• (GFD-2024-21166) [SALAH]: Hasil Survei Guru Besar IPB Anies Menang di Pemilihan Presiden 30 Provinsi

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 17/07/2024

    Berita

    [NARASI]:

    HASIL SURVEI GURU BESAR IPB ANIES MENANG DI 30 PROVINSI @BERITA.VIRAL25

    Hasil Survei Indenpenden Prof.Dr.Didin s.Damanhuri, Guru Besar IPB bersama Team di 34 Provinsi. Margin Eror 1,8%

    Hasil Cek Fakta

    [PENJELASAN]:
    Beredar sebuah unggahan video oleh akun @BERITA.VIRAL25 yang menunjukkan hasil survei capres dan cawapres yang diunggah pada 24 Desember 2023. Pada postingan tersebut, survei menunjukkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, yaitu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar memenangkan survei tersebut.
    Setelah ditelusuri, info tersebut merupakan informasi keliru yang dimaksudkan untuk mempengaruhi pemilih yang masih ragu. Dilansir dari kompas.com, Kepala Biro Komunikasi IPB, Yatri Indah Kusumastuti mengklarifikasi bahwa Profesor Didin Damanhuri tidak pernah membuat survei apapun terkait Pilpres 2024.
    Profesor Didin juga menyatakan bahwa survei tersebut berasal dari kolega Prof. Widi Agoes Pratikno dari hasil riset internal tim independen. Meski Didin hanya memviralkan konten tersebut, tetapi penjelasan dari pihak Profesor Pratikno terkait proses survei dan sampling tidak mendapat jawaban pasti.
    Dengan demikian, narasi dengan klaim hasil survei Guru Besar IPB dengan pasangan Anies-Muhaimin menang di 30 Provinsi tidak valid dan termasuk ke dalam konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Pernyataan mengenai hasil survei independen Prof. Dr. Didin S. Damanhuri yang merupakan Guru Besar IPB bersama anggota tim di 34 provinsi adalah tidak benar. Faktanya Prof. Didin Damanhuri tidak pernah membuat survei apapun terkait paslon capres dan cawapres.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21165) Hoaks Konten Bagi-Bagi Uang Mencatut Raffi Ahmad

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/07/2024

    Berita

    tirto.id - Konten bagi-bagi hadiah yang diklaim berasal dari artis ataupun tokoh populer banyak tersebar di media sosial. Salah satu yang Tirto temukan belakangan adalah video bagi-bagi uang yang mencatut nama Raffi Ahmad.

    Unggahan tersebut pertama kali dipublikasikan pada 9 Juli 2024 oleh akun bernama "Raffi Nagita", yang menggunakan foto profil Raffi Ahmad. Dalam video singkat berformat reels tersebut, terdapat keterangan, "Saya transfer sekarang 15.000.000 tanpa diundi," di bagian bawah video. Sementara Raffi terlihat berbicara dalam video tersebut.

    "Kalian mau hadiah apa? Kita akan kasih. Bisa jadi rumah, mobil, motor, uang, emas, mesin cuci, tv, apapun itu," begitu kata Raffi dalam video.let gpt_inline3 = window.googletag || {cmd: []};gpt_inline3.cmd.push(function() {gpt_inline3.defineSlot('/22201407306/tirto-desktop/inline-3', [[336, 280], [300, 250]], 'gpt-inline3-passback').addService(gpt_inline3.pubads());gpt_inline3.pubads().enableSingleRequest();gpt_inline3.pubads().collapseEmptyDivs();gpt_inline3.enableServices();gpt_inline3.display('gpt-inline3-passback');});#gpt-inline3-passback{text-align:center;}

    Menariknya, terdapat suara perempuan, seperti suara Nagita Slavina, istri Raffi, kemudian menimpali. Namun, dalam video, tidak terlihat sosok Nagita sama sekali. Suara Raffi dalam video juga tidak sinkron dengan gerakan mulutnya.

    Sampai dengan Rabu (17/7/2024), video tersebut telah mengumpulkan lebih dari 223 ribu penonton. Selain itu, reels tersebut sudah mendapat lebih dari 8 ribu tanda suka (likes), lebih dari 7 ribu komentar dan dibagikan ulang sebanyak 129 kali.

    Tirto juga menemukan unggahan serupa dari akun tersebut. Ada yang menggunakan video yang sama, dan ada juga yang menggunakan modus berbeda namun sama-sama menyebar klaim bahwa Raffi membagi-bagikan uang.

    Lalu, bagaimana kebenarannya? Apakah benar Raffi Ahmad membuat konten bagi-bagi uang?

    Hasil Cek Fakta

    Tirto mula-mula mencoba menelusuri akun media sosial Raffi Ahmad. Pertama, kami mengunjungi akun Facebook resmi Raffi Ahmad. Akun resmi tersebut punya nama @RaffiAhmadLagi yang bercentang biru (verified) dan memiliki lebih dari 15 juta pengikut. Di akun tersebut, tidak ada konten bagi-bagi uang seperti yang dibuat akun "Raffi Nagita".

    Akun resmi Raffi Ahmad di Facebook juga sempat membuat pernyataan bagi pengikutnya untuk berhati-hati dengan modus penipuan.

    "Hati hati penipuan atas nama RANS ya guys, sudah banyak korbannya, demi keamanan bersama mohon untuk tidak memberikan nomor HP kalian atau informasi pribadi di kolom komentar Facebook maupun Instagram yg tidak ada hubungannya dengan live video giveaway," begitu bunyi pesan dari akun tersebut.

    Kami juga menyusuri akun Instagram resmi @raffinagita1717. Akun tersebut juga telah memiliki centang biru. Di akun tersebut, tidak ditemukan konten bagi-bagi uang.

    Di akun Instagram resmi tersebut, Tirto menemukan video dengan latar serupa unggahan bagi-bagi uang di Facebook. Terlihat Raffi Ahmad yang berkepala plontos dan mengenakan baju merah berbicara di depan kamera. Pada konten Instagram tersebut, Raffi mempromosikan sebuah merk kopi, yakni Kapal Api, dan tidak membahas sama sekali soal membagi-bagikan uang Rp15 juta.

    Kembali ke unggahan bagi-bagi uang di Facebook, akun "Raffi Nagita" yang menyebarkan unggahan, tidak memiliki tanda centang biru. Unggahan-unggahan di akun tersebut juga semuanya berisikan video soal Raffi Ahmad atau Nagita Slavina yang membagi-bagikan uang atau hadiah. Tidak terdapat konten lain soal aktivitas Raffi ataupun Nagita seperti akun media sosial resmi mereka lainnya.

    Terindikasi ini adalah akun palsu yang mencoba meniru Raffi Ahmad. Detail dari halaman akun Facebook tersebut juga menyebut kalau akun tersebut baru dibuat pada Oktober 2023. Sementara akun resmi Raffi Ahmad di Facebook telah dibuat sejak tahun 2015.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan klaim di media sosial yang mencatut Raffi Ahmad membagikan uang Rp15 juta bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Unggahan di Facebook dibuat oleh akun yang meniru Raffi Ahmad. Akun media sosial Raffi Ahmad telah bercentang biru tanda verified. Di akun-akun mereka tidak ada konten soal bagi-bagi uang Rp15 juta tanpa diundi.

    Video yang digunakan di Facebook adalah hasil suntingan. Video aslinya Raffi Ahmad mempromosikan sebuah merk kopi dan tidak menyebut sama sekali soal bagi-bagi uang Rp15 juta.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21164) Hoaks Tempo Buat Laporan Agenda Komunis Tiongkok

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/07/2024

    Berita

    tirto.id - Baru-baru ini, sebuah unggahan di media sosial menyebut bahwa salah satu media nasional, Tempo, membuat laporan soal agenda persatuan komunis Tiongkok. Unggahan tersebut juga menyertakan animasi wajah Presiden Joko Widodo, dilengkapi dengan keterangan "Berita Tempo" di bagian atas dan "Awas Bahaya Komunis" di bagian bawah video.

    Pada video tersebut, ada suara narator yang menjabarkan apa saja yang dimaksud dengan agenda persatuan komunis Tiongkok.

    "Dia misalnya mengatakan begini. Agenda persatuan komunis Cina, pusat RRC, negara RI, satu, katanya, memiskinkan pribumi dengan sistem. Dua, jauhkan umat Islam dari ajaran agamanya. Tiga, campur adukkan ajaran agama. Empat, benturkan, adu domba sesama pribumi. Lima, rusak generasi muda dengan narkoba. Enam, racuni pribumi dengan melalui podcast, produk sachet, kemasan siap saji. Tujuh, sesatkan pribumi melalui media. Delapan, sesatkan wanita dengan uang dan seks bebas," begitu bunyi nukilan dari narasi audionya.

    Unggahan tersebut ditemukan di berbagai media sosial. Tirto menemukan di Facebook dari unggahan akun "Neng Nafiza" (arsip), "Ariadi Msi" (arsip), "Irfan Bakti" (arsip), dan "Rahmeynisari Tarigan" (arsip). Sementara di platform lain, di TikTok dan YouTube juga ditemukan konten dengan narasi serupa.

    Konten-konten tersebut memang tidak banyak menarik perhatian dan penonton, namun dapat merusak kredibilitas Tempo sebagai salah satu media nasional.

    Lalu, bagaimana faktanya?

    Hasil Cek Fakta

    Pada Rabu (10/7/2024), Tempo mengeluarkan pernyataan yang membantah klaim yang beredar di media sosial tersebut. Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Setri Yasra, menjelaskan kalau pihaknya tidak pernah menerbitkan informasi mengenai agenda persatuan komunis yang beredar di media sosial tersebut.

    “Ini hoaks dibuat orang jahat dengan menggunakan nama Tempo (yang) semakin tidak bermutu, dan mendekati brutal. Tempo tidak pernah mengeluarkan liputan, artikel, opini, ceramah dan penelitian soal tersebut,” kata Setri melalui pesan, Selasa, 9 Juli 2024.

    Dia juga menyebut kalau penyebaran hoaks yang mencatut nama Tempo tersebut adalah fitnah yang mengganggu kerja-kerja jurnalistik Tempo. Klaim ini juga berpotensi merusak kredibilitas Tempo.

    Video yang tersebar di berbagai platform media tersebut terlihat memiliki watermark, yang menunjukkan unggahan berasal dari akun TikTok akun "amir_syaiful". Pencarian Tirto menunjukkan akun tersebut telah hilang dari TikTok, namun, dalam artikel Tempo terdapat arsip konten tersebut.

    Tirto juga sempat mencari informasi dari transkrip isi informasi yang dibacakan narator. Namun, tidak ditemukan sumber yang kredibel yang dapat membuktikan keabsahan informasi tersebut.

    Malah, terdapat artikel bantahan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang menyebut isu serupa sempat dibuat pada tahun 2021 lalu. Kala itu, beredar narasi "Agenda Persatuan Komunis Chung Kuo Internasional Pusat RRC" yang mencatut media Solopos. Konten tersebut menyebar di aplikasi pesan WhatsApp.

    Isi pesan yang dibacakan narator pada video yang tersebar di media sosial baru-baru ini, sama dengan konten yang beredar di WhatsApp pada tahun 2021 tersebut. Konten tersebut juga telah mendapat cap hoaks dari Kominfo.

    Kami juga melakukan penelusuran gambar terbalik (reverse image search) terkait foto animasi Jokowi yang dipakai dalam konten. Hasil penelusuran menunjukkan, animasi tersebut sudah banyak dipakai di berbagai platform. Unggahan paling awal dari gambar animasi tersebut ditemukan dari akun Pinterest berikut pada tahun 2019.

    Kesimpulan

    Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, unggahan di media sosial yang menyebut Tempo membuat laporan soal agenda persatuan komunis Tiongkok, bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).

    Pihak Tempo telah membantah pernah membuat laporan tersebut. Hasil pencarian juga menunjukkan konten serupa sempat tersebar dan mencatut Solopos pada tahun 2021. Kala itu Kominfo telah memberi cap hoaks terhadap informasi tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2024-21163) Cek Fakta: Menteri AS Sebut Kominfo Bodoh usai Database Negara Diretas, Ini Faktanya

    Sumber:
    Tanggal publish: 17/07/2024

    Berita

    Jakarta: Beredar sebuah unggahan di akun X (Twitter) yang menampilkan tangkapan layar dari suatu media yang menarasikan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Anthony Blinken menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bodoh dan terlalu sibuk urus Palestina hingga tidak tahu database penting milik negara diretas . Unggahan itu diunggah akun X @_memoryusang.  

    Berikut narasi lengkapnya:  

    “Menteri Amerika klaim: Kominfo Indonesia sangat bodoh, Database Negaranya dihacker tidak tau, karena telalu sibuk nguru Palestina,” demikian bunyi narasi melalui tangkapan layar unggahan tersebut.

    Lantas, apakah informasi tersebut benar? Ini cek faktanya .

    Hasil Cek Fakta

    Dari hasil penelusuran tim cek fakta Medcom.id , unggahan yang disertakan dalam tangkapan layar tersebut itu tidaklah benar. Medcom.id tidak menemukan artikel dengan judul tersebut dan juga unggahan artikel pada Selasa, 2 Juli 2024 pukul 07:34.  

    Menteri Amerika yang disebut dalam unggahan tersebut merupakan Anthony Blinken, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat. Foto tersebut merupakan saat Blinken berbicara pada peluncuran "Strategi AS tentang Keamanan Ekonomi Perempuan Global" yang pertama, di Ruang Benjamin Franklin Departemen Luar Negeri di Washington, DC pada 4 Januari 2023, dilansir dariGetty Image.  

    Tak hanya itu, Redaktur Eksekutif Liputan6.com, Raden Trimutia Hatta menjelaskan bahwa konten yang beredar di akun X tersebut juga terdapat di TikTok, konten itu merupakan hasil curian dari konten liputan6.com dan kemudian disunting dengan menambahkan narasi hoaks yang tidak sesuai dengan berita aslinya.  

    "Kami sudah laporkan temuan ini ke pihak TikTok dan sudah ditindaklanjuti dengan menghapus akun tersebut," kata Trimutia.  

    Raden meminta, masyarakat untuk tidak terpengaruh atau mempercayai akun-akun media sosial yang mencuri konten Liputan6.com untuk menyebarkan hoaks.

    Kesimpulan

    Unggahan yang dinarasikan Menteri AS menyebut Kominfo bodoh karena database diretas adalah hoaks, karena tidak memuat informasi yang benar. Konten ini masuk dalam kategori misleading content (konten menyesatkan).  

    Misleading dibuat secara sengaja dengan maksud menggiring opini sesuai kehendak pembuat informasi. Misleading content dibentuk dengan menampilkan informasi untuk mengarahkan opini pembaca agar sesuai dengan keinginan pembuatnya.  

    Rujukan