berita
KOMPAS.com - Beredar video yang diklaim memperlihatkan seorang ibu di Amerika Serikat disuntik mati karena menelantarkan anaknya sampai meninggal.
Namun, setelah ditelusuri, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Sebagai konteks, pada Maret 2024, seorang ibu di negara bagian Ohio, AS, Kristel Candelario, dijatuhi hukuman seumur hidup karena menelantarkan anaknya sampai meninggal.
Candelario pergi berlibur ke Puerto Rico selama 10 hari dan meninggalkan bayi berusia 16 bulan di rumahnya.
Narasi soal seorang ibu disuntik mati karena menelantarkan anaknya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan video beberapa petugas sedang memborgol seorang perempuan di sebuah ranjang. Video itu diberikan keterangan demikian:
Masih ingat dgn kasus baby jaiylin yg tew@s karna ditinggal ibu nya liburan 10 hari, kini ibu nya di jatuhi hukuman suntik mat1
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, narasi yang mengeklaim ibu di Amerika Serikat yang menelantarkan anaknya disuntik mati
Namun, setelah ditelusuri, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
Sebagai konteks, pada Maret 2024, seorang ibu di negara bagian Ohio, AS, Kristel Candelario, dijatuhi hukuman seumur hidup karena menelantarkan anaknya sampai meninggal.
Candelario pergi berlibur ke Puerto Rico selama 10 hari dan meninggalkan bayi berusia 16 bulan di rumahnya.
Narasi soal seorang ibu disuntik mati karena menelantarkan anaknya dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Akun tersebut membagikan video beberapa petugas sedang memborgol seorang perempuan di sebuah ranjang. Video itu diberikan keterangan demikian:
Masih ingat dgn kasus baby jaiylin yg tew@s karna ditinggal ibu nya liburan 10 hari, kini ibu nya di jatuhi hukuman suntik mat1
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, narasi yang mengeklaim ibu di Amerika Serikat yang menelantarkan anaknya disuntik mati
Hasil Cek Fakta
Berdasarakan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video tersebut identik dengan unggahan di kanal YouTube ini berjudul "Jail Video Gloria DR18038106 3".
Kemudian terdapat link pemberitaan di laman Phoenix New Times yang memberikan keterangan bahwa perempuan itu bernama Valentina Gloria, warga AS.
Ia didiagnosis menderita penyakit mental serius dan ditahan karena tuduhan melakukan penyerangan.
Dalam artikel disebutkan, video tersebut diambil saat Valentina ditahan di Penjara Lower Buckeye pada 2018.
Saat itu petugas melepas borgol yang terpasang di tangan dan kaki Valentina karena hendak ke kamar mandi.
Kemudian saat akan kembali diborgol, Valentina panik. Dia terisak dan gemetar selama proses berlangsung.
Ketika sedang memasang borgol di kaki kanannya Valentina meludah, sehingga petugas memasang penutup kepala.
Dalam artikel juga disebutkan, kasus Valentina memberikan contoh bagaimana sistem hukum di Amerika mengkriminalisasi orang dengan penyakit mental.
Sehingga dapat dipastikan bahwa video tersebut bukan proses suntik mati kepada Kristel Candelario, seorang ibu yang menelantarkan anaknya hingga tewas.
Dilansir dari NBC News, Candelario dijatuhi hukuman seumur hidup karena tindakannya itu.
Candelario beralasan mengalami masalah mental sehingga meninggalkan anaknya selama 10 hari untuk berlibur.
Pengacara Candelario mengatakan, mereka ingin agar pengadilan mempertimbangkan kondisi mental kliennya dalam pengajuan banding atas vonis hukuman seumur hidup.
Kemudian terdapat link pemberitaan di laman Phoenix New Times yang memberikan keterangan bahwa perempuan itu bernama Valentina Gloria, warga AS.
Ia didiagnosis menderita penyakit mental serius dan ditahan karena tuduhan melakukan penyerangan.
Dalam artikel disebutkan, video tersebut diambil saat Valentina ditahan di Penjara Lower Buckeye pada 2018.
Saat itu petugas melepas borgol yang terpasang di tangan dan kaki Valentina karena hendak ke kamar mandi.
Kemudian saat akan kembali diborgol, Valentina panik. Dia terisak dan gemetar selama proses berlangsung.
Ketika sedang memasang borgol di kaki kanannya Valentina meludah, sehingga petugas memasang penutup kepala.
Dalam artikel juga disebutkan, kasus Valentina memberikan contoh bagaimana sistem hukum di Amerika mengkriminalisasi orang dengan penyakit mental.
Sehingga dapat dipastikan bahwa video tersebut bukan proses suntik mati kepada Kristel Candelario, seorang ibu yang menelantarkan anaknya hingga tewas.
Dilansir dari NBC News, Candelario dijatuhi hukuman seumur hidup karena tindakannya itu.
Candelario beralasan mengalami masalah mental sehingga meninggalkan anaknya selama 10 hari untuk berlibur.
Pengacara Candelario mengatakan, mereka ingin agar pengadilan mempertimbangkan kondisi mental kliennya dalam pengajuan banding atas vonis hukuman seumur hidup.
Kesimpulan
Narasi mengenai seorang ibu disuntik mati karena menelantarkan anaknya adalah hoaks.
Peremuan dalam video adalah Valentina Gloria, warga AS yang didiagnosis menderita penyakit mental serius dan ditahan karena tuduhan melakukan penyerangan.
Sementara, perempuan yang menelantarkan anaknya bernama Kristel Candelario. Ia dijatuhi hukuman seumur hidup karena perbuatannya.
Peremuan dalam video adalah Valentina Gloria, warga AS yang didiagnosis menderita penyakit mental serius dan ditahan karena tuduhan melakukan penyerangan.
Sementara, perempuan yang menelantarkan anaknya bernama Kristel Candelario. Ia dijatuhi hukuman seumur hidup karena perbuatannya.
Rujukan
- https://web.facebook.com/watch/?ref=search&v=419808570903379&external_log_id=0d4b83f6-39f6-4055-b13a-214c205d9f48&q=Masih%20ingat%20dgn%20kasus%20baby%20jaiylin&_rdc=1&_rdr
- https://web.facebook.com/elin.loviana/posts/468255152210094/?_rdc=1&_rdr
- https://web.facebook.com/watch/?v=635635122111028&ref=sharing&_rdc=1&_rdr
- https://www.youtube.com/watch?v=ir7Z0QRDCuM&t=517s
- https://www.phoenixnewtimes.com/news/mentally-ill-arizona-woman-remains-in-jail-for-spitting-11346829
- https://www.nbcnews.com/news/latino/ohio-mother-death-toddler-left-alone-vacation-rcna144461
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
(GFD-2024-20047) [HOAKS] Foto Helikopter yang Ditumpangi Presiden Iran Terbakar
Sumber:Tanggal publish: 22/05/2024
Berita
KOMPAS.com - Sebuah foto diklaim memperlihatkan helikopter yang membawa Presiden Iran Ebrahim Raisi terbakar di udara.
Raisi dan beberapa pejabat Iran dinyatakan tewas dalam kecelakaan helikopter, pada Senin (20/5/2024).
Helikopter Bell 212 mengangkut sembilan orang, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi pada foto itu tidak benar atau hoaks.
Foto helikopter yang ditumpangi Presiden Iran terbakar disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan Instagram ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun Facebook pada Senin (20/5/2024):
Kecelakaan Helikopter Presiden Iran senin20 mei 2024, yg menewaskan seluruh atau 9 orang awak pesawat, termasuk salah satunya Presiden Iran Ebrahim Raisi.Sementara itu Israel membantah dibalik kecelakaan helikopter presiden Iran.
Raisi dan beberapa pejabat Iran dinyatakan tewas dalam kecelakaan helikopter, pada Senin (20/5/2024).
Helikopter Bell 212 mengangkut sembilan orang, termasuk Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi pada foto itu tidak benar atau hoaks.
Foto helikopter yang ditumpangi Presiden Iran terbakar disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan Instagram ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun Facebook pada Senin (20/5/2024):
Kecelakaan Helikopter Presiden Iran senin20 mei 2024, yg menewaskan seluruh atau 9 orang awak pesawat, termasuk salah satunya Presiden Iran Ebrahim Raisi.Sementara itu Israel membantah dibalik kecelakaan helikopter presiden Iran.
Hasil Cek Fakta
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan metode reverse image search untuk menelusuri rekam jejak foto yang beredar.
Hasil pencarian di Baidu mengarahkan gambar helikopter terbakar dengan latar belakang warna biru langit. Sementara pada gambar yang beredar menampilkan pepohonan.
Sementara hasil penelusuran di Yandex juga mengarahkan gambar dengan latar belakang biru langit.
Pencarian Yandex mengarahkan ke artikel Slash Gear, 8 Juli 2023. Pada keterangan foto terdapat kredit "Giocalde/Getty Images.
Sementara hasil pencarian di TinEye menunjukkan foto dari Shutterstock, Alamy, dan penyedia gambar lainnya yang menampilkan kondisi helikopter dalam keadaan utuh belum terbakar.
Berikut keterangan foto yang tertera teks berikut dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Survei fotografi udara Valdagno (Italia) dengan helikopter. Amprion GmbH adalah operator sistem transmisi penting di Eropa dan mengoperasikan jaringan tegangan ekstra tinggi Jerman dengan panjang 11.000 km.
Foto yang diunggah di Alamy dipotret oleh Giorgio Calderato pada 9 September 2012.
Dari hasil pencarian tersebut, dapat diketahui bahwa foto helikopter yang beredar merupakan foto manipulasi.
Foto helikopter diedit seolah terbakar, kemudian ditempelkan pada latar belakang pepohonan.
Dikutip dari Lead Stories, helikopter dalam foto merupakan helikopter dengan nomor registrasi S5-HCE dari Eurocopter EC-120B Colibri.
Sementara, helikopter yang dinaiki Presiden Iran memiliki model yang berbeda. Helikopter yang menewaskan Raisi dan delapan orang lainnya adalah Bell 212.
Hasil pencarian di Baidu mengarahkan gambar helikopter terbakar dengan latar belakang warna biru langit. Sementara pada gambar yang beredar menampilkan pepohonan.
Sementara hasil penelusuran di Yandex juga mengarahkan gambar dengan latar belakang biru langit.
Pencarian Yandex mengarahkan ke artikel Slash Gear, 8 Juli 2023. Pada keterangan foto terdapat kredit "Giocalde/Getty Images.
Sementara hasil pencarian di TinEye menunjukkan foto dari Shutterstock, Alamy, dan penyedia gambar lainnya yang menampilkan kondisi helikopter dalam keadaan utuh belum terbakar.
Berikut keterangan foto yang tertera teks berikut dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Survei fotografi udara Valdagno (Italia) dengan helikopter. Amprion GmbH adalah operator sistem transmisi penting di Eropa dan mengoperasikan jaringan tegangan ekstra tinggi Jerman dengan panjang 11.000 km.
Foto yang diunggah di Alamy dipotret oleh Giorgio Calderato pada 9 September 2012.
Dari hasil pencarian tersebut, dapat diketahui bahwa foto helikopter yang beredar merupakan foto manipulasi.
Foto helikopter diedit seolah terbakar, kemudian ditempelkan pada latar belakang pepohonan.
Dikutip dari Lead Stories, helikopter dalam foto merupakan helikopter dengan nomor registrasi S5-HCE dari Eurocopter EC-120B Colibri.
Sementara, helikopter yang dinaiki Presiden Iran memiliki model yang berbeda. Helikopter yang menewaskan Raisi dan delapan orang lainnya adalah Bell 212.
Kesimpulan
Foto helikopter yang ditumpangi Presiden Iran terbakar merupakan manipulasi.
Eurocopter EC-120B Colibri yang dipotret pada 2012 diedit seolah-olah terbakar, kemudian ditempelkan pada latar belakang pepohonan.
Eurocopter EC-120B Colibri yang dipotret pada 2012 diedit seolah-olah terbakar, kemudian ditempelkan pada latar belakang pepohonan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=924838469656537&set=a.193242316149493
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=1166269831061423&set=a.112336089788141
- https://www.instagram.com/p/C7MV7Xkri1h/?img_index=2
- https://graph.baidu.com/s?card_key=&entrance=GENERAL&extUiData%5BisLogoShow%5D=1&f=all&isLogoShow=1&session_id=17475760159582126327&sign=12608ef3e4e88899c516c01716278519&tpl_from=pc
- https://yandex.com/images/search?cbir_id=8208861%2FBz19HIUfVw7EcOkAsvPAIg5533&cbir_page=sites&crop=0.2933%3B0.1637%3B0.7703%3B0.4859&rpt=imageview&url=
- https%3A%2F%2Favatars.mds.yandex.net%2Fget-images-cbir%2F8208861%2FBz19HIUfVw7EcOkAsvPAIg5533%2Forig
- https://www.slashgear.com/1333857/big-myth-helicoper-crashes/
- https://tineye.com/search/9af42597fd6c38a488e86a2d7560b9656c4eb3ee?tags=stock&sort=crawl_date&order=asc&page=2
- https://www.shutterstock.com/image-photo/09092012-valdagno-italy-aerial-photographic-surveys-1349948366?irgwc=1&pl=77643-108110&utm_campaign=TinEye&utm_content=108110&utm_medium=Affiliate&utm_source=77643&utm_term=
- https://www.alamy.com/09092012-valdagno-italy-aerial-photographic-surveys-with-helicopter-amprion-gmbh-is-an-important-transmission-system-operator-in-europe-and-opera-image334430997.html?utm_source=77643&utm_campaign=Shop%20Royalty%20Free%20at%20Alamy&utm_medium=impact&irgwc=1
- https://leadstories.com/hoax-alert/2024/05/fact-check-image-of-burning-helicopter-going-down-is-not-authentic-photo-of-crash-which-killed-iranian-president.html
- https://skybrary.aero/aircraft/b212
- https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D
Halaman: 2451/6840






